Вы находитесь на странице: 1из 9

jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.

2-2017

Istrumen Penilaian Karya Seni Rupa (Kriya Keramik)

Hasnawati
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain UNM
hasnawati@unm.ac.id
Yabu M.
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain UNM
yabum@gmail.com

Abstract. Assessment Instrument Works of Fine Arts (Kriya Ceramics). The purpose of this study is
to produce assessment instruments in art learning that can be used as a guidance for assessment by
teachers of art and culture in junior high. This type of research is development research. The flow of
this research begins with analyzing the needs of teachers on artistic scoring techniques in junior high
schools, planning research on the development of art assessment instruments, identifying types of
artwork based on content standards, developing indicators of achievement based on basic
competencies, determining the types of artworks created by assessment instruments, create a grid of
assessment instruments, develop an assessment instrument. Technique of collecting data is done by
observation, interview, documentation, and questionnaire. Data analysis was done by qualitative and
quantitative descriptive analysis technique. Based on the results of research that has been done, it is
known that the assessment instrument developed in this study is a valuation instrument for the work of
applied art of local culture is the work of ceramic craft. The steps undertaken in developing
assessment instruments are by looking at the curriculum, content standards, developing indicators of
achievement, and composing instrument grids and developing assessment instruments.

Keywords: Instrument assessment, Kriya Ceramics.

Abstrak. Instrumen Penilaian Karya Seni Rupa (Kriya Keramik). Tujuan penelitian ini adalah untuk
menghasilkan instrumen penilaian dalam pembelajaran seni rupa yang dapat dijadikan sebagai
pedoman penilaian oleh guru-guru seni budaya di SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian
pengembangan. Alur penelitian ini dimulai dari menganalisis kebutuhan guru mengenai teknik
penilaian seni rupa di SMP, merencanakan penelitian pengembangan instrumen penilaian seni rupa,
mengidentifikasi jenis karya seni rupa berdasarkan standar isi, mengembangkan indikator
ketercapaian berdasarkan kompetensi dasar, menentukan jenis karya seni rupa yang dibuatkan
instrumen penilaian, membuat kisi-kisi instrumen penilaian, mengembangan isntrumen penilaian.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.
Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah instrumen penilaian untuk karya seni rupa terapan budaya lokal yaitu karya kriya
keramik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan instrumen penilaian adalah
dengan mencermati kurikulum, standar isi, mengembangkan indikator ketercapaian, dan menyusun
kisi-kisi instrumen serta mengembangkan instrumen penilaian.
.
Keywords: Instrumen penilaian, Kriya Keramik

1
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

I. PENDAHULUAN dalam hal ini Badan Standar Penilaian


Tujuan pendidikan adalah membentuk Pendidikan (BSNP). Panduan standar penilaian
manusia yang memiliki kepribadian yang baik untuk kelompok mata pelajaran estetika (seni
dan beradab agar mampu menghadapi berbagai budaya/seni rupa) yang dibuat oleh BSNP tidak
tantangan hidup di era globalisasi ini. Dengan pernah digunakan oleh guru, bahkan berdasarkan
demikian, pembelajaran bagian dari pendidikan hasil observasi di sekolah diketahui bahwa
diupayakan dapat berjalan semaksimal mungkin banyak guru-guru yang tidak pernah melihat
dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan panduan penilaian tersebut. Dengan demikian,
penilaian agar dapat mencapai tujuan pendidikan guru hanya menilai karya seni rupa berdasarkan
tersebut, karena pembelajaran merupakan sebuah perasaan, artinya cenderung guru menilai dengan
langkah kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang unsur subjektivitas, guru menilai pembelajaran
siswa untuk mencapai sebuah tujuan seni rupa khususnya dalam hal karya seni rupa
pembelajaran. dengan tidak melihat unsur-unsur apa yang
Kaitannya dengan proses pembelajaran seharusnya dinilai dalam sebuah karya seni rupa,
di sekolah, terdapat tiga tahapan pembelajaran namun guru menilai berdasarkan sesuka hatinya.
yang dilakukan oleh seorang guru. Tahapan Berkaitan dengan hal di atas diketahui
tersebut adalah: perencanaan pembelajaran, bahwa keberhasilan sebuah pembelajaran seni
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil rupa tidak terlepas dari peranan seorang guru
pembelajaran. Ketiga tahapan tersebut dalam menilai sebuah karya siswa. Penilaian
merupakan satu kesatuan yang yang dilakukan oleh guru di sekolah saat ini
berkesinambungan dan harus dilaksanakan belum menggunakan instrumen yang dapat
dengan baik oleh seorang guru. Kenyataan dipertanggungjawabkan. Kenyataan di lapangan
dilapangan bahwa guru sering mendapatkan bahwa banyak guru tidak mampu menjelaskan
kegiatan workshop, baik workshop tentang kriteria yang digunakannya dalam memberikan
perencanaan pembelajaran merencanakan silabus penilaian terhadap karya seni rupa hasil karya
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), siswa.
pelatihan melaksanakan kegiatan pembelajaran Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti
dengan baik, misalnya membuat media dan ingin mengembangkan sebuah instrumen
menerapkan metode dan model pembelajaran penilaian yang valid, praktis dan efektif untuk
sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan mata pelajaran seni budaya (seni rupa) di tingkat
workshop tentang bagaimana melakukan pendidikan SMP. Dengan adanya instrumen yang
penilaian hasil belajar sesuai dengan indikator valid, praktis, dan efektif, guru dapat memberi
ketercapaian. Namun, kenyataan di sekolah penilaian secara objektif pada pembelajaran seni
masih banyak guru-guru yang tidak rupa di SMP se Kota Makassar. Berdasarkan
melaksanakan ketiga tahapan kegiatan latar belakang tersebut, tujuan dalam penelitian
pembelajaran tersebut, terutama dalam hal ini adalah terbagi atas dua bagian, yaitu: tujuan
kegiatan penilaian pembelajaran. umum dalam penelitian ini adalah untuk
Diketahui bahwa penilaian merupakan menghasilkan pedoman penilaian dalam
bagian terpenting dari kegiatan pembelajaran, pembelajaran kreasi seni rupa yang dapat
karena penilaian bertujuan untuk mengetahui digunakan oleh guru-guru seni budaya di SMP.
proses dan hasil belajar mengajar suatu Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah
pembelajaran. Untuk melakukan penilaian yang sebagai berikut: untuk mengembangkan
praktis atau menilai dengan menghilangkan instrumen penilaian karya seni rupa siswa SMP
unsur-unsur subjektif diperlukan alat penilaian se Kota Makassar.
atau instrumen penilaian yang valid.
Untuk mencapai hasil pelaksanaan
pembelajaran di sekolah yang maksimal, II. STUDI
hendaknya guru memiliki pengetahuan dan Kajian tentang Instrumen Penilaian
pemahaman dalam menilai sebuah proses Proses penilaian merupakan sebuah
pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni langkah yang penting dilakukan bagi guru.
budaya khususnya seni rupa. Penilaian Dalam pendidikan terdapat dua arti untuk
pembelajaran seni rupa di sekolah tidak penilaian, yaitu penilaian dalam arti evaluasi
dilaksanakan sesuai dengan harapan pemerintah (evaluation) dan penilaian dalam arti asesmen
2
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

(assessment). Penilaian pendidikan dalam arti dapat berlangsung secara optimal. Misalnya
evaluasi (evaluation) merupakan penilaian seorang pengajar membutuhkan informasi
program pendidikan secara menyeluruh, evaluasi yang cukup tentang calon siswa yang akan
pendidikan menelaah komponen-komponen yang diajarnya, agar mampu menentukan
saling keterkaitannya tentang perencanaan, pengetahuan awal (entry behavior) yang
pelaksanaan, dan pemantauan dalam pendidikan. dimiliki siswa atau hal-hal lain secara tepat.
Sedangkan penilaian dalam arti asesmen b. Membuat keputusan, seorang pengajar
merupakan bagian dari evaluasi karena melakukan evaluasi proses belajar mengajar
merupakan penilaian sebagian komponen yang hanya di akhir semester. Hal ini pun tidak
ada dalam pendidkikan, yaitu menyangkut ada salahnya dan bahkan sangat dianjurkan
penilaian hasil belajar yang berhubungan dengan dilakukan untuk kepentingan kualitas proses
komponen kompetensi lulusan dan penguasaan belajar mengajar pada pembelajaran
substansi, serta penggunaannya (Ella berikutnya.
Yulaelawati, 2004: 94-95). Penilaian merupakan c. Meningkatkan kualitas pembelajaran,
proses mengumpulkan, mensintesa, dan sebagian atau seluruh hasil evaluasi akhir
menginterpretasikan informasi untuk semester ini biasanya digunakan sebagai
pengambilan keputusan (Rahmawati,dkk.-----: bahan renungan evaluasi untuk memperbaiki
42). proses belajar mengajar di pembelajaran
Evaluasi is the systemasic process of berikutnya.
collecting, analyzing, and interpreting
information to determine the extent to which Karakteristik Instrumen Evaluasi Hasil
pupils are achieving instructional objectives Belajar Mata Pelajaran yang Baik
(Gronlund, 1982: 5). Evaluasi merupakan
serangkaian kegiatan yang sistematis untuk Instrumen evaluasi hasil pembelajaran
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data mata pelajaran dapat berbentuk soal atau tes
tentang proses dan hasil pembelajaran yang (terutama untuk aspek kognitif dan
dilakukan secara sistematis dan bersinambungan, psikomotorik) atau non-soal atau non-tes
sehingga menjadi informasi yang bermakna (terutama untuk aspek afektif). Instrumen
dalam pengambilan sebuah keputusan. Evaluasi evaluasi berbentuk soal selalu memiliki jawaban
menempati posisi yang sangat strategis dalam yang benar dan jawaban yang salah. Pada
proses belajar mengajar (PBM). Sedangkan instrumen evaluasi non-soal, jawabannya
Sukardjo (2005: 3) berpendapat bahwa evaluasi merupakan suatu skala. Baik soal maupun non-
diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk soal terdiri dari sejumlah butir, yang berupa
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data pernyataan atau pertanyaan.
tentang proses dan hasil pembelajaran yang Instrumen evaluasi hasil pembelajaran
dilakukan secara sistematis dan mata pelajaran, baik soal maupun non-soal, harus
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi memenuhi syarat sebagai instrumen evaluasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang baik, yaitu valid, reliabel, dan objektif.
(skor dan nilai). Bersifat valid apabila soal tersebut mengukur apa
Dengan demikian, dalam Undang- yang seharusnya diukur. Validitas soal ada dua,
Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru yaitu validitas teori dan validitas empiris.
dan Dosen (2006: 167-168) dijelaskan bahwa Validitas teori terdiri atas validitas isi dan
standar penilaian pendidikan merupakan standar validitas konstruk (perilaku). Soal disebut
nasional pendidikan yang berkaitan dengan reliabel apabila soal tersebut dikenakan subjek
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian sama pada waktu yang berbeda, hasilnya tidak
hasil belajar siswa. Penilaian adalah proses berbeda secara signifikan. Suatu soal yang valid
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk selalu bersifat reliabel. Namun soal yang reliabel
mengukur pencapaian hasil belajar siswa. belum tentu valid. Sebagaimana validitas soal,
Menurut Prasetya Irawan (2001: 2) disini juga dikenal reliabilitas toeritis dan
setidak-tidaknya ada tiga manfaat evaluasi dalam reliabilitas empiris.
pembelajaran, yaitu: Soal dikatakan objektif, apabila faktor
a. Memahami sesuatu, dalam hal ini seorang guru tidak berpengaruh pada hasil penilaian dari
pengajar membutuhkan berbagai informasi soal tersebut. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
tentang sesuatu agar proses pembelajaran bentuk soal itu sendiri. Syarat-syarat soal yang

3
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

baik lainnya adalah konstruksi atau susunan butir Adapun bahan membuat keramik adalah tanah
soal. Susunan butir soal yaitu kalimat yang liat dan air, sedangkan alatnya adalah butsir,
menyusun butir soal harus benar. Disamping itu pengalas, meja pemutar dan tungku pembakaran.
soal seharusnya praktis atau mudah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
dilaksanakan, ekonomis, atau tidak mahal, dan intsrumen yang dikembangkan dalam penelitian
sebagainya. ini adalah instrumen penilaian dalam
pembelajaran kriya keramik teknik pijat.
Kajian tentang Pembelajaran Kriya Keramik
Istilah ‘gerabah’ dikenal sebagai III. METODE
keramik tradisional yang merupakan hasil dari Metode penelitian
kegiatan kerajinan dari tanah liat yang Jenis penelitian ini adalah jenis
dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang penelitian pengembangan, yaitu suatu jenis
ditekuni secara turun-temurun. Gerabah juga penelitian yang tidak dimaksudkan untuk
disebut keramik rakyat, karena mempunyai ciri menguji teori akan tetapi merupakan penelitian
pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik yang berorientasi untuk menghasilkan atau
pembakaran sederhana. Tempat produksi mengembangkan dan memvalidasi sebuah
keramik yang sudah terkenal sejak dahulu di produk. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sulawesi Selatan adalah di Kecamatan Borg & Gall (1983: 772) bahwa penelitian
Bontonompo, Kecamatan Pattallassang dan pendidikan dan pengembangan adalah suatu
Kecamatan Mappakasunggu yang terletak di proses yang digunakan untuk mengembangkan
Kabupaten Takalar. Benda kriya keramik yang dan memvalidasi produk-produk yang digunakan
diproduksi ada berbagai macam, seperti pot dalam pendidikan. Produk yang akan
bunga, vas bunga, kursi, meja, dan lain lain. dikembangkan dalam penelitian ini adalah
Keramik adalah salah satu hasil sebuah instrumen penilaian yang dapat dijadikan
kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal ini sebagai pedoman guru dalam menilai siswa SMP
dapat kita saksikan pada penemuan benda-benda dalam membuat karya seni rupa yaitu kriya
purbakala yang tertanam di dalam tanah. Salah keramik. Instrumen yang dikembangkan
satu jenis benda-benda yang ditemukan itu divalidasi oleh pakar yaitu ahli dalam bidang
adalah benda-benda keramik berupa wadah- pendidikan seni rupa khususnya kriya keramik,
wadah: guci, peralatan makan minum, alat sesaji selanjutnya diujicoba pada guru seni budaya
dan lain-lain; disamping penemuan benda-benda (seni rupa) di SMP. Hal ini dilakukan untuk
yang-terbuat dari batu dan logam. Ditemukan mendapatkan instrumen penilaian pembelajaran
juga bentuk-bentuk figurin berupa manusia dan seni rupa yang valid, praktis, dan efektif.
binatang. Teknik pengumpulan data yang
Benda keramik merupakan benda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
banyak dibutuhkan orang, baik perorangan berikut:
ataupun kelompok, sebagai keperluan individu, 1. Observasi, teknik ini dilakukan dengan
peralatan rumah tangga, keperluan restoran cara mengamati secara langsung kepada
maupun elemen estetis. Penampilan benda guru dalam menilai pembelajaran karya
keramik perlu direncanakan sejak mulai proses seni rupa baik karya seni rupa murni
pembentukan hingga penerapan maupun karya seni rupa terapan.
dekorasi/hiasannya. Dalam penerapan dekorasi Instrumen yang digunakan adalah
pada benda keramik dapat dilakukan dengan panduan observasi.
berbagai kondisi tanah liat, seperti kondisi benda 2. Dokumentasi, teknik ini dilakukan untuk
masih basah (bersamaan pada waktu medokumentasikan seluruh kegiatan
pembentukan), kondisi benda setengah penelitian, baik pada saat dilakukan
keras/kering, dan setelah selesai pembentukan, validasi instrumen maupun pada
hal ini terkait dengan keteknikan dekorasi yang pelaksanaan uji coba berlangsung.
akan dikerjakan. Namun demikian perlu Instrumen yang digunakan adalah
dipikirkan pula disain dekorasi, nilai estetis dan kamera.
artistiknya. 3. Wawancara, dilakukan secara langsung
Teknik pembuatan keramik pada pada validator dalam hal ini adalah pakar
umumnya terdapat beberapa teknik, yaitu teknik pendidikan seni rupa dan guru sebagai
putar, teknik pijat, teknik pilin, dan teknik cetak. subjek ujicoba. Wawancara dilakukan

4
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

untuk memperoleh data tentang validitas di daerah Makassar dan terdapat dalam
dan kepraktisan, operasional instrumen kurikulum yaitu siswa dapat membuat katya seni
penilaian yang dikembangkan pada rupa terapan dengan berbahan lunak. Karya
pembelajaran karya seni rupa untuk SMP. keramik harus diajarkan kepada siswa agar
Instrumen yang digunakan adalah meraka dapat mengenal karya budaya yang
panduan wawancara. terdapat di daerahnya sendiri.
4. Tes, dilakukan pada guru seni rupa SMP Mengidentifikasi jenis karya seni rupa
se Kota Makassar untuk mengetahui yang dilaksanakan di SMP berdasarkan
keefektifan instrumen yang kurikulum, hal yang dilakukan dalam
dikembangkan. mengidentifikasi jenis karya seni rupa yang
dilaksanakan di SMP Kota Makassar adalah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mencermati kurikulum. Kurikulum yang
Penelitian yang dilakukan adalah diterapkan di sekolah adalah Kurikulum Tingkat
mengembang instrumen penilaian karya seni Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
rupa terapan berbasis budaya lokal makassar, (K-13). Selanjutnya, kurikulum dicermati lebih
dengan demikian langkah-langkah yang peneliti mendalam yaitu dengan memperhatikan standar
lakukan adalah menganalisis kebutuhan guru isi mata pelajaran seni budaya. Standar isi
mengenai teknik penilaian seni budaya (seni memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
rupa) untuk SMP. Hal yang dilakukan yaitu untuk kurikulum 2013 serta Standar Kompetensi
dengan cara melakukan studi lapangan. dan Kompetensi Dasar untuk Kurikulum Tingkat
Berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan Satuan Pendidikan. Setelah mencermati standar
di sekolah yaitu pada beberapa guru seni budaya isi pada dua kurikulum, maka Kurikulum
(seni rupa) SMP di Kota Makassar bahwa guru Tingkat Satuan Pendidikan yang dipilih dalam
seni budaya (seni rupa) di Kota Makassar banyak penelitian ini. KTSP dipilih karena dalam standar
yang tidak memahami dan mengetahui teknik isi sangat jelas kompetensi yang ngin dicapai
penilaian karya seni rupa, mayoritas guru oleh siswa, selain itu guru-guru juga menerapkan
memberi penilaian berdasarkan perasaannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar
pada materi pembelajaran kreasi karya seni rupa Kompetensi pada mata pelajaran seni budaya
baik untuk seni rupa murni maupun seni rupa SMP Kelas VII adalah mengekspresikan diri
terapan, artinya guru memberikan penilaian pada melalui karya seni rupa. Kompetensi Dasar pada
karya siswa dengan unsur subjektivitas. Guru kelas VII adalah membuat karya seni kriya
tidak menggunakan kriteria yang semestinya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah
dinilai dalam karya seni rupa, guru tidak setempat.
menggunakan rubrik penilaian bahkan pedoman Mengembangkan indikator ketercapaian
penilaian yang disusun dari BSNP pun tidak berdasarkan SK dan KD yang terdapat dalam
pernah dilihat oleh guru. Dengan demikian, standar isi, hal yang dilakukan dalam
instrumen penilaian sangat dibutuhkan oleh guru mengembangkan indikatoir ketercapaian
untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berdasarkan SK dan KD adalah mengembangkan
seni budaya (seni rupa) khususnya pada proses indikator sesuai dengan rambu-rambu
penilaian karya seni rupa yang dibuat oleh siswa, pengembangan indikator, yaitu dengan
dengan harapan guru memberikan penilaian menggunakan kata kerja operasional. Adapun
secara objektif dan dapat indikator yang dikembangkan dalam penelitian
dipertanggungjawabkan. ini adalah (1) mempersiapkan alat dan bahan
Selanjutnya, merencanakan instrumen dalam membuat karya seni kriya dari bahan
penilaian karya seni rupa terapan berbasis lunak (tanah liat), (2) merancang karya seni kriya
budaya lokal Makassar. Dalam hal ini, dari bahan lunak (tanak liat), (3) membuat karya
perencanaan instrumen penilaian yang dilakukan seni kriya dengan teknik pijat, (4) Memberi
adalah merancang alat penilaian berdasarkan ornamen daerah Sulawesi Selatan pada karya
kriteria penilaian yang semestinya dinilai dalam kriya teknik pijat, dan (5) melakukan finishing
karya seni rupa terapan budaya lokal Makassar. karya.
Adapun karya seni rupa yang dipilih untuk Setelah mengembangkan indikator,
dibuatkan instrumen penilaian adalah karya langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
dengan bahan lunak yaitu keramik. Karya menentukan jenis karya seni rupa yang dibuatkan
keramik dipilih karena karya inilah yang terdapat instrumen penilaian serta teknik pembuatannya.

5
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

Dengan mencermati standar kompetensi, instrumen yang dikembangkan dalam


kompetensi dasar dan indikator yang pembelajaran kriya keramik teknik pijat:
dikembangkan, maka karya seni rupa terapan
yang dibuatkan instrumen penilaiannya adalah
karya kriya keramik dengan teknik
pembuatannya teknik pijat.
Membuat kisi-kisi instrumen penilaian
berdasarkan indikator ketercapaian, hal yang
dilakukan dalam tahap ini adalah membuat kisi-
kisi instrumen penilaian berdasarkan indikator
ketercapaian. Kisi- kisi tersebut memuat tentang
persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam
membuat karya seni kriya keramik. Perancangan
karya seni kriya dari bahan lunak (tanak liat),
pembuatan karya seni kriya dengan teknik pijat,
pemberian ornamen daerah setempat (Sulawesi
Selatan) pada karya kriya teknik pijat, serta
melakukan finishing karya.
Membuat instrumen penilaian berdasarkan
kisi-kisi. Pada tahap ini, instrumen yang
dikembangkan adalah instrumen penilaian
pembelajaran karya seni rupa terapan berbasis
budaya lokal yaitu karya seni rupa berbahan
lunak. Karya berbahan lunak yang dipilih adalah
karya keramik. Instrumen penilaian yang
dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen.
Hal ini dilakukan agar instrumen yang dihasilkan
sesuai dengan penilaian yang semestinya.
Terdapat dua penilaian yang dilakukan dalam
pembelajaran kriya keramik yaitu penilaian
proses dan penilaian hasil karya. Berikut adalah
1. Penilaian Proses
Indikator Skor
No. Kriteria Penilaian Skor
Penilaian Maksimal
1. Ketersediaan alat Apabila kedua indikator tidak
0
dan bahan tersedia
a. Alat Apabila salah satu indikator 2
1
b. Bahan tersedia
Apabila kedua indikator tersedia 2
2. Penguasaan alat Apabila kedua indikator tidak
0
dan bahan dapat digunakan dengan benar
a. Alat Apabila salah satu indikator
1 2
b. Bahan dapat digunakan dengan benar
Apabila kedua indikator dapat
2
digunakan dengan benar
3. Proses kerja Apabila kedua indikator tidak 0
a. Ketekunan terpenuhi
b. kedisiplinan Apabila salah satu indikator 1
2
terpenuhi
Apabila kedua indikator 2
terpenuhi
4. Teknik pembuatan Apabila kedua indikator tidak 0
a. Teknik Pijat digunakan dalam pembuatan 2
b. Teknik karya
6
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

Slab/Pilin/Put Apabila salah satu indikator 1


ar digunakan dalam pembuatan
karya
Apabila kedua indikator 2
digunakan dalam pembuatan
karya
Jumlah Skor Maksimal Penilaian Proses 8

2. Penilaian Hasil Karya


Indikator Skor
No. Kriteria Penilaian Skor
Penilaian Maksimal
1. Ide Apabila kedua indikator tidak
0
a. Orisinal terpenuhi
b. Unik Apabila salah satu indikator
1
terpenuhi 2
Apabila kedua indikator terpenuhi
2

2. Bentuk Apabila kedua indikator tidak


0
a. Sesuai terdapat pada karya
dengan Apabila salah satu indikator
1 2
desain terdapat pada karya
b. Kreatif Apabila kedua indikator terdapat
2
pada karya
3. Motif Apabila kedua indikator tidak 0
a. Unsur terdapat pada karya
budaya lokal Apabila salah satu indikator 1
b. Stilir terdapat pada karya 2
Apabila kedua indikator terdapat 2
pada karya

4. Penyelesaian Apabila kedua indikator tidak 0


akhir selesai dikerjakan
a. Tahap Apabila salah satu indikator 1
pembentuka selesai dikerjakan
n keramik Apabila kedua indikator selesai 2 2
b. Tahap dikerjakan
pewarnaan
keramik

Jumlah Skor Maksimal Penilaian Hasil Karya 8

Keterangan: rentang skor 0 – 2


Jumlah Skor maksimal = 16

Jumlah skor perolehan = Jumlah skor penilaian proses + Jumlah skor penilaian hasil karya

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

7
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

V. KESIMPULAN Permendiknas. 2007. Standar Penilaian


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pendidikan. Jakarta: CV Novindo
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa instrumen Pustaka Mandiri.
penilaian yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah instrumen penilaian untuk karya seni Prasetya Irawan. 2001. Evaluasi Proses Belajar
rupa terapan budaya lokal yaitu karya kriya Mengajar. Jakarta: PAU-PPAI
keramik dengan teknik pijat. Langkah-langkah Universitas Terbuka.
yang dilakukan dalam mengembangkan
instrumen penilaian adalah dengan mencermati Rahmawati,dkk.-----Penyusunan dan Pengujian
kurikulum, standar isi, mengembangkan Penilaian Kelas: Modul Instruksional
indikator ketercapaian, menyusun kisi-kisi untuk Guru Kelas. Pusat Penilaian
instrumen dan membuat instrumen penilaian. Pendidikan.

V. DAFTAR PUSTAKA Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran


Ali, Lukman. 1991. Kamus Besar Bahasa Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo:
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Maulana Offset.
Depdikbud. Sukardjo. 2005. Evaluasi pembelajaran. Diktat
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Anonim. 2006. Undang-Undang RI Nomor 14 Program Studi Teknologi
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pembelajaran, tidak diterbitkan, PPs-
Bandung: Penerbit Citra Umbara. UNY, Yogyakarta.

Gronlund, N.E. 1982. Constructing Achevement Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan
Test (3 th ed). New Jersey: Prentice Pembelajaran: Filosofi Teori dan
Hall, Inc. Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.

8
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. Volume 4.no.2-2017

9
ISSN: 2407–6066. vol.4, no.2, 2017

Вам также может понравиться