Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEPANITERAAN KLINIK
JIWA
Bi Polar Disorder
Pembimbing : dr. Agnes, SpKJ
Penyusun:
Andrew Lukman / 07120110067
SANATORIUM DHARMAWANGSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
1
I. Identitas Pasien :
Nama : Tn. M
Usia : 51 tahun.
Agama : Islam.
Tempat/tanggal lahir : Bogor, Oktober 1964.
Anak ke dari : 5 dari 9 bersaudara.
Pendidikan terakhir : SMA.
Status : Udah menikah.
Alamat : Bogor.
Dokter yang merawat : dr. R.B, SpKJ.
No. rekam medis : 112. 14. xx.
Tanggal masuk rumah sakit : 1 Augustus 2015.
Riwayat perawatan : Perawatan ke tiga.
A. Keluhan Utama
Pasien emosi sering berubah-ubah, dan kadang pasien terlihat lemas.
2
Pasien menyangkal adanya keinginan untuk bunuh diri. Pasien sering kali
mengurung diri, dan nafsu makan menurun. Pasien menyangkal pernah melihat sesuatu
yang tidak bisa dilihat oleh orang lain dan mendengar suara-suara aneh. Pasien juga
menyangkal adanya rasa cemas atau rasa takut pada suatu hal atau tempat-tempat yang
ramai.
Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien-pasien lain di Sanatorium
Dharmawangsa. Dalam kesehariannya, pasien hanya keluar kamar pada jam makan
(dimana pasien sering kali makan sendiri), pergi ke kamar mandi dan merokok selain
hal tersebut pasien hanya di dalam kamar untuk tidur karena mengantuk. Pasien
merupakan orang yang tertutup sehingga pasien jarang berkomunikasi dengan orang
lain.
E.Riwayat pekerjaan
3
Pasien berkerja sebagai kariyawan.
J. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara dengan keadaan ekonomi
yang cukup. Ayah pasien adalah wiraswasta dan ibu pasien merupakan ibu rumah
tangga. Di keluarga pasien hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini. Ayah dan
ibu pasien sudah tidak ada. Ayah pasien meninggal pada tahun 1990 karena stroke, dan
ibu pasien meninggal pada tahun 2010 karena “sakit perut.”
Silsilah keluarga
4
: Laki-Laki
: Perempuan
: Tn. M
Ayah :
Nama : Bpk. MA
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : islam
Hubungan dengan pasien : ayah kandung
Ibu :
Nama : Ny. K
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : islam
Hubungan dengan pasien : ibu kandung
5
Sebelum, saat, dan sesudah wawancara pasien tenang.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, terapi pasif terhadap pemeriksa.
B. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, lancar, jelas, dan menjawab sesuai pertanyaan pemeriksa.
Pasien tidak banyak bercerita tentang dirinya.
5. Proses Pikir
1. Arus pikir :
a. Produktivitas : Pasien hanya menjawab apa yang ditanyakan.
b. Kontinuitas : tidak terganggu
c. Hendaya berbahasa : tidak terganggu
2. Isi Pikir :
a. Preokupasi : tidak ditemukan
b. Waham :tidak di temukan
c. Fobia : tidak ditemukan
d. Ideas of Influence : tidak ditemukan
e. Ideas of reference : tidak ditemukan
f. Ideas of Broadcasting : tidak ditemukan
g. Thought Insertion : tidak ditemukan
h. Thought withdrawal : tidak ditemukan.
6
Kesadaran psikiatrik : tidak terganggu
2. Intelegensia : rata-rata
3. Orientasi :
Waktu : tidak terganggu, pasien mengetahui hari serta tanggal saat
wawancara dan mengetahui tanggal ia masuk ke Sanatorium Dharmawangsa.
Tempat : tidak terganggu, pasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di
Sanatorium Dharmawangsa.
Orang : Tidak terganggu, pasien mengingat nama dokter yang
merawatnya, para perawat, pasien lain, dan pemeriksa.
Situasi : tidak terganggu, pasien dapat mengetahui situasi yang sedang
terjadi di lingkungannya.
4. Memori :
Segera : tidak terganggu, pasien dapat mengulang nama pemeriksa.
Jangka pendek : tidak terganggu, pasien dapat menceritakan kegiatan yang
ia lakukan kemarin beserta tempatnya, dan menu makanan kemarin
Jangka menegah : tidak terganggu, pasien dapat menceritakan kegiatan yang
ia lakukan beberapa bulan sebelum ia dirawat di rumah sakit.
Jangka panjang : tidak terganggu, pasien dapat mengingat nama-nama dan
hubungan keluarganya dengan baik.
5. Konsentrasi dan perhatian : terganggu, pasien bingung ketika hitung mundur dari
100 di kurangi 7 (100-7=95, 95-7= 89, 89-7=81).
6. Kemampuan membaca dan menulis: tidak terganggu, pasien dapat membaca dan
menulis dengan baik.
7
o Pikiran abstrak : tidak terganggu, pasien dapat mengerti pribahasa dan ungkapan
yang diajukan oleh pemeriksa.
7. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
B. Status Neurologik
8
Saraf kranialis (I-XII) : Tidak dilakukan.
Rangsang meningeal : Tidak dilakukan.
Peningkatan TIK : Tidak dilakukan.
Pupil : bulat, isokor, diameter kurang lebih 3 mm, reflex cahaya
+/+
Pemeriksaan oftalmoskopik : tidak dilakukan
Motorik : Tidak dilakukan
Sensibilitas : baik
Fungsi luhur : bahasa dan kognitif tidak terganggu
Gangguan khusus lainnya : tidak ditemukan
Kesan : kondisi medis secara umum dalam batas normal.
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 1 Augustus 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hemoglobin 11.7 (L) g/dl 13 – 16
Jumlah leukosit 6.2 Ribu/μl 5 – 10
Hitung Jenis
Basofil 0 % <1
Eosinofil 1 % 1–3
Batang 1 % 2–6
Segment 60 % 50 - 70
Limfosit 33 % 20 – 40
Monosit 5 % 2–8
Laju Endap Darah 20 mm/jam <15
Jumlah trombosit 190 Ribu/μl 150 – 400
Fungsi Hati
Protein total 6.8 g/dl 6–8
Albumin 4.1 g/dl 3.5 – 5.0
Globulin 2.7 g/dl 2.3 – 3.5
SGOT – SGPT
SGOT 28 U/l <31
SGPT 24 U/l <31
Karbohidrat
Glukosa sewaktu 127 mg/dl <180
Fungsi Ginjal
Ureum 21 Mg/dl 10 – 50
BUN 10 Mg/dl 7 – 22
Creatinine 0.6 Mg/dl 0.5 – 1.4
Lain-lain
Asam urat 4.1 Mg/dl 3.4 – 7
9
Bpk. M datang atas permintaan keluarga untuk dirawat dengan alasan pasien
sering marah-marah, emosi sering berubah-ubah, kadang pasien terlihat pasif, dan
kualitas tidur kurang. Pasien mengaku ia sakit sering marah-marah dan pernah di rawat
dua kali sebelumnya dengan alasan yang sama. Pasien mengaku sebelumnya pernah ada
fase dimana ia senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan
kebutuhan tidur berkurang. Pasien jarang terlihat berkomunikasi dengan pasien-pasien
lain. Pada status mental kemampuan visuospasial terganggu. Judgment dan Tilikan
pasien derajat 5.
10
Pasien memiliki gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan
dan kelihatan lemas.
3. Sosial / Keluarga / Budaya
Pasien kehilangan kedua orangtuanya
X. Prognosis
A. faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik :
Pasien tidak mengalami gangguan mental organik.
Pasien tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
Pasien kooperatif dengan dokter pemeriksa dan mau minum obat secara teratur saat
dirawat di Sanatorium Dharmawangsa.
B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :
Pasien tidak bersosialisasi
Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam.
XI. Terapi
A. Psikofarmaka
o Persidal : 2mg 2x1 tab
Risperidone (antipsikotik atipikal)
o Lithium karbonat 200mg 2x1 tab
Frimania (Mersifarma) untuk gejala mania
o Agomelatine 25mg 1x1 tab
Valdoxon (antidepressant)
B. Psikoterapi
oEdukasi keluarga :
Keluarga pasien diberikan edukasi tentang pentingnya memberikan support kepada
pasien. Pemberitahuan tentang keadaan dan proses pemulihan yang memerlukan
waktu yang lama dan disiplin dari pasien harus diketahui oleh keluarga sehingga
keluarga bisa mengambil peran dalam proses penyembuhan pasien.
C. Sosioterapi
o Pasien diajak untuk bergaul dengan pasien lain lebih sering, sehingga ia tidak
menyendiri.
o Pasien diajak untuk ikut beraktivitas bersama dengan pasien lain (bermain,
menggambar, dan lain-lain)
11
D. Terapi Problem Organobiologik
o Rendapid 10mg 1x1 tab (Untuk kolesterol)
XII. Diskusi
Bipolar:
A. Terpenuhinya kriteri Episode Mania dan Episode Depresif Mayor (kecuali durasinya)
hampir setiap hari dalam periode sedikitnya 1 minggu.
B. Kekacauan mood ini mampu merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan
sesama, atau dibutuhkan awat inap utk mencegah tindakan membahayakan diri sendir
atau orang lain, atau adanya gambaran psikotik.
C. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat
(medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (misalnya,
hipertiroid).
12
6. Fatigue atau kehilangan tenaga pada hampir setiap harinya.
7. perasaan tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan atau inappropriate pada
hampir setiap harinya. (bukan hanya menyesali atau merasa berbeban degan
keadaanya).
8. Kehilangan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi atau membuat keputusan
pada hampir setiap harinya (sebagaimana yang dirasakan atau diamati orang lain).
9. pikiran berulang tentang kematian ( bukan hanya perasaan takut mati), bunuh diri
tanpa perencanaan atau usaha bunuh diri atau adanya rencana spesifik mengakhiri
hidup.
Episode Manic
A. Adanya periode nyata dari mood elevasi,expansif atau irritable yang abnormal dan
menetap sedikitnya 1 minggu ( atau lebih singkat dimana harus rawat inap).
B. Selama periode kekacauan mood diatas terdapat 3 gejala menetap (atau lebih atau 4 jika
moodnya hanya irritable) dan pada derajat yang bermakna dari:
a) rasa harga diri meningkat atau kebesaran.
b) kebutuhan tidur berkurang (misalnya. merasa telah berisitirahat walaupun hanya
tidur 3 jam).
c) lebih aktif bicara dari biasanya atau dorongan kuat bicara terus-menerus.
d) lompat gagasan atau pikiran dirasakan seperti berpacu.
e) disatraktibilitas ( perhatian terlalu mudah berpindah ke stimuli external yang
tidak penting atau berkaitan).
f) peningkatan intensitas aktifitas yang bertujuan (apakah disekolah, tempat kerja,
lingkungan sosial, atau aktifitas sexual) atau agitasi psikomotor.
g) keterlibatan berlebihab dlm aktifitas yang menyenangkan dimana berpotensi
menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan (misalnya. kesenangan tak
tertahankan utk berbelanja, perilaku sexual yang takabur, atau penanaman modal
tanpa perhitungan)
13
C. Gejala-gejala diatas tidak memenuhi kriteri episode campuran.
D. Kekacauan mood ini mampu merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan
sesama, atau dibutuhkan awat inap utk mencegah tindakan membahayakan diri sendir
atau orang lain, atau adanya gambaran psikotik.
Episode Hipomanik
A. Adanya periode nyata dari mood elevasi, expansif atau irritable yang abnormal dan
menetap sedikitnya 4 hari yang mana jelas berbeda dengan mood non-depresi lazimnya.
B. Selama periode kekacauan mood diatas terdapat 3 gejala memnetap (atau lebih atau 4
jika moodnya hanya irritable) dan pada derajat yang bermakna dari:
1. rasa harga diri meningkat atau kebesaran.
2. kebutuhan tidur berkurang (misalnya. merasa telah berisitirahat walaupun
hanya tidur 3 jam).
3. lebih aktif bicara dari biasanya atau dorongan kuat bicara terus-menerus.
4. lompat gagasan atau pikiran dirasakan seperti berpacu.
5. disatraktibilitas (perhatian terlalu mudah berpindah ke stimuli external yang
tidak penting atau berkaitan).
6. peningkatan intensitas aktifitas yang bertujuan (apakah disekolah, tempat
kerja, lingkungan sosial, atau aktifitas sexual) atau agitasi psikomotor.
7. keterlibatan berlebihab dlm aktifitas yang menyenangkan dimana berpotensi
menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan (misalnya. kesenangan tak
tertahankan utk berbelanja, perilaku sexual yang takabur, atau penanaman modal
bisnis tanpa perhitungan)
C. Episode dimaksud berhubungan dengan nyatanya perubahan fungsi yang tidak sesuai
dengan ketika tidak adanya gejala.
D. Gangguan mood dan perubahan fungsi diatas dapat diamati sesama.
E. Episodenya tidak cukup kuat merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan
sesama, atau dibutuhkan awat inap, atau adanya gambaran psikotik.
F. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat
(medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (mis,
hipertiroid).
Cyclothymia
A. Sering munculnya periode gejala hipomania dan depresi yang tidak memnuhi kriteria
episode depresi mayor sedikitnya selama 2 tahun.
14
B. Selama periode 2 tahun diatas, dan tidak pernah bebas dari gejala kriteria A lebihdari 2
bulan.
C. Tidak pernah ada episode depresi mayor, mania, atau campuran pada 2 tahun pertama
gangguan.
D. Gejala kriteria A tidak dapat digolongkan sebagai skizoafektif dan bertumpang tindih
dgn ggn skizofrenia, skizofreniform, waham atau psikotik tak tertentukan.
E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,
penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum
F. Gejala diatas menyebabkan penderitaan dan hambatan bermakna klinis dlm fungsi
sosial, pekerjaan atau area fungsional penting lainnya
Diagnosis penyakit pasien ini adalah Bipolar I. Hal-hal yang mendukung kearah
diagnosis pada pasien ini adalah gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal,
tidur berlebihan dan kelihatan lemas. Tetapi pasien sebelumnya ada gejala senang
berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang
(dalam periode 2 minggu).
Pada pasien ini dipilih diagnosis banding Bipolar II karena pada pasien ini
ditemukan adanya gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan
dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Dengan fase manik
dimana pasien senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan
kebutuhan tidur berkurang dalam jangka waktu 2 minggu. Karena jangka waktu 2
minggu Bipolar II bisa di singkirkan.
15
selama 2 tahun. Tetapi pasien sudah ngalami fase Major Depressive Disorder dan fase
manik dalam 2 tahun awal gejalanya, jadi diagnosis Cyclothymia bisa di singkirkan.
16