Вы находитесь на странице: 1из 8

PENDAHULUAN

Presentasi bokong / letak sungsang terjadi ketika bokong janin lebih dulu memasuki

rongga panggul. Istilah breech (bokong) mungkin berasal dari kata yang sama dengan

britches, yang menggambarkan kain untuk menutupi selangkangan dan paha. Untuk alasan

tertentu presentasi bokong umumnya terjadi jauh sebelum aterm. Namun yang paling sering

terjadi, sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan sehingga presentasinya

menjadi presentasi kepala. Sebagian besar selama kehamilan, fetus (janin) yang sedang

berkembang sangat bebas untuk bergerak di dalam uterus (rahim). Antara umur kehamilan

32-36 minggu, fetus bertambah besar sehingga pergerakannya terbatas. Sangat sulit bagi fetus

untuk turn over, jadi apapun posisi yang dicapai pada saat ini biasanya sama dengan posisi

saat persalinan akan dimulai. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari

mereka berada dalam posisi sungsang. Kejadian presentasi bokong / letak sungsang sekitar 3-

4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang erkurang seiring dengan

pertambahan usia kehamilan,dimana letak sungsang terjadi sekitar 20% pada persalinan

minggu ke 28, 7% pada persalinan minggu ke 32, dan menurun 3-4% pada persalinan dengan

kehamilan aterm.

Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar

dibandingkan dengan letak kepala. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan

memperbesar risiko infeksi pada ibu. Pada janin, mortalitas tiga kali lebih besar dibandingkan

dengan presentasi verteks, hal ini disebabkan karena setelah sebagian janin lahir maka uterus

akan berkontraksi yang berakibat pada gangguan sirkulasi uteroplasenta, janin akan bernafas,

dan terjadilah aspirasi air ketuban, mekonium, lendir dan darah.


DEFINISI

Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam

uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan dilahirkan

terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya.

ETIOLOGI

Menjelang kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada letak longitudinal

dngan presentasi puncak kepala. FaKtor-faktor predisposisi untuk presentasi bokong di luar

usia gestasi adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas, janin multiple,

hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat presentasi bokong, anomali

uterus dan berbagai tumor dalam panggul.

Fianu dan Vaclavinkova (1978) menunjukkan hasil USG yang menyatakan bahwa terdapat

prevalensi presentasi bokong yang jauh lebih tinggi pada implantasi plasenta di daerah kornu

fundus uteri (73%) dibandingkan dengan presentasi puncak kepala (5%). Frekuensi presentasi

bokong meningkat pada plasenta previa, meskipun hanya sedikit kasus presentasi bokong

yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak terdapat korelasi kuat antara presentasi

bokong dengan panggul sempit.

Prevalensi

Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang

berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari

persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang

terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan

aterm.2,3 Sebagai contoh, 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai

1999 di Parkland Hospital merupakan letak sungsang.


PATOFISIOLOGI

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan

dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif

lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian

janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,

maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan

kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat

dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih

tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam

presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada

dalam posisi sungsang.

Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:

• Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi

kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi

bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat

diraba bokong.

• Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi

bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.

• Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling )

( 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki

bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.

DIAGNOSIS

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di bagian

bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba

di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-

olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut

menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilannya yang terdahulu, karena

terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung

janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Apabila

diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya

dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis

ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam.

Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan

pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. ( Magnetic Resonance Imaging ). Setelah ketuban

pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua

tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada

kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar

dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada

persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk

membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong

dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot,

sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola

tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu

kaki di samping bokong.

PERSALINAN DENGAN METODE LOVSET

1. Prinsip persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran

bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya

berada di belakang akhirnya lahir di bawah simfisis. Hal ini berdasarkan kenyataan

bahwa adanya inklinasi antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul dan bentuk

lengkungan panggul yang mempunyai lengkungan depan lebih pendek dari

lengkungan di belakang, sehingga setiap saat bahu belakang selalu dalam posisi lebih

rendah dari bahu depan.

2. Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke

bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu

depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali kearah yang

belawanan setengah lingkaran, demikian seterusnya bolak-balik, sehingga bahu

belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

3. Bila lengah japin tidak dapat lahir dengan sendirinya, maka lengan janin ini dapat,

dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan jari penolong.

4. Keuntungan cara Lovset.

a. Teknik yang sederhana dan jarang gagal.

b. Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan

posisi lengan.

c. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi

minimal.
5. Cara Lovset ini dianjurkan dalam memimpin persalinan letak sungsang pada keadaan-

keadaan di mana diharapkan akan terjadi kesukaran, misalnya:

a. Primigravida.

b. Janin yang besar.

c. Panggulyang relatif sempit.

TEKNIK :

 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.

Dilakukan pemutaran 180˚ sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga

bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.
 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 180˚ kearah

yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat

dilahirkan.

 Tubuh janin diputar kembali 180˚ kearah yang berlawanan sehingga

bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2001 Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Abrculapius.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

Winkjosastro, Hanifa. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Вам также может понравиться