Вы находитесь на странице: 1из 8

MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERKARAKTER PEDULI

LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM ADIWIYATA

Wini Andriani
Akademi Analis Kesehatan Yayasan Fajar
Email: winiandiani40@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan memberikan upaya untuk mendidik dan memberi


informasi kepada masyarakat mengenai masalah lingkungan yang semakin kritis.
Mengembangkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan dimungkinkan dapat
efektif melalui pendidikan lingkungan di sekolah. Sebagai tempat belajar, sekolah
memiliki peran khusus untuk bermain; sekolah dapat membantu siswa untuk
memahami dampak perilaku manusia di bumi ini. Program Adiwiyata dilaksanakan
guna mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang
baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata
menggabungkan pembelajaran dan tindakan, sehingga memberikan metode yang
efektif untuk mengubah perilaku. Sekolah Adiwiyata diharapkan dapat menjadi agen
perubahan bagi masyarakat di lingkungan sekitar sekolah. Sekolah harus menjadi
model dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman serta menjadi model
dalam mewujudkan warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Warga
sekolah selanjutnya diharapkan dapat menjadi contoh dan menularkan karakter
peduli lingkungan kepada masyarakat.

Kata kunci: karakter peduli lingkungan; Program Adiwiyata


A. Pendahuluan menjaga sistem pendukung kehidupan
planet bumi.1
Pembangunan yang
dilaksanakan saat ini di berbagai Dalam rangka menghadapi tantangan
negara mengalami perkembangan lingkungan di bumi, ada kebutuhan
pesat pada berbagai sektor. Namun, untuk mendidik dan memberi
masyarakat dunia juga menghadapi informasi kepada masyarakat
berbagai bencana/ permasalahan mengenai permasalahan lingkungan.
lingkungan, seperti banjir, tanah Salah satu komitmen masyarakat dan
longsor, kekeringan dan kebakaran pemerintah internasional dalam
hutan yang menimbulkan kerugian menjaga bumi dari pencemaran dan
materi maupun korban manusia. kerusakan adalah melalui pelaksanaan
Masyarakat internasional saat ini telah Pendidikan Lingkungan Hidup
menyepakati pentingnya menjaga (Environment Education), yang
bumi dari pencemaran dan kerusakan, merupakan kunci untuk
misalnya melalui pembangunan mempersiapkan masyarakat dengan
berkelanjutan. Pembangunan pengetahuan, keahlian, nilai dan sikap
berkelanjutan telah menjadi komitmen peduli lingkungan sehingga dapat
dan tanggung jawab bersama berpartisipasi aktif dalam
masyarakat dunia untuk memecahkan masalah lingkungan.2
menyelamatkan bumi dari kerusakan Pendidikan Lingkungan Hidup
dan kehancuran akibat pembangunan menurut konvensi UNESCO di Tbilisi
yang tidak memperhatikan kelestarian (1997) merupakan suatu proses yang
lingkungan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan suatu
berkelanjutan berusaha untuk masyarakat dunia yang memiliki
memahami interaksi antara alam dan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat dalam rangka untuk peduli terhadap masalah-masalah yang
mempromosikan transisi menuju
1
keberlanjutan. Inti dari pembangunan Salome Hallfreðsdóttir. Eco Schools –
Are They Really Better? (Thesis: Lund
berkelanjutan adalah memenuhi University. Lund: Tidak diterbitkan, 2011).

kebutuhan dasar manusia sambil 2


Sibel Ozsoy, Hamide Ertepinar, dan
Necdet Saglam, “Can Eco-Schools Improve
Elementary School Students’ Environmental
Literacy Levels?” dalam Jurnal: Asia- Pacific
Forum on Science Learning and Teaching, Vol.
13 Issue 2/December 2012
terkait di dalamnya serta memiliki berubah, ketika menghadapi masalah
pengetahuan, motivasi, komitmen, dan lingkungan.4
keterampilan untuk bekerja, baik
Mengembangkan masyarakat
secara perorangan maupun kolektif
berkarakter peduli lingkungan
dalam mencari alternatif atau memberi
dimungkinkan dapat efektif melalui
solusi terhadap permasalahan
pendidikan lingkungan di sekolah.
lingkungan hidup yang ada sekarang
Sebagai tempat belajar, sekolah
dan untuk menghindari timbulnya
memiliki peran khusus untuk bermain;
masalah-masalah lingkungan hidup
sekolah dapat membantu siswa untuk
baru.3
memahami dampak perilaku manusia
Proses pembelajaran di bumi ini, dan menjadi tempat di
Pendidikan Lingkungan Hidup yang mana hidup yang berkelanjutan.5 Akan
dilaksanakan hendaknya merupakan tetapi berbagai masalah lingkungan
suatu proses mengorganisasi nilai dan yang semakin tak terkendali
memperjelas konsep-konsep untuk menunjukkan bahwa Pendidikan
membina keterampilan dan sikap yang Lingkungan Hidup belum berhasil
diperlukan untuk memahami dan membentuk karakter manusia yang
menghargai antar hubungan manusia, peduli terhadap lingkungan.
kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Kegagalan tersebut terjadi karena
Pengetahuan dan kesadaran tentang adanya sejumlah kelemahan dalam
keberadaan dan ruang lingkup masalah Pendidikan Lingkungan Hidup.
lingkungan adalah penting karena Kegagalan tersebut tidak lepas dari
dapat membangkitkan kepedulian dan hal-hal berikut:6 1). Masih rendahnya
perhatian terhadap lingkungan. partisipasi masyarakat untuk berperan
Penekanannya harus pada (i)
4
F. Mogensen & M. Mayer (Eds.), Eco-
pengetahuan tentang penyebab, (ii) School trends and divergences: A comparative
study of Eco School development process in
pengetahuan tentang efek, dan (iii)
13 countries, (Vienna: Austrian Federal
pengetahuan tentang strategi untuk Ministry of Education, Science and Culture,
Dept. Environmental Education Affairs, 2005).
5
Op. cit., Sibel Ozsoy, Hamide Ertepinar,
dan Necdet Saglam.
6
Sungkowo, Konsep Pendidikan
3
UNESCO. The UN Decade of Education Lingkungan Hidup Pada Jalur Pendidikan
for Sustainable Development. The First Two Dasar dan Menengah, (Jakarta: Dikdasmen,
Years. (Paris: UNESCO, 2007). 2005).
dalam pendidikan lingkungan hidup, Pendidikan Lingkungan Hidup di
karena kurangnya pemahaman berbagai instansi tidak maksimal.
terhadap permasalahan pendidikan 6.Lemahnya koordinasi antar instansi
lingkungan, rendahnya tingkat terkait dan para pelaku pendidikan
kemampuan atau keterampilan, dan menyebabkan kurang berkembangnya
rendahnya komitmen masyarakat Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini
dalam menyelesaikan permasalahan terlihat pada gerakan Pendidikan
tersebut. 2). Pemahaman pelaku Lingkungan Hidup (formal dan
pendidikan terhadappendidikan nonformal/informal) yang masih
lingkungan yang masih terbatas. bersifat sporadis, tidak sinergis dan
Dalam jalur pendidikan formal, masih saling tumpang tindih.
ada anggapan bahwa pendidikan
lingkungan hidup tidak begitu penting.
3). Materi dan metode pelaksanaan B. Pembahasan
pendidikan lingkungan hidup
Satu hubungan yang sangat
dirasakan belum memadai, dan kurang
dinamis antara manusia dan
aplikatif, sehingga pemahaman
lingkungannya, dapat dilihat dari
kelompok sasaran mengenai
bagaimana cara manusia hidup
pelestarian lingkungan hidup menjadi
bersama, berdampingan dengan semua
tidak utuh. 4). Sarana dan prasarana
komponen di sekitarnya. Kemampuan
dalam pendidikan lingkungan hidup
yang dimiliki setiap individu untuk
belum mendapat perhatian yang
berperilaku baik dalam kesehariannya
cukup. Sarana dan prasarana untuk
dengan menggunakan pemahamannya
pendidikan lingkungan hidup sering
terhadap kondisi lingkungan itulah
kali disalahartikan sebagai sarana fisik
yang disebut dengan literasi
yang berteknologi tinggi sehingga
lingkungan atau environment literacy.7
menjadi faktor penghambat
Literasi lingkungan bukanlah sebuah
tumbuhnya motivasi dalam
disiplin ilmu baru atau bahkan sebuah
pelaksanaan Pendidikan Lingkungan
konsep baru dalam mengkaji
Hidup. 5). Kurangnya kemampuan
hubungan manusia terhadap
pemerintah untuk mengalokasikan dan
lingkungannya. Ini merupakan
meningkatkan anggaran pendidikan
pemikiran yang sederhana dan
lingkungan, sehingga pelaksanaan 7
Op. cit., Salome Hallfreðsdóttir.
berangkat dari fisis determinisme, fisis dasar, pemahaman dan perasaan
possibilisme atau bahkan pandangan mengenai hubungan manusia-
antroposentrisme. lingkungan. Kemudian Roth
menambahkan bahwa orang melek
Fisis determinisme merupakan
lingkungan memahami keterkaitan
pandangan bahwa alam telah
antara sistem alam dan sosial,
menyediakan semua yang dibutuhkan
kesatuan manusia dengan alam,
manusia untuk hidup dan manusia
bagaimana teknologi mempengaruhi
berusaha untuk sejalan dengan kondisi
pengambilan keputusan masalah
lingkungan yang ada. Dalam hal ini,
lingkungan dan pembelajaran tentang
manusia tidak mempunyai banyak
lingkungan adalah suatu usaha seumur
alternatif untuk menentukan perannya
hidup.9
terhadap lingkungan di mana dia
tinggal. Lain halnya dengan fisis Untuk membangun masyarakat
possibilisme, manusia mempunyai berkarakter peduli lingkungan, salah
begitu banyak kemungkinan, begitu satunya melalui pendidikan
banyak alternatif untuk meminimalisir merupakan salah satu aspek yang
kekurangan dari kondisi lingkungan dapat mempengaruhi dunia masa
yang ada.8 depan dan merupakan cara yang paling
efektif dalam membentuk masyarakat
Sejak kelahirannya, masalah
yang memiliki kemampuan untuk
literasi lingkungan telah menarik
menghadapi tantangan di masa depan.
perhatian banyak peneliti pendidikan
Pendidikan menjadi dasar bagi
dan ilmuwan lingkungan. Meskipun
tindakan dan penting untuk dapat
istilah ini telah banyak didiskusikan,
meningkatkan kapasitas masyarakat,
tetapi tidak ada definisi yang
hal ini menekankan bahwa baik
disepakati secara umum. Definisi awal
pendidikan formal dan non formal
literasi lingkungan dikemukakan oleh
sangat diperlukan untuk mengubah
Roth (1968) yang mendefinisikan
sikap masyarakat. Selama ini
orang yang melek lingkungan sebagai
pendidikan di seluruh dunia lebih
seseorang yang memiliki keterampilan
mengutamakan literasi dasar
8
A. Purwadi, EFSD in Indonesia at a (matematika, fisika, kimia, biologi
Glance in EFSD Currents: Changing
Perspective from The Asia-Facific, (Bangkok: 9
Op. cit., Sibel Ozsoy, Hamide Ertepinar,
UNESCO, 2009). dan Necdet Saglam.
teknologi dan lain-lain) daripada sebagai tempat yang baik dan ideal di
literasi lingkungan (konservasi mana dapat diperoleh segala ilmu
sumberdaya, multikulturalisme, pengetahuan dan berbagai norma serta
pembangunan berkelanjutan, etika yang dapat menjadi dasar
demokrasi, kepekaan sosial, budi manusia menuju terciptanya
pekerti dan lain-lain).bidang kesejahteraan hidup kita dan menuju
pendidikan. Seperti kita ketahui, kepada cita-cita pembangunan
Karena itu perlu dilakukan reorientasi berkelanjutan.11
pendidikan, yang berarti
Dengan melaksanakan program
diintegrasikannya literasi lingkungan
Adiwiyata akan menciptakan warga
dengan literasi dasar.10
sekolah, khususnya peserta didik yang
Di Indonesia, dalam upaya peduli dan berbudaya lingkungan,
mempercepat pengembangan sekaligus mendukung dan
Pendidikan Lingkungan Hidup mewujudkan sumberdaya manusia
khususnya jalur pendidikan formal yang memiliki karakter bangsa
pada jenjang pendidikan dasar dan terhadap perkembangan ekonomi,
menengah, maka pada tanggal 21 sosial, dan lingkungannya dalam
Februari 2006 Kementerian mencapai pembangunan berkelanjutan
Lingkungan Hidup dan Kementerian di daerah. Pelaksanaan Program
Pendidikan dan Kebudayaan telah Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip
mencanangkan Program Adiwiyata, dasar berikut ini:12 1). Partisipatif:
dengan tujuan mendorong dan Komunitas sekolah terlibat dalam
membentuk sekolah Peduli dan manajemen sekolah yang meliputi
Berbudaya Lingkungan yang mampu keseluruhan proses perencanaan,
berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelaksanaan dan evaluasi sesuai
pelestarian lingkungan dan tanggung jawab dan peran. 2).
pembangunan berkelanjutan bagi Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus
kepentingan generasi sekarang dilakukan secara terencana dan terus
maupun yang akan datang. Adiwiyata menerus secara komprehensif.
mempunyai pengertian atau makna

10
Op. cit., UNESCO. The UN Decade of 11
Op. cit., Sungkowo.
Education for Sustainable Development. The
First Two Years. 12
Op. cit., Sungkowo.
Melalui program Adiwiyata sumber daya dan energi.
diharapkan setiap warga sekolah ikut 3).Menciptakan kebersamaan warga
terlibat dalam kegiatan sekolah sekolah dan kondisi belajar mengajar
menuju lingkungan yang sehat dan yang lebih nyaman dan kondusif.
menghindari dampak lingkungan yang 4).Menjadi tempat pembelajaran
negatif. Program Adiwiyata tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
dikembangkan berdasarkan norma- pengelolaan lingkungan hidup yang
norma dalam perikehidupan yang baik dan benar bagi warga sekolah dan
antara lain meliputi: kebersamaan, masyarakat sekitar. 5).Meningkatkan
keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, upaya perlindungan dan pengelolaan
keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup meIalui kegiatan
lingkungan hidup dan sumber daya pengendalian pencemaran,
alam.13 Sangat banyak manfaat yang pengendalian kerusakan dan
diperoleh sekolah maupun warga pelestarian fungsi lingkungan di
sekolah dengan mengikuti program sekolah.
Adiwiyata. Setidaknya ada 5 manfaat
mengikuti Program Adiwiyata, yaitu:14
1). Mendukung percepatan pencapaian C. Penutup
isi, proses, kompetensi lulusan,
Tujuan program Adiwiyata
pendidik dan tenaga kependidikan,
adalah mendorong dan membentuk
sarana dan prasarana, pengelolaan
sekolah Peduli dan Berbudaya
pembiayaan, dan penilaian)
Lingkungan yang mampu
sebagaimana diatur dalam PP No. 19
berpartisipasi dan melaksanakan upaya
tahun 2006 tentang Standar Nasional
pelestarian lingkungan dan
Pendidikan. 2).Meningkatkan efisiensi
pembangunan berkelanjutan bagi
penggunaan dana operasional sekolah
kepentingan generasi sekarang
melalui penghematan dan
maupun yang akan datang. Melalui
pengurangan konsumsi dari berbagai
program Adiwiyata diharapkan setiap
13
Ellen Landriany, “Implementasi warga sekolah ikut terlibat dalam
Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya
Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di kegiatan sekolah
SMA Kota Malang” dalam Jurnal Kebijakan
dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, menuju lingkungan yang sehat dan
Nomor 1, Januari 2014; hal. 82-88.
menghindari dampak lingkungan yang
14
Op. cit., Sungkowo.
negatif. Warga sekolah selanjutnya Volume 2, Nomor 1, Januari
harus dapat menjadi model/contoh 2014.

bagi masyarakat guna mewujudkan Ozsoy, Sibel., Ertepinar, Hamide., dan


masyarakat yang berkarakter peduli Saglam, Necdet. (2012). Can
Eco-Schools Improve
lingkungan. Guna mencapai tujuan
Elementary School Students’
program Adiwiyata, diperlukan Environmental Literacy
partisipasi semua pihak, mulai dari Levels? Jurnal: Asia-Pacific
Forum on Science Learning
pemerintah dari tingkat pusat hingga
and Teaching, Vol. 13 Issue
daerah, seluruh warga sekolah, serta 2/December 2012.
masyarakat, baik orang tua siswa
Purwadi, A. (2009). EFSD in
maupun tokoh masyarakat. Indonesia at a Glance in EFSD
Currents:Changing
Perspective from The Asia-
Facific. Bangkok: UNESCO.
D. Daftar Pustaka
Salome Hallfreðsdóttir, Salome.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2011). Eco Schools – Are
(2012). Panduan Adiwiyata. They Really Better? Thesis:
Jakarta: Kementerian Lund University. Lund: Tidak
Lingkungan Hidup Republik diterbitkan.
Indonesia.
UNESCO. (2007). The UN Decade of
Landriany, Ellen. (2014). Education for Sustainable
Implementasi Kebijakan Development. The First Two
Adiwiyata Dalam Upaya Years. Paris: UNESCO.
Mewujudkan Pendidikan
Lingkungan Hidup di SMA
Kota Malang. Jurnal Kebijakan
dan Pengembangan Pendidikan

Вам также может понравиться