Вы находитесь на странице: 1из 12

TES MASUK ODP BNI

Selasa, 24 Juni 2014


Pengalaman Tes Masuk ODP BNI
Assalamualaikum Wr Wb, Salam sejahtera untuk kita semua :)
Teman-teman semua, pada kesempatan ini saya akan berbagi pengalaman saya
selama mengikuti tes masuk ODP BNI . Tulisan ini saya tulis karena saya ingin
berbagi pengalaman dan ilmu yang telah saya dapat selama saya tes, siapa tau ada
teman-teman yang berminat untuk ikutan tes ODP BNI karena tes ini dibuka setiap
tahunnya. Semoga melalui tulisan ini teman2 bisa mengambil pelajaran dan bisa
lebih baik dari apa yang telah saya lakukan, saya berdoa semoga teman2 yang
berminat untuk ikut tes ini nantinya dimudahkan oleh Allah SWT, karena saya yakin
disetiap usaha, asalkan kita berdoa, belajar, khusnuzan sama Allah,, Allah akan
membantu kita melalui tangan-tangan tersembunyinya. :) trust me,..it works :D
hehehe...

Okay, saya mulai cerita ya daripada bertele-tele:))


Saya yakin, teman2 pasti sudah tau apa itu BNI. PT. Bank Negara Indonesia
(persero) tbk merupakan idaman para job seeker baik yang sudah memiliki
pengalaman kerja bahkan yang masih berstatus "Fresh Graduate". Hal ini bukan
tanpa alasan, selain bank yang berstatus BUMN, BNI adalah bank terbesar ke-4 di
Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI
merupakan lingkungan yang tepat untuk mengembangkan karir dan potensi yang
dimiliki, disamping benefit yang bisa kita peroleh. Salah satu jalur penerimaan
karyawan BNI yang cukup prestigious dan banyak peminatnya yaitu jalur seleksi
ODP BNI (Officer Development Program BNI) biasa perusahaan lain programnya
Management Training, dimana tes ini merupakan tes masuk BNI yang memiliki
tahapan tes seleksi super ketat yaitu bisa sampai 8 tahapan tes (kebayangkan ? :D
-_- ). Hal ini sangat wajar karena OPD merupakan program khusus yang disiapkan
oleh BNI untuk mendidik calon karyawannya menjadi pemimpin masa depan di BNI
dan wadah untuk mengembangkan karir lebih baik. Saya mengikuti tes ini pada BNI
Local Career Kalimantan 2014 dan mendaftar langsung di BNI Kantor Cabang
Pontianak. Seleksi ini dibuka secara nasional maupun lokal, cara mendaftarnya yaitu
melalui website resmi BNI (teman2 bisa buka disini
:https://recruitment.bni.co.id/index.php) ataupun melalui job fair apabila BNI
memang lagi membuka lowongan ODP.
Teman2 pasti ingin tahu apa2 aja tahapan seleksinya dan bagaimana pengalaman
saya selama mengikuti seleksi, ayo kita mulai :D

Well,, ini tahapan seleksinya :

#1 Seleksi Berkas
Seleksi berkas merupakan seleksi pertama yang harus dilewati, tantangan demi
tantangan sudah saya hadapai diawal tes, yaitu dari segi persiapan berkas dan
administrasi. Adapun berkas2 yg diperlukan pada saat itu yaitu CV (Curriculum
Vitae), FC KTP, FC akta kelahiran, FC Ijazah, FC transkip nilai, pas foto terbaru 4x6,
foto postcard seluruh badan, surat keterangan belum menikah (ODP BNI
mengharuskan pelamar kerja belum menikah), surat keterangan kesehatan dari dokter
atau puskesmas dan SKCK dari kepolisian setempat. Untuk CV, saya punya tips
khusus untuk teman2, saat itu saya memasukan CV berbahasa inggris dan kalau bisa
jangan lebih dari 2 halaman, tampilkan yang penting2 saja yang menunjang karir
tmn2 dan pengalaman organisasi apa dimana tmn2 menduduki posisi strategis di
organisasi itu, tampilkan prestasi tmn2, jadi ringkasnya CV yang standar itu terdiri
atas (Biodata pribadi, pendidikan formal, informal (kursus, pelatihan, training),
pengalaman organisasi, pengalaman pekerjaan, prestasi).
Batas akhir pengiriman berkas yaitu tgl 23 Mei 2014, dan saya memasukan berkas
tgl 22 Mei 2014 bertepatan dengan selesainya SKCK saya. Sekitar 2 minggu setelah
saya memasukan lamaran ke BNI, pukul 12 siang saya dipanggil oleh BNI untuk
mengambil undangan "initial interview" di BNI yang berarti saya lulus seleksi
administrasi, well,,, saya datang ke BNI untuk mengambil undangan tsb dan melihat
jadwal tesnya, yaitu 2 hari setelah undangan ini saya peroleh. Ternyata ramai juga yg
lulus seleksi administrasi.

#2 Intial Interview
Setelah 2 hari dari saya ditelpon, saya datang ke BNI cabang Pontianak Jl,
Tanjungpura untuk menghadiri intial interview (yg pada saat itu saya diinterview
dengan pimpinan bagian kredit di BNI KCU PTK). Saya lupa tanggalnya dan
cerobohnya saya, surat saya hilang pula :D. Sebelum tes ini dimulai kami
diwajibkan untuk mengisi formulir biodata diri (mirip2 CV) namun yg ini lebih
ringkas. Ternyata CV dan form ini yang dibwa oleh interviewer pada saat tes initial
interview dan kita ditanya habis2an mengenai apa yg kita tlis di form tsb, mengenai
lulusan dari mana, prestasi, domisil dan pengalaman organisasi (bagi fresh grad)
maupun pengalaman kerja(bagi yg berpengalaman). Pada tahap ini tidak perlu terlalu
tegang, rileks saja dan jawab setiap pertanyaan dari interviewer dengan tenang, tegas,
pede dan jujur. Justru pada saat initial interview, kita lebih banyak mendapat
penjelasan dari interviewer mengenai apa itu ODP BNI, posisi apa yg akan saya
tempati nanti setelah lulus, benefit, proses training ODP dan gambaran penempatan
lokasi kerja nanti setelah diangkat menjadi karyawan. Sebelumnya bapak itu
bertanya, adek dari MIPA kimia kok mau masuk ke bank ? itu adalah pertanyaan
pamungkas yg pasti ditanya jika jurusan kita tdak linier dgn perbankan, well saya
punya jawaban sndiri untuk hal tsb (rahasia :D teman2 fikirkan dari skrg ya
jawabannya apa nanti), diakhir sesi bpk itu bilang bahwa kami sangat senang
menerima anak MIPA karena org2 mipa mudah menyesuaikan diri dan analisisnya
kuat hehehe :D (lambaykan slayer BIOMA MIPA :D). Oh iya sebisa mngkin jawab
pertanyaan jangan main stream ya,, jawab out off the box, jawab lain daripada yg
lain, cari sisi unik dan selling point kita, niscaya kita akan bisa menjual diri kita lebih
kreatif lagi didepan para interviewer. Alhamdulillah, setelah sekitar seminggu lebih,
saya ditelpon oleh BNI bahwa saya dinyatakan lolos seleksi ini dan berhak mengikuti
tes selanjutnya yaitu tahap psikotest (psikoasesmen).

#4 Psikotest (Sabtu 07 Juni 2014)


Saya yakin pasti setiap job seeker sangat phobia dgn tes ini, karena banyak para job
seeker yg gagal pd tahap ini, tapi untuk tes ini sebenarnya ada tips n trik yg bisa kita
pelajari agar kita bisa berhasil melewatinya. Tipsnya adalah banyak berlatih soal dan
memahami bentuk soal yang biasa dikeluarkan oleh masing2 intansi, biasanya kalau
tes masuk bank mereka punya bentuk soal umum, begitu juga bank BNI, kurang
lebih bentuk soal tes psikotes untuk masuk ODP mirip2 (tapi bentuk soalnya ya
bukan soalnya sama :D).BNI menggunakan lembaga psikologi pada tes ini.
Adapun bentuk soal yg saya hadapi yaitu seperti : tes verbal, tes klasifikasi gambar,
tes matematika dasar, tes pengetahuan umum, tes kemampuan ingatan, tes pauli, tes
wartegg, tes memutar gambar, tes seri angka, tes padan makna n lawan kata, tes
menggambar pohon dan orang. Tes ini sangat banyak memakan waktu, fikiran dan
tenaga, kalau gag kuat mental bisa lambay tangan ke kamera brow :D (uji nyali kali),
bayangkan saya tes dari jam 8 hingga jam 1 siang,,tips kedua teman2 sblm tes
sebaiknya sarapan dulu, banyak2 baca doa, yakin dan jngn lupa bawa air minum dan
buang air dlu sblm tes biar gag repot, karena mrk tidak mau menunggu kita buang air
kecil :D.

Well, untuk tes ini saya ad beberapa tips unt teman2, untuk tes seperti tes verbal, tes
klasifikasi gambar, tes matematika dasar, tes pengetahuan umum, tes kemampuan
ingatan, tes seri angka, tes padan makna n lawan kata, banyak2 berlatih di buku soal
psikotest aja, banyak kok jual bukunya di pasaran, jadi minimal udah ad persiapan
sblm tes sebenarnya biar terbiasa dgn soal tsb :)). Nah, ada satu tahap tes yg benar2
buat tangan pegel n keringetan, bayangkan untuk tes ini bisa memakan waktu 1 jam
lbh bro nulis aja tuh (untung waktu kuliah di kimia dlu udh terbiasa dgn tulis laporan
jurnal tulis tangan :D). Nama tes ini yaitu TES PAULI, org biasa menyebutnya tes
koran,kalau saya lebih suka menyebutnya tes kurang kerjaan :D(kidding), kita
disuruh menjumlahkan angka2 dari atas kebawah terus menerus dimana jumlah
angka tsb banyaknya satu koran kalau kita bentangkan bolak balik (kebayang gag?
emangnya otak sy ini kalkulator casio :D) coba aj search di google biar lbh jelasnya.
Nanti setelah 3 menit sekali kita disuruh garis diangka terakhir kita menjumlahkan
angka, stlh itu lanjut lagi. Tips saya, nikmati aja hitung2annya, tetap fokus, jangan
mikir macam2, teliti harus, kemudian dgr baik2 aba2 pengawas. Jangan liat kanan
kiri, soal ini dinilai bukan hanya banyaknya kita bisa menjumlahkan angka, namun
kestabilan kita dalam bekerja, nantinya garis yg kita buat itu menjadi seperti grafik,
apabila kita kerjanya diawal cepeeettt, kemudian ditengah2 smakin merosot, maka
grafiknya akan nampak turun, itu akan mengurangi nilai, sebaiknya stabil, jangan
juga terlalu memaksakan diri ingin cepat namun tidak teratur. Kemarin alhamdulillah
grafik saya lumayan stabil dan sisa 1 kolom aja yg blm saya isi, terus tmn sebelah
saya blg, kok cepet bgt bro kerjainnya, wajar sih anak mipa ngitung mulu
katanya,,hahaha, yg jelas saya sering berlatih soal ini dirmh, jadi terbiasa dgn bntuk
soalnya :))

Nah, setelah itu kita istrht sbntar dan disuruh melanjutkan gambar (Wartegg tes).
Pada tes ini kita diharuskan melanjutkan gambar yg ada didalam kotak (sebanyak 8
kotak). Tips gambar ini jga sama, banyak2 berlatih, walaupun keliatannya kita
menggambar dgn spontan, tapi kita juga harus sudah ada konsep mau gambar apa.
Untuk garis lengkung sebaiknya gambar benda hidup, kalau garis kaku dan lurus,
sebaiknya gambar benda2 mati dan maskulin, kalau kebalik, kita dinilai ada yg salah
dgn kepribadian kita :D. Hal terpenting juga yaitu buat gambar sedetail mungkin,
tidak perlu terlalu berseni2 dan bagus, yg penting jelas apa yg kita gambar, kalau
gambar muka jangan sampai tidak ada mulut, intinya setiap gambar harus lengkap
isinya dan detail.

Kemudian saya disuruh menggambar orang, dan disuruh beri nama siapa yg saya
gambar, pekerjaannya, umur dan aktivitasnya sedang apa. Tipsnya yaitu gambar
dengan detail, tidak perlu bagus, yg penting jelas mukanya, garis gambar jelas tidak
ragu2, proporsi tubuh sesuai, gambarnya jelas org itu sedang apa, buat telapak tangan
terbuka dan raut wajah senyum. Kalau kita laki2 gambar laki2, begitu sebaliknya.
Gambar lengkap dari ujung kaki hingga ujung rambut, jumlah jari lengkap dll.

Setelah itu, saya disuruh gambar pohon, kembali lagi untuk tes ini detail sangat
diperhatikan, tipsnya agar lbh mudah gambar aja pohon mangga lengkap dgn buah
dan daun2nya, rantingnya jelas, gambar phn tepat ditengah2 kertas, jangan terlalu
kecil, tidak perlu bagus gambarnya yg pnting jelas bagian2 pohon tsb. Kita dilarang
menggambar pohon bambu, kelapa dan pisang.

Semua tahapan psikotes telah selesai, dan panitia memberi informasi siapa2 aja yg
lulus siang itu juga tepat jam 2 siang. Harap2 cemas juga nunggu hasil tes, tepat
pukul 2 siang, hasil tes di tampilkan dilayar infokus, dan Alhamdulillah, nama saya
masuk diantara 15 org yg lulus tahap psikotes dan wajib mengikuti tes selanjutnya
yaitu tahap Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara psikolog yang diadakan
langsung hari itu juga.

#5 Focus Group Discussion (FGD) (Sabtu 07 Juni 2014).


Tahap ini juga tidak kalah menyeramkan, banyak sekali teman saya yg gugur ditahap
ini, dikelompok saya yg terdiri dari 8 orang, hanya 4 orang yg lulus. FGD adalah tes
dimana kita disuruh memecahkan masalah melalui jalan diskusi (mirip2 rapat kalau
tmn2 sering berkecimpung di dunia organisasi dan kepanitiaan). Pada tahap ini kami
dihadapkan dengan suatu topik perbankan, dan diberikan beberapa pertanyaan
seputar topik itu, seperti masalah perbankan yg terjadi di Indonesia, pengetahuan
umum perbankan dll. Pada kelompok ini saya mengajukan diri menjadi moderator
(sebisa mungkin tmn2 ajukan diri jadi moderator ya :D) kalau tidak dpt kesempatan
jadi moderator, apa boleh buat, nikmati aja debatnya dan ungkapkan pendapat
sebijak mungkin, jangan terlalu menggebu2 memberikan pendapat, karena psikolog
menilai sikap kita selama memberikan pendapat, emosi kita, kemampuan menghargai
pendapat dan memecahkan masalah. Ada teman saya yg menggebu2 berpendapat,
sehingga selalu memotong pendapat org lain dan dominaring alhasil dia tidak lolos
dalam tahap ini, ad teman saya yg mengungkapkan pendapat dengan sederhana
namun masuk akal, menghargai pendapat org lain padahal dia tidak banyak bicara,
dan dia bisa lolos dalam tahap ini.

Setelah FGD selesai (sekitar 30 menit) dilanjutkan dengan tahap wawancara dengan
psikolog. Untuk substansi wawancara ini lebih ke pribadian kita, tipe kita bekerja
dalam tim seperti apa, dan pengalaman kuliah kita seperti apa, bagaimana kita
menghadapi masalah dan bekerja sama dalam tim. Sama sekali tidak ada ditanyakan
tentang perbankan dalam wawancara ini. Hadapi aja dengan pede dan yakin :) toh yg
ditanya kepribadian kita juga, kita pastinya lebih mengerti keadaan diri kita jujur apa
adanya jangan menambah2 hal yg tidak ada, karena kalau kita berbohong psikolog
pasti tau dari raut wajah kita :).

#6 Tes Kemampuan Bahasa Inggris (TOEIC) (Senin 09 Juni 2014)


Tes ini dilaksanakan 1 hari setelah saya tes psikotest, dan bentrok dengan tes saya di
BCA, di BCA saya telah memasuki tahap wawancara user, namun saya mantapkan
langkah saya di BNI, dan tetap fokus. Saya yakin Allah punya hikmah kenapa di
BCA dan BNI bisa bentrok, Allah lebih tau ap yg terbaik bagi kita dan apa yg tidak
bisa kita ketahui. Allah memberikan keyakinan kpd saya untuk fokus di tes BNI.
Lulus tidaknya ditahap sebelumnya (FGD dan interview psikolog) peserta
diwajibkan mengikuti tes TOEIC. Tes ini merupakan tes kemampuan bahasa inggris
(BNI mengharuskan calon ODP memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik). Tes
TOEIC mirip2 tes TOEFL, namun lebih mudah daripada TOEFL, karena vocab yg
digunakan umum dan hanya seputar dunia kerja saja, tapi bentuk soalnya sama, ada
listening, reading, structure, error recogniition testnya juga, untuk tes ini saya
mempersiapkannya dengan banyak2 belajar online dan baca2 buku grammar. Saya
belajar di web2 TOEIC test online seperti http://www.english-test.net/toeic/ disitu
lengkap materinya dan contoh tesnya. Lama tes ini kurang lebih 2 jam yg terdiri dari
sekitar 200 soal (100 soal listening dan 100 soal reading dan structure). Saya
pasrahkan kepada Allah hasil tes saya, terus berdoa semoga diberikan yang terbaik
sambil mnunggu hasil tesnya.

#1 minggu berlalu belum ada pengumuman, saya mulai cemas, namun tetap berdoa
dan yakin atas jalan yg Allah berikan.

#1 minggu lebih tepatnya hari rabu tanggal 18 Juni 2014, hp saya berdering, saya liat
nomor kantor, betapa senangnya saya ternyata BNI menelpon saya dan
mengumumkan bahwa saya lolos tahap psikotest, psikoassesmen dan TOEIC,
Alhamdulillah :)) ternyata Allah menjawab doa saya dan mengetahui apa yg terbaik
bagi hambanya. Kembali lagi saya disuruh mengambil undangan tes wawancara user
yang dilaksanakan juga di BNI KCU PTK.

# 7 Wawancara User (19 Juni 2014)


Tiba saat yg ditunggu2,sembari penasaran berapa org yg lulus untuk tahap ini,
ternyata dari 15 org tersisa 7 orang (pria 3 org dan perempuan ada 4 org). Wawancara
ini paling lama sekitar 1 jam lebih, saya dihadapkan dengan dua interviewer dari
pihak pimpinan di BNI KCU PTK, dan bertemu kembali dgn bpk yg menginterview
saya di tahap initial interview, kembali modal doa dan pasrah saya lakukan, namun,
sebelumnya saya telah belajar dan menggali info sebanyak2nya tentang BNI di
website resmi BNI, produk BNI dan membaca2 kembali CV saya.

Tipsnya, hadapi wawacara dengan senyuman, masuk ketuk pintu dahulu, salam
interviewer dengan salaman profesional, tatap wajah mereka dengan senyuman
hangat, berbicara jangan menunduk namun tatap mata mrk dengan penuh keyakinan
(kayak menyatakan cinta gitu :D tapi jangan sambil pegang tangan ya :D) duduk
jangan nyandar, jangan melakukan gerakan yg tidak berguna, seperti garuk kepala
dll. berbicara tegas, sopan dan gunakan bahasa baku.
Pada tahap ini, karena saya merupakan Fresh Graduate, memang hal yang paling
sering ditanya adalah pengalaman organisasi, kepanitiaan, dan peran aktif saya selagi
menjadi mahasiswa. Untuk tmn2 yg rajin organisasi, bersyukurlah dan teruslah
berkarir disana namun tetap imbang dengan akademisnya, karena itu adalah modal
besar bagi teman2, berapa besar IPK tidak terlalu ditanya, namun seberapa besar
peran aktif kita di kampus, organisasi dan kemampuan kita bekerja dalam tim yang
menjadi daya tarik mereka. Janganlah jadi mahasiswa yang KUPU2 (kuliah pulang2)
karena sbg fresh grad yang mencari kerja tidak ada modal lain selain peran aktif kita
di organisasi pada saat wawancara nanti, pihak perusahaan tidak akan memilih org2
yg pasif :)).
Tahap ini selesai dan saya disuruh menunggu panggilan apabila lolos malam itu juga
dan berhak mengikuti tes kesehatan besok harinya. Pulang dengan wajah yakin
sembari terus berdoa kepada Allah, istirahat sejenak, ditengah2 saya sedang bermain
PES dirumah, ada telpon dari BNI bahwa saya lolos wawancara user,
Alhamdulillah,,, Allah kembali mengabulkan doa saya :). Akhirnya tibalah saya pada
tahap akhir dari tes masuk ODP BNI yaitu Tes Kesehatan besok harinya.

#8 Tes Kesehatan di Prodia Pontianak (20 Juni 2014).


Walaupun sebagian org berkata, kalau udah tes kesehatan bisa diartikan udah 95 %
lolos, saya tetap pasrah atas ketetapan Allah dan terus berharap dan berdoa, tes ini
merupakan tes yg paling serem menurut saya, bagaimana tidak, jika tidak lulus,
bukan hanya kita gagal masuk ODP BNI setelah melewati semua tahapan tes, tapi
kita akan tau bahwa kita mengidap penyakit,,ckckck...Ya Allah berikanlah kesehatan
kepada hamba aamiinn :)

Adapun tes yang dilakukan oleh prodia Pontianak yaitu tes urin, tes darah puasa 8
jam (sebelum tes kita diwajibkan puasa 8 jam, hanya boleh minum air putih), tes
darah puasa 2 jam setelah makan (ini semua untuk mengetahui kadar gula darah,
diabetes, kolesterol dan hb kita, apakah kita pencandu narkoba atau tidak, mengidap
penyakit menular atau tidak). Kemudian EKG (rekam jantung) nantinya dada,
pergelangan kaki dan tangan dipasangkan kabel2 dan denyut jantung kita direkam.
Lalu tes fisik, seperti tinggi badan, berat badan, garis perut (hati2 yang buncit ya :D
^^v) , tekanan darah, mulut, gigi, buta warna, tes mata). Kemudian tes ronsen,
nantinya dada kita dironsen untuk mengetahui apakah kita mengidap penyakit paru2
atau tidak.

Tes kesehatan benar2 murni apa adanya kita, tidak ada trik yang dapat kita lakukan
selain menjaga pola hidup sehat, jangan sering lembur, jangan sering merokok,
makan makanan rendah kolesterol dan jaga pola makan. Hasil tes ini diumumkan
beberapa hari kemudian dan setelah itu baru BNI akan menghubungi kita hasil
tesnya, apabila lolos tes kesehatan, maka kita telah lolos semua tahapan seleksi ODP
BNI dan berhak mengikuti training selama 3 bulan di Jakarta dan magang (OJT) 3
bulan di Jakarta, setelah hampir 1 tahun baru diangkat menjadi karyawan BNI dan
penempatan.

Well,,,,,,semua tahap telah saya lalui, namun saya masih menunggu informasi lulus
tidaknya saya di tes kesehatan ini, apa yg bisa saya lakukan hanya berdoa dan pasrah
atas ketetapan Allah, saya yakin ada tangan2 tersembunyi yang membantu saya
selama saya mengikuti tes ini hingga bisa sampai ditahap akhir ini. Cerita ini saya
tulis semata2 hanya untuk berbagi pengalaman dan sharing kepada teman2 smua,
bukan untuk maksud lain, dengan tulus saya meluangkan waktu saya untuk menulis
cerita ini, semata2 supaya teman2 termotivasi dan bisa mengambil pelajaran dari apa
yg telah saya alami, smoga tulisan saya ini bermanfaat untuk semuanya dan saya
tetap memohon doa dari teman2 smua :).
Semoga kita semua diberikan kemudahan oleh Allah disetiap usaha kita, karena
yakinlah bahwa setelah kesulitan, selalu ada kemudahan, tetap khusnuzan kepada
Allah, do the best, usaha, belajar dan berdoa. Insya Allah ada jalan :)
Sekian cerita sederhana ini, apabila ada kata2 yg tidak berkenan dihati teman2 mhn
maaf, apabila pengucapan kalimat saya tidak baik mohon maaf, kebenaran datang
dari Allah, yg salah dari saya pribadi,
Wassalamualaikum Wr Wb :)).. salam sukses untuk kita semua :D

- Accounting Staff , gaji Rp. 6,0 Juta/Bulan


- Administrative , gaji Rp. 6,0 Juta/Bulan
- Assistant Manager , gaji Rp. 5,8 Juta/Bulan
- Assistant Relationship Manager , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- Assistant Vice President , gaji Rp. 23,9 Juta/Bulan
- Assisten Relationship Manager , gaji Rp. 2,5 Juta/Bulan
- Branch Manager , gaji Rp. 19,5 Juta/Bulan
- Call Center Officer , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- Clerk , gaji Rp. 3,5 Juta/Bulan
- Compliance Senior Manager , gaji Rp. 19,5 Juta/Bulan
- Credit Analyst , gaji Rp. 7,1 Juta/Bulan
- Credit Analyst Manager , gaji Rp. 8,0 Juta/Bulan
- Customer Service Officer , gaji Rp. 6,3 Juta/Bulan
- Engineer Team Coordinator , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- First Senior Manager , gaji Rp. 10,0 Juta/Bulan
- Frontliner , gaji Rp. 3,7 Juta/Bulan
- Legal Staff , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- Manager , gaji Rp. 8,5 Juta/Bulan
- Managing Director , gaji Rp. 112,5 Juta/Bulan
- Marketing Staff , gaji Rp. 2,5 Juta/Bulan
- Officer Development Program , gaji Rp. 5,1 Juta/Bulan
- Relationship Manager , gaji Rp. 8,1 Juta/Bulan
- Sales Officer , gaji Rp. 14,0 Juta/Bulan
- Sales Representative , gaji Rp. 2,5 Juta/Bulan
- Senior Software Developer , gaji Rp. 8,0 Juta/Bulan
- Senior Vice President , gaji Rp. 100,3 Juta/Bulan
- Staff , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- Team Leader , gaji Rp. 12,0 Juta/Bulan
- Teller , gaji Rp. 2,8 Juta/Bulan
- Teller Coordinator , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- Trainee , gaji Rp. 4,0 Juta/Bulan
- Vice President , gaji Rp. 32,5 Juta/Bulan
- Vice President Human Capital Group , gaji Rp. 37,5 Juta/Bulan

Sebelumnya Saya ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika


ada beberapa pihak yang tersinggung dengan judul di atas. Tulisan ini terinspirasi
dari kejenuhan yang melanda Saya sekarang. Ketika sedang membuat tugas kuliah
yang begitu menumpuk dan menjemukan, Saya iseng-iseng membuka akun facebook
dan memperhatikan beberapa akun teman sekolah dan kuliah yang kini sudah bisa
terbilang sukses. Ada yang bekerja di perusahaan hebat, berprofesi yang sesuai
dengan jurusan semasa kuliah dan yang yang terakhir dan paling banyak tertulis di
timelinenya adalah bekerja di Bank bla bla bla. Jujur, Saya tidak bermaksud
menyindir apalagi menyinggung beberapa rekan yang berprofesi sebagai pegawai
bank. Ini hanya sedikit cerita yang Saya temukan dalam kehidupan pribadi dimana
banyaknya teman-teman seangkatan Saya yang berprofesi sebagai pegawai bank
padahal bidang keahlian semasa kuliah bukan perbankan.
Adalah kisah teman SD Saya yang masih ‘keep in touch’ dengan Saya hingga
sekarang. Semasa kuliah dia menggeluti jurusan psikologi dan menyabet
predikat cumlaude di jurusannya. Dulu, dia pun sempat menganggur dua bulan
hingga tak lama panggilan bekerja di bank pun datang. Setelah melewati masa tes
dan training, kini dia menjadi front liner di sebuah Bank terkenal dan tertua di
Indonesia. Keren.

Ada lagi cerita beberapa orang teman kuliah yang sekelas dan seangkatan dengan
saya dulu. Kini mereka menjadi back officer dan front liner di bank-bank terkenal di
Indonesia. Dari jurusan keguruan mencoba banting stir ke dunia perbankan dengan
alasan ingin mendapatkan penghasilan lebih baik dan besar daripada hanya menjadi
seorang guru. Hmm.

Senior semasa SMP saya pun tak luput dari kisah ini. Dia adalah mahasiswi terbaik
di jurusan pendidikan Fisika di kampusnya. Kini, dia menjabat
sebagai manager salah satu divisi yang ada di Bank swasta terkemuka di Indonesia.
Hebat.

Sahabat SMA pun demikian, berbulan-bulan tak mendapat panggilan di beberapa


kantor yang dilamarnya, panggilan Bank pun datang. Kini, dia menjadi pegawai
salah satu Cabang Bank ternama di daerah. Padahal dia alumni satu-satunya
perguruan tinggi negeri di Bogor lho yang jelas-jelas jurusannya pun tak ada
hubungannya dengan dunia perbankan. Waah.

Sejujurnya masih banyak kisah dan cerita dari banyak orang yang Saya kenal yang
kini berperan penting di dunia perbankan. Namun, kebanyakan dari mereka tidak
bergelar Sarjana Ekonomi. Mereka semua menempa pendidikan semasa kuliahnya di
jurusan-jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan perbankan. Mulai
dari Hukum, Pendidikan, Psikologi, Pertanian, Peternakan, MIPA, Ilkom, Teknik dan
masih banyak lagi jurusan yang jauh dari bau-bau perbankan. Hanya saja, gelar yang
tak pernah Saya temui bekerja di Bank itu adalah semacam S.Ked. (yaiyalah ngapain
juga kuliah kedokteran melenceng jadi pegawai bank, hehehe)

Mengapa begitu?
Sebenarnya Saya tidak pernah mengambil pusing akan kenyataan ini. Toh, yang
namanya rejeki masing-masing orang sudah diatur sama Allah SWT dan masing-
masing orang punya keahlian dan kemampuan tersendiri. Bisa dikatakan mereka
tidak mengambil jurusan ekonomi atau perbankan tapi kan semasa training, mereka
diajarkan bagaimana menjadi pegawai bank yang baik dan benar, bagaimana
melayani nasabah dan bercumbu dengan dunia baru yang selama ini tak pernah
mereka temukan dan bagaimana berpenampilan menarik dan terus tersenyum
sehingga nasabah tidak kabur apalagi sampai melaporkan pada pimpinannya. Ha ha.

Tapi fenomena ini semacam kelatahan. Banyak fresh graduate yang berbondong-
bondong melamar ke bank-bank ternama di Indonesia. Hal ini lantaran jurusan
apapun bisa diserap oleh si Bank. Memang sih, proses ini disaring sebegitu ketatnya
karena hanya yang mampu yang bisa diterima. Hal ini secara tak langsung memaksa
si pelamar banting stir dari jurusan yang mungkin tak sama semasa kuliahnya. Salut.

Yang lumayan mengganjal bagi Saya adalah “Mengapa mereka mengambil jurusan
yang berbeda jika mereka ingin kerja di Bank?”. Maksud Saya begini, jika memang
pada akhirnya ingin dan tertarik bekerja di Bank, kuliah lah di jurusan yang sejalur
dengan itu. Misalnya ambil saja jurusan Ekonomi yang jelas-jelas linear dengan
dunia perbankan. Tak usah menuntut ilmu di Institut Pertanian, Peternakan,
Perikanan dan kawan-kawannya. Tak usah kuliah di keguruan jika memang tak niat
jadi guru. Yah, memang sih, banyak kisah tentang tidak semua yang jadi guru pada
awalnya tertarik jadi guru (termasuk Saya). Tak usah susah-susah kuliah Hukum dan
Teknik jika akhirnya akan kerja di Bank. Menurut Saya, dua jurusan ini lumayan
ribet dan rumit karena Saya sendiri tidak menguasainya dan tak mudah untuk
menjadi bagian dari kedua jurusan itu. Bukankah kuliah itu sudah cukup meletihkan
dan menguras tenaga dan pikiran? Lalu mengapa kalian tidak mengambil profesi
yang sejalur dengan apa yang sudah kalian ampu semasa kuliah?

Atau mungkin saja dulunya mereka hanya iseng melamar pekerjaan dimana-mana
termasuk di bank lalu mereka terpanggil dan karena sudah ada kesempatan, sungguh
mubazir jika tidak dipergunakan sebaik-baiknya. Oh, iya mungkin saja ya seperti itu.
#mencoba menerka dan menganalisa#

Mungkin juga, semakin maraknya orang yang bekerja di profesi linear membuat
mereka berpikir lagi untuk bersaing di dunia yang sudah banyak penghuninya. Sebut
saja, yang bekerja sebagai penegak hukum sudah banyak sehingga mereka tidak mau
lagi bekerja di dunia hukum. Bekerja di dunia pertanian, perikanan dan peternakan
sungguh tidak mudah jika tidak dengan modal yang cukup jadi mereka pun mencoba
mencari modal dahulu sebelum mengembangkan keahlian mereka. Tapi lama-
kelamaan mereka malah semakin cinta dengan profesi perbankan itu. Jadi, lebih baik
kerja di dunia perbankan yang jelas-jelas membutuhkan banyak pegawai dari segala
jurusan. Apalagi mencari pekerjaan di zaman sekarang ini susahnya minta ampun
deh, jadi jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang jarang muncul lebih dari
sekali itu.

Mungkin saja, seperti kasus beberapa teman seangkatan Saya, mereka ingin
berpenghasilan lebih dari sekedar menjadi guru. Daripada menajdi guru, kerja capek
dengan gaji kecil mendingan jadi pegawai bank saja. Rapihnya sama, disiplinnya
juga sama, tapi penghasilan yang membedakan. Tapi kalian lupa kawan, menjadi
guru itu lebih banyak waktu senggangnya, bisa ikutan libur di saat para murid libur
dan quality time dengan keluarga itu lebih terasa. Lagipula, banyak kok mereka di
luar sana yang jelas-jelas bukan lulusan keguruan malah berduyun-duyun ingin
menajdi guru. Menurut mereka, “lebih baik jadi guru daripada tak ada kerjaan”. Hey,
kalian salah besar. Apa menurut kalian menjadi guru itu gampang, hah? Maaf, guru
bukan profesi buangan yah. Jangan kalian anggap dengan tidak bisa mendapatkan
pekerjaan yang kalian inginkan lantas kalian bisa dengan mudahnya menjadi guru?
Sebenarnya orang-orang yang seperti itulah yang perlu pembinaan sebelum mereka
memutuskan terjun ke dunia pendidikan.

Kembali ke dunia perbankan.

Baiklah, mungkin dunia perbankan menawarkan penghasilan besar, penampilan yang


dipandang hebat oleh masyarakat awam, masa depan cerah dan fasilitas yang
disiapkan khusus pegawai-pegawainya. Itu adalah pilihan. Mau jadi apa saja bisa.
Mau jadi apa saja boleh. Selama kita mampu, selama kita mau kita bisa menjadi apa
saja yang kita inginkan. Dan sudah bukan menjadi keheranan publik jika gelar yang
tertera di belakang nama tak ada unsur-unsur aroma perbankannya. Apapun gelarnya,
yang penting kerjanya di Bank. He he..

Namun, alangkah indahnya jika gelar yang didapat bisa bermanfaat dan berguna
demi kalian sendiri dan orang lain. Misalnya S.Pd, nah alangkah indahnya jika gelar
ini disetarakan dengan pekerjaan kalian sebagai guru atau pekerjaan lain yang
bersangkutan dengan dunia pendidikan. Ilmu semasa kuliah bisa terasah dan pastinya
lebih terasa manfaat dari letihnya kuliah selama 4 tahun tersebut. Tapi jika pilihan
kalian ada di dunia perbankan ya sudahlah tak mengapa. Selama kalian siap dan
sanggup ya silahkan. Ini hanya sedikit tulisan kekurangpuasan Saya saja. Tidak
bermaksud untuk menyinggung mereka yang bekerja di bank saat ini, tidak juga
menghujat. Malah Saya ingin memberi apresiasi kepada mereka yang bekerja di
Bank. Mereka yang bekerja dari pagi hingga sore bahkan jika lembur bisa sama
dengan mereka yang bekerja di perusahaan. Mereka kuat dan hebat terutama mereka
yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan perbankan.

Bukankah semuanya tergantung niat?

Jika niatnya karena ingin berpenghasilan lebih baik dan demi masa depan, mungkin
kalian benar. Namun, jika niatnya hanya karena ingin terlihat lebih keren dan wow
dibandingkan profesi yang seharusnya kalian ambil sesuai jurusan kuliah kalian,
mungkin kalian salah. Setiap profesi memiliki tingkat ‘ke-keren-an’ dan ‘ke-wow-an’
masing-masing. Ada kelebihan dan kekurangan di balik setiap profesi yang ada.

Sebagai contoh, pemulung dan petugas pengangkut sampah. Mari Saya katakan
mereka sebagai profesi. Jika tak ada pemulung, mungkin takkan ada yang mau
mengambil limbah plastik untuk di daur ulang. Jika tak ada pengangkut sampah,
mungkin dunia ini sudah menjadi lautan sampah. Mereka mungkin bekerja di tempat
kotor dalam arti yang sebenarnya tapi mereka mulia bukan. Kalau tak ada mereka,
apa kita mau menajdi seperti itu? Oleh karena itu, jangan menganggap kerja di
tempat wangi dan berdandan keren itu sebagai profesi yang paling mulia dan hebat
dibanding profesi lainnya.

Kutipan dari seorang teman “Daripada berwirausaha karena tak ada pekerjaan yang
sesuai jurusan, yah mendingan kerja di bank. Jelas dan keren”. Lalu Saya bandingkan
dengan kutipan dari seorang pemulung “Saya lebih baik kerja di tempat kotor dengan
uang yang wangi daripada bekerja di tempat wangi dengan uang yang kotor”.

Jadi, apapun, dimanapun bekerja ada baiknya kita bekerja dengan sebaik-baiknya
dan menjalankan peran sesuai kemampuan dan kemauan kita. Linear tak linear bukan
masalah namun ada baiknya sejalur dan bermanfaat. Akan tetapi, jika tak linear pun
tak mengapa asalkan kita mampu dan mau belajar lagi. Jangan pernah meremehkan
pekerjaan orang lain karena kita belum tentu lebih baik dari mereka.
Sekali lagi mohon maaf jika banyak pihak yang merasa termasuk dalam kategori
tulisan ini. Tiada bermaksud apa-apa selain berbagi kisah. Tulisan ini hanya opini
pribadi, jika ada yang ingin menambahkan, mengurangi atau mengkritik silahkan.

Well,, setiap yang terpilih adalah pilihan dan pilihan hidup kita ada di tangan kita
masing-masing sebagai pemilih dan tentunya dengan seizin Allah SWT sang penentu
takdir.

MizVe105Ra..

Вам также может понравиться