Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MASALAH

1. Definisi

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan

apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul

harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana,

dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus,

untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap

awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas

masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta

yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan

yang cukup.1

2. Jenis Masalah

Menurut Ormrod (2003), masalah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:4

1. Masalah yang dapat didefinisikan dengan jelas (well defined problems),

yaitu masalah yang memiliki kejelasan atau kepastian dalam tujuan

yang diinginkan, informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan

masalah dan jawaban benar atas masalah tersebut. Jenis masalah seperti

ini contohnya adalah masalah-masalah yang terkait dengan perhitungan

matematika, yang memiliki tujuan dan cara penyelesaian yang jelas.

3
4

Individu yang mendapatkan kesempatan bersekolah biasanya sudah

cukup terlatih untuk menyelesaikan jenis masalah seperti ini.

2. Masalah yang tidak dapat didefinisikan dengan jelas (ill defined

problems), yaitu masalah yang memiliki ketidakjelasan atau

ketidakpastian dalam tujuan yang diinginkan, informasi yang diperlukan

dalam menyelesaikan masalah dan memiliki berbagai kemungkinan

jawaban atas masalah tersebut. Jenis masalah seperti ini banyak dialami

terkait dengan kehidupan personal maupun sosial seorang individu.

Seorang mahasiswa yang tidak termotivasi untuk kuliah padahal dia

sudah memiliki fasilitas yang lengkap untuk kuliah, adalah sebuah

contoh dari adanya masalah yang tidak memiliki kepastian tentang

strategi yang dapat digunakan. Berbagai macam alternatif cara dan

strategi dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini.

B. PEMECAHAN MASALAH

1. Definisi

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam

menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang

akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994,

dalam Yasin, 2009). Edward (2007) menjelaskan bahwa problem solving

merupakan suatu proses kognitif yang diterapkan saat mengatasi permasalahan

untuk meraih suatu tujuan. Jadi problem solving adalah proses kognitif yang
5

berfungsi untuk menemukan dan memecahkan masalah melalui proses sintesis,

analisis dan bersifat komprehensif.2

2. Tahap Pemecahan Masalah

Williams dan Carey (2003) menjelaskan ada enam langkah problem solving

yaitu:2

 Identifikasi masalah,

 Mencari informasi dan menetapkan tujuan,

 Menemukan berbagai alternatif solusi,

 Memilih solusi,

 Menyiapkan pelaksanaan solusi yang dipilih, dan

 Mengevalusi dan merevisi solusi.

Jadi proses problem solving dimulai dari mengidentifikasi masalah terlebih

dahulu, dilanjutkan mencari penyebab munculnya masalah dan diakhiri dengan

mencari berbagai alternatif solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

Menurut Ormrod (2003), kemampuan seseorang dalam menyelesaikan

masalah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:4

a) Kemampuan memori. Mengingat dalam memecahkan masalah

diperlukan kemampuan untuk mengaitkan berbagai informasi, maka

memori memegang peranan yang penting.


6

b) Pemberian makna pada masalah. Masalah akan lebih mudah dipahami

jika direpresentasikan secara bermakna. Dengan pemahaman akan masalah

yang lebih baik, akan mempengaruhi keberhasilan pemecahan masalah.


c) Pemahaman individu akan informasi yang relevan dengan masalah.

Semakin baik pemahaman seseorang akan berbagai informasi yang terkait

dengan masalah, maka akan semakin memungkinkan bagi individu

tersebut untuk mencari berbagai alternatif penyelesaian masalah.


d) Kemampuan memanggil kembali informasi dari memori jangka

panjang. Hal ini akan terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh

seseorang. Jika seorang individu mampu memanggil kembali informasi

dari memori jangka panjang, maka tentunya akan membantu individu

tersebut mengelaborasikan informasi itu untuk digunakan dalam upaya

pemecahan masalah.
e) Proses metakognitif, yaitu pemahaman akan kemampuan kognitif dan

upayanya dalam mengoptimalkan kemampuan tersebut. Individu yang

memahami bagaimana kemampuan kognitif yang dimiliki dan bagaimana

mengoptimalkannya cenderung memiliki kemampuan menyelesaikan

masalah yang lebih memadai.

4. Penetapan Prioritas Pemecahan Masalah

Menetapkan prioritas jalan keluar atau pemecahan masalah melalui

beberapa tahap yaitu:5

a) Menyusun alternatif pemecahan masalah


7

Langkah ini bertujuan untuk mengatasi prioritas masalah yang telah

ditetapkan. Menyusun alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan

dengan langkah:5

 Menentukan berbagai penyebab masalah

Untuk menentukan penyebab masalah dapat dilakukan dengan

cara curah pendapat atau membahas data yang telah dikumpulkan.

Menentukan penyebab masalah dapat dibantu dengan menggunakan

diagram tulang ikan atau diagram akar masalah.

Gambar 2.1 Diagram Ishikawa6

Gambar 2.2 Diagram akar masalah6

 Memeriksa kebenaran penyebab masalah


8

Daftar masalah yang telah disusun hanya bersifat teoritis, maka

diperlukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah. Maka

dari itu, diperlukan adanya pengumpulan data tambahan atau uji

statistic untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya.5

 Megubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan

Satu penyebab masalah kemudian disusun satu kegiatan

penyelesaian masalah. Hasil yang diperoleh adalah tersusunnya

alternatif cara penyelesaian masalah.5

b) Memilih prioritas pemecahan masalah

Semua alternatif pemecahan masalah yang telah disusun dapat

dilaksanakan apabila organisasi memiliki kemampuan untuk menjalankan

semuanya. Tetapi, jika kemampuan yang dimiliki organisasi terbatas maka

dapat dipilih salah satu yang menjadi prioritas pemecahan masalah. Untuk

dapat memilih prioritas pemecahan masalah maka alternatif masalah yang

telah disusun harus dipelajari secara seksama dan sebelum dilakukan

pemilihan ada baiknya untuk dipadukan beberapa alternatif yang seharusnya

merupakan bagian dari satu paket kegiatan yang sulit dipisahkan. Apabila

keterpaduan sulit dilakukan maka dapat dilakukan pemilihan. Cara

menentukan pilihan alternatif pemecahan masalah Ada 2 metoda yang lazim

digunakan dalam penetapan prioritas alternatif pemecahan masalah untuk

intervensi dalam penetapan pilihan bentuk intevensi yaitu metoda Analisis

Pembiayaan yang lebih dikenal cara efektifitas dan efisiensi (Cost Analysis)

atau kriteria matriks dan metoda Hanlon :5,7


9

1. Teknik kriteria matriks

Kriteria yang lazim digunakan antara lain:5,7

 Efektifitas pemecahan masalah

Tetapkan nilai efektivitas untuk setiap alternatif pemecahan

masalah yaitu dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif)

sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas pemecahan masalah

adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi. Untuk menentukan

efektivitas jalan keluar, pergunakan kritria berikut:

o Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

o Pentingnya jalan keluar atau pemecahan masalah

o Sensitivitas pemecahan masalah (kecepatan jalan keluar mengatasi

masalah)

 Efisiensi pemecahan masalah

Menetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif pemecahan

masalah dengan memberi nilai 1 (paling tidak efisien) sampai dengan

nilai 5 (paling efisien). Nilai efisien ini dapat dikaitkan dengan biaya,

waktu dan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pemecahan

masalah. Makin besar biaya, tenaga dan atau waktu yang diperlukan,

makin tidak efisien pemecahan masalah tersebut.

Rumus penetapan prioritas kegiatan:

P = M.I.V.C

M = Magnitude (besarnya masalah yang dihadapi)

I = Important (pentingnya jalan keluar menyelesaikan masalah)


10

V = Vunerability (ketepatan jalan keluar untukmasalah)

C = Cost (biaya yang dikeluarkan) dengan kriterinya ditetapkan:

Nilai l =Biaya sangat murah

Nilai 2 =Biaya murah

Nilai 3 =Biaya cukup murah

Nilai 4 = Biaya mahal

Nilai 5 = Biaya sangat mahal

Magnitude Importancy Vulnerability Cost


1 : Tidak magnitude 1: Tidak penting 1: Tidak sensitif 1 : Sangat murah
2 : Kurang magnitude 2: Kurang penting 2: Kurang sensitif 2 : Murah
3: Cukup magnitude 3: Cukup penting 3: Cukup sensitif 3 : Cukup murah
4 : Magnitude 4: Penting 4: Sensitif 4 : Kurang murah
5:Sangat Magnitude 5: Sangat penting 5: Sangat sensitif 5 : Tidak murah

2. Metoda Hanlon

Penggunaan metoda Hanlon dalam penetapan altematif prioritas jenis

intervensi yang akan dilakukan menggunakan 4 kriteria masing-masing: (1)

Kelompok kriteria 1 yaitu besamya masalah (magnitude) (2) Kelompok

kriteria 2 yaitu Tingkat kegawatan masalah (emergency/seriousness) (3)

Kelompok kriteria 3 yaitu kemudahan penanggulangan masalah

(causability) (4) Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknya program

dilaksanakan menggunakan istilah PEARL faktor.7

c) Melakukan uji lapangan


11

Lakukanlah uji lapangan untuk prioritas pemecahan maslah yang

terpilih. Uji lapangan penting karena sering ditemukan pemecahan masalah

yang diatas kertas baik tetapi ternyata sulit dilakukan.5

d) Memperbaiki prioritas pemecahan masalah

Perbaiki prioritas pemecahan masalah dengan memanfaatkan berbagai

faktor penopang dan meniadakan berbagai faktor penghambat yang

ditemukan saat uji lapangan.5

e) Menyusun uraian rencana prioritas pemecahan masalah

Uraikanlah semua unsur rencana sehingga dapat dihasilkan suatu

rencana yang lengkap.5

C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Definisi

Pengambilan keputusan menurut George R. Terry mengatakan pengambilan

keputusan di definisikan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih, menurut definisi

tersebut bahwa untuk menentukan suatu keputusan harus memunculkan alternatif

solusi minimal dua solusi atau lebih yang akan ditentukan kemudian pilihan terbaik

diantaranya. Menurut Chester Bernard menyatakan Analisis pengambilan keputusan

yang menyeluruh merupakan penerapan teknik – teknik dalam rangka penyempitan

pemilihan, menurut pendapat ini bahwa setiap pemilihan diperlukan analisis dengan

menggunakan metoda alat analisis untuk mempersempit alternatif pilihan.

Disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah pilihan alternatif penyelesaian

permasalahan, dengan terlebih dahulu memahami permasalahnnya dengan cara

mengurai masalah sehingga didapatkan pokok permasalahan atau bukan


12

permasalahan, selanjutnya dengan keilmuan dapat merumuskan berbagai alternatif

penyelesaian permasalahan yang berdasar dan di dukung data dan fakta yang akurat. 8

2. Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R. Terry menyatakan dasar pengambilan keputusan dapat

digolongkan dalam 5 (lima) golongan yaitu:8

a) Intuisi, yaitu : memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.

Prosesnya sering di bawah sadar dan sering terjadi karena ketidakpastian dan

kerumitan dari sebuah masalah, tidak memiliki pengalaman, diburu waktu,

dan kesulitan menganalisis solusi alternatif. Pada kondisi chaos, perubahan

yang drastis dan situasi yang penuh tekanan juga menyebabkan banyak

keputusan yang diambil secara intuitif.

b) Pengalaman, yaitu: memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena

pengalaman dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan

untung rugi, baik buruknya keputusan yang akan diambil.

c) Fakta; dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Tingkat

kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga

orang akan menerima keputusan yang dibuat dengan rela dan lapang dada.

d) Wewenang; biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau

orang yang lebih tinggi kedudukannya terhadap orang yang rendah

kedudukannya.

e) Rasional; keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan,

konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala


13

tertentu sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan

apa yang diinginkan.

3. Teknik Pengambilan keputusan

a) Teknik Pengambilan Keputusan Kreatif

Pendekatan tipe ini mencoba untuk memanfaatkan semua hal yang tersedia

untuk membantu individu dalam pengambilan keputusan kreatif. Berbagai upaya

telah dilakukan untuk merumuskan pedoman umum untuk merangsang kreativitas

individual. Ada dua teknik dalam kelompok teknik kreatif yang dikenal dan

digunakan secara luas yaitu brainstorming dan synectics :8

 Brainstorming

Brainstorming yang dikembangkan oleh Alex F Osborn untuk membantu

memacu gagasan dalam bidang pengiklanan. Pada pokoknya teknik ini berusaha

untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan

memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya. Meskipun

mula-mula digunakan dalam masalah pengiklanan tetapi kemudian brainstorming

telah diterapkan dalam banyak tipe masalah keputusan lainnya. Gagsan-gagasan

yang telah dilontarkan mungkin “liar” dan tidak praktis tetapi hal ini sering

menimbulkan penyelesaian kreatif masalah-masalah keputusan.

Ada beberapa kritik terhadap brainstorming antara lain bahwa teknik ini :

(1) hanya dapat diterapkan pada keputusan-keputusan sederhana

(2) sangat memakan waktu dan biaya

(3) hanya menghasilkan ide-ide dangkal.


14

 Synectics

Synectics yang dikembangkan oleh Willam J Gordon, memang tidak sepopuler

brainstorming tetapi mempunyai nilai potensial lebih besar sebagai teknik kreatif

dalam ngambilan keputusan. Synectics di dasarkan pada asumsi bahwa proses

kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dan dimaksudkan untuk meningkatkan

keluaran (output) kreatif individual dan kelompok. Teknik ini mencakup dua tahap

dasar , pertama membuat yang aneh menjadi lazim dan kedua membuat yang

lazim menjadi yang aneh. Tahap aneh –lazim terutama bersifat analitis dan

biasanya tidak ada penyelesaian. Sedangkan tahap kedua membuat yang lazim

menjadi aneh suatu upaya sengaja dilakukan untuk melihat masalah dari sudut

pandangan yang sepenuhnya berbeda.8

Ada 4 tipe analogi umum yang digunakan untuk menstimulasi kreatifitas pada

pembuatan yang lazim menjadi aneh yaitu :8

1) analogi pribadi

2) langsung

3) simbolik

4) fantasi.

Tidak semua manajer harus secara otomatis menganggap bahwa mereka dapat

menggunakan synectics untuk membantu dalam pengambilan keputusan kreatif.

Untuk mengimplementasikan synectics secara tepat memerlukan seleksi hati-hati

terhadap kemampuan personalia, latihan yang mamadai untuk penguasaan teknik

dan integrasi dengan lingkungan pengambilan keputusan. Meskipun synectics


15

seperti hanya brainstorming sangat memakan waktu dan mahal, teknik ini lebih

cocok untuk masalah keputusan yang kompleks. Synectics sangat membantu

dalam pengambilan keputusan dasar atau mengandung resiko dan ketidak pastian

yang memerlukan penyelesaian kreatif.8

b) Teknik Partisipatif

Partisipasi sebagai suatu teknik berarti bahwa individu atau kelompok

dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Ini dapat bersifat formal atau

informal dan menyangkut keterlibatan intelektual dan emosional seperti halnya

keterlibatan phisik. Besarnya partisipasi dalam pengambilan keputusan bervariasi

dari satu sisi ekstrim dimana ada partisipasi berarti setiap orang yang

berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh keputusan dilibatkan.8

c) Teknik Delphi

Teknik atau proses Delphi, terkenal sebagai suatu teknik untuk membantu

pengambilan keputusan-keputusan yang mengandung risiko dan ketidakpastian,

misalnya forecasting jangka panjang. Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik

pengambilan keputusan yang merangsang kreativitas, dengan menggunakan

pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai konsensus. Teknik

Delphi didasarkan pada sebuah proses ter-struktur untuk mengumpulkan

dan membawa pengetahuan dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian

kuesioner maupun yang di-kontrol dengan pendapat umpan balik. Partisipan untuk

teknik Delphi tidak saling kenal satu sama lain. Biasanya secara fisik berjauhan

dan tidak saling bertemu. Semua komunikasi antar partisipan dengan cara

kuesioner dan umpan balik dari pemantau seorang staf.8


16

d) Teknik kelompok nominal (nominal group tehnique)

Teknik kelompok nominal, adalah salah satu teknik peran serta dalam

pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik

sumbang saran. Teknik ini dikembangkan sebagai suatu cara untuk

mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana

ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu

mencari jalan penyelesaian yang terbaik.Teknik kelompok nominal, adalah proses

terstruktur yang mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan/ide secara

perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok. Teknik mengurangi

adanya penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi. Bentuk pembuatan

keputusan ini adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir

penyesuaian (conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan

yang dapat mereka dukung.8

Gambar 2.3 Hubungan metode penggunaan sumber keputusan terhadap


kualitas keputusan6
17

Tabel 2.1 Pilihan Keputusan Individu/Kelompok pada setiap tahap6

Tahap Pilihan
Penetapan Tujuan Kelompok lebih baik (pengetahuan lebih

banyak)
Identifikasi penyebab dan membuat Peran individu dalam kelompok dapat

alternative solusi memperluas wawasan


Evaluasi alternatif solusi Sudut pandang kelompok lebih baik
Pemilihan solusi Kesepakatan bersama (konsensus) akan

lebih baik (meminimalisir konflik/ risiko

kegagalan implementasi)
Implementasi dan follow-up Biasanya peran ini diambil oleh sang

manajer

D. Hubungan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan merupakan dua hal yang

saling terkait, di dalam memecahkan masalah diperlukan keterampilan

pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan akan memunculkan masalah

baru yang perlu diselesaikan. Menurut Robbin setiap orang memerlukan

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan agar dapat mengidentifikasi

persoalan, mencari dan memperoleh alternatif, menilai semua alternatif yang

tersedia dan membuat pilihan yang kompeten, sehingga pengambilan keputusan

yang kompeten merupakan akhir penyelesaian masalah.3

Secara garis besar menurut ivancevich dalam pengambilan keputusan meliputi

tahap seperti Gambar 2


18

Gambar 2.4 Bagan Pengambilan Keputusan yang Rasional6

1. Menetapkan tujuan spesifik


Organisasi yang telah memiliki tujuan akan lebih mudah dalam

mengarahkan keputusannya.6
2. Identifikasi masalah
Untuk mengidentifikasi masalah dapat dengan melakukan survey (data

primer), brainstorming dan analisis sistem.6


3. Menetapkan prioritas masalah

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan

beberapa teknik, yaitu teknik skoring dan non-skoring.6

Penentuan prioritas masalah dengan teknik skoring dapat berupa:1

a. Metode Bryant

b. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)

c. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Method)


19

d. Metode Hanlon

e. Metode CARL

Sementara itu, penentuan prioritas masalah dengan teknik non-skoring

adalah:

a. Metode Delbeque

b. Metode Delphi

Metode NGT (Nominal Group Technique)


4. Menganalisi penyebab
Masalah yang muncul terkadang tidak diketahui penyebabnya sehingga

diperlukan analisis mendalam untuk menemukan hubungan penyebab dari sebuah

masalah. Beberapa teknik dalam menganalisis penyebab yaitu diagram ishikawa

(fish bone analysis) dan metode pohon masalah (root cause analysis).6
5. Menentukan alternatif solusi atau alternatif pemecahan masalah
Satu penyebab masalah kemudian disusun satu kegiatan penyelesaian

masalah. Hasil yang diperoleh adalah tersusunnya alternatif cara penyelesaian

masalah.6

6. Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah perlu dilakukan evaluasi jika perlu menggunakan

orang ketiga untuk memberikan masukan dan evidence dari penelitian

sebelumnya.6

7. Pemilihan solusi atau alternatif pemecahan masalah


Pengambilan keputusan merupkan sebuah proses yang diperlukan dam

menetapkan atau memilih solusi atau alternatif pemecahan masalah.


8. Implementasi
9. Follow up

Contoh kasus
20

1. Menetapkan tujuan spesifik


2. Identifikasi masalah
Setelah melakukan survey dari data dan informasi yang telah didapat terdapat

3 masalah di Puskesmas A yaitu:


a) Tingginya angka drop out ANC pada ibu hamil
b) Penyakit ISPA yang menjadi penyakit pertama terbanyak di Puskesmas A
c) Meningkatnya angka kejadian diare

3. Menentukan Prioritas Masalah

Tabel 2.2. Penentuan prioritas masalah kesehatan Methode delbecq

Masalah Kriteria Total Prioritas

Kesehtan 1 2 3 4 5 6 7 8

ANC 1 8 7 4 8 7 8 8 51 I

ISPA 1 1 9 9 6 3 4 7 40 III

Diare 10 10 5 1 5 4 5 6 46 II

4. Menganalisis Penyebab

MONEY

MAN
Biaya operasional pelatihan
kader untuk penyuluhan tentang  Belum terdapatnya tenaga
kesehatan puskesmas yang
pentingnya pemeriksaan ANC
memberikan penyuluhan
pada bumil yang tidakada di pengetahuan dalam skala besar
dalam anggaran tahunan tentang pentingnya ANC pada
puskesmas bumil

MATERIAL MARKET
21

Tingginya angka
drop out ANC
Belum terdapatnya Cara yang digunakan dalam Belum terdapatnya
media sosialisasi tentang menyampaikan informasi promosi kesehatan
pentingnya ANC pada tentang tentang pentingnya tentang pentingnya ANC
bumil ANC pada bumil hanya pada bumil
berdasarkan konsultasi
ketika pelayanan

METHOD

Gambar 2.5 Diagram Fishbone

5. Menentukan Alternatif Solusi atau Pemecahan Masalah

Tebel 2.3 Daftar masalah dan alternatif

No Masalah Pemecahan Masalah


Man:
Belum terdapatnya tenaga Mengadakan penyuluhan tentang
kesehatan puskesmas yang pentingnya ANC Pada bumil yang
1. memberikan sosialisasi dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
pengetahuan dalam skala besar bidang KIA/KB yang bekerja sama
tentang pentingnya pemeriksaan dengan tenaga promkes.
ANC pada bumil.
Money:
Menganggarkan dana tahunan untuk
Biaya operasional pelatihan kade kegiatan pelatihan kader untuk
2. r untuk penyuluhan tentang sosialisasi tentang pentingnya ANC
pentingnya pemeriksaan ANC Pada bumil.
pada bumil. yang tidak ada di Mencari sumber dana lain, seperti LSM
dalam anggaran tahunan
puskesmas
3. Methode:
Cara yang digunakan dalam Metode penyuluhan yang digunakan
menyampaikan informasi tentang berupa ceramah, video disertai
pentingnya pemeriksaan ANC pembagian kalender jadwal ANC
pada bumil. hanya dilakukan sehingga mudah dipahami.
konsultasi ketika pelayanan
Pada saat penyuluhan akan
22

dilaksanakan pretest dan post test


untuk menilai pengetahuan dan sikap
bumil.
Market:
Belum terdapatnya promosi
kesehatan tentang pentingnya Mengadakan promosi kesehatan sesuai
4. pemeriksaan ANC pada bumil. metode dengan cara yang interaktif dan
menarik perhatian ibu hamil, sehingga
mereka mengerti dan sadar tentang
pentingnya ANC selama kehamilan.
Material:

Belum terdapatnya media Memanfaatkan jumlah media


sosialisasi tentang pentingnya sosialisasi yang dimiliki oleh
5. pemeriksaan ANC pada bumil. puskesmas seperti lcd, video interaktif
yang dimilki puskesmas dan media
cetak seperti kalender pintar yang
berisi jadwal kegiatan kunjungan
kehamilan .

6. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 2.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Nilai Ranking
Kriteria
komposit
No Masalah
Prioritas
M V I C MxIxVxC
Man:

Mengadakan penyuluhan
tentang pentingnya ANC Pada
1. bumil yang dilaksanakan oleh 5 2 5 4 200 2
tenaga kesehatan bidang
KIA/KB yang bekerja sama
dengan tenaga promkes.
Money:

Menganggarkan dana tahunan


2. untuk kegiatan pelatihan kader 2 2 3 3 36 5
untuk sosialisasi tentang
pentingnya ANC Pada bumil.
23

Methode:
Metode penyuluhan yang
digunakan berupa ceramah,
video disertai pembagian
kalender pintar kunjungan
kehamilan sehingga mudah
3. dipahami. 4 2 5 3 120 3

Pada saat penyuluhan akan


dilaksanakan pretest dan post
test untuk menilai pengetahuan
dan sikap bumil
Market:

Mengadakan promosi
kesehatan sesuai metode
dengan cara yang interaktif dan
4. 5 2 5 5 250 1
menarik sehingga ibu hamil
mengerti dan sadar tentang
pentingnya ANC selama
kehamilan.
Material:

Memanfaatkan jumlah media


sosialisasi yang dimiliki oleh
5. puskesmas seperti lcd, video 3 2 3 3 54 4
interaktif di depan loket dan
media cetak seperti kalender
jadwal kunjungan ANC.

Вам также может понравиться