Вы находитесь на странице: 1из 6

1.

1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian


Tahap identifikasi masalah adalah tahapan yang paling penting.
Masalah penelitian akan menjelaskan urgensi dari suatu penelitian harus
dilakukan. Memperoleh masalah penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan gejala (symptom). Gejala adalah tanda-tanda atau akibat dari
adanya permasalahan yang terlihat, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
untuk menyatakan adanya permasalahan. Pengamatan pada gejala
permasalahan hendaknya disesuaikan dengan jenis penelitian. Berdasarkan
penggunaan hasil, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian
aplikatif dan penelitian teoritis. Penelitian aplikatif (terapan) membutuhkan
pengamatan pada gejala-gejala berupa kesenjangan fenomena (phenomenon
gap). Sedangkan penelitian teoritis lebih memerhatikan gejala berupa
kesenjangan penelitian (research gap), dan kesenjangan teori (theory gap).
Gejala-gejela permasalahan akan dikumpulkan lalu dimuat di
dalam latar belakang. Latar belakang akan membantu peneliti dalam
mengidentifikasi masalah yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk
rumusan masalah. Setelah rumusan masalah dapat diidentifikasi, langkah
berikutnya adalah merumuskan masalah yang akan diselesaikan melalui
penelitian dalam bentuk rumusan masalah penelitian. Untuk dapat
menjawab, rumusan masalah penelitian diuraikan ke dalam bentuk
pertanyaan penelitian. Jika jenis penelitian adalah penelitian pengujian
hipotesis, pertanyaan penelitian inilah yang akan dijawab sementara dengan
hipotesis dan kemudian di uji untuk dapat ditarik kesimpulan (Suliyanto,
2018).
Kualitas masalah penelitian sangat mempengaruhi baik tidaknya
hasil penelitian. Beberapa indikator permasalahan penelitian yang baik,
yaitu bermanfaat (mencerminkan kebutuhan yang dirasakan), faktual
(berdasarkan fakta yang jelas), aktual (terkini dan hangat dibicarakan), serta
feasible (dapat dilaksanakan).
1.2 Kajian Pustaka dan Hipotesis
Dalam penelitian pada jenjang sarjana (S1) kajian pustaka disusun
dengan memberikan tinjauan terhadap teori dan penelitian sebelumnya yang
relevan dengan gejala permasalahan yang akan diselesaikan. Tujuannya
adalah agar pembaca memahami bahwa model yang dibangun memiliki
dasar teori yang kuat. Sedangkan, bagi peneliti dengan mengkaji pustaka
dapat memastikan ketepatan perumusan masalah penelitian, ketepatan
pemilihan variabel, memberi dasar yang kuat atas hipotesis hubungan
antarvariabel, serta sebagai dasar pengembangan dari penelitian sebelumnya
(Suliyanto, 2018).
Suliyanto (2018), menjelaskan bahwa hipotesis diartikan sebagai
sebuah pernyataan yang lemah dan masih perlu diuji kebenarannya secara
empirik. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, seperti pada
penelitian deskriptif atau eksploratori dan penelitian rancang bangun.
Hipotesis dapat diklasifikasikan menjadi hipotesis deskriptif (tidak
membandingkan atau menghubungkan antarvariabel), hipotesis komparatif
(membandingkan), dan hipotesis asosiatif (menyatakan hubungan atau
pengaruh). Hipotesis dapat ditulis ke dalam bentuk hipotesis nol
(dirumuskan untuk ditolak dalam pengujian) dan hipotesis alternatif
(dirumuskan untuk diterima dalam pengujian).
1.3 Populasi Dan Sampel
Populasi diartikan sebagai keseluruhan jumlah dari objek yang
diteliti. Sedangkan bagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu
penelitian disebut sampel. Sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri
yang terdapat pada sampel yang terbatas benar-benar menggambarkan
keadaan sebenarnya dalam keseluruhan dari populasi. Untuk mendapatkan
suatu sampel yang representatif digunakan sampling acak yang memberi
probabilitas atau kemungkinan bagi tiap unsur untuk dipilih sebagai sampel.
Tidak ada batasan pasti mengenai jumlah sampel yang harus diambil
(Soeratno & Lincolin, 2008).
1.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh dari hasil
pengukuran variabel baik berupa teks, angka, citra, audio, maupun video.
data merupakan bahan mentah yang selanjutnya diproses sehingga
menghasilkan informasi untuk menambah pengentahuan bagi penerimanya.
Data yang berkualitas setidaknya harus memenuhi empat kriteria, yaitu
akurat, relevan, representative, dan up to date. (Suliyanto, 2018).
Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, cara
memperolehnya, waktu pengumpulan. Berdarkan sifatnya data dapat
dikelompokkan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut cara
perolehannya dibedakan menjadi data intern dan data ekstern. Berdasarkan
cara perolehan dibagi atas data primer dan data sekunder. Sedangkan
menurut waktu pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data cross
section dan data time series (Suliyanto 2018).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan angket. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara teliti dan sistematis atas gejala-gejala yang sedang diteliti. Observasi
harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang
bisa diandalkan. Ada dua cara dalam melakukan observasi, yaitu partisipasi
pengamat dan tanpa partisipasi pengamat. Untuk mendapatkan observasi
secara sistematis peneliti harus mempunyai latar belakang atau pengetahuan
yang luas tentang objek, mempunyai dasar teori dan sikap objektif
(Soeratno & Lincolin 2008).
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara bertatap
muka dengan responden. Wawancara memerlukan keterampilan tertentu
dalam mengajukan pertanyaan dan menangkan jawaban responden.
Diperlukan pula hubungan yang dekat dengan responden untuk memperoleh
tanggapan yang simpatik dari responden. Secara umum terdapat dua macam
wawancara, yaitu berstruktur dan tidak berstruktur (Soeratno & Lincolin
2008).
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden yang terkadang tempat tinggalnya
tersebar. Apabila informasi yang diperlukan ada dalam dokumentasi maka
angket tidak diperlukan. Angket dapat bersifat terbuka, tertutup, atau
kombinasi dari keduanya (Soeratno & Lincolin 2008.

1.5 RENCANA ANALISIS DATA


Analisis data adalah tahapan pengelohan data agar menjadi suatu
informasi. Sebelum menganalisis data maka ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, seperti melakukan pengecekan kuesioner yang masuk. Tingkat
pengembalian kuesioner dan tingkat keterpakaian kuesioner perlu
dijelaskan. Kedua, adalah melakukan editing yang merupakan proses
bertujuan untuk meningkatkan ketepatan data dari kuesioner yang diperoleh.
Selanjutnya adalag Coding, yaitu proses pemberian kode (pada umumnya
angka) untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap daftar pertanyaan
untuk mempermudah peng-input-an data dan analisis. Setelah di beri kode,
peneliti menyusun tabulasi atau tabel yang memuat seluruh informasi yang
diperlukan sebagai bahan analisis. Sebelum data dianalisis, akan dilakukan
pengecekan data akhir pada data yang telah ditabulasi (Suliyanto, 2018).

1.6 PENULISAN LAPORAN


Mutu penelitian akan dinilai dari hasil penulisan laporan akhir.
Pembaca hasil penelitian dibagi atas tiga golongan, yaitu kalangan
akademisi, sponsor penelitian, dan masyarakat umum. Bentuk penulisan
akhir dapat berupa laporan lengkap (komprehensif), ringkasan hasil
penelitian. Dalam penulisan laporan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
penomoran, yakni sistem pencampuran huruf dan angka, dan sistem angka
dengan tambahan huruf (Soeratno & Lincolin 2008).
Laporan penelitian yang baik haruslah sistematis, efisien,
menggunakan kaidah bahasa yang baik, rapi, mendorong minat orang untuk
membaca isinya. Bagian-bagian dalam laporan keuangan terdiri atas bagian
awal laporan, bagian utama laporan, dan isi bagian akhir (Suliyanto, 2018).
1.7 PROPOSAL PENELITIAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proposal diartikan
sebagai rencana yang dituangkan dalam bentuk perencanaan secara
sistematis, matang dan teliti yang dibuah oleh peneliti sebelum
melaksanakan penelitian, baik penelitian di lapangan (field research)
maupun penelitian di perpustakaan (library research).
Secara umum, tujuan dibuatnya proposal adalah untuk
mendapatkan izin atau persetujuan dari suatu pihak terkait dengan rencana
atau rancangan yang akan dilakukan. Di bidang penelitian umum, proposal
berfungsi sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berhubungan
dengan sosial, budaya, agama, ekonomi, dan bidang lainnya. Bentuk
proposal yang digunakan dalam penelitian adalah proposal formal. Dalam
proposal memuat tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, bagian isi proposal,
dan data pelengkap proposal.
Sumber : https://www.maxmanroe.com/vid/surat/pengertian-proposal.html

1.8 CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL


Sitasi dapat juga dikenal sebagai kutipan. Dalam membuat laporan
penelitian, perlu adanya pencantuman sumber dari referensi mana kutipan
tersebut berasal. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kode etik
keilmuan serta menghargai karya orang lain. pencantuman sumber kutipan
dapat berupa catatan langsung dan catatan kaki. Dalam catatan langsung
dicantumkan nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman.
Unsur-unsur tersebut ditulis dalam tanda kurung (..), diantara nama
pengarang dengan tahun diberi tanda koma (,) dan di tahun dengan nomor
halaman diberi tanda titik dua (:). Apabila nama pengarang ditulis sebelum
kutipan, maka setelah nama pengarang tidak biberi tanda koma,
sedangkan tahun dan nomor halaman tetap ditulis di dalam kurung. Jika
pengarang lebih dari tiga orang, maka hanya ditulis nama belakang
pengarang pertama diikuti dengan tulisan dkk. (dan kawan-kawan) atau et
al.
Kutipan dapat ditulis secara langsung maupun tidak langsung.
Dikatakan ditulis secara langsung apabila penulis tidak mengubah ide atau
bahasanya. Sedangkan, apabila penulis hanya mengutip ide lalu
menyatakan dengan bahasanya sendiri, maka hal ini disebut sebagai tulisan
tidak langsung. Dalam menulis kutipan secara langsung, penulis harus
memerhatikan beberapa hal. Pertama, kutipan langsung ditulis paling
banyak empat baris dengan dua spasi atau satu setengah spasi. Apabila
lebih dari empat baris maka tulisan ditulis dengan satu spasi. Kedua,
penulisan kutipan dengan lebih dari empat baris dimulai dari ketukan
ketujuh dari garis margin kiri, dan baris selanjutnya dimulai dari ketukan
keempat. Ketiga,saat menulis kutipan langsung, penulis harus menyertakan
tanda petik ganda (“…”) untuk memulai dan mengakhiri kutipan.

Вам также может понравиться

  • Hiya
    Hiya
    Документ22 страницы
    Hiya
    mita a
    Оценок пока нет
  • Cerpen Au
    Cerpen Au
    Документ1 страница
    Cerpen Au
    mita a
    Оценок пока нет
  • CSR Iso 2600.
    CSR Iso 2600.
    Документ7 страниц
    CSR Iso 2600.
    mita a
    Оценок пока нет
  • Jawaban Makro Tugas 3
    Jawaban Makro Tugas 3
    Документ2 страницы
    Jawaban Makro Tugas 3
    mita a
    Оценок пока нет
  • Yang Terhormat
    Yang Terhormat
    Документ2 страницы
    Yang Terhormat
    mita a
    Оценок пока нет
  • Sap 7
    Sap 7
    Документ4 страницы
    Sap 7
    mita a
    Оценок пока нет
  • Akl Bab 16
    Akl Bab 16
    Документ5 страниц
    Akl Bab 16
    mita a
    0% (2)
  • Kasus Etika Bisnis
    Kasus Etika Bisnis
    Документ5 страниц
    Kasus Etika Bisnis
    mita a
    Оценок пока нет
  • Sap 4 Bab 16
    Sap 4 Bab 16
    Документ3 страницы
    Sap 4 Bab 16
    mita a
    Оценок пока нет