PROPOSAL KERJA PRAKTEK

ANALISIS KADAR AIR PADA PUPUK UREA DI PT PUPUK

SRIWIDJAJA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh:

ALDI HERBANU
08031381520047

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2017
 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
I. PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
II. TINJAUANPUSTAKA
III. METODOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
 BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan
tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan.
Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis
pupuk organik adalah kompos. Industri pupuk sendiri merupakan salah satu industri
yang berpengaruh dalam penyediaan faktor produksi pertanian. Tanpa pupuk,
proses produksi bahan pangan akan terganggu. Di Indonesia sendiri industri
penyedia pupuk merupakan industri yang sangat besar. Salah satunya adalah PT.
Pupuk Sriwidjaja. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang
didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24
Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero). Produk utama dari PT. Pupuk Sriwidjaja adalah pupuk urea.
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau
pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri
tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu
rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan
amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air
ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air. Spesifikasi pupuk urea menurut
SNI 02-2801-1998 dimana standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji pupuk urea.
Syarat mutunya mencakup kadar air maksimal 0,5%, kadar Biuret maksimal 1%,
kadar Nitrogen minimal 46%, bentuk butiran tidak berdebu, warna putih ( non
subsidi ), warna pink untuk Urea bersubsidi.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganalisis kadar air yang terkandung pada pupuk urea ?
2. Apakah kadar air pada pupuk urea PT Pupuk Sriwidjaja Palembang telah
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) ?
1.3.Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dilakukan pada kerja praktek ini adalah
menganalisis kadar air yang terdapat pada pupuk urea hasil produksi PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang dan kadarnya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI).
1.4.Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
1. Mengetahui metode menganalisis kadar air pada pupuk urea.
2. Mengetahui kadar air pada pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja.
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah bahan organik atau anorganik, alami atau sintetis, yang menyuplai
tanaman dengan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai
salah satu usaha untuk meningkatkan produksi pertanian sudah sangat membudaya
dan para petani telah menganggap bahwa pupuk sebagai salah satu hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya. Pupuk dikenal dengan istilah pupuk
makro dan pupuk mikro. Ada tiga kelompok pupuk berdasarkan unsur hara yang
dikandungnya, yaitu: (1) Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu
jenis unsur hara misalnya urea (45% N); (2) Pupuk majemuk ialah pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara, misalnya pupuk Nitrogen dicampurkan
dengan phospat menjadi pupuk NP, dan dicampur lagi dengan kalium menjadi
pupuk NPK; (3) Pupuk majemuk lengkap ialah pupuk yang mengandung unsur hara
secara lengkap (keseluruhan) baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro
(Anonim ; 2014).
Klasifikasi pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diubah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.
Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran hewan ternak. Pupuk
organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah
tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah
jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan
kimia sehingga memiliki persentase, misalnya pupuk urea berkadar Nitrogen 45-
46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara Nitrogen) .
 Pupuk urea mengandung 45-46% Nitrogen (N). Karena kandungan Nitrogen
yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea dibuat dari
gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainnya mudah tercuci oleh air, mudah
terbakar oleh sinar matahari dan bereaksi secara endoterm. Keuntungan
menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan
Nitrogen yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.
Kekurangannya bila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara akan berubah ke
wujud atau bahan awalnya, yakni amonia (NH3) dan karbon dioksida (CO2) yang
mudah menguap. % Nitrogen dalam urea secara teori adalah 46,666% dapat
dihitung dengan cara mengalikan 2 x Ar N/ Mr Urea x 100%. Pupuk urea bukan
hanya untuk pertanian , tapi bisa untuk tambak, industri, makanan dan masih
banyak lainnya. Makanya sangat dibutuhkan, kalau warnanya sama maka akan ada
kecurangan. Pupuk berwarna disebut pupuk bersubsidi untuk menghindari
kecurangan, pencurian, dan penimbunan. Pupuk urea yang tidak berwarna disebut
pupuk nonsubsidi. Kemurnian pupuk Urea dapat diketahui dengan cara menghitung
% N secara praktek / % N secara teori x 100% (Anonim ; 2013).
Selain mengandung Nitrogen, syarat mutu pupuk urea menurut standar SNI-02-
2801-1998 juga mengandung kadar air 0,5% dan kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35
mm 90% serta berbentuk prill. Air merupakan zat atau unsur yang penting bagi
semua bentuk kehidupan. Air diperlukan untuk kelangsungan biokimiawi
organisme hidup. Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi, air
terdapat pada setiap bahan atau yang disebut dengan kadar atau kandungan air.
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang.
Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam persen. Kadar air juga dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara berat
sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Penentuan kadar air dalam suatu bahan
dapat ditentukan dengan beberapa cara, namun pada umumnya penentuan kadar air
dilakukan dengan menggunakan metode pengeringan. Metode pengeringan atau
metode oven merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air
yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan
pada suhu 105−110℃ selama waktu tertentu sampai didapat berat yang konstan.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah pemanasan adalah banyaknya kadar
air yang diupkan. Kelebihan dari metode pengeringan menggunakan oven yakni
relatif mudah dan murah. Namun kelemahan cara ini diantaranya, (1) Bahan lain
disamping air juga akan menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya
alkohol, asam asetat, dan lain-lain; (2) Bahan yang dapat mengikat air secara kuat
sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan. Dalam melakukan proses
pengeringan untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi
yang menyebabkan terbentuknya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan,
maka dapat dilakukan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Pengukuran kadar
air perlu dilakukan untuk mengetahui berat kering dari suatu bahan.(Angreskris ;
2015).
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikkan bahan
serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai
sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk anorganik dapat
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang, batang, daun, dan
berperan penting dalam pembentukkan hijau daun (Lingga,2008). Pemupukkan
bertujuan mengganti unsur hara yang hilang daan menambah persediaan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.
Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh
tanaman merupakan faktor yang menentukkan pertumbuhan dan produksi tanaman
( Dewanto dkk ; 2013)
 BAB III
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam analisis kadar air pada pupuk urea :
1. Siapkan alat dan bahan. Alat: petridisk, oven, spatula, eksikator, neraca
digital, pipet tetes, kain lap, penjepit. Bahan: pupuk urea.
2. Timbang ± 1 gram pupuk urea ke dalam petridisk yang sudah diketahui
bobot tetapnya.
3. Petridisk yang berisi sampel di keringkan, dipijarkan di dalam oven pada
suhu 105-110℃ selama ± 2-3 jam.
4. Kemudian, petri didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang hingga bobot
tetap.
5. Hitung kadar air dengan rumus:
(𝑏−𝑐)
% H2O pupuk urea = (𝑏−𝑎) x 100%

Dengan:
𝑎 : bobot petridisk kosong
𝑏 : bobot petridisk + sampel
𝑐 : bobot petridisk + sampel (bebas H2O)
 DAFTAR PUSTAKA

Angrekris. 2015. Analisis Kadar Air dengan Metode Oven. (online)

http://slideshare.net. Diakses pada tanggal 15 September 2016 pukul 17.25
WIB.
Anonim. 2013. Pupuk Urea. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Anonim. 2014. Pupuk Urea. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewanto, F.G; Londok, JJ.M.R; Tuturoong, R.A.V; Kaunang, W.B. 2013.
Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik terhadap Produksi Tanaman
Jagung Sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek. 32 (5): 3