Вы находитесь на странице: 1из 3

ANALISIS & DESAIN STRUKTUR RANGKA ATAP

Gambar 1. Struktur Rangka Atap Baja

Pemodelan Struktur Dan Beban

Pada Struktur Rangka Batang terdapat beban-beban yang bekerja yang pada titik-
titik buhul (joint). Fungsi dipasangnya gording pada struktur rangka atap ubtuk merubah
beban merata menjadi beban tepusat agar tidak terjadi momen lentur. Perletakan gording
diletakkan pada joint agar mendapatkan struktur rangka atap yang ideal.

Gambar 2. Beban merata pada rangka atap

Definisi dari Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur, besar beban
yang bekerja pada suatu struktur diatur oleh peraturan pembebanan yang berlaku di
Indonesia.
Beban yang sering dijumpai antara lain :

a. Beban Mati, adalah berat dari semua bagian suatu kenstruksi bangunan
yang bersifat tetap dan termasuk unsur-unsur tambahan, finishing,
mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian taj
terpisahkan.
b. Beban Hidup, adalah beban gravitasi yang bekerja pada struktur dan
timbul akibat dari penggunaan suatu konstruksi bangunan, termasuk
dalam beban ini yaitu berat manusia, perabot yang dapat dipindah-
pindah.
c. Beban Angin, adalah beban yang bekerja pada suatu struktur yang
diakibatkan oleh tekanan angin.
d. Beban Gempa, adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada
struktur akibat adanya pergerakan tanah oleh gempa.

Beban-beban yang ditumpu oleh rangka atap selain beban mati yang merupakan
berat sendiri dari penutup atap, rangka, gording, dsb. Adapun beban hidup yang ditumpu
oleh rangka atap yaitu beban angin yang terdiri dari angin hisap dan angin tekan. Dengan
bantuan gording yang terpasang pada titik-titik buhul (joint) membuat beban-beban merata
yang bekerja pada struktur rangka atap menjadi beban terpusat pada titk-titik buhul (joint).

Berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia 1987 untuk gedung , besarnya beban


penutup atap (qa) beserta konstruksi yang menyusun yang sering digunakan sebesar 50
kg/m². Untuk plafond dan penggantung (qp) sebesar 50 kg/m², dan berat jenis baja sebesar
7850 kg/m³. Besarnya beban terpusat pada titik joint akibat penutup atap :

Qa = d.B.qa dan akibat plafond Qp = d.B.qp.

Besar tekanan angin yang dipakai pada struktur rangka atap minimum sebesar 25
kg/m² berpedoman pada buku Peraturan Muatan Indonesia karena jauh dari laut,
sedangkan tekanan angin yang dipakai struktur rangka atap jika terletak ditepi laut sampai
sejauh 5 km dari pantai diambil minimum 40 kg/m². Struktur rangka atap juga mengalami
tekanan angin hisap dan angin tekan yang besarnya menurut bentuk dan kemiring atap yang
digunakan. Untuk bangunan tertutup, harga koefisien untuk bidang kemiringan atap lebih
kecil dari 65º yaitu W = (0,02.α+0,4).

Selain beban mati, beban hidup dan beban angin harus diperhitungkan dengan
benar. Beban hidup yang bekerja pada atap akibat berat pekerja sebesar 100 kg.
Gambar 3. Beban Penutup Atap dan Plafond

Jika diketahui :

 Tekanan tiup angin = qw + ( 25 – 40 ) kg/m²


 Kemiringan atap =α
 Jarak rangka atap =B
 Jarak antar gording = Lg

Besar tekanan angin ( Qt ) dan hisapan angin ( Qh ) adalah :

Angin Tekan (Qt) = Lg.B.[(0,02.α+0,4).qw]

Angin Hisap (Qh) = Lg.B.[(0,4).qw]

Keterangan :

Lg : jarak antar gording

B : jarak antar rangka atap (kuda-kuda)

α : kemiringan atap

qw : tekanan tiup angin (25-40) kg/m²

Beban terpusat pada titik joint akibat tekanan angin (Qt) dan tekanan angin hisap
(Qh), diuraikan menjadi beban berarah vertikal (Vh) dan horizontal (Hh) adalah :

Tekanan angin (Qt) : Vt = Qt.cos.α Ht = Qt.sin.α

Hisapan angin (Qh) : Vh = Qh.cos.α Hh = Qh.sin.α

Вам также может понравиться