Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronik jaringan paru, yang disebabkan
mycobacterium tuberculoase.
2.2 Etiologi
4
jumlah produksi sputum, terutama apabila TB paru disertai
adanya brokhiektasis yang membuat klien akan mengalami
peningkatan produksi sputum yang sangat banyak.
b. Palpasi
Gerakan dinding thoraks anterior
Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan
c. Perkusi
Didapatkan resonan atau sonor pada seluruh lapang paru Pada
klien dengan TB paru tanpa komplikasi dan didapatkan bunyi
redup sampai pekak pada sisi yang sesuai banyaknya akumulasi
cairan di rongga pleura pada klien dengan TB paru yang
disertai komplikasi seperti efusi pleura tetapi apabila disertai
pneumothoraks, maka didapatkan bunyi hiperresonan terutama
jika pneumothoraks ventil yang mendorong posisi paru ke sisi
yang sehat.
d. Auskultasi
didapatkan bunyi napas tambahan (ronkhi) pada sisi yang sakit.
D. B2 (Blood)
Inspeksi : Adanya parut dan keluhan kelemahan fisik.
Palpasi : Denyut nadi perifer melemah.
Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran
Auskultasi : Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan.
E. B3 (Brain)
Kesadaran compos mentis.
adanya sianosis perifer pada gangguan perfusi jaringan berat.
Adanya konjungtiva anemis pada TB paru dengan gangguan fungsi hati.
F. B4 (Bladder)
Tanda awal dari syok adanya oliguria.
G. B5 (Bowel)
biasanya mengalami mual, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat
badan.
H. 6 (Bone)
5
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien dengan TB paru. Gejala
yang muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup
menetap, jadwal olahraga menjadi tak teratur.
2. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.
1. Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
b. Pas 10 mg.
a. INH.
b. Rifampicin.
6
c. Ethambutol.
a. Rifampicin.
b. Isoniazid (INH).
c. Ethambutol.
d. Pyridoxin (B6).
2.8 Komplikasi
a. Kerusakan paru dan menyebabkan cacat
b. Kematian
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUBERKULOSIS PARU
c. Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan
atau berkeringat.
Tanda :
9
No Diagnosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional
10
2. Gangguan Tujuan: gangguan nyaman, dengan respirasi
pertukaras pertukaran gas akan peninggian kepala maksimal,
gas b/d berkurang tempat tidur. ekspansi paru.
perubahan Kriteria hasil: -observasi fungsi -
membrane -memperlihatkan pernapasan, catat distresspernapasan
kalpiler frekuensi pernapasan frekuensi pernpasan, dan perubahan
alveolar yang efektif dipsnea atau pada tanda vital
-tidak menggunakan perubahan tanda- dapat terjadi
otot bantu pernapasan tanda vital. sebagai akibat
stress fisiologi dan
nyeri atau dapat
menunjukan
terjadinya syok
-menjelaskan kepada s/d hipoksia
klien tentang etiologi -pengetahuan apa
adanya sesak. yg diharapkan
dapat
mengembangkan
kepatuhan klien
terhadap rencana
-kolaborasi dengan teraupetik.
tim kesehatan lain: -mengevaluasi
Dengan dokter: perbaikan kondisi
pemberian klien atas
antibiotika, pengembangan
pemeriksaan sputum parunya.
dan kultur sputum,
konsul photo
thoraks.
-berikan makanan
3. Perbuhan Tujuan : yang sesuai dengan -pertimbangan
nutrisi memperlihatkan status pilihan pribadi, keinginan
kurang gizi yang baik budaya dan agama individu dapat
11
dari Kriteria hasil : klien memperbaiki
kebutuhan -mempertahankan merusak diet
b/d massa tubuh dan berat -awasi -berguna dalam
kehilangan badan dalam batas masukan/pengeluaran mengukur
napsu normal dan berat badan keefektifan nutrisi
makan secara periodic dan dukungan
cairan
-dorong makan -memaksimalkan
sedikit dan sering masukan nutrisi
dan ↓ iritasi gaster
-kolaborasi; -memberikan
Rujuk keahli diet bantuan dalam
untuk menentukan perencanaan diet
komposisi diet dengan nutrisi
adekuat untuk
kebutuhan
metabolisme dan
diet
-berikan antipiretik -demam ↑
tepat kebutuhan
metabolic dan
juga konsumsi
kalori
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang vital.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus TBC adalah lingkungan yang lembab,
kurangnya ventilasi dan sinar matahari. Kemudian untuk perilaku adalah tidak ada
tempat khusus untuk dahak dan kalau batuk tidak menutup mulut.
4.2 Saran
Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan
rumah/lantai). Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan
pembuangan dahak tidak sembarangan.
13