Вы находитесь на странице: 1из 14

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

SISTEM SENSORIS TELINGA

Tugas Kelompok 3

1. Agung Wahyu I, Nim : 1620002B 5. Suharis, Nim : 1620027B


2. Heni Susilowati.S, Nim : 1620033B 6. Widy Purwa, Nim : 1620029B
3. M.Hudi Nasta in, Nim : 1620034B 7. Indah Dwi R, Nim : 1620018B
4. Pompi Yulianto, Nim : 1620020B

PRODI D III KEPRAWATAN PROGSUS TK I STIKES HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2016 -2017

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT.Karena atas Rahmat, Nikmat, dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas “ Makalah Sistem Pendengaran ” ini dengan
lancar dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dan kerja samanya dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sebagai mahasiswa tentunya masih banyak kekurangan dari diri
kami, oleh karena itu jika nantinya ada kekurangan ataupun kesalahan dari hasil makalah
kelompok kami tolong berikan kritik sekaligus saran untuk membangun dan
menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin!.

Wassalamu’alaikum Wr. W

Surabaya , Oktober 2016

Kelompok 3

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..4

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3.Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………….….............…5

2.1. Indera Pendengar

2.2. Bagian dari Telinga Manusia

2.3. Fisiologi Sistem Pendengaran Manusia

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………….………....13

3.1. Kesempulan

3.2.Saran

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………..14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh. Harus tepat,
telinga merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung jawab untuk indera pendengaran. Ini
melakukan fungsi utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara
ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita
adalah penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan. Untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap
alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur indra
pendengaran. Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Maka dari itu
kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga,fisiologi pendengaran,proses
pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat indra pendengaran sangat penting bagi manusia, maka
besar harapan kelompok kami dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan mengenai materi
indra pendengaran.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu indra pendengaran pada manusia ?

2. Jelaskan bagian-bagian dari telinga manusia ?

3. Bagaimana fisiologi gelombang bunyi pendengaran ?

4. Apa sajakah fisiologi system pendengaran pada manusia ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang indra pendengaran pada manusia

2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga manusia

3. Untuk mengetahui fisiologi gelombang bunyi pendengaran


4. Untuk mengetahui fisiologi system pendengaran pada manu

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Indera Pendengar

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada
tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar
berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls
ke otak untuk diolah. Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah
getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi
(pemampatan)molekul-molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena
penjarangan molekul tersebut.

2.2 Bagian dari Telinga Manusia


Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam.
Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari
telinga luar ke telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang
kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan
oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai jenis suara. Mari kita bahas
secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam
mendengar.
a. Telinga luar : ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian terlihat dari telinga, yang
berfungsi sebagai organ pelindung untuk gendang telinga. Ini mengumpulkan dan memandu gelombang
suara masuk ke telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dua bagian berikut.

 Telinga Flap (Pinna) - Gelombang suara masuk ke telinga melalui flap telinga atau pinna.

 Saluran Telinga (Meatus) - Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini menguatkan gelombang suara dan
channelizes mereka ke telinga tengah. Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang
mensekresi kotoran telinga.

b. Telinga Tengah : Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam,
merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan. Telinga tengah adalah rongga
berisi udara dan terdiri dari bagian-bagian berikut.

 Gendang telinga (membran timpani) - Gendang telinga adalah selaput tipis yang bertindak sebagai
partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat itu menerima gelombang suara, dan
mengubah energi suara menjadi energi mekanik.

 Hammer (Malleus) - Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga. Karena terletak
berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan hammer bergetar.
 Anvil (Incus) - Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu bergetar dalam
menanggapi getaran hammer.

 Stirrup (Stapes) - Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di telinga tengah.
Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang kompresional ke telinga bagian dalam.

c. Telinga dalam (Labyrinth) : Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian
terdalam dari telinga. Hal ini diisi dengan zat seperti air dan terdiri dari baik
pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga bagian dalam terdiri dari bagian-
bagian berikut.

 Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur digulung
yang dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea terdiri dari sel-
sel saraf banyak. Sel-sel saraf mirip rambut merespon secara berbeda
terhadap berbagai frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke generasi
impuls listrik.

 Saluran setengah lingkaran - Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat pada
koklea dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan.

 Auditory Saraf - ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel saraf, yang
kemudian diteruskan ke otak.

Dengan cara ini, bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia melakukan fungsi
tertentu yang berkontribusi terhadap fungsi keseluruhan telinga. Setiap kerusakan dan / atau
gangguan di bagian telinga dapat menyebabkan masalah telinga dan gangguan pendengaran
(tuli).

Fisiologi gelombang bunyi pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani.

Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran


dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh
membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran
basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang
akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

Susunan dan cara alat kerja seimbang

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada
di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan
disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus
yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang
mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.

Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke
otak.

2.3 Fisiologi Sistem Pendengaran Manusia

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah
getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena
kompresi (pemampatan)molekul-molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah
bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut.

Sewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta suatu gelombang
tekanan di telinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan perpindahan mirip-gelombang
pada membran basilaris terhadap membrana tektorium. Sewaktu menggesek membrana
tektorium, sel-sel rambut tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensial aksi. Apabila
deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang bersinaps dengan sel-sel
rambut akan terangsang untuk melepaskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak

Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah dan,
neuron aferen yang akan melepaskan potensial aksi. Misalnya, sel-sel rambut yang terletak
dibagian membrana basilaris dekat jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan
oleh suara berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut yang terletak dimembrana basilaris
yang paling jauh dari jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh gelombang
berfrekuensi rendah. Otak menginterpretasikan suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang
diaktifkan. Otak menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron
dan jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi.

Penghantaran (konduksi) gelombang bunyi ke cairan di telinga dalam melalui


membran timpani dan tulang-tulang pendengaran, yang merupakan jalur utama untuk
pendengaran normal, disebut hantaran osikular. Gelombang bunyi juga menimbulkan getaran
membran timpani kedua yang menutupi fenestra rotundum. Proses ini, yang tidak penting
untuk pendengaran normal, disebut hantaran udara. Hantaran jenis ketiga, hantaran tulang,
adalah penyaluran getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan di telinga dalam. Hantaran
tulang yang cukup besar terjadi apabila kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang
bergetar langsung ke tengkorak. Jaras ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang
sangat keras.
Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural / sensorineural deafness ( perseptif)
serta tuli campur / mixed deafness.

Tuli konduktif disebabkan oleh hal yang mengganggu hantaran normal daripada
gelombang suara ke organ Corti. Jadi merupakan gangguan konduksi rangsangan suara
melalui liang telinga, membran timpani, ruang telinga tengah, dan tulang pendengaran.

Pada telinga luar misalnya prop serumen atau benda asing dalam liang telinga, otitis
eksterna, eksostosis. Pada telinga tengah misalnya OMA supurativa dan nonsupurativa, otitis
media kronik dengan atau tanpa mastoiditis, perforasi membrana timpani, otitis media serosa
(glue ear), otitis media adesiva, otosklerosis, sumbatan tuba Eustachii, barotrauma, trauma
kepala disertai gangguan fungsi telinga oleh ossicular chain disruption atau oleh hematoma
dalam telinga tengah, neoplasma.

Pada tuli sensorineural (perseptif) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam,
nervus VIII atau di pusat pendengaran. Tuli saraf disebabkan oleh hal yang merintangi atau
mengurangi reaksi normal dari sel rambut terhadap stimulasi oleh gelombang suara atau hal
yang merintangi / mengganggu reaksi normal dari jalan serabut saraf organ Corti ke korteks
serebral. Kerusakan pada saraf atau koklea dapat disebabkan oleh trauma kepala disertai
kerusakan os petrosus, trauma akustik misalnya ketulian akibat bising di pabrik, infeksi (virus
pada parotitis, campak, influenza dan sebagainya), neoplasma (akustik neuroma, glomus
jugulare), obat ototoksik (streptomisin, kanamisin, preparat kina), gangguan serebrovaskular.

Tuli campur disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli
campur dapat merupakan suatu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi
ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII
(tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).

Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan


melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Pemeriksaan dengan
menggunakan garpu tala merupakan tes kualitatif, sedangkan. engan menggunakan
audiometer merupakan tes kuantitatif. Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara
20 sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2.000
Hz. Oleh karena itu untuk memeriksa pendengaran dipakai garpu tala 512, 1.024, dan 2.048
Hz. Penggunaan ketiga garpu tala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila salah
satu frekuensi ini terganggu penderita akan sadar adanya gangguan pendengaran. Bila tidak
mungkin menggunakan ketiga garpu tala itu, maka diambil 512 Hz karena penggunaan garpu
tala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising disekitarnya. Terdapat berbagai macam tes
penala, seperti tes Rinne, tes Weber, tes Schwabach, tes Bing, dan tes Stenger. Untuk
mempermudah interpretasi secara klinik, dipakai tes Rinne, tes Weber, dan tes Schwabach
secara bersamaan.

1. Tes Rinne

Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran
melalui tulang pada telinga yang diperiksa (Soepardi et al, 2007). Caranya yaitu garpu tala
digetarkan, kemudian ditempelkan pada tulang mastoid sampai pendengar tidak mendengar
lagi, lalu dipindahkan ke depan liang telinga. Disini akan terdengar lagi oleh karena hantaran
udara lebih baik daripada melalui tulang. Ini disebut Rinne positif. Bila ada gangguan aliran
udara disebut Rinne negatif. Rinne positif terdapat pada orang normal dan pada penderita
gangguan saraf (neurosensoris). Rinne negatif terdapat pada gangguan aliran udara (tuli
konduktif), misalnya di daerah membran timpani, serumen pada liang telinga, kerusakan
tulang pendengaran, dan sebagainya.

2. Tes Weber
Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri
dengan telinga kanan.

Caranya yaitu garpu tala digetarkan dan diletakka di verteks, kemudian dibandingkan
pendengara telinga kanan dan kiri. Pada orang normal pendengaran telinga kanan dan kiri
sama (tidak ada lateralisasi). Bila ada gangguan konduksi, erjadi lateralisasi ke arah telinga
yang sakit. Bila ada gangguan saraf, terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat. Hasil
dinyatakan sebagai lateralisasi ke kanan / ke kiri atau lateralisasi negative.

3.Tes Schwabach

Tes Schwabach ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang orang
yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.

Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak
terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus
telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar
disebut Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang
dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih
dulu. Bila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila
pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama
dengan pemeriksa.

4. Tes Bing (tes Oklusi)

Cara pemeriksaan yaitu tragus telinga yang diperiksa ditekan sampai menutup liang
telinga, sehingga terdapat tuli konduktif kira-kira 30 dB. Penala digetarkan dan diletakkan
pada pertengahan kepala (seperti pada tes Weber). Bila terdapat lateralisasi ke telinga yang
ditutup, berarti telinga tersebut normal. Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak bertambah
keras, berarti telinga tersebut menderita tuli konduktif .

5. Tes Stenger
Tes Stenger digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (simulasi atau pura-pura tuli).
Cara pemeriksaan dengan menggunakan prinsip masking. Misalnya pada seseorang yang
berpura-pura tuli pada telinga kiri. Dua buah penala yang identik digetarkan dan masing-
masing diletakkan di depan telinga kiri dan kanan, dengan cara tidak kelihatan oleh yang
diperiksa. Penala pertama digetarkan dan diletakkan di depan telinga kanan (yang normal)
sehingga jelas terdengar. Kemudian penala yang kedua digetarkan lebih keras dan diletakkan
di depan telinga kiri (yang pura-pura tuli). Apabila kedua telinga normal karena efek
masking, hanya telinga kiri yang mendengar bunyi, jadi telinga kanan tidak akan mendengar
bunyi. Tetapi bila telinga kiri tuli, telinga kanan tetap menengar bunyi.

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis

- Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa Normal

- Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit Memanjang Tuli konduktif

- Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat Memendek Tuli sensorineural Catatan: Pada tuli
konduktif < 30 dB, Rinne

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh.
Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung jawab untuk
indera pendengaran. Ini melakukan fungsi utama menerima gelombang suara dan
mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan
jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah penting untuk penentuan
posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan. Tiga bagian utama dari telinga manusia
adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia
adalah sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke
telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang
kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik
yang dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai
jenis suara.

B. Saran

 Semoga dapat memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang mekanisme


persalinan normal.
 Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik di
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC Junquiera, L.C. dan
Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji Dharma.1982.
Jakarta: EGC. Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: JICA. Tenzer, A. 1998.
Struktur Hewan Bagian II. Malang: IKIP Malang

Вам также может понравиться