Вы находитесь на странице: 1из 10

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

ANALISIS SITUASI KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT


DI INDONESIA DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA

Dumilah Ayuningtyas1, Misnaniarti,21Marisa Rayhani1


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Palembang

ANALYSIS OF MENTAL HEALTH SITUATION ON COMMUNITY


IN INDONESIA AND THE INTERVENTION STRATEGIES

ABSTRACT
Background: Mental health is an important sector in realizing comprehensive health. There are about 450
million people suffer from mental and behavioural disorders worldwide, mostly in India (4.5%). One person
in four will suffer one or more of these disorders during their lifetime. Mental disorders if not dealt with
properly, will get worse, and ultimately can burden the family, society, and government. Purpose of this
study is to know the mental health situation in Indonesian society and its intervention strategies.
Methods: This paper used descriptive explorative analysis, through literature review and secondary data
review. Unit of analysis is the mental health situation in Indonesia
Results: Based on the 2013 Riskesdas, prevalence of severe mental disorders in Indonesia's population is 1.7
per mil, higher in D.I. Yogyakarta, Aceh, South Sulawesi. The emotional mental disorder shown symptoms of
depression and anxiety is about 6%. Until now, there are still stigma and discrimination against people with
mental disorders in Indonesia, so that experience incorrect handling and mistreatment such as restrain.
Therefore, optimal strategy needed for every individual, family and society with promotive, preventive,
curative and rehabilitative approach, integrated and sustainable. The mental health can be improved by
effective public health interventions. Paradigm in the mental health movement that puts forward the
prevention aspect as well as the role of community to help the optimization of individual mental function.
Conclusion: There are still many cases of mental health disorders in community, and mistreatment in
Indonesia. Therefore, governance need to comprehensive effort for intervention, beginning with the policy
regulation which is the basis for increasing funding and access to mental health services and supported by
community-based approach.
Keywords: Depression, mental disorder, psychosocial, restrain, skizofrenia

ABSTRAK
Latar Belakang: Kesehatan mental merupakan sektor penting dalam mewujudkan kesehatan secara
menyeluruh. Terdapat sekitar 450 juta orang menderita gangguan mental dan perilaku di seluruh dunia,
terbanyak di India (4,5%). Satu dari empat orang menderita satu atau lebih gangguan mental selama masa
hidup mereka. Gangguan mental jika tidak ditangani dengan tepat, akan bertambah parah, dan akhirnya dapat
membebani keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Studi ini bertujuan mengetahui situasi kesehatan mental
pada masyarakat Indonesia dan strategi penanggulangannya.
Metode: Tulisan ini menggunakan analisis deskriptif eksploratif, melalui tinjauan literatur dan kajian data
sekunder. Unit analisis yaitu situasi kesehatan mental di Indonesia.
Hasil Penelitian: Berdasarkan kajian data Riskesdas 2013 diketahui prevalensi gangguan mental berat pada
penduduk Indonesia 1,7%, terbanyak di Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan. Adapun gangguan mental
emosional dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan sekitar 6%. Hingga saat ini, masih terdapat stigma
dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan mental di Indonesia, sehingga mengalami penanganan
serta perlakuan salah seperti pemasungan. Oleh karena itu strategi yang optimal perlu dilakukan bagi setiap
individu, keluarga dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Kesehatan mental dapat ditingkatkan dengan intervensi
kesehatan masyarakat yang efektif. Paradigma dalam gerakan kesehatan mental yang lebih mengedepankan
pada aspek pencegahan serta peran komunitas untuk membantu optimalisasi fungsi mental individu.
Kesimpulan: Masih banyaknya kasus gangguan kesehatan mental pada masyarakat, dan penanganannya
yang salah di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan upaya penanggulangan yang menyeluruh, dimulai

Alamat Koresponding: Misnaniarti, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih KM. 32,
Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, email : misnaniarti@fkm.unsri.ac.id

Maret 2018 1
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

adanya peraturan kebijakan yang menjadi dasar dukungan pendanaan dan akses ke pelayanan kesehatan
mental serta didukung pendekatan berbasis komunitas.
Kata kunci: Depresi, gangguan mental, psikososial, pemasungan, skizofrenia.

PENDAHULUAN masih rendah yaitu kurang dari US$ 2 per


orang, serta tenaga kesehatan mental yang
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa
kurang dari 1 per 100.000 populasi.1, 5
merupakan aspek penting dalam mewujudkan
Demikian juga di Indonesia, dengan berbagai
kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan
faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
mental juga penting diperhatikan selayaknya
keanekaragaman penduduk, maka jumlah
kesehatan fisik. There is no health without
kasus gangguan jiwa kemungkinan akan terus
mental health,1 sebagaimana definisi sehat
bertambah. Oleh karena penting di setiap
yang dikemukakan oleh World Health
negara memiliki upaya penanggulangan akibat
Organization (WHO)2 bahwa “health as a
dari gangguan kesehatan mental ini.
state of complete physical, mental and social
Gangguan jiwa berat dapat
well-being and not merely the absence of
menyebabkan turunnya produktivitas pasien
disease or infirmity.”
dan akhirnya menimbulkan beban biaya besar
Kesehatan mental merupakan
yang dapat membebani keluarga, masyarakat,
komponen mendasar dari definisi kesehatan.
serta pemerintah. Lebih jauh lagi gangguan
Kesehatan mental yang baik memungkinkan
jiwa ini dapat berdampak pada penambahan
orang untuk menyadari potensi mereka,
beban negara dan penurunan produktivitas
mengatasi tekanan kehidupan yang normal,
manusia untuk jangka panjang. Kondisi
bekerja secara produktif, dan berkontribusi
neuropsikiatrik menyumbang 13% dari total
pada komunitas mereka.1
Disability Adjusted Life Years (DALYs) yang
Oleh karena itu adanya gangguan
hilang karena semua penyakit dan cedera di
kesehatan mental tidak bisa kita remehkan,
dunia dan diperkirakan meningkat hingga
karena jumlah kasusnya saat ini masih cukup
15% pada tahun 2020. Kasus depresi saja
mengkhawatirkan. Terdapat sekitar 450 juta
menyumbang 4,3% dari beban penyakit dan
orang menderita gangguan mental dan
merupakan salah satu yang terbesar penyebab
perilaku di seluruh dunia. Diperkirakan satu
kecacatan di seluruh dunia, khususnya bagi
dari empat orang akan menderita gangguan
perempuan.1, 3
mental selama masa hidup mereka.3 Menurut
Kondisi mental yang sehat pada tiap
WHO regional Asia Pasifik (WHO SEARO)
individu tidaklah dapat disamaratakan.
jumlah kasus gangguan depresi terbanyak di
Kondisi inilah yang semakin membuat urgensi
India (56.675.969 kasus atau 4,5% dari
pembahasan kesehatan mental yang mengarah
jumlah populasi), terendah di Maldives
pada bagaimana memberdayakan individu,
(12.739 kasus atau 3,7% dari populasi).
keluarga, maupun komunitas untuk mampu
Adapun di Indonesia sebanyak 9.162.886
menemukan, menjaga, dan mengoptimalkan
kasus atau 3,7% dari populasi.4
kondisi sehat mentalnya dalam menghadapi
Sistem kesehatan di dunia dianggap
kehidupan sehari-hari.6
belum cukup menanggapi beban gangguan
Tantangan lainnya adalah adanya
mental, sehingga terdapat kesenjangan antara
stigma keliru tentang gangguan jiwa yang
kebutuhan akan perawatan dan persediaannya
menghambat akses ke pelayanan kesehatan
yang sangat besar. Sekitar 85% orang dengan
sehingga mengakibatkan penanganan yang
gangguan mental parah di negara berkembang
salah. Seperti laporan Human Rights Watch
tidak mendapat pengobatan atas gangguannya.
Indonesia yang menyoroti buruknya
Sejalan dengan ini juga diketahui bahwa
penanganan di Indonesia terhadap warga yang
pengeluaran setahun bagi kesehatan mental

2 Maret 2018
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

mengalami gangguan kesehatan jiwa. tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat


Diketahui bahwa lebih dari 57.000 orang mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
dengan disabilitas psikososial (kondisi produktif, dan mampu memberikan kontribusi
kesehatan mental), setidaknya sekali dalam untuk komunitasnya.9
hidup mereka pernah dipasung.7 Oleh karena Kesehatan mental jelas merupakan
itu, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagian integral dari definisi sehat sehingga
situasi kesehatan mental pada masyarakat di tujuan dan tradisi kesehatan masyarakat dan
Indonesia dan strategi untuk promosi kesehatan dapat diterapkan sama
penanggulangannya. bermanfaatnya dalam bidang kesehatan
mental. Kesehatan mental membahas lebih
METODE daripada tidak adanya penyakit mental, yang
sangat penting bagi individu, keluarga dan
Tulisan ini merupakan analisis situasi
masyarakat. Kesehatan mental merupakan
menggunakan eksplorasi deskriptif yang
pendekatan multidisiplin yang mencakup
dilakukan pada tahun 2017. Sumber informasi
promosi kesejahteraan, kesehatan mental dan
terdiri dari beberapa, diantaranya survey
pencegahan penyakit.10,11
Riskesdas 2013,8 laporan-laporan hasil
kegiatan WHO,1-5 penelitian-penelitian
Klasifikasi Gangguan Kesehatan Mental
terdahulu tentang topik kesehatan mental,
serta peraturan dan kebijakan yang terkait. Gangguan mental menurut WHO,
Termasuk pula buku, jurnal, dan artikel terkait terdiri dari berbagai masalah, dengan berbagai
dari media elektronik menggunakan kata gejala. Namun, mereka umumnya dicirikan
kunci "kesehatan mental di Indonesia", oleh beberapa kombinasi abnormal pada
"gangguan kesehatan mental", serta “strategi pikiran, emosi, perilaku dan hubungan dengan
kesehatan mental di Indonesia” yang menjadi orang lain. Contohnya adalah skizofrenia,
subjek utama dari penelitian ini. Informasi depresi, cacat intelektual dan gangguan karena
yang diperoleh sebagai data dan temuan penyalahgunaan narkoba, gangguan afektif
dikumpulkan, dikelola, kemudian ditinjau bipolar, demensia, cacat intelektual dan
secara kritis. Unit analisis yaitu situasi gangguan perkembangan termasuk autisme.12
kesehatan mental di Indonesia. Analisis Pada konteks kesehatan jiwa, dikenal
dilakukan untuk mengkaji situasi dan strategi dua istilah untuk individu yang mengalami
penanganan kesehatan mental di Indonesia. gangguan jiwa. Pertama, Orang dengan
Masalah Kejiwaan (ODMK) merupakan orang
PEMBAHASAN yang memiliki masalah fisik, mental, sosial,
Konsep Kesehatan Mental pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau
kualitas hidup sehingga memiliki risiko
Definisi kesehatan mental menurut
mengalami gangguan jiwa. Kedua, Orang
WHO adalah kondisi kesejahteraan (well-
dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang
being) seorang individu yang menyadari
yang mengalami gangguan dalam pikiran,
kemampuannya sendiri, dapat mengatasi
perilaku, dan perasaan yang termanifestasi
tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja
dalam bentuk sekumpulan gejala dan/ atau
secara produktif dan mampu memberikan
perubahan perilaku yang bermakna, serta
kontribusi kepada komunitasnya.1
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2014
dalam menjalankan fungsi orang sebagai
tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan jiwa
manusia.9
didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang
Adapun kategori gangguan jiwa yang
individu dapat berkembang secara fisik,
dinilai dalam data Riset Kesehatan Dasar
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu

Maret 2018 3
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

(Riskedas) 2013 diketahui terdiri dari daripada data yang dilaporkan pada tahun
gangguan mental emosional (depresi dan 2007 sebesar 4,6‰.16 Prevalensi psikosis atau
kecemasan), dan gangguan jiwa berat skizofrenia tertinggi di Yogyakarta (2,7‰),
(psikosis).8 Bentuk gangguan jiwa lainnya Aceh (2,7‰), dan Sulawesi Selatan (2,6‰),
yaitu postpartum depression dan bunuh diri sedangkan yang terendah di Kalimantan Barat
(suicide).13 Gangguan mental emosional atau (0,7‰).8
distress psikologik merupakan keadaan yang Selanjutnya, prevalensi gangguan
mengindikasikan seseorang sedang mental emosional yang ditunjukkan dengan
mengalami perubahan psikologis. Gangguan gejala-gejala depresi dan kecemasan terdapat
ini berisiko menjadi lebih serius apabila tidak sekitar 6% atau sebesar 37.728 orang dari
berhasil ditanggulangi. subyek yang diteliti pada Riskesdas 2013.
Menurut The ICD-10 edisi tahun 2010, Provinsi dengan prevalensi gangguan mental
dan The ICD-10 Classification of Mental and emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah
Behavioural Disorders: clinical descriptions (11,6%), Sulawesi Selatan (9,3%), Jawa Barat
and diagnostic guidelines tahun 1992, (9,3%), sedangkan prevalensi terendah di
gangguan mental dapat diklasifikasikan Provinsi Lampung sekitar 1,2%.8
menjadi 11 kategori berikut:14,15 Prevalensi gangguan mental emosional
1. F00-F09: Organic, including ini terlihat menurun dibandingkan data hasil
symptomatic, mental disorders Riskesdas 2007 yang sebesar 11,6%.
2. F10-F19: Mental and behavioural Penilaian kesehatan mental ini menggunakan
disorders due to psychoactive substance alat ukur serta metode yang sama pada
use Riskesdas 2007 dan 2013, menggunakan Self
3. F20-F29: Schizophrenia, schizotypal and Reporting Questionnaire (SRQ) yang terdiri
delusional disorders dari 20 butir pertanyaan. Gangguan mental
4. F30-F39: Mood [affective] disorders emosional dikategorikan menjadi 3 yaitu
5. F40-F48: Neurotic, stress-related and gangguan ringan, sedang dan berat. Terjadi
somatoform disorders penurunan persentase pada tahun 2013
6. F50-F59: Behavioural syndromes dibanding tahun 2007 pada semua kategori,
associated with physiological yaitu 8,2% menjadi 4,2% untuk gangguan
disturbances and physical factors ringan, 2,1% menjadi 1,1% untuk gangguan
7. F60-F69: Disorders of adult personality sedang, dan 1,3% menjadi 0,5% untuk
and behaviour gangguan berat.8,16,17
8. F70-F79: Mental retardation Terdapat assosiasi (hubungan) yang
9. F80-F89: Disorders of psychological bermakna secara statistik antara disabilitas
development dan gangguan mental emosional responden.
10. F90-F98: Behavioural and emotional Hal ini dapat dipahami karena seseorang yang
disorders with onset usually occurring in mengalami disabilitas fisik dan disabilitas
childhood and adolescence sosial, akan dapat mempengaruhi kondisi
11. F99-F99: Unspecified mental disorder kejiwaan mereka. Menurut Santrock seperti
yang dikutip Wardhani, bahwa kondisi fisik
Prevalensi Gangguan Kesehatan Mental di dapat menyebabkan persoalan mental dan
Indonesia sebaliknya masalah/kesulitan mental dapat
memperburuk gejala fisik.17
Berdasarkan data Riskesdas 2013
Berdasarkan analisis lanjut dari data
diketahui prevalensi gangguan jiwa berat
Riskesdas 2007, diketahui responden yang
secara nasional sebesar 1,7‰ (per mil), atau
menderita satu penyakit kronis berisiko 2,6
sebanyak 1.728 orang.8 Kondisi ini menurun
kali lebih besar untuk mengalami gangguan

4 Maret 2018
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

mental emosional, begitu juga yang menderita melibatkan sektor yang lebih luas daripada
dua penyakit kronis berisiko 4,6 kali, yang sektor kesehatan. Seperti yang dikemukakan
menderita tiga penyakit kronis atau lebih WHO10,11 bahwa kesehatan mental ditentukan
berisiko 11 kali.18 Dampak lebih lanjut, oleh banyak faktor dan interaksi sosial,
gangguan mental merupakan faktor risiko psikologis dan faktor biologis, serta ekonomi
terjadinya usaha bunuh diri dengan adjusted dan lingkungan, terkait dengan perilaku. Hal
OR sebesar 7,16 (95% CI: 3,65-14,04).19 tersebut mengindikasikan bukan hal yang
Hingga saat ini, orang dengan sederhana untuk mencapai situasi kesehatan
gangguan jiwa berat di Indonesia masih jiwa yang diharapkan.
mengalami pemasungan serta perlakuan salah. Konsep upaya kesehatan mental di
Proporsi rumah tangga yang pernah Indonesia yaitu kegiatan untuk mewujudkan
memasung anggota keluarga dengan derajat kesehatan mental yang optimal bagi
gangguan jiwa berat sebesar 14,3%, terbanyak setiap individu, keluarga dan masyarakat
pada penduduk yang tinggal di pedesaan dengan pendekatan promotif, preventif,
(18,2%) serta pada kelompok kuintil indeks kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan
kepemilikan terbawah (19,5%).8 Berdasarkan secara menyeluruh, terpadu dan
data pemerintah yang tersedia, sekitar 18.800 berkesinambungan oleh pemerintah,
orang masih di pasung, padahal pemerintah pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
sudah melarang pasung sejak tahun 1977.7 Pelaksanaan upaya kesehatan jiwa
Tindakan ini termasuk pelanggaran hak berdasarkan asas keadilan, perikemanusiaan,
asasi manusia. Hal ini masih terjadi karena manfaat, transparansi, akuntabilitas,
pengobatan dan akses ke pelayanan kesehatan komprehensif, perlindungan, serta non
jiwa belum memadai, seperti penelitian di diskriminasi.9
Surabaya disebutkan bahwa keluarga Upaya promotif kesehatan jiwa
mengalami hambatan ke pelayanan kesehatan bertujuan untuk mempertahankan dan
mental.20 Sama juga dengan kondisi di meningkatkan derajat kesehatan jiwa
Northwestern China, diperkirakan prevalensi masyarakat, menghilangkan stigma,
gangguan mental adalah 21%. Namun, tingkat diskriminasi, pelanggaran hak asasi ODGJ,
penggunaan layanan kesehatan mental hanya serta meningkatkan pemahaman, keterlibatan,
sekitar 2,45% sampai 4,67%.21 dan penerimaan masyarakat terhadap
Hal lain yang menyebabkan gangguan kesehatan jiwa.9 Oleh karena itu penting untuk
kesehatan mental adalah karena masih adanya melaksanakan upaya promotif di lingkungan
stigma dan diskriminasi terhadap penderita keluarga, lembaga pendidikan, tempat kerja,
gangguan mental.7 Begitu juga di India, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan,
stigma terjadi pada pasien depresi dan lebih media massa, lembaga keagamaan dan tempat
tinggi pada kasus psikosis.22 Disebutkan ibadah, serta lembaga pemasyarakatan dan
bahwa tingkat stigma diri yang lebih tinggi rumah tahanan.
menghasilkan tingkat kepatuhan yang lebih Upaya preventif kesehatan jiwa
rendah terhadap pengobatan.23 bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah
kejiwaan, mencegah timbul dan/atau
Upaya Penanganan Kesehatan Mental di kambuhnya gangguan jiwa, mengurangi
Indonesia faktor risiko akibat gangguan jiwa pada
masyarakat secara umum atau perorangan,
Temuan terhadap situasi kesehatan
serta mencegah timbulnya dampak masalah
mental di Indonesia menunjukkan pencapaian
psikososial yang dilaksanakan di lingkungan
dari upaya implementasi kebijakan.
keluarga, lembaga dan masyarakat.9
Pelaksanaan upaya kesehatan mental perlu

Maret 2018 5
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

Upaya kuratif dilaksanakan melalui Saat ini, upaya kesehatan jiwa di


kegiatan pemberian pelayanan kesehatan Indonesia dikelola oleh Direktorat
terhadap ODGJ yang mencakup proses Pencegahan dan Pengendalian Masalah
diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian
sehingga ODGJ dapat berfungsi secara wajar Kesehatan. Visinya yaitu meningkatkan
di lingkungan keluarga, lembaga dan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat yang
masyarakat. Tujuan upaya kuratif adalah optimal dan berkeadilan yang akan dicapai
untuk penyembuhan dan pemulihan, dalam kurun 2015-2019 dengan fokus utama
pengurangan penderitaan, pengendalian pada kemandirian dan kemitraan masyarakat
disabilitas, dan pengendalian gejala penyakit. mewujudkan jiwa yang sehat, mutu,
Kegiatan penatalaksanaan kondisi kejiwaan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan,
pada ODGJ dilaksanakan di fasilitas perhatian pada kelompok risti dan pelayanan
pelayanan bidang kesehatan jiwa.9 di rumah, serta profesionalisme tenaga
Selanjutnya upaya rehabilitatif kesehatan jiwa.24
kesehatan jiwa bertujuan untuk mencegah dan Direktorat Keswa Kemenkes
mengendalikan disabilitas, memulihkan fungsi mencanangkan Program Indonesia Bebas
sosial, memulihkan fungsi okupasional, Pasung. Program tersebut telah memiliki
mempersiapkan dan mempersiapkan dan pencapaian. Sebelum program bebas pasung
memberi kemampuan ODGJ agar mandiri di dijalankan, hingga tahun 2009, jumlah kasus
masyarakat. Upaya rehabilitatif ini meliputi ODGJ dipasung yang ditemukan berjumlah
rehabilitatif psikiatrik, psikososial, serta 213 orang dan 170 orang diantaranya
rehabilitatif sosial (dapat dilaksanakan dalam dibebaskan dan mendapat pelayanan medik.
keluarga, masyarakat, dan panti sosial).9 Namun sejak 2010 hingga bulan Desember
Saat ini UU No. 18/2014 tentang 2014, jumlah kasus ODGJ dipasung yang
Kesehatan Jiwa menjadi pedoman dalam ditemukan menjadi 6.671 kasus dengan 5.937
penyelenggaraan kesehatan jiwa yang kasus dibebaskan dan mendapat pengobatan
komprehensif. Penetapan pelayanan kesehatan medik.24
jiwa dasar dan rujukan menjadi upaya Direktorat Keswa Kemenkes juga
kesehatan jiwa yang dilaksanakan dengan menangani gangguan penyalahgunaan
membangun sistem pelayanan kesehatan jiwa NAPZA sebagaimana menurut WHO13
berjenjang dan komprehensif. Selain aspek menyatakan gangguan penggunaan NAPZA
pelayanan juga ditetapkan sumber daya dalam merupakan penyakit otak kronis kambuhan
penyelenggaraan tersebut diantaranya sumber yang dapat ditanggulangi dengan berbagai
daya manusia, fasilitas pelayanan, perbekalan, program pencegahan dan pemulihan.
14
teknologi dan produk teknologi, serta Gangguan ini dalam ICD-10 disebut sebagai
pendanaan.9 gangguan mental dan perilaku akibat zat
Undang-undang ini menjadi dasar psikoaktif.
kebijakan penanganan kesehatan mental di Penanganan dini bagi pengguna
Indonesia yang fokus pada peningkatan NAPZA diwujudkan dalam program Wajib
derajat kesehatan jiwa masyarakat serta Lapor. Program ini mendorong pecandu agar
pencegahan gangguan jiwa bagi mereka yang datang mencari pertolongan secara sukarela
rentan atau berisiko. Secara tegas dituliskan sehingga dapat menjalankan rehabilitasi
bahwa setiap orang dan/atau menyuruh orang sesuai hasil asesmen. Harapannya, program
lain dengan sengaja melakukan pemasungan, ini dapat meningkatkan kesadaran keluarga
penelantaran, kekerasan atau tindakan lainnya sehingga mampu sedini mungkin mengenali
yang melanggar hak asasi ODMK dan ODGJ anggota keluarganya yang terlibat masalah
harus dipidana.9

6 Maret 2018
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

penggunaan NAPZA dan membawanya pemulihan dalam pendekatan keseluruhan


kepada layanan terapi rehabilitasi.24 pemerintah.1
Kondisi pelayanan kesehatan mental di WHO mencanangkan visi dari rencana
Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2010 aksi kesehatan mental 2013–2020 yaitu dunia
menggambarkan perkembangan selama lima dimana kesehatan mental dihargai,
tahun sebelumnya antara lain adanya Undang- dipromosikan dan dilindungi, gangguan
undang kesehatan mental, pengembangan mental dicegah dan orang yang terkena
kebijakan kesehatan mental, pengembangan gangguan ini dapat melakukan berbagai hak
program perawatan kesehatan mental asasi manusia dan mendapat akses kualitas
komunitas, pembentukan kelompok tinggi, kesehatan sesuai budaya dan pelayanan
pengguna, memasukkan kesehatan mental sosial pada waktu yang tepat untuk
dalam kegiatan di puskesmas, dan dukungan mendorong pemulihan, yang memungkinkan
politik yang baik.10 untuk mencapai kesehatan pada level tertinggi
Kebijakan yang diterapkan dalam dan berpartisipasi sepenuhnya dalam
bentuk aksi pada masyarakat tidak hanya masyarakat dan di tempat kerja, bebas dari
dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk stigmatisasi dan diskriminasi.1
program nasional. Beberapa komunitas Secara keseluruhan, tujuan (goal)
memberi perhatian dan menunjukkan rencana aksi kesehatan mental ini adalah
kepedulian terhadap penanganan kesehatan. untuk mempromosikan kesehatan mental,
Gerakan berbasis komunitas (misal mencegah gangguan mental, menyediakan
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia), pelayanan, meningkatkan pemulihan,
ketersediaan psikolog di Puskesmas (D.I. mempromosikan Hak Asasi Manusia dan
Yogyakarta), kader kesehatan jiwa dan Desa menurunkan kematian, kesakitan, dan
Siaga Sehat Jiwa, pemanfaatan teknologi kecacatan pada orang dengan gangguan
(misal aplikasi kesehatan jiwa di masyarakat mental. Rencana aksi tersebut secara spesifik
oleh Dirkeswa Kemenkes RI dan Pijar memiliki tujuan (objectives) berikut:1,5
Psikologi).24 Tujuan 1: Untuk memperkuat kepemimpinan
dan tata kelola yang efektif untuk kesehatan
Strategi Penanggulangan Masalah mental
Kesehatan Mental Tujuan 2: untuk memberikan layanan
kesehatan mental dan sosial yang
Saat ini telah terjadi pergeseran
komprehensif, terpadu dan responsif dalam
paradigma dalam gerakan kesehatan mental
pengaturan berbasis komunitas
yang lebih mengedepankan pada aspek
Tujuan 3: untuk menerapkan strategi untuk
pencegahan gangguan mental serta bagaimana
promosi dan pencegahan dalam kesehatan
peran komunitas dalam membantu
mental
optimalisasi fungsi mental individu.6 Konsep
Tujuan 4: untuk memperkuat sistem
dan pandangan terhadap kesehatan jiwa serta
informasi, bukti dan penelitian untuk
permasalahannya mempengaruhi penanganan
kesehatan mental.
mulai dari kebijakan hingga tindakan yang
Target global yang ditetapkan untuk
dilakukan.25
setiap tujuan memberikan dasar bagi tindakan
Kesehatan mental, seperti aspek
keseluruhan dan pencapaian yang terukur
kesehatan lainnya, dapat dipengaruhi oleh
terhadap tujuan global. Rencana aksi
berbagai faktor sosioekonomi yang perlu
bergantung pada enam prinsip dan pendekatan
ditangani melalui strategi komprehensif untuk
lintas sektoral berikut:1
promosi, pencegahan, pengobatan, dan
1. Cakupan kesehatan universal (Universal
Health Coverage): Tanpa memandang

Maret 2018 7
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, penyediaan layanan, pemantauan,


ras, etnis atau orientasi seksual, dan penelitian, dan evaluasi.
mengikuti prinsip keadilan, orang dengan Setiap negara dituntut agar memiliki
gangguan mental harus dapat mengakses, kepekaan dan memprioritaskan kesehatan
tanpa risiko memiskinkan diri mereka mental. Advokasi dengan pemerintah
sendiri, layanan sosial dan kesehatan diperlukan pada pendekatan pengembangan
esensial yang memungkinkan mereka pelayanan kesehatan mental yang cost-
mencapai pemulihan dan standar effective dan berdasarkan komunitas. Ada
kesehatan tertinggi yang dapat dicapai. berbagai program dan kebijakan pencegahan
2. Hak asasi manusia (Human Rights) : berbasis bukti yang tersedia yang dapat
Strategi kesehatan mental, tindakan dan diimplementasikan. Disebutkan bahwa
intervensi untuk pengobatan, pencegahan pencegahan dapat cost-effective untuk
dan promosi harus dilakukan sesuai menurunkan risiko gangguan kesehatan
dengan Konvensi Hak-hak Penyandang mental, dan menunjukkan hasil jangka
Disabilitas dan instrumen hak asasi panjang yang signifikan.3, 10
manusia regional dan internasional Selain itu, perlu adanya peraturan
lainnya. kesehatan mental yang dapat meningkatkan
3. Praktik berbasis bukti (Evidence-Based akses melalui pendanaan layanan kesehatan
Practice): Strategi kesehatan mental dan mental yang setara dengan layanan kesehatan
intervensi untuk pengobatan, pencegahan, fisik, atau dengan menetapkan bahwa layanan
dan promosi harus dilakukan berdasarkan perlu disediakan melalui pusat perawatan
bukti ilmiah dan/atau praktik terbaik, kesehatan primer (puskesmas) dan di rumah
dengan mempertimbangkan budaya. sakit umum.26
4. Pendekatan perjalanan kehidupan (Life
Course Approach): Kebijakan, rencana, KESIMPULAN DAN SARAN
dan layanan untuk kesehatan mental perlu
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan
mempertimbangkan kebutuhan kesehatan
terdapat banyak gangguan mental di
dan sosial di semua tahapan perjalanan
masyarakat di Indonesia, walaupun angka
hidup, termasuk masa bayi, masa kanak-
prevalensi terlihat cenderung menurun dari
kanak, masa remaja, dewasa dan usia
periode 2007–2013. Hingga saat ini, orang
yang lebih tua.
dengan gangguan jiwa berat di Indonesia
5. Pendekatan multisektoral (Multisectoral
masih mengalami penanganan serta perlakuan
Approach): Respons yang komprehensif
salah. Hal ini terjadi karena adanya stigma
dan terkoordinasi untuk kesehatan mental
yang keliru, sehingga perlu intervensi
membutuhkan kemitraan dengan berbagai
pendekatan kesehatan masyarakat. Program
sektor publik seperti kesehatan,
pencegahan disebutkan lebih cost-effective
pendidikan, ketenagakerjaan, yudisial,
untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan
perumahan, sosial dan sektor lain yang
mental, terutama untuk hasil jangka panjang.
relevan termasuk sektor swasta.
Rekomendasi bagi Pemerintah agar
6. Pemberdayaan orang dengan gangguan
melakukan upaya penanggulangan yang
mental dan cacat psikososial: Orang
menyeluruh, dimulai dengan adanya peraturan
dengan gangguan mental dan cacat
kebijakan yang menjadi dasar dukungan
psikososial harus diberdayakan dan
pendanaan dan akses ke pelayanan kesehatan
dilibatkan dalam advokasi kesehatan
mental serta didukung pendekatan berbasis
mental, kebijakan, perencanaan, legislasi,
komunitas.

8 Maret 2018
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

DAFTAR PUSTAKA 12. WHO. Factsheet on Mental Disorders.


Geneva: World Health Organization.
1. WHO. Mental Health Action Plan 2013 – 2017.
2020. Geneva: World Health http://www.who.int/mediacentre/factshee
Organization. 2013. ts/fs396/en/
2. WHO. Basic Documents. 43rd Edition. 13. WHO. Global Mental Health 2015.
Geneva: World Health Organization. Geneva: World Health Organization.
2001. 2015.
3. WHO. Prevention of Mental Disorders, 14. WHO. International Statistical
Effective Intervention and Policy Options Classification of Diseases and Related
(Summary Report). Geneva: World Health Problems, 10th Revision, edition
Health Organization collaboration with 2010. Geneva: World Health
the Prevention Research Centre of the Organization. 2010.
Universities of Nijmegen and Maastricht. 15. WHO. The ICD-10 Classification of
2004. Mental and Behavioural Disorders:
4. WHO. Depression and Other Common clinical descriptions and diagnostic
Mental Disorders. Global Health guidelines. Geneva: World Health
Estimates. Geneva: World Health Organization. 1992.
Organization. 2017. 16. Kementrian Kesehatan RI. Badan
5. WHO. Global Mental Health Atlas Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Country Profile 2014. Geneva: World Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007.
Health Organization. 2014. Jakarta; Kementerian Kesehatan RI.
6. Dewi, Kartika Sari. Buku Ajar Kesehatan 2007.
Mental. Semarang: Lembaga 17. Wardhani, Yurika Fauziah., Paramita,
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Astridya. Pelayanan Kesehatan Mental
Pendidikan Universitas Diponegoro. dalam Hubungannya dnegan Disabilitas
2012. dan Gaya hidup Masyarakat Indonesia
7. Human Rights Watch. Hidup di Neraka, (Analisis Lanjut Riskesas 2007 dan
kekerasan terhadap penyandang 2013). Buletin Penelitian Sistem
Disabiltas Psikososial di Indonesia. Kesehatan. 2016:19(1):99-107.
Human Rights Watch Organization. 18. Widakdo, Giri., Besral. Efek Penyakit
http://www.hrw.org. Jakarta. 2016. Kronis terhadap Ganguan Mental
8. Kementrian Kesehatan RI. Badan Emosional. Jurnal kesehatan Masyarakat
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Nasional. 2013;7(7):309-316.
Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. 19. Liu B-P, Qin P, Liu Y-Y, Yuan L, Gu L-
Jakarta; Kementerian Kesehatan RI.
X, Jia C-X. Mental disorders and suicide
2013.
9. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 attempt in rural China. Psychiatry
tentang Kesehatan Jiwa. Jakarta. Research. 2018;261:190-6.
Republik Indonesia. 20. Tristiana RD, Yusuf A, Fitryasari R,
10. WHO. Strengthening Mental Health Wahyuni SD, Nihayati HE. Perceived
Systems through Community-based barriers on mental health services by the
Approaches, Report of an Informal family of patients with mental illness.
Consultation. New Delhi India: World International Journal of Nursing
Health Organization Regional Officer for Sciences. 2018;5(1):63-7.
South-East Asia. 2011. 21. Liu L, Chen X-l, Ni C-p, Yang P, Huang
11. WHO. Promoting mental health: Y-q, Liu Z-r, et al. Survey on the use of
concepts, emerging evidence, practice. mental health services and help-seeking
Geneva: World Health Organization. behaviors in a community population in
2004. Northwestern China. Psychiatry
Research. 2018;262:135-40.

Maret 2018 9
Ayuningtyas et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

22. Dev A, Gupta S, Sharma KK, Chadda Program Bebas Pasung. Dalam
RK. Awareness of mental disorders http://sehat-jiwa.kemkes.go.id. Diakses
among youth in Delhi. Current Medicine Oktober 2017. 2015.
Research and Practice. 2017;7(3):84-9. 25. Siswanto. Kesehatan Mental; Konsep,
23. Carrara BS, Ventura CAA. Self-stigma, Cakupan, dan Perkembangan.
mentally ill persons and health services: Yogyakarta: Penerbit Andi. 2007.
An integrative review of literature. 26. WHO. Improving Health Systems and
Archives of Psychiatric Nursing. Services for Mental Health (Mental
2018;32(2):317-24. Health Policy and Service Guidance
24. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Package). Geneva: World Health
Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA. Organization. 2009.

10 Maret 2018

Вам также может понравиться