Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK A
IIA
DIII KEBIDANAN
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapa t menyelesaikan makalah kelompok kami yang berjudul
“Rangkaian Sosial Budaya Pada Masa Nifas ” sebagai tugas kami . Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan.
Karena itu kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat balasan yang
setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami
khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..………………………………………………………..….....
1.1 Latar Belakang..…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah..………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan ..………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………….
2.1 Konsep aspek budaya pada masa nifas………………………………...........
2.2 Aspek sosial budaya pada masa nifas di pesisir kambang...............……........
2.3 aspek sosial budaya pada masa nifas di aceh ………………………………..
2.4
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan..………………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masyarakat Aceh yang memiliki aturan berupa pantangan meninggalkan rumah
selama 44 hari bagi wanita yang baru melahirkan. Anjuran untuk berbaring selama masa
nifas, perawatan nifas dengan pengurutan, penghangatan badan, konsumsi minuman berupa
jamu-jamuan dan pantangan makan-makanan tertentu (Swasono, 1998).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Aspek sosial budaya dalam askeb masa nifas
2. Untuk mengetahui Aspek sosial budaya pada masa nifas di daerah PESISIR
KAMBANG
3. Untuk mengetahui Aspek sosial budaya pada masa nifas di daerah ACEH
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik
ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 69% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawihardjo A,
2002). Secara tradisional, bagian pertama dari periode ini adalah masa istirahat. Yaitu ketika
ibu dipisahkan oleh orang lain (khususnya pria) karena kehilangan zat darahnya dari vagina
sehingga tidak bersih.
Variasi biasa terlihat diantara kultur. Variasi eksis dengan kultur. Variasi ini sering
berhubungan dengan faktor sosial ekonomi dan pendidikan. Efek dari perbedaan kultur dan
individual pada perawatan kesehatan. Persalinan merupakan tantangan bagi perawat untuk
mengevaluasi kembali harapan tentang pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengetahui isu-
isu dari berbagai macam-macam kultur dalam memberikan pelayanan kesehatan serta
meletakkan perhatian pada kompetensi kultural berupa keterampilan dan pengetahuan penting
untuk memahami dan mengapresiasikan perbedaan kultur dan dapat mengaplikasikan
keterampilan praktek klinik (Arlene & Gloria, 2001).
b. Aspek budaya dalam perawatan masa nifas
Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat indonesia ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin
maupun ibu nifas (Syafrudin, 2009).
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil,
bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan disamping faktor-faktor
lainnya.Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status
kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat istiadat yang
merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas (syafrudin. 2009).
Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang menyambut
masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan,
7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah
masing-masing (syafrudin, 2009).
Pada masyarakat Maluku, pantangan makanan pada masa nifas yaitu terong agar lidah
bayi tidak ada bercak putih, nenas, mangga tidak bagus untuk rahim (Syafrudin, 2009).
Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain:
1. Harus pakaisandal kemana pun Bufas pergi, selama 40hari.
2. Harus memakai Stagen /udet/ centing. (positif)
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok keseluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras keras
6. Tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah
lancar .
7. Kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk/posisi miring, hal itu
dapatmempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru
melahirkan/mudah terkenaVarises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.
2. Kebutuhan psikologis.
Kebutuhan bagi tiap-tiap individu bahwa manusia butuh diakui, dihargai, diperhatikan
oleh manusia lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan psikologis, bidan dan
keluarga harus bersikap dan bertindak bijaksana dan menunjukan rasa simpati dan
menghormati.
3. Kebutuhan sosial
Ibu dipenuhi dengan memfasilitasi pasangan atau keluarga mendampingi ibu bila murung,
menunjukkan rasa sayang pada bayi, memberi bantuan dan pelajaran yang dibutuhkan untuk
mengembalikan kesehatannya(Rustam Mochtar, 1998).
Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib dapat
menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan lemak , namun terdapat dampak
negatifnya yaitu ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadi berkurang. Masa
nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.agar ibu tidak terlalu letih beraktivitas dan
kalau capek produk ASI ibu berkurang.
Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian imunisasi) harus
periksakesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan
8-30 hari.
1) Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis atau lerongan
dan tapel supaya ibu cepat sembuh.
Dalam hal ini jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadi lancar
namun jika pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan . Pilis dan
tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat atau menyebabkan alergi .
2) Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan
asamdiminumkan supaya ASI banyak.
Dalam hal ini sama sekali tidak memiliki dampak yang positif karena abu, dan asam
tidak mengandung zat yang di gunakan ibu untuk memproduksi ASInya, dan abu serta asam
ini tidak mempengaruhi ibu untuk memproduksi ASInya lebih banyak.
4) Adapun sosial budaya yang terjadi pada kalangan masyarakat, contoh lainnya adalah
seorang ibu yang ingin keluar rumah harus memakai sendal jepit selama 40 hari selama masa
nifas.
5) Kemudian harus meminum jamu , agar rahim ibu cepat memulih. Padahal sebenarnya
tidak harus meminum jamu pun rahim ibu akan memulih , hanya dengan mengkonsumsi
makanan yang bernutrisi(Syafrudin, 2009).
6. Ibu setelah jika pijatannya namun jika Pilis dan tapel dapat merusak
melahirkan dan benar maka pijatan yang kulit bagi yang tidak kuat atau
bayinya harus peredaran darah salah sangat menyebabkan alergi .karena
dipijat atau ibu dan bayi berbahaya tapel dan pilis mengandung
diurut, diberi menjadi lancar,. karena dapat bahan seperti kapur sirih, air
pilis atau rasa sakit-sakit merusak jeruk nipis yang dibalurkan
lerongan dan di perut ibu kandungan pada perut dan sebelum
tapel supaya ibu berkurang menyebabkan memakai stagen, tapel dapat
cepat sembuh alergi dan luka menghangatkan perut yang
bakar membuat usus bekerja atau
berkontraksi lebih cepat
sehingga angin yang berada di
dalamnya bisa keluar dengan
mudah, dan pilis di oleskan ke
dahi tujuannya untuk
menghilangkan pening,
mencegah naiknya darah
putih,dll air kapur dan jeruk
nipis memiliki sifat anti selulit
dan jika kulit ibu sensitif atau
terlalu banyak kapur sirihnya
akan menimbulkan lalergi dan
luka bakar
7. Masa nifas Tidak ada Membuat ibu Kita tidak tahu apakah abu
harus minum batuk dan dapur terjamin kebersihannya
abu dari dapur menggangu dan jika abu ini diminum ibu
dicampur air, sistem maka dapat membuat ibu batuk
disaring, pencernaan ibu
dicampur garam
dan asam
diminumkan
supaya ASI
banyak.
8. Masa nifas Mempercepat Jika melakukan Jika melakukan hub.intim
tidak proses hub.intim maka maka dapat menghambat
diperbolehkan penyembuhan dapat proses penyembuhan jalan
berhubungan jalan lahir. menghambat lahir maupun involusi rahim
intim nanti proses yakni mengecilnya rahim
lukanya makin Menjarakakan penyembuhan kembali ke bentuk dan ukuran
besar kehamilan jalan lahir semula Contohnya infeksi atau
maupun akan perdarahan ataupun
involusi rahim pengaruh psikologis,
kekhawatiran akan robeknya
jahitan maupun ketakutan lagi.
15
9. seorang ibu Mungkin dengan memakai
yang ingin Tidak ada Tidak ada sendal jepit ibu lebih nyaman
keluar rumah dan lebih terjaga
harus memakai keseimbangannya saat berjalan
sendal jepit sehingga mengurangi resiko
selama 40 hari terjatuh saat ibu berjalan
(selama masa
nifas )
Dalam system budaya terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan
lainnya, sehingga tercipta tata kelakuanmanusia yang terwujud dalam unsure kebudayaan
sebagai satu kesatuan. (Ihromi. 2006)
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di
antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada
pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek
kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau
kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya
yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah
pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.( ferry efendi ,
2009)
Masa nifas adalah dimana dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu berikutnya ( JHPEIGO,2002). Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan todak lebih
dari 8 hari setelah akhir persalinan dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (
Bennet dan Brown ,1999).
Rasionalnya :
Dampak negatif tidak boleh makan makanan pedas : Sebenarnya, makanan pedas yang
mengandung cabai memiliki kandungan kapsain bersifat antikoagulan, yaitu menjaga darah
tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah.
Dampak positif tidak boleh makan makanan pedas : bagi ibu nifas mengonsumsi
sambal/cabai dapat menyebabkan naiknya asam lambung sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman di perut. Bila dikonsumsi berlebih dapat mengakibatkan infeksi pada lambung.
Bayangkan saja, apabila ibu yang pasca melahirkan masih memiliki luka didaerah
perut(setelah operasi caesar) ataupun rasa sakit pasca melahirkan, kemudian megonsumsi
cabai/makanan pedas lainnya akan menambah rasa sakit bagi ibu.
KESIMPULAN : larangan ini memiliki dampak positive bagi Ibu nifas. ( BENAR)
2. Ibu nifas tidak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitannya cepat
sembuh.
Karena takut luka jahitan ibu tidak akan kering dan lama proses penyembuhannya
Rasionalnya:
Dampak negatif Ibu nifas tidak boleh makan ikan, telur dan daging supaya
jahitannya cepat sembuh: Pada ibu nifas justru pemenuhan kebutuhan protein semakin
meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka
jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang
membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka.
Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup maka ibu nifas akan mengalami
keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat
pantang makanan bergisi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI
Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada.
Dampak positif : bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum
hamil maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari. Bila memang alergi
jenis protein tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari ganti sumber protein dari
daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang kacangan.
KESIMPULAN : larangan ini memiliki dampak negatif bagi Ibu nifas ( TIDAK BENAR
)
Rasionalnya :
Dampak positif Ibu harus memakai gurita diperut : dianjurkan setiap pasien bersalin
untuk memakai stagen. Stagen tidak memeberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Kebudayaan ini hanya membawa dampak
positive bagi ibu yang mengalami masalah kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang
melar pasca melahirkan. Penggunaan gurita diperbolehkan karena gurita tidak membalut perut
ibu terlalu kencang seperti stagen.
Dampak negatif Ibu harus memakai gurita diperut : bagi ibu yang baru melakukan
operasi caesar. Jahitan yang masih baru atau basah jika langsung dipakaikan gurita, apalagi
stagen, malah akan bertambah parah. Jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernanah.
KESIMPULAN : larangan ini memiliki dampak positive bagi Ibu nifas yang melahirkan
normal tapi tidak ibu melahirkan dengan ceaser .
2.3 ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA MASA NIFAS DI DAERAH ACEH
Kebudayaan adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari
secara turun temurun, tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah mengundang risiko bagi
timbulnya suatu penyakit. Kebudayaan tidak dibatasi oleh suatu batasan tertentu yang sempit,
tetapi mempunyai struktur-struktur yang luas sesuai dengan perkembangan dari masyarakat
itu sendiri
Kebudayaan yaitu sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan bersifat abstrak.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia.
Definisi dari budaya yaitu suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Budaya
terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni.
Bagi seorang ahli antropogi istilah kebudayaan umumnya mencakup cara berpikir dan
cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu bangsa atau masyarakat tertua. Syafrudin
(2009), Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hokum, dan adat istiadat. Semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang berfungsi
sebagai tempat berlindung, kebutuhan makan dan minum, pakaian dan perhiasan, serta
mempunyai kepribadian yaitu organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosialisasi
yang mendasari perilaku individu. Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang
majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda Keanekaragaman budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang tiada ternilai
tingginya. Kekayaan tersebut harus dipahami terus dari generasi ke generasi.
Dalam konteks penulisan sejarah pendekatan budaya Muarif (2009) membagi 5 aspek
yang masing-masing saling terkait yaitu:
Sistim budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri
atas pikiran pikiran,gagasan,konsep,serta keyakinan,dengan demikian system kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut adat
istiadat.dalam adat-istiadat terdapat juga system norma dan disitulah salah satu fungsi system
budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam system budaya terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan
lainnya, sehingga tercipta tata kelakuanmanusia yang terwujud dalam unsure kebudayaan
sebagai satu kesatuan.
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di
antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada
pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek
kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau
kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya
yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah
pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Masa nifas adalah dimana dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu berikutnya ( JHPEIGO,2002). Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan todak lebih
dari 8 hari setelah akhir persalinan dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (
Bennet dan Brown ,1999).
Masa nifas berlangsung selama 6 – 8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis
bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan.
Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian
bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir (Sayfuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa
nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam
mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi,
perawatan payudara (mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu
ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, dan lain-lain (Rustam Mochtar, 1998 dan Sayfuddin et al,
2002).
Pada masyarakat Aceh yang memiliki aturan berupa pantangan meninggalkan rumah
selama 44 hari bagi wanita yang baru melahirkan. Anjuran untuk berbaring selama masa
nifas, perawatan nifas dengan pengurutan, penghangatan badan, konsumsi minuman berupa
jamu-jamuan dan pantangan makan-makanan tertentu (Swasono, 1998).
Ada beberapa tahapan adat Aceh (pidie) terhadap wanita yang telah melahirkan,
didasarkan pada fitrah manusiawi:
1. Setelah melahirkan ibu dimandikan. Pada siraman terakhir, disiram dengan ie boh
kruet (jeruk purut) guna menghilangkan bau amis, setelah menganti pakaian
diberikan ssmerah telur dengan madu.
2. Selama tiga hari diberikan ramuan daun-daunan yang terdiri dari daun peugaga,
daun pacar (gaca), un seumpung (urang-aring) daun-daunan ini diremas dengan air
lalu diminum. Hal tersebut berkhasiat untuk membersihkan darah kotor.
3. Selama tujuh hari kemudian diberikan ramuan, dari kunyit, gula merah, asam jawa,
jeura eungkot, boh cuko (kencur), dan lada. Semua bahan ini ditumbuk sampai halus
lalu dicampur dengan air ditambah madu dan kuning telur. Khasiatnya menambah
darah dan membersihkan darah kotor.
4. Ibu tidak boleh memakan sembarangan .
5. Ibu yang menyusui biasanya diminumkan air sari daun-daunan seperti daun katuk,
dan lain – lain. Tujuannya agar air susu lebih banyak.
6. Pada masa nifas, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
7. Setelah melahirkan ibu dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis atau
lerongan dan tapel.
8. Pada masa nifas, ibu harus minum abu dari dapur yang dicampur dengan air,
kemudian disaring, dicampur garam dan asam lalu diminumkan kepada si ibu supaya
ASI banyak.
9. Ibu harus memakai stagen atau udet (centing).
10. Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi jamu. Hal ini jelas berdampak
positif karena dapat mempercepat pemulihan rahim ke kondisi semula dan tidak ada
dampak negative meengenai anjuran untuk mengkonsumsu jamu ini.
11. Jika sang ibu tidur atau duduk harus meluruskan kakinya. Pada ibu yang baru saja
melahirkan atau berada pada masa nifas .
12. Ibu pada masa nifas harus mengkonsumsi makanan yang bergizi terlebih sang ibu
dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran.
2.3.4 Analisa
1. Setelah melahirkan ibu dimandikan. Pada siraman terakhir, disiram dengan ie boh kruet
(jeruk purut) guna menghilangkan bau amis, setelah menganti pakaian diberikan merah
telur dengan madu.
ANALISA
Secara alami memang jeruk dapat menghilangkan bau amis kesehatan dan pengobatan
sebab kandungan kimia yang terdapat dalam jeruk nipis adalah synephrine yaitu
senyawa aktif yang paling banyak didapatkan dibuah dan tanaman yang disebut citrus
aurantium selain itu juga banyak mengandung zat kimia asam sitrat asam amino,
minyak atsirih, damar ,asam sitrun .
2. Selama tiga hari diberikan ramuan daun-daunan yang terdiri dari daun peugaga, daun
pacar (gaca), un seumpung (urang-aring) daun-daunan ini diremas dengan air lalu
diminum. Hal tersebut berkhasiat untuk membersihkan darah kotor.
ANALISA
Masyarakat aceh juga sering menggunakandaun pacar,daun urang-aring untuk
membersihkan darah kotor sebenarnya daun daunan tersebut tidak ada kaitannya dengan
membersihkan darah kotor sebab daun urang-aring digunakan sebagai perawatan
rambut agar rambut hitam ,kuat,tebal, sedangkan daun pacar digunakan untuk kesehatan
usus , mencegah diare ,menyembuhkan luka,pereda nyeri dan juga sebagai pewarna
kuku .
3. Selama tujuh hari kemudian diberikan ramuan, dari kunyit, gula merah, asam jawa,
jeura eungkot, boh cuko (kencur), dan lada. Semua bahan ini ditumbuk sampai halus
lalu dicampur dengan air ditambah madu dan kuning telur. Khasiatnya menambah
darah dan membersihkan darah kotor.
ANALISA
Memangbenardidalamkecncurterdapatkandunganzatpati,mineral
,kamphane,borneol,asam metal kanil,asamcinnamic,etgylaster,paraeumarin,alkolid,dan
gomzat yangm terkandung dalam kunyi tadalah zat pewarna
kurkuminoid,minyakatsiri,mineral ,sertazat lain sepertifruktosadanglukosa yang
manfaatnya
4. Pada masa nifas, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
ANALISA
Hal ini tidak diperlukan karena pada masa nifas, ibu dan bayi yang baru lahir harus
periksa kesehatan sang bayi sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur
0-7 hari dan 8-30 hari guna pemberian imunisasi bagi si bayi tersebut dan dampak
positif akan pelarangan ini tidak ada.
5. Setelah melahirkan ibu dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis atau lerongan
dan tapel.
ANALISA
Dampak positif mengenai anjuran pada ibu yang baru saja melahirkan dan bayi yang
baru dilahirkan ini adalah jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi
menjadi lancar, namun adapun dampak negative akan anjuran ini bila si ibu dan bayi
dipijat atau diurut ialah apabila pijat salah sangat berbahaya karena dapat merusak
kandungan sedangkan apabila diberi pilis atau lerongan maupun tape, hal ini dapat
merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi pada ibu dan bayi tersebut.
6. Pada masa nifas, ibu harus minum abu dari dapur yang dicampur dengan air, kemudian
disaring, dicampur garam dan asam lalu diminumkan kepada si ibu supaya ASI banyak.
ANALISA
Abu, garam dan asam merupakan bahan-bahan yang tidak mengandung zat gizi yang
diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya, jadi anjuran ini
jelas sangat merugikan dan tidak terdapat dampak positive mengenai anjuran kepada si
ibu untuk mengkonsumsi abu yang dicampur dengan air dan garam.
7. Ibu harus memakai stagen atau udet (centing).
ANALISA
Dampak negative akan anjuran ini jelas tidak ada bahkan apabila di rutinkan akan
pemakaian stagen atau centing tersebut akan memulihkan fisik sang ibu seperti sedia
kala sebelum melahirkan.
8. Ibu pada masa nifas harus mengkonsumsi makanan yang bergizi terlebih sang ibu
dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran.
ANALISA
Adapun dampak positive akan ajuran ini, ibu menjadi lebih sehat dengan
mengkonsumsu banyak sayur-sayuran dan danpak negative yang disebabkan akan
anjuran ini pun tidak ada baik untuk ibu maupun untuk si bayi.
9. Jika sang ibu tidur atau duduk harus meluruskan kakinya. Pada ibu yang baru saja
melahirkan atau berada pada masa nifas.
ANALISA
jelas hal ini sangat mempunyai dampak yang positive bagi si ibu tersebut, karena jika
ibu duduk atau tidur pada posisi miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang
ibu tersebut karena tulang ibu pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu
melakukan gerakan miring pada saat tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko,
larangan ini baik untuk ibu karena pada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan
dampak negative akan larangan ini jelas tidak ada baik bagi si ibu maupun pada bayi
yang baru dilahirkan.
10. Ibu yang menyusui biasanya diminumkan air sari daun-daunan sepertidaun katuk, dan
lain – lain. Tujuannya agar air susu lebih banyak.
ANALISA
Memang benar karena daun katuk mengandung protein senyawa minyak ese nsiap
kemudian asam amino ,vitamin A,vitaminC,mineral,kalsium,zatbesidanlainnya.
11. Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi jamu. Hal ini jelas berdampak
positif karena dapat mempercepat pemulihan rahim ke kondisi semula dan tidak ada
dampak negative meengenai anjuran untuk mengkonsumsu jamu ini.
ANALISA
Ibu nifas boleh minum jamu ,dengan ibu nifas jamu akan memberikan dampak positif
ibu nifas mengonsumsi jamu adalah,dapat mengencangkan otot-otot yang kendor
,melangsingkan tubuh,menambah nafsu makan,memberikan rasa hangat pada tubuh ,
Namun apabila ibu hamil mempunyai penyakit kuning dilarang minum jamu serta jika
jamu tersebut diserap oleh bayi pada saat menyusui maka bayi akan mengalami diare
dan cholic atau dalam bentuk alergi
ANALISA
Memang benar karena pada waktu menyusui ibu membutuhkan asuhan gizi yang kelih
tinggi dan menjaga nutrisi bagi bayi jika ibu mengonsumsi mie istan maka akan
berdampak butruk bagi nutrisi bayi karena memiliki zat adiktif dan pengawet yang
berdampak buruk pada organ tubuh seperti organ ginjal dan penyakit jantung.
1.4. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA MASA NIFAS DI DAERAH JAW
1. Konsep Budaya
Bagi seorang ahli antropogi istilah kebudayaan umumnya mencakup cara berpikir dan
cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu bangsa atau masyarakat tertua. Syafrudin
(2009). Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hokum, dan adat istiadat. Semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang berfungsi
sebagai tempat berlindung, kebutuhan makan dan minum, pakaian dan perhiasan, serta
mempunyai kepribadian yaitu organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosialisasi
yang mendasari perilaku individu. Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang
majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda Keanekaragaman budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang tiada ternilai
tingginya. Kekayaan tersebut harus dipahami terus dari generasi ke generasi.
Dalam konteks penulisan sejarah pendekatan budaya Muarif (2009) membagi 5 aspek
yang masing-masing saling terkait yaitu:
Sistim budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri
atas pikiran pikiran,gagasan,konsep,serta keyakinan,dengan demikian system kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut adat
istiadat.dalam adat-istiadat terdapat juga system norma dan disitulah salah satu fungsi system
budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam system budaya terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan
lainnya, sehingga tercipta tata kelakuanmanusia yang terwujud dalam unsure kebudayaan
sebagai satu kesatuan.
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di
antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada
pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek
kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau
kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya
yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah
pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Masa nifas adalah dimana dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu berikutnya ( JHPEIGO,2002). Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan todak lebih
dari 8 hari setelah akhir persalinan dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (
Bennet dan Brown ,1999).
Masa nifas berlangsung selama 6 – 8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis
bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan.
Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian
bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir (Sayfuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa
nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam
mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi,
perawatan payudara (mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu
ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, dan lain-lain (Rustam Mochtar, 1998 dan Sayfuddin et al,
2002)
1. Perawatan ari-ari
Ari-ari atau plasenta disebut juga dengan aruman atau embing-embing atau
mbingmbing. Bagi orang Jawa, ada kepercayaan bahwa ari-ari merupakan saudara bayi
tersebut oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik mungkin,misalnya :
Dampak positive : Agar binatang tidak berani mendekat dan memakan ari-ari tersebut
b. Ari-ari bayi dibungkus bersama buku,bunga setaman (bunga mawar, melati, dan
kenanga) di atasnya dsb ditujukan agar mendo’akan sibayi dalam jalan hidupnya nanti terang
dan kehidupanya baik.
c. Pemagaran di sekitar tempat penanaman ari-ari dan menutup bagian atas pagar juga
dilakukan agar tidak kehujanan dan binatang tidak masuk ke tempat itu dan juga kepercayaan
kepada makhluk mistis yang dikhawatirkan akan memakan ari-ari itu bila tidak dipagari.
Dampak positive : Agar ari-ari tidak dibongkar dan dimakan oleh binatang
Banyak tradisi adat jawa yang memiliki pantangan-pantangan yang ditujukan terhadap ibu
nifas padahal, banyak juga yang berdampak negative dan merugikan bila ditinjau dari aspek
kesehatan diantaranya yang berdampak negative dan positif yaitu.
a. Masa nifas dilarang makan telur, dan s yang berbau amis karena kepercayaan mereka
mengatakan bahwa lukanya akan lama sembuh bila mereka memakan itu.
Dampak negative : Merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi
seimbang agar ibu dan bayi sehat.
Kandungan gizi telur utuh terdiri lebih dari 90 % kalsium, mineral dan zat besi pada bagian
kuning telur, dan mengandung 6 gram protein berkualitas tinggi dan 9 asam amino esensial
termasuk bagian putihnya.
b. Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak makan
makanan yang padat karena ibu akan mengalami penimbunan lemak.
Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib dapat
menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ-organ
kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.
Dampak negative : Ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadi berkurang.
c. Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bau dari ibu nifas akan
tercium oleh makhluk halus.
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian
imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu
umur 0-7 hari dan 8-30 hari dan ibu juga butuh sinar matahari.
d. Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan
tapel agar peredaran darah ibu lancar.
Dampak positif : Jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadi
lancar.
Dampak negative : Pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak
kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
e. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim karena luka pada premium ibu
belum kering takut terjadi lecet dan perdarahan.
Dampak positif : Dari sisi medis, sanggama memang dilarang selama 40 hari pertama
usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan
jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran
semula. Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang
belum muncul atau pun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan
maupun ketakutan bakal hamil lagi.
a. Pada dahi bayi diberikan ujung tali bedungan yang telah digigit yang bertujuan untuk
penghilang cegukan.
b. Pada dahi bayi juga diletakan olesan hitam dari pantat kuali yang bertujuan untuk
mencegah dan menghilangkan cegukan serta sering diberikan pada menjelang sore hari agar
bayi terhindar dari gangguan makhluk mistis.
Dampak positiv :Tidak ada
Dampak negative : Bila kulit bayi sensitive dapat menyebabkan Iritasi karena pantat
kuali/wajan iu bersifat kasar dan mengandung zat kimia karbon
c. Jika bayi sering menangis dan diduga diganggu oleh makhluk halus, didahi bayi
diberikan kunyit(parutan nya).
d. Sebelum tali pusar lepas atau tercopot maka bayi pun dilarang untuk keluar dari
rumah dikarenakan takut akan gangguan dari makhluk halus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu(Prawihardjo A, 2002).
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik
ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 69% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawihardjo A,
2002). Secara tradisional, bagian pertama dari periode ini adalah masa istirahat. Yaitu ketika
ibu dipisahkan oleh orang lain (khususnya pria) karena kehilangan zat darahnya dari vagina
sehingga tidak bersih.
3.2 Saran
Dari makalah yang penulis buat ini penulis harap bermanfaat bagi sipembaca untuk
menambahkan wawasannya danjikaada kesalahan pada penulis anataupun nama-nama penulis
harap sipembaca dapat memberikan kritikan kepada kelompok kami dan membenarkannya.
Diharapkan mahasiswa mengetahui perawatan masa nifas di berbagai daerah.
REFERENSI
Prawihardjo A, 2002.(Rustam Mochtar, 1998).(Sulistyawati, 2009).perawatan postpartum
diunduh dari http://repository.usu.ac.id
Saleha, 2009.Syafrudin, 2009,(Arlene & Gloria, 2001).sosial budaya di unduh dari ilmu sosial
budaya.http://www.scribd.com/2010/ilmu
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3575/1/obstetri-tmhanafiah.pdf , diunduh
pada tanggal 22 Maret 2015.
Endrawarsa suwardi. 2006. Medode, teory, teknik, penelitian kebudayaan. Yogyakarta: pustaka widya
tama
Ihromi. 2006. Pokok pokok antropologi budaya. Jakarta : yayasan obor indonesia