Вы находитесь на странице: 1из 14

DRAFT FM

CASE 1 : High Risk Pregnancy

FK UNPAD 2015 - ANANTARA


BY ALKA
I. Preconception Care
Definisi WHO : Persiapan biomedis, perilaku dan kesehatan sosial kepada wanita dan pasangannya sebelum
konsepsi terjadi

Tujuan preconception care :

1. Meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan kebiasaan juga faktor-faktor lingkungan yang berkontribusi
kepada menurunnya kesehatan ibu dan kandungannya
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pasangan yang berhubungan dengan kesehatan sebelum
preconception
3. Menurunkan risiko dari adverse pregnancy outcome melalui interconceptional intervention

Menurut ACOG, preconception care terdiri dari edukasi, konseling dan asessment.

A. Edukasi
- Merokok, penggunaan alkohol dan obat-obatan
- Suplemen asam folat sebanyak 400 mcg
B. Konseling
- Mengenai penyakit menular seksual termasuk HIV
- Kontrasepsi (family planning) dan jarak antar kelahiran
- Berat badan ideal dan makanan yang sehat
- Pentingnya kesehatan mulut
- Paparan terhadap zat berbahaya di lingkungan/pekerjaan memengaruhi kehamilan dan gaya hidup yg
baik untuk prekonsepsi
- Penyakit genetik yang dapat diturunkan
C. Assesment
- Pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit kronis dalam keluarga
- Skrining karier (ras, etnis, riwayat keluarga)
- Imunisasi termasuk TT, rubella, hepatitis B, varicella
- Komplikasi kehamilan sebelumnya (preeklamsia, PPH, aborsi, diabetes gestasional, dll)
- Sexual/physical/emotional abuse yang pernah terjadi/baru2 terjadi

II. Nutritional Status in Preconception and Pregnancy


Nutritional assessment dan planning
kehamilan harus di cek secara rutin saat
remaja dan wanita atau usia reproduktif.
Status nutrisi mempengaruhi
pertumbuhan linear, usia menarche
(pertamakali menstruasi), dan fertilitas.
A. Preconception BMI and
weight

FIGO merekomendasikan saat prekonsepsi


berat badan dan BMI harus normal dan
dapat menjadi faktor resiko yang bisa di
mofifikasi.
- underweight (<18) : bisa saja kurang
nutrisi dan pola makannya harus di
tingkatkan dan diberi suplemen.
Contohnya kurang zat besi, iodine, vitamin
A, vitamin B, asam folat, kalsium dan zinc.
Kekurangan zat ini dapat menurunkan
system imum dan meningkatkan resiko
infeksi saat hamil. Perempuan
underweight dan tinggi badan rendah juga punya resiko aborsi dan memiliki BBLR.
- overweight (>25) : bisa saja makan makanan tinggi energy
tapi rendah nutritional value.
Obsitas dapat menjadi faktor resiko untuk kehamilan dan
bayi yang akan dilahirkan. Wanita obese punya prevalensi
tinggi infertilitas dibandingkan dg wanita dengan BMI
normal. Saat hamil, wanita obesitas memiliki resiko tinggi
komplikasi seperti gestational DM, Pre eclampsia, cesarean
delivery, dan komplikasi setelah melahirkan seperti infeksi
dan penggumpalan darah. Fetal macrosomia dan large-for-
gestational-age infant berkaitan dengan ibu obesitas.
Penurunan berat badan tdk direkomendasikan saat hamil,
tetapi sebelum hamil karena dapat berdampak buruk
embrio.
B. Nutrisi untuk ibu hamil

Adapun tambahan energi saat kehamilan

1st trimester : +0 kcal/ day


2nd trimester : +340 kcal/day
3rd trimester : +450 kcal/day

Untuk orang dengan kalori 2000 kcal, maka dapat di kalkulasikan kurang lebih peningkatan intake nutrisi pada ibu
hamil akan meningkat sekitar 15-20%.

Penambahan berat badan normal saat kehamilan :

III. Antenatal Care


IV. Duvall’s Life Cycle and Development Task
Duvall’s family life cycle menjelaskan tentang tahapan-tahapan pada keluarga dalam membesarkan anak. Pada
perkembangannya, keluarga mengalami beberapa transisi seperti pernikahan, kelahiran, masa remaja, bekerja,
pensin, dan kematian. Terdapat 8 tahapan siklus oleh Duvall :

Duvall’s Development task adalah tugas-tugas yang muncul pada tahapan tertentu dalam 8 stage kehidupan di atas.
Setiap memasuki tahapan berbeda maka berbedalah tugasnya.

Stage of the family life Position in Family Family development task


cycle
1. Married couples Wife, husband - Establishing a mutually satisfying
marriage
- Adjusting to pregnancy and the
promise of parenthood
- Fitting into the kin network
2. Childbearing Wife – Mother - Adjusting to and encourgaing the
Husband – Father development of infants
Infant daughter or son or both - Establishing a satisfying home for
both parents and infant
3. Preschool-age Wife – mother - Adapting to the critical needs and
Husband – Father interests of preschool children in
Daughter – sister stimulating growth promoting ways
Son – brother - Coping with energy depletion and
lack of privacy as parents
4. School age Wife – mother - Fitting into the community of
Husband – Father school-age families in constructive
Daughter – sister ways
Son – brother - Encouraging children’s educational
achievement
5. Teenage Wife – mother - Balancing freedom with
Husband – Father responsibility as teenagers mature
Daughter – sister and emancipate themselves
Son – brother - Establishing post-parental interest
and careers as growing parents
- Releasing teenagers to study out of
town/abroad
6. Launching centre Wife – mother – grandmother – - Releasing young adults into works,
In law military services, marriage, etc with
Husband – Father – grandfather appropriate riatuals and assistance
– in law
Daughter – sister – aunt – in law
Son – brother – uncle – in law
7. Middle-aged Wife – mother – grandmother – - Rebuilding the marriage
parents In law relationship
Husband – Father – grandfather - Maintaining kin ties with older and
– in law younger generation
8. Aging family Widow – widower - Coping with bereavement and living
members Wife – mother – grandmother – alone
In law - Closing the family home or adapting
Husband – Father – grandfather it to aging
– in law - Adjusting to retirement

V. Family Planning and Contraception (Baca First aid u/ Side


Effect)
Dalam kasus ini ibu memilih IUD /AKDR:

Efektivitas dan side effect dibaca di tabel!

Kontrasepsi Darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah senggama tanpa
pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya.

Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat misalnya:

a. Perkosaan
b. Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
c. Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
 Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
 Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
 Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genitalia eksterna
 Salah hitung masa subur
 AKDR ekspulsi (terlepas)
 Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
 Terlambat suntik progesti lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik kombinasi lebih dari 7 hari

Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari pertama,namun lebih efektif bila dikonsumsi
sesegera mungkin. Kontrasepsi darurat sangat efektif, dengan tingkat kehamilan <3%.

Efek samping: mual, muntah (bila terjadi dalam 2 jam pertama sesudah minum pil pertama atau kedua, berikan dosis
ulangan), perdarahan/bercak
VI. High Risk Pregnancy
A. Definisi

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih
besar baik pada ibu maupun pada janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidak nyamanan dan ketidak puasan (Depkes RI 2010).

B. Faktor Risiko

Faktor risiko pada ibu hamil menurut Depkes RI (2010) sebagai berikut :

 Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.


 Anak lebih dari 4.
 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
 Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat
badan < 9 kg selama masa kehamilan.
 Anemia dengan haemoglobin < 11 g/dl.
 Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
 Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
 Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis,
kelainan endokrin (Diabetes melitus, Sistemik lupus Eritematosus,dll), tumor dan keganasan.
 Riwayat kehamilan buruk : keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban
pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.
 Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi vakum/forseps.
 Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum
(post partum blues).
 Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
 Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dempet, monster.
 Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, janin besar.
 Kelainan letak dan posisi janin : lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

C. Penyebab terjadinya risiko tinggi

1) Faktor non medis

Faktor non medis penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi yaitu kemiskinan, ketidaktahuan, pendidikan rendah,
adat istiadat, tradisi, kepercayaan, status gizi, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk
memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan saranan kesehatan yang serba kekurangan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, pendapatan ibu dan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.

2) Faktor medis

Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit
neonatus dan kelainan genetik.

D. Preventif

1) First Trimester Screen (FTS)


- Dilakukan diantara minggu ke 11-13 kehamilan
- Yang di test adalah beta HCG, nuchal translucency,
PAPP-A
- Untuk skrining down syndrom, turner syndrom,
edward syndrome
2) Quad Screen
- Idealnya 16-18 minggu (rentang minggu 15-21
minggu)
- Yang di cek: Maternal serum α feto protein,
Unconjugated estriol, Human chorionic
gonadotropin, Inhibin A
3) Amniocentesis
- Amniocentesis adalah teknik yang sering digunakan untuk mengambil sel.
- Biasanya dilakukan minggu ke 15-20
- Tujuan sel yang diambil untuk karyotipe dg mengevaluasi kromosom sel yang diambil, mengetest fetal lung
maturity,
4) Chorionic Villus Sampling (CVS)
- Dengan mengambil vili korionik untuk dianalisis karyotipe atau test DNA
- Dilakukan minggu ke 9-12
- Perbedaan dengan amniocentesis adalah dapat diagnosis lebih cepat. Amniocentesis menggunakan amnion
sedangkan CVS pakai sel vilus korionik, dan risiko kematian janin lebih tinggi di CVS. CVS bisa
transvaginal/transabdominal sedangkan amniocentesis hanya transabdominal.
5) Cordosentesis
- Sampel berupa darah yang diambil dari umbilical cord untuk mengevaluasi darah janin
- Dilakukan setelah minggu ke 17

VII. Preconception and Genetic Counseling


Konseling genetic adalah proses yg mana pasien yg memiliki risiko penyakit herediter diberikan penjelasan
mengenai penyakit dan konsekuensinya, kemungkinan penularan, pilihan pengobatan, dan perencanaan keluarga.
Konseling dilakukan pada pasien dengan risiko :

 Riwayat keluarga dengan penyakit genetik dan abnormalitas kromosom


 Meningkatnya usia ibu (>35) dan ayah (>40)
 Adanya skrining abnormal pada serum ibu (lihat FTS dan quad screen)
 Riwayat kanker pada keluarga

Perbedaan premarital konseling dan skrining

Counselling : Diskusi dan edukasi berbagai hal terkait hubungan pernikahan, kedudukan di dalam keluarga, cara
komunikasi, anak & parenting, decision-making.

Screening : Untuk deteksi kelainan genetik yang mungkin akan diturunkan kepada anak seandainya pernikahan
dilangsungkan.

VIII. BHP
- Konseling genetik, family planning dan pemilihan kontrasepsi
- Menjelaskan ttg maintenance kesehatan saat hamil mengenai
1. Penggunaan obat-obatan dalam kehamilan
- Kategori A : aman untuk fetus
- Kategori B : Sudah diujikan kepada hewan. Cukup aman, boleh
- Kategori C : Hanya boleh jika benefit > risk
- Kategori D : Ada efek ke fetus. Namun jika tidak ada obat lagi dan memang bermanfaat, acceptable.
- Kategori X : Kontraindikasi.
2. Imunisasi yg tidak boleh yaitu polio, BCG, MMR, varicella dan wajib TT karena banyak nya kejadian tetanus
neonatal
3. Waspada infeksi TORCH

IX. PHOP
- Edukasi ANC, berapa kali harus dilakukan, apa saja yang akan diperiksa
- Suplemen tambahan serta imunisasi saat kehamilan
- Edukasi risiko kehamilan tinggi, suami juga harus di edukasi

X. CRP
-

Вам также может понравиться