Вы находитесь на странице: 1из 6

Agribisnis Pupuk dan Pestisida Hayati

Bakteri Pseudomonas flourescens


sebagai Plant Growth Promoting Rhizobakter (PGPR)

Oleh :
Uyun Nabila
Wahyu Fajar
Mega Ayu

AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN


PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi budidaya pertanian saat ini mengalami ketergantungan terhadap
penggunaan bahan kimia sintetis pada pupuk sebagai penambah unsur hara dan
pada pestisida sebagai bahan aktif pengendali Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT). Kondisi ini bermula dari upaya pemerintah melakukan swasembada
pangan atau secara historis dikenal istilah revolusi hijau. Teknologi pertanian
konvensional mulai dikenalkan dengan komponen pendukung produksi tanaman
berupa pupuk dan pestisida kimiawi.
Sejarah menunjukkan, awal pertanian konvensional mampu menjawab
satu tantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang kian hari terus
meningkat. Berkat penggunaan pupuk dan pestsida kimiawi Indonesia berhasil
swasembada pangan. Namun, setelah belasan tahun bahan kimia pupuk dan
pestisida memperlihatkan dampak negatifnya. Pertanian konvensional yang
sebelumnya berhasil meningkatkan hasil produksi semakin tahun mulai
menurunkan hasil. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman, petani terus
menambah dosis pupuk kimia dan untuk pengendalian serangan OPT petani terus
menambah dosis pestisida.
Bahan kimia yang terkandung pada pupuk telah merusak kesuburan tanah.
sedangkan, pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan memusnahkan habitat
beberapa organisme yang menguntungkan sebagai musuh alami dari hama
tertentu. Di samping itu, bahan kimia menyebabkan resistensi OPT terhadap dosis
pestisida. Lebih lanjut, resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan
secara ekonomi terjadi pemborosan pada input produksi.
Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan seperti penggunaan pupuk
hayati dapat digunakan sebagai upaya mereduksi penggunaan bahan kimia pupuk
dan pestisida tanpa mengurangi produktivitas tanaman. Menurut permentan No.2
tahun 2006, pupuk hayati termasuk dalam pembenah tanah secara organik.
Peraturan tersebut mendefinisikan pupuk hayati sebagai sekumpulan material
organik yang terdiri dari zat hara bagi tanaman dan di dalamnya bisa mengandung
organisme hidup dengan aktivitasnya dapat memperbaiki kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk hayati melalui peran mikroba didalamnya berfungsi
menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah (biofertilizer), membantu tanaman
dalam penanggulangan penyakit tanah melalui peningkatan aktivitas
mikroorganisme tanah secara alami (bioprotektan) dan memacu pertumbuhan
tanaman (biostimulan). Salah satu mikroba golongan bakteri yang memiliki 3
peran utama tersebut yaitu Pseudomonas fluorescens. Bakteri ini bersifat
simbiosis bagi tanaman, berperan pada peluruhan hara P bentuk teresedia,
menghasilkan enzim pengurai bahan organik dan sebagai biokontrol untuk
kesehatan akar dan pertumbuhan tanaman. Kemampuan ini disebut Plant Growth
Promoting Rhizobacteria (PGPR).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian bakteri Pseudomonas fluorescens sebagai agen hayati ?
2. Bagaimana peran bakteri Pseudomonas fluorescens sebagai pupuk hayati ?
3. Bagaimana fungsi bakteri Pseudomonas fluorescens bagi perbaikan kualitas
lahan dan tanaman ?
4. Bagaimana mekanisme bakteri Pseudomonas fluorescens sebagai PGPR
dalam memacu pertumbuhan tanaman ?
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5 Mekanisme bakteri Pseudomonas fluorescens sebagai PGPR pada


pertumbuhan tanaman
Terdapat dua mekanisme bakteri Pseudomonas fluoresncens sebagai
PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu secara langsung maupun
tidak langsung. Bentuk mekanisme langsung seperti memfiksasi nitrogen,
melarutkan fosfat, dan memproduksi fitohormon seperti auksin, sitokinin dan
giberelin (Sivasakhti et al., 2014).
Isolat Pseudomonas fluorescens yang diamati dari perakaran tanaman padi
menghasilkan hormon IAA dan memproduksi siderophore. IAA termasuk
fitohormon golongan auksin alami dan berperan sebagai zat pemacu pertumbuhan
tanaman. Mikroorganisme yang berasal dari rhizosfer tanaman berpotensi
menghasilkan zat pengatur tumbuh IAA karena akar tanaman dapat
mensekresikan eksudat akar yang mengandung tryptopan (asam amino)
(Sivasakhti et al., 2014). Selanjutya, menurut santoyo et al (2012) menyatakan
bahwa, zat pengatur tumbuh IAA di produksi pada fase stationer pertumbuhan
bakteri (laju pertumbuhan sama dengan laju kematian) karena IAA merupakan
metabolit sekunder dari bakteri. Sebagai contoh bahwa hormon yang dihasilkan
bekerja efektif bagi pertumbuhan tanaman yaitu inokulan Pseudomonas
fluorescens secara signifikan merangsang tunas, panjang akar dan berat kering
tanaman gandum (Sivasakhti et al., 2014).
Produksi siderophore oleh bakteri Pseudomonas fluorescens berupa
chelating agen berfungsi untuk menanggapi kekurangan zat besi pada tanaman.
zat besi banyak dibutuhkan tanaman untuk pemanjangan akar. Mobilisasi zat besi
banyak terjadi di ujung akar. Zat besi yang dihasilkan juga digunakan bakteri utuk
menindas penyakit tanaman tertentu yang tidak toleran terhadap kadar Fe didalam
tanah (Sivasakhti et al., 2014).
Mekanisme kedua yaitu meningkatkan pertumbuhan tanaman secara tidak
langsung. seperti produksi zat antagonis oleh bakteri Pseudomonas fluorescens
dengan cara induksi resistensi tubuh tanaman berfungsi dalam memperkuat tubuh
tanaman dari serangan pathogen (Sivasakhti et al., 2014). Secara sederhana,
ketahanan tanaman terinduksi merupakan fenomena peningkatan ketahanan tubuh
tanaman terhadap infeksi patogen setelah terjadi rangsangan. Ketahanan ini bukan
untuk mengeliminasi patogen melainkan sebagai mekanisme pertahanan tanaman
terhadap serangan patogen. Induksi resistensi dari bakteri Pseudomonas
fluorescens menyebabkan kondisi fisiologis dalam tubuh tanaman mengatur
sistem ketahanan menjadi aktif.

BAB 3. KESIMPULAN

Adapun simpulan yang dapat disajikan dari bahasan diatas yaitu sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5. Bakteri Pseudomonas fluorescens memiliki dua mekanisme penting sebagai
PGPR pada pertumbuhan tanaman yaitu secara langsung dan tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Santoyo, G., Melappa, G., dan Mosqueda, M. 2012. Mechanisms of biocontrol


and plant growth-promoting activity in soil bacterial species of Bacillus and
Pseudomonas: a review. Biocontrol Science ant Technology. 22(8): 855-
872.

Sivasakthi, S. Usharani, G, dan Saranraj, P. 2014. Biocontrol potentiality of Plant


Growth Promoting Bacteria (PGPR) – Pseudomonas fluorescens and
Bacillus subtilis : A review. African Journal of Agricultural Research. 9(16):
1265-1277.

Vojtkova, H., Janulkova, R., dan Svanova, P. 2012. Phenotypic Characterization


of Pseudomonas Bacteria Isolated from Polluted Sites of Ostrava, Czech
Republic. GeoScience Engineering. LVIII(3): 52-57.

Вам также может понравиться