Вы находитесь на странице: 1из 21

Radioaktivitas Batuan

Makalah Fisika Batuan

Oleh :

Heryanto Romario Sihite NIM. 4123240014


Intan S.Y NIM. 4123240017
Irma Suryani Siregar NIM. 4123240018
Suryani N. J. Siregar NIM. 4123240030

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2015

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya kepada
Penulis sehingga bisa menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada tim dosen Pengampu mata kuliah Fisika
Batuan di kelas Fisika Nondik 2012 Ibu Rita Juliani, S.Si., M.Si. dan Bapak M. Kadri, S.Si.,
M.Sc. yang memberikan ajaran dan arahan dalam menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah ini berisi tentang materi “Radioaktivitas Batuan”. Materi tersebut
membahas tentang lapisan bumi, karakteristik batuan radioaktif, penentuan umur batuan dan
manfaat radioaktif batuan bagi kehidupan.

Demikianlah kami sampaikan pengantar makalah ini, kami mohon kritik dan saran
dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Medan, 18 Mei 2015

Kelompok 1

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….… i

Daftar Isi ………………………………………………………………………….…….. ii

BAB I :Pendahuluan

A. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1


B. Tujuan ……………………………………………………………………….. 2
C. Manfaat ……………………………………………………………………... 2

BAB II : ISI

A. Bumi dan Keadaan Geologi ……………………………………...………… 3


B. Geologic Time (Penentuan Waktu Geologi) ……………………………..… 3
C. Radioaktivitas ………………………………………………………………. 5
D. Kandungan Radioaktifitas Batuan …………………………………………. 7
E. Kandungan Radiaktivitas Pada Pelapukan Batuan ………………………… 11
F. Radioaktivitas Pada Karbonat Murni ………………………………………. 12
G. Penentuan Umur Batuan ……………………………………………………. 12

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………...... 16
B. Saran ………………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 17

iii
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi.
Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Matahari sebagai pusat tata surya berperan
penting dalam proses pembentukan bumi sampai proses terjadinya kehidupan sampai
sekarang. Matahari memberikan panas (kalor) radiasi terhadap bumi dan gelombang
magnetik sehingga bumi mengalami proses kimiawi yang sangat komplek dan rumit dalam
pembentukan material bumi.

Gambar : Bumi berbentuk bulat


Struktur litosfer bumi terbentuk atas tiga jenis batuan, yakni batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan memiliki ciri yang berbeda satu sama lain
sehingga jenis batuannya bisa lebih terperinci, namun ketiganya berasal dari satu sumber
yang sama, yakni magma. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas
1000˚C. Proses pembentukan batuan dari magma disebut siklus batuan.

Gambar : Siklus batuan.


Ternyata, siklus batuan ini telah sejak terjadi jutaan tahun yang lalu atau dimulai
setelah proses terjadinya bumi. Untuk menentukan umur pasti batuan tersebut harus dengan
menghitung jumlah carbon yang terkandung dalam batuan. Umur absolut dinyatakan dalam
tahun atau juta tahun, sedang umur relatif adalah penempatan suatu stratigrafi relatif terhap
zaman-zaman geologi yang didasarkan pada fosil-fosil tertentu tanpa ditentukan batas-
batasnya secara geokronologi yang dinyatakan dalam skala waktu/satuan waktu dalam tahun.

1
Namun sekarang metode penentuan umur dapat dilakukan berdasarkan radiometrik, dimana
batas-batas zaman/periode geologi sekarang ditentukan secara akurat radimetrik dan
dinyatakan dalam jutaan tahun. Metode-metode penentuan umur geologi yang sekarang
dipakai adalah :
a. Metode penentuan secara relatif (dengan fosil/stratigrafi)
b. Metode penentuan secara radiometric (absolut).
Setiap lapisan batuan memperlihatkan sejarah geologi dari bumi kita. Proses
sedimentasi misalnya merupakan suatu bagian dari proses pengendapan. Granit ataupun
batuan beku lainnya merupakan gambaran adanya intrusi batuan beku pada kerak bumi.
Batuan beku ekstrusif menunjukkan suatu kejadian vulkanisme. Batuan metamorf merupakan
akibat terjadinya kenaikan suhu dan tekanan di dalam bumi, yang berasal dari aktivitas
tektonik atau instrusi dari gunung berapi. Suatu proses geologi merupakan suatu kejadian
alam yang didalamnya termasuk pengendapan deformasi dan instrusi.

B. Tujuan
1. Mengetahui proses pembentukan batuan/siklus batuan dalam litosfer bumi.
2. Mengetahui proses radioaktivitas yang terjadi dalam batuan.
3. Mengetahui periode lapisan bumi.
4. Mengetahui kandungan Potassium, Uranium dan Thorium pada mineral batuan.
5. Mengetahui penentuan umur batuan secara ilmiah.

C. Manfaat
1. Mengenal dan mengetahui jenis batuan yang mengandung radioaktif serta
pemanfaatannya.
2. Mengenal unsur Potassium, Uranium dan Thorium secara teoritis.

2
BAB II
ISI

A. Bumi dan Keadaan Geologi


Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira
250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan
yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira 200 juta tahun yang lalu Pangea terpecah
menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa,
sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan,
Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini
kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Daratan dan perairan bumi terletak pada lapisan litosfer. Pada lithosfer terdapat tiga
jenis batuan yaitu:
a. Batuan beku;
b. Batuan sedimen;
c. Batuan metamorf;
Kerak bumi terdiri dari lapisan-lapisan batuan yang berusia jutaan tahun. Lapisan-
lapisan itu mengandung batuan yang berbeda-beda jenisnya. Biasanya lapisan paling atas
terbentuk paling akhir dan lapisan paling bawah adalah yang tertua. Dengan membedah
lapisan-lapisan ini para geologi dapat menyusuri kembali sejarah bumi.
Bumi selalu berubah. Benua bergeser, gunung baru muncul, gunung lama terkikis, ada
lautan melebar dan ada pula yang menyempit, batuan pembentuk bumi yang mengungkap
sejarah bumi. Perubahan ini perlu jutaan tahun. Namun ada juga perubahan yang cepat seperi
gempa bumi dan gunung metetus.
Ahli geologi meneliti dan memetakan daratan dengan menggali batuan kerak bumi,
dengan mengetahui umur dan sifat batuan serta fosil dapat mengetahui banyak hal termasuk
sejarah tentang bumi. Disisi lain dengan mempelajari geologi dapat membantu menemukan
cadangan batu bara, minyak dan mineral lainnya. Geologi juga membantu mencari daerah
yang tepat untuk membuat bangunan seperti membuat jalan, jembatan dan bendungan
diperlukan ahli geologi untuk melihat bawah permukaan bumi yangcocok untuk mendirikan
banguanan yang diinginkan. Dengan alat-alat khusus geologi juga dapat meneliti pergerakan
batuan. Dengan mempelajari gerakan batuan ini maka dapat meprediksi kapan gempa bumi
dan gunung api akan meletus sehingga dapat memperingatkan manusia akan kemungkinan
adanya bencana.

B. Geologic Time (Penentuan Waktu Geologi)


Geological Time Scale atau Kolom Geologi menggambarkan sejarah peristiwa
pembentukan muka bumi yang disusun secara kronologis.
1. Skala waktu geologi Secara umum dibedakan menjadi :
i. Haden (di bawah muka bumi) 4,6 Milyar tahun - 3,9 Milyar tahun
ii. Archae (kuno) 3,9 Milyar tahun – 2,5 Milyar tahun

3
Merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi menjadi protokontinen ;
terdapat kraton/perisai benua, mikoroorganisme primitive, dan terbentuknya Indrofer
dan atmosfer.
iii. Proterozoic (awal kehidupan) 2,5 Milyar tahun – 545 juta tahun.
Tergabung dalam Precambrian.
Perkembangan bentuk hidrosfer dan atmosfer, munculnya organisme eukariota
dan prokariota (awal), invertebrate (akhir).
iv. Phanerozoic ( kehidupan yang terlihat ).

a. Era Paleozoic ( kehidupan kuno ).


1. Periode kambrium sekitar 545-505 juta tahun.
Hewan invertebrata muncul dalam kehidupan laut, muncul daratan Gondwana
(Pannotia) cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan
Amerika Selatan.

2. Periode Ordoviches sekitar 505-438 juta tahun.


Muncul hewan vertebrata (ikan tanpa rahang), meluapnya Samudra dari zaman es
Gondwana dan benua lain menutup celah samudra yang berada di antaranya

3. Periode Silur sekitar 438-408 juta tahun.


Muncul tumbuhan darat ( paku ) Þ peralihan kehidupan dari air ke darat, deretan
pegunungan mulai terbentuk.

4. Periode Devon sekitar 408-360 juta tahun.


Perkembangan jenis ikan dan tumbuhan darat, muncul hewan amfibi, muncul
serangga, samudra menyempit, Gondwana menutupi Eropa, amerika utara, dan tanah
hijau.

5. Periode karbon
Reptilian yang dapat meletakkan telur di luar air muncul, serangga raksasa muncul,
amfibi memingkat jumlahnya, pohon muncul, benua di muka bumi menyatu (Pangea).
 Peride Mississipian sekitar 360-320 juta tahun.
 Periode Pennsylvanian sekitar 320-286 juta tahun.

6. Periode Perm sekitar 286-248 juta tahun.


Reptilian meningkat, serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan Leonifer dan
Gingko Primitif. Amfibi kurang berperan, kepunahan masa skala besar. Gurun pasir
terbentuk.

b. Era Mezosoikum ( kehidupan masa pertengahan ).

7. Periode Trias sekitar 248-213 juta tahun


Dinosaurus dan reptilia laut raksasa muncul, begitu juga mamalia. Lembaran es
mencair, celah-celah pangea terbentuk.
4
8. Periode Jura sekitar 213-144 juta tahun.
Perkembangan bentuk hewan dan tumbuhan, beserta jumlah dan perannya, amerika
Utara dan Amerika Selatan berpisah dari Pangea.

9. Periode Kapur sekitar 144-65 juta tahun


a. Mulai ditemukan Dinasaurus, hewan vertebrata paling banyak ditemukan pada
era mezosoikum juga tanaman berbunga.
b. Dinosaurus punah, mamalia berari-ari muncul. Dengan perkembangan bentuknya
yang juga terjadi lagi tumbuhan berbunga. Iklim sedang muncul, India terlepas
dari Pangea.
c. Era Enozoikum (kehidupan masa sekarang)

9. Periode Kuarter Tersier sekitar 65-2 juta tahun.


Muncul primate dan burung tak bergigi raksasa. Perkembangan bentuk hewan
dan tumbuhan yang ada sebelumnya. Perubahan cuaca secara global

10. (Periode tersier ).


a. Epoch Paleosen sekitar 6,5-54,9 juta tahun
b. Epoch Eosen sekitar 54,9-38 juta tahun
c. Epoch Oligosen sekitar 38-24,6 juta tahun
d. Epoch Miosen sekitar 24,6-5,1 juta tahun
e. Epoch Pliosen sekitar 5,1-2 juta tahun
f. Epoch Pleistosen sekitar 2-0,01 juta tahun
g. Epoch Holosen sekitar 0,01 juta tahun sekarang.

11. Manusia modern dengan perdaban baru muncul (awal).


Pleistosen (Kuarter) 5 kali zaman es (zaman glacial), terdapat jaman Intra Glasial
(iklim bumi lebih hangat), muncul manusia purba jawa
Rentangan Waktu.
 Eon mencakup waktu hingga jutaan “bahkan “ milyaran tahun.
 Era mencakup waktu hingga ratusan juta tahun.
 Periode mencakup waktu jutaan tahun hingga puluhan juta tahun. Berlangsung
selama 10 milyar tahun saja.
 Epoch (Zaman) mencakup waktu ratusan ribu hingga puluhan juta tahun

C. Radioaktivitas
Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri Becquerel pada garam
uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas signifikan, fisikawan Perancis Pierre Curie
dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini. Zat radioaktif yang pertama
ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya
Pierre Curie menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari

5
uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama
Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang
berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang
bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang
mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat
radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif
disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi
disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan
zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang
berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta.
Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan
diberi nama sinar gamma. Sinar radioaktif ini berbentuk seperti gelombang cahaya,
gelombang radio, sinar infra-red (panas), microwave dan sinar X. Antara sinar mengion yang
ada adalah partikel Alfa, partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan juga Neutron.
Radioaktifitas merupakan proses peluruhan secara spontan dari atom yang memiliki
isotop tertentu ke isotop lainnya. Dimana, Isotop adalah nuklida-nuklida dengan nomor atom
sama,tetapi nomor massanya berbeda. Sedangkan Isobar adalah atom-atom yang nomor
atomnya berbeda, tetapi jumlah nukleonnya sama/nomor massa sama. Radioaktifitas adalah
sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan. Tergolong
ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif
adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan
peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil
memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan
partikel gamma (γ).
Dalam prakteknya dalam dunia Geofisika radiasi gamma ini merupakan yang paling
penting, karena radiasi partikel (a dan b) memiliki penetrasi yang rendah terhadap
batuan.Sinar α sangat mudah dihentikan hanya dengan selembar kertas, sinar β dapat
dihentikan dengan beberapa milimeter aluminium, sedangkan sinar γ dapat dihentikan dengan
beberapa centimeter timah. Jadi, yang dapat menembus batuan 50~75cm adalah sinar gamma.

Gambar : Ilustrasi Peluruhan radiasi sumber ∝, 𝛽 𝑑𝑎𝑛 𝛾

Masing-masing sumber radiasi tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda dan


menjadi ciri khas, yakni :

6
1. Sinar α
• dihasilkan oleh pancaran partikel α
• mempunyai daya penetrasi atau tembus terlemah dibandingkan
• dengan sinar β dan (γ)
• memiliki daya ionisasi paling kuat sebab muatannya paling besar
• dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik

2. Sinar β
• dihasilkan oleh pancaran partikel β
• mempunyai daya tembus lebih besar daripada sinar α, tetapi lebih
• kecil dari sinar (γ)
• dibelokkan dengan kuat oleh medan magnetik dan medan listrik
• karena massanya sangat kecil

3. Sinar (γ)
• Mempunyai daya tembus yang paling besar namun daya ionisasi paling lemah.
• Tidak dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik
• Sinar g merupakan radiasi EM dengan panjang gelombang yang
• sangat pendek. Sinar (γ) tidak bermuatan dan tidak bermassa
• Sinar radioaktif pada suatu medan listrik

Radioaktivitas (juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau buatan,
dimana ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada pada
umumnya yaitu :

1. Radioaktivitas spontan atau alami;


Hal ini diwujudkan dalam unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan
mencemari lingkungan seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air dan
udara). Contoh isotop radioaktif alami
• Uranium
• thorium isotop radioaktif
• Potasium

2. Radioaktivitas buatan atau induksi.


Radioaktif ini merupakan salah satu yang disebabkan oleh transformasi nuklir buatan
seperti Technitium-99m yang digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang digunakan
dalam industri termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir.

D. Kandungan Radioaktivitas Batuan


Mineral batuan secara alamiah mengandung unsur-unsur radioaktif yang terus
mengalami proses peluruhan.Dengan mengetahui berapa jumlah unsur radioaktif yang
meluruh dan konstanta peluruhannya, maka pentarikhan umur suatu mineral dapat

7
dimungkinkan untuk dilakukan. Salah satu unsur radioaktif di bumi yang mengalami
peluruhan adalah uranium dengan produk akhirnya adalah timbal.
Dalam system periodik, semua untur yang memiliki nomor atom diatas atau sama
dengan 82 adalah unsur radioaktif. Ada 3 jenis unsur yang sering digunakan dalam radioaktif,
yakni :
1. Potasium
Biasanya banyak terdapat pada daerah batuan berpasir(sand) yang terdiri dari sedimen
(klastik,detrial) yang telah tererosi,melapuk dan tertransportasi sangat jauh dari batuan
induknya. Unsur Potassium banyak ditemukan pada mineral-mineral berikut :

a. Mineral lempung (clay) yang terbentuk pada struktur mineral lempung.Contoh :


kaolinite,chlorite
b. Mineral pembentuk batuan seperti feldspar,mika,ortoklas,biotit,muskovit dll yang
secara kimkia terbentuk menjadi struktur silikat.
c. Mineral pada batuan hasil penguapan yang terbentuk melalui proses kimia seperti
salts.Contohnya : sylivitedan carnalite
d. Mineral pada alga limestone (limestone berfosil ganggang).

2. Uranium

Gambar : Uranium
Ditemukan pada sedimen detrital (shales,conglomerates,sanstone, dan batuan
karbonatan). Ditemukan juga pada mineral tuff dan posfat Secara umum uranium tidak
terbentuk secara kimia terhadap batuan dengan kompak (erat) seperti halnya
Pottasium,namun mudah lepas bersama komponen sekunder batuan Sebagian besar longgar
pada batas butir,retakan(fracture),permukaan dalam(internal surface) sehingga mudah lepas
pada saat proses geologi.Hal ini dikarenakan Uranium yang high mobility. Uranium
digunakan sebagai indikator lingkungan dan proses pengendapan sedimen.

3. Thorium

Gambar : Thorium
Asal mulanya merupakan bagian dari batuan asam dan intermedit.namun berbeda
denganUranium,Thorium lebih stabil dan tidak mudah lepas.Thorium dan mineral thorium

8
terdapat pada sedimen sebagai butir detrial.Keduanya bisa stabil pada mineral berat seperti :
zircon,thorite,monazite,epidote,dan sphene. Thorium relatif dalam jumlah besar ditemukan
pada bauxite dan diantara mineral lempung,dan lebih banyak lagi ditemukan pada kaolinite
disbanding glauconites.

Kandungan atau komposisi dari unsure didalam batuan biasanya dituliskan kedalam
bentuk ppm untuk Uranium dan Thorium (1ppm= 10-8 kg U atau K,untuk 1kg massa batuan)
dan kedalam persentase (%) untuk Potassium (1%= 10-2 kg K untuk 1kg massa batuan).
Mineral-mineral lempung memiliki perbedaan kadar rasio Th/K.Sifat fisik inti digunakan
untuk identifikasi mineral lempung dan ini merupakan dasar dari pengukuran dari
spectromagnetik gamma log.
Dengan radiasi sinar gamma yang dipancarkan batuan kita bisa menentukan nama dan
jenis batuan tersebut. Pengukuran sinar gamma alami yang dipancarkan formasi. Radiasi
sinar gamma berasal dari atom Uranium (U),Thorium (Th),dan Potassium (K). Karakteristik
respon sinar gamma :

Gambar : Karakteristik radiasi sinar gamma pada batuan.

Log Gamma Ray adalah log yang mengukur besarnya nilai radioaktif pada suatu
formasi. Akibat radiasi yang memancar dari tiga komponen mineral; uranium, thorium dan
potassium. Simpel log Gamma Ray memberikan nilai dari gabungan ketiga mineral tersebut,
sementara Spectral Gamma Ray menunjukkan jumlah masing-masing dari ketiga komponen
mineral tersebut. Kebanyakan batuan beku dan metamorf pada umumnya lebih radioaktif
daripada batuan sedimen. Namun dari keseluruhan batuan sedimen, shale memberikan radiasi
yang paling kuat / sangat radioaktif.

9
Gambar: Respons dari Log Gamma Ray dan Spectral Gamma Ray pada berbagai macam
tipe mineral. Gamma Ray menunjukkan besarnya nilai radioaktif, Spectral Gamma Ray
menunjukkan nilai Thorium (Th) dan Uranium (U), dalam ppm, dan Potassium (K), dalam
%, F=Feldspar, M= Mica, * = Glauconite (Courtesy "The Geological Interpretation of Well
Logs, Second Edition, Malcolm Rider")

Unsur radioaktif yang berasal dari pusat bumi akan mendingin dalam batuan sedimen,
beku ataupun metamorf. Radioaktivitas pada batuan beku intrusive Jika terintrusi di atas zona
subduksi Kandungan U, Th, dan K rendah Jika terintrusi di zona subduksi atau di bawahnya
Kandungan U, Th, dan K tinggi.

Gambar : Tabel Nilai rata-rata kandungan U, Th, dan K dalam batuan beku

Perbandingan elemen radioaktif dalam batuan vulkanik pada beberapa daerah tektonik
yang berbeda.

10
Gambar : Tabel nilai kandungan Radioaktif pada beberapa jenis batuan vulkanik.

• Ocean floor : tholeiitic basalts, high partial melting →konsentrasi elemen


radioaktifnya rendah
• Ocean islands : memiliki kandungan radioaktif yang tinggi
• Island arcs : terdapat tholeiitic dan andesitic
• Continental margins : terdapat andesitic, rhyolithic, dan dacitic
• Intracontinental : kandungan SiO2 nya tinggi
Untuk batuan metamorf Elemen radioaktif semakin berkurang dengan pertambahan
proses metamorfisme Penghabisan Uranium dan Thorium, disebabkan oleh proses
metamorfisme yang berlangsung secara progresif Uranium dan Thorium berkecenderungan
mengalami migrasi ke arah atas dalam kerak bumi Karena adanya reaksi dehidrasi
(pengeringan), atau karena adanya peleburan batuan (melting) di dekat dasar kerak bumi
(migmatites). Potassium tidak begitu terpengaruh oleh proses-proses tersebut. Rata-rata
perbandingan Thorium dengan Uranium dalam batuan metamorf menyimpang dari nilai
tertentu pada beberapa batuan intrusif. Hal ini sesuai dengan jumlah radioaktif yang hilang
selama proses metamorfisme, dimana pergerakan Uranium sangat dominan. Penyebab
mudahnya pergerakan dari U adalah bahwauranium ini ikatan ionnya yang mudah lepas,
dalam batas antar butir batuan dan pada permukaan internal.
Sedangkan batuan sedimen Secara rata-rata, konsentrasi Potasium dalam batuan lebih
rendah daripada Uranium dan Thorium. Karbonat memiliki kandungan radioaktif alami yang
paling rendah diantara batuan sedimen lainnya. Secara umum, Shale memiliki tingkat
radioaktif alami yang paling tinggi dibandingkan dengan batuan sedimen lainnya. Untuk
membedakan antara Shale dengan batuan sedimen lainnya, digunakan Gamma-ray Sonde.
Korelasi antara kandungan clay dengan radiasi batuan sedimen sangat penting dalam
penentuan karakteristikn reservoar, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Perbedaan antara Clay dengan lapisan-lapisan pasir (sand layers)


2. Penentuan kandungan Clay dalam batuan sedimen
3. Pengkarakteristikkan tipe-tipe Clay

Korelasi ini dapat berubah bila mineral radioaktif lainnya (contoh : feldspar, mica,
glauconite, monazite, dan zircon) terdapat dalam batuan klastik (clean clastic rocks). Korelasi
berdasarkan komponen spektrum (Th, K) dalam intensitas sinar gamma.

Untuk tertiary clastic : Vsh = 0,083 (23,7∆𝐼𝑠 − 1)

Untuk batuan yang konsolidasi dan mesozoikum yang sangat tinggi :

11
Vsh = 0,083 (0,332∆𝐼𝑠 − 1)

Dimana ΔIs = Intensitas atau konsentrasi Th / K, namun tidak berlaku jika terdapat pengaruh
uranium.

E. Kandungan Radiaktivitas Pada Pelapukan Batuan


Pelapukan batuan adalah proses disintegrasi secara berangsur dari material penyusun
kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur
serta komposisi mineral-mineral batuan.

Dalam Geomorfologi, denudasi adalah istilah yang dipakai untuk mengindikasikan


lepasnya material –material melalui proses erosi dan pelapukan yang berakibat pada
berkurangnya ketinggian (elevasi) dan relief dari bentuk lahan serta bentang alam. Proses
eksogenik (kerja air, es, dan angin) adalah faktor yang mendominasi proses denudasi.
Denudasi dapat mengakibatkan lepasnya partikel- partikel yang berbentuk padat maupun
material yang berupa larutan. Secara geomorfologi, pelapukan mekanis dan pelapukan
kimiawi mempunyai hubungan dengan pembentukkan bentang alam.

1. Pelapukan mekanis adalah semua mekanisme yang dapat mengakibatkan terjadinya


proses pelapukan sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa bagian yang
lebih kecil partikel-partikel yang lebih halus. Mekanisme dari proses pelapukan
mekanis antara lain adalah abrasi, kristalisasi es (pembekuan air) dalam batuan,
perubahan panas secara cepat (thermal fracture) , proses hidrasi, dan
eksfoliasi/pengelupasan yang disebabkan pelepasan tekanan pada batuan karena
perubahan tekanan
2. Pelapukan kimiawi (dikenal juga sebagai proses dekomposisi atau proses peluruhan)
adalah terurai/pecahnya batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi,
hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan kimiawi
merubah komposisi mineral mineral dalam batuan menjadi mineral permukaan seperti
mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak stabil yang terdapat dalam batuan akan
dengan mudah mengalami pelapukan apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt
dan peridotit. Air merupakan agen yang sangat penting dalam terhadinya proses
pelapukan kimia, seperti pengelupasan cangkang (speriodal weathering) pada batuan.
3. Pelapukan organis dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah
yang umum dipakai untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi pada
penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan dan
aktivitas organisme dalam membuat lubang-lubang pada batuan (bioturbation),
termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral melalui
proses leaching. Pada hakekatnya pelapukan organis merupakan perpaduan antara
proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.

Batuan yang melapuk akan menjadi hamparan pasir yang terdiri atas partikel atau
butiran batuan kecil. Berikut adalah kandungan radioaktif pada mineral atau batuan.

12
a. Feldspathic sandstones atau arcoses : Terdapat kandungan Potassium, yang tergantung
dari jumlah feldspar pada Batupasir tersebut. Perbandingan Th/K sangat rendah < 10-4
b. Micaceous sandstones : Memiliki kandungan Potassium dan Thorium yang tinggi.
Perbandingan Th/K 2.5 x 10-4
c. Heavy minerals within sandstones : (zircon, allanite, monazite) memiliki kandungan
Th dan U yang tinggi, dan P yang rendah. Perbandingan Th/K sangat tinggi.

F. Radioaktivitas Pada Karbonat Murni


Kandungan Th dan K mendekati nol

a) Jika U bernilai 0 → oxidizing environment

b) Jika ada U → reducing environment, atau stylolithes, atau phosphate bearing layers

Terdapat Th, K, dan U → terdapat kandungan lempung pada karbonat tersebut.

Terdapat Potassium, dengan atau tanpa U → carbonate of Algal Origin atau karbonat
dengan Glauconite.

G. Penentuan Umur Batuan.


Seperti yang dijelaskan pada pendahuluan, bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang
tersusun secara sistematis. Lapisan tersebut berdasarkan zaman/periode pembentukannya.
Batuan yang terdapat dilapisan terluar memiliki umur yang lebih tua dibandingkan yang
masih tertanam didalam perut bumi. Ada dua jenis penentuan umur batuan, yakni secara
absolut dan relatif.
Umur absolut dinyatakan dalam tahun atau juta tahun, sedang umur relatif adalah
penempatan suatu stratigrafi relatif terhap zaman-zaman geologi yang didasarkan pada fosil-
fosil tertentu tanpa ditentukan batas-batasnya secara geokronologi yang dinyatakan dalam
skala waktu/satuan waktu dalam tahun. Namun sekarang metode penentuan umur dapat
dilakukan berdasarkan radiometrik, dimana batas-batas zaman/periode geologi sekarang
ditentukan secara akurat radimetrik dan dinyatakan dalam jutaan tahun. Metode-metode
penentuan umur geologi yang sekarang dipakai adalah :
a. Metode penentuan secara relatif (dengan fosil/stratigrafi).
Penentuan umur relatif batuan pada 2 lapisan yang berbeda dalam 1 penampang dapat
ditentukan dengan melihat lapisan yang terlebih dahulu diendapkan, yang terendapkan
pertama lebih tua umurnya daripada yang terendapkan kemudian. Proses ini berlangsung
terus sampai semua lapisan tersusun dalam suatu skala umur relatif yang memperlihatkan
urutan kejadiannya. Umur relatif dari berbagai macam lapisan dapat dipecahkan dengan
tiga konsep yang mendasar :
1. Prinsip superposisi

13
Dalam keadaan normal (belum mengalami gangguan), dalam suatu urutan batuan
yang diendapkan maka lapisan yang berada paling bawah umurnya paling tua.
2. Hukum cross cutting relation (memotong/diterobos)
Batuan yang memotong batuan yang lain berarti lebih muda. Misal antara batuan beku
dengan batuan endapan atau antar batuan Beku. Lapisan batuan endapan A dipotong
(diterobos) oleh batuan beku B dan batuan beku B diterobos oleh batuan beku C,
sehingga urutannya A, B, C.
3. Cara dengan hasil fosil
Cara ini biasanya pada batuan endapan. Fosil adalah sisa – sisa binatang atau
tumbuhan purba yang sudah membatu. Dasar pemikirannya: evolusi. Pada endapan
yang terletak dibawah mempunyai fosil yang berbeda dengan endapan yang terletak
di atas. Dari fosil – fosil ersebut dapat diketahui evolusi dari binatang maupun
tumbuhan. Banyak binatang/tumbuhan yang baru muncul. Dengan mengetahui
evolusi binatang / tumbuhan tersebut dapat diketahui endapan yang tua dan yang lebih
muda. Tetapi umur yang didapat hanyalah umur kisaran (nisbi).

b. Metode penentuan secara radiometric (absolut)


Percobaan – percobaan untuk menentukan umur batuan batuan secara absolut :
1. Herodotus ( 450 SM )
Herodotus (450 th sebelum Masehi) menulis bahwa patung Rameles II di Memphis
(lembah Sungai Nil) Umurnya lebih dari 3000 Tahun. Patung tersebut sekarang
tertimbun ± 10 cm diperlukan satu abad.
2. Proses pengendapan = kecepatan pengendapan. Tetapi akan sulit dan tidak tepat kalau
hal tersebut dipergunakan untuk menentukan menentukan umur karena faktor – faktor
kecepatan pengendapan disetiap tempat tidak sama, demikian pula faktor waktu
terjadinya sekarang dan dahulu tidak sama.

3. Menghitung kadar garam.


Dianggap bahwa semua garam yang ada dilautan berasal dari daratan yang diangkut
melalui sungai - sungai ke laut. Hal ini juga kurang cocok disebabkan karena :
- Pengangkutan selama waktu geologi telah mengalami berbagai perubahan yang
besar.
- Sebagai NaCl telah terikat dalam endapan – endapan yang terbentuk.
-
4. Menghitung proses erosi
Misalnya yang dilakukan di air terjun Niagara, dimana setiap tahun batuannya
terkikis oleh air sehinga letak air terjun makin ke arah hulu. Hal ini juga tidak dapat
diberlakukan secara umum karena tidak selalu sama pengikisan batuan tersebut pada
waktu yang sama. Juga batuan yang beraneka, besar penggikisan tidak sama. Batuan
keras mestinya lebih tahan dibandingkan dengan batuan yang lunak.

5. Cara radioaktif.
Asas keradioaktifan, bahwa beberapa unsur tertentu mengalami pemisahan
sehingga yang mempunyai berat atom tinggi berubah ke yang mempunyai berat atom

14
kecil dan akhirnya menjadi unsur yang mantap (misalnya timbal). Waktu yang
diperlukan dari unsur – unsur radioaktif dapat diketahui sehingga dapat menghitung
berdasarkan unsur yang sekarang ada dapat menentukan kapan terbentuknya
(menentukan waktu umur mutlak).
Penentuan umur dengan radiometri memberikan keuntungan kita dapat
menafsirkan umur suatu contoh batuan. Radiometri memberikan keterangan dalam
jutaan tahun. Penentuan umur dengan cara radiometri adalah mengamati peluruhan
atom-atom yang ada pada suatu batuan. Contohnya isotop dengan nomor atom yang
lebih besar, seperti mineral-mineral yang ada pada batuan beku. Suatu atom lama-
kelamaan akan mempengaruhi peluruhan atau pengurangan, tapi peluruhan radioaktif
adalah reaksi dimana jumlah atom yang terurai dalam suatu waktu t adalah setara atau
proporsional dengan jumlah yang ada. Perbandingan ini digunakan untuk menentukan
umur batuan.
Pada saat atom mengalami peluruhan waktunya tidak dapat diperkirakan tapi
pada nomor atom yang lebih besar hal itu mungkin dilakukan dengan perbandingan
waktu peluruhan yang dibutuhkan. Radioaktifitas proses statistik yang mengikuti
hukum probabilitas, mirip dengan melempar uang logam. Suatu isotop mempunyai
sifat yang khas yaitu waktu paruh, ia akan memberikan gambaran statistik dari waktu
yang diperlukan untuk peluruhannya. Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan untuk terurainya setengah dari atom yang semula ada. Perbandingan ini
digunakan untuk menentukan umur batuan

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Daratan dan perairan bumi terletak pada lapisan litosfer. Pada lithosfer terdapat tiga
jenis batuan yaitu:
a. Batuan beku;
b. Batuan sedimen;
c. Batuan metamorf;
2. Secara umum pembagian periode pembentukan bumi secara kronologis terdiri atas
4 bagian :
a. Haden (di bawah muka bumi) 4,6 Milyar tahun - 3,9 Milyar tahun
b. Archae (kuno) 3,9 Milyar tahun – 2,5 Milyar tahun
c. Proterozoic (awal kehidupan) 2,5 Milyar tahun – 545 juta tahun.
d. Phanerozoic (kehidupan yang terlihat, sekarang).
3. Radioaktifitas merupakan proses peluruhan secara spontan dari atom yang memiliki
isotop tertentu ke isotop lainnya. Dimana, Isotop adalah nuklida-nuklida dengan
nomor atom sama,tetapi nomor massanya berbeda. Dalam table periodik, unsur
dengan nomor atom ≥ 82 adalah radioaktif, termasuk Potassium, Uranium dan
Thorium
4. Potasium Biasanya banyak terdapat pada daerah batuan berpasir (sand) yang terdiri
dari sedimen (klastik,detrial) yang telah tererosi, melapuk dan tertransportasi sangat
jauh dari batuan induknya.
5. Uranium
Ditemukan pada sedimen detrital (shales,conglomerates,sanstone, dan batuan
karbonatan). Ditemukan juga pada mineral tuff dan posfat. Secara umum uranium
tidak terbentuk secara kimia terhadap batuan dengan kompak (erat) seperti halnya
Pottasium, namun mudah lepas bersama komponen sekunder batuan
6. Thorium
Asal mulanya merupakan bagian dari batuan asam dan intermedit.namun berbeda
denganUranium,Thorium lebih stabil dan tidak mudah lepas.Thorium dan mineral
thorium terdapat pada sedimen sebagai butir detrial.
7. Metode-metode penentuan umur geologi yang sekarang dipakai adalah :
a. Metode penentuan secara relatif (dengan fosil/stratigrafi);
b. Metode penentuan secara radiometric (absolut)

B. Saran
1. Unsur radioaktif sangat bermanfaat khususnya sumber alternatif energi terbarukan
dimana 1 gram bahan radioaktif bisa memasok listrik satu kota metropolitan selama
sebulan, namun unsur radioaktif juga sangat berbahaya karena bisa memutasi gen-
gen dan menyebabkan luka radiasi pada sel tubuh. Bahan Radioaktif perlu
dikembangkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://softilmu.blogspot.com/2014/01/sejarah-terbentuknya-bumi.html. Diakses 4


Mei 2015.

Anonim.http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.PEND.FISIKA/195708071982112WIEN
DARTUN/2. Radioaktivitas.pdf diakses 4 Mei 2015.

Anonim. www.warintek.ristek.go.id/nuklir/hidrogeologi.pdf. DIakses 4 Mei 2015

Elisa. 2012. Radioaktivitas Batuan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Campbell. 1999. Biologi Jilid II : Terjemahan Wasmen Manalu. Jakarta : Erlangga.

Ngadenin. 2013. Jurnal : Geologi Dan Potensi Terbentuknya Mineralisasi Uranium Tipe
Batupasir Di Daerah Hatapang, Sumatera Utara. Jakarta : BATAN.

Tjokrokardono, Soeprapto. 2002. Studi Uranium Provinsi Kalimantan : Kajian Mineralisasi


Uranium Pada Batuan Metamorf dan Granit Pegunungan. Jakarta : Pusat Pengembangan
Bahan Galian dan Geologi Nuklir-BATAN.

17

Вам также может понравиться