Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Edisi 2
Buku Panduan Koas THT-KL
RSUD Kardinah Tegal
Editor:
Tim Penyusun:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga Buku Panduan Koas THT-KL RSUD Kardinah Tegal Edisi 2 ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Panduan ini disusun dengan harapan dapat
membantu teman-teman sejawat yang sedang menjalani stase koas THT-KL RSUD
Kardinah tegal agar dapat mengupayakan pembelajaran dan pelayanan kesehatan
THT-KL yang bermutu dan berbasis bukti ilmiah terkini.
Sesuai dengan masukan dari dr. Fahmi Novel, Msi. Med, Sp.THT-KL, dan dr.
Heri Puryanto, MSc Sp.THT-KL, dan rekan sejawat koas THT Angga Sidarta, S.Ked,
kami merevisi buku ini untuk menyempurnakan buku yang telah beredar lebih dari 1
tahun dikalangan anggota DAS koas Tegal. Agar dapat mengikuti perkembangan dari
UKMPPD dan SKDI, penyusun juga mencantumkan berbagai hal dalam lampiran
yang kiranya dapat membantu rekan sejawat dalam mempersiapkan ujian akhir
kedokteran nantinya.
Prosedur OP F ………………………………………………………19
Prosedur OP H ………………………………………………………23
Lampiran ………………………………………………………36
Nomor HP konsulen :
– Dr. Heri, Sp.THT : 08122578 4569 (WA)
– Dr. Fahmi, Sp.THT : 08157588 0057 (SMS)
Presentasi:
– Jurnal Reading :
Pilih 3 judul 5 tahun terakhir (minggu ke 2/3) – print – ajukan – translate dan
susun laporan
– Presentasi Kasus (Preskas) – ditentukan oleh konsulen setelah jurnal
Alur :
Hari pertama (I):
Setelah selesai dari DIKLAT perkenalan dengan dr. Fahmi, sp.THT,
Perkenalan dengan dr. Heri, sp.THT (PR: buat 5 gambar anatomi status
lokalis THT contohnya ada di lampiran Green Book: telinga, hidung,
tenggorok – 1 lembar beserta keterangan, 4 lainnya gambar tanpa
keterangan, setoran anatomi+fisiologi THT di Minggu 1, Minggu 2 setoran
Anamnesis+PF THT).
Perkenalan perawat di Poli sekalian minta ajarin buka komputer buat nyari
pasien di bangsal dan resep pasien.
Perkenalan ke perawat ruang OK bareng dokternya aja ketika dokternya ada
jadwal operasi, atau kalau mau perkenalan sendiri juga silahkan.
Hari pertama tidak ada follow up.
*Keterangan : email kelompok dasthttegal@gmail.com, password : THTkardinah
(pada akhir stase SEMUA koas WAJIB memasukkan data Preskas
(laporan kasus) dan Jurnal Reading ke FD dr. Heri, Sp. THT dan email
kelompok sesuai format yang ada di FD/email, tiap periode kasih 1 FD
kapasitasnya tidak usah besar-besar yang penting cukup buat
menyimpan file 1 kelompok kalian, terus jangan lupa kasih nama
periode kalian di FD di kasih langsung ke dr Heri, SP. THT atau
simpan di meja beliau dan kabarin beliau kalau sudah naruh FD nya di
meja)
*Ket :
– Pasien ruangan lihat di komputer
– Pasien operasi lihat di papan utama depan ruangan bedah sentral di dekat ruang
ganti
– Segera laporkan jumlah pasien, ruangan, diagnosis ke konsulen sesuai bagian
masing-masing
– Pasien ruangan Pro-Op di follow up ketika Post-Op h+1 karena h+0 kita udh
tulis di ruang OK (ketika lagi nulis laporan pembedahan), jika masih rencana
operasi atau di rawat inap langsug di follow up.
Sebelum PKL 07.00 WIB, semua pasien harus selesai di follow up dan di
laporkan ke konsulen sesuai bagian masing-masing
Alat THT :
• Otoskop
• Spatula
• Pinset telinga
• Pinset hidung
• Cerumen haq
• Cerumen spoon
• Applicator
• Spekulum telinga
• Spekulum hidung
– Telinga luar
• Aurikula (helix, antihelix, tragus, antitragus, antihelical fold,
fossa triangularis, concha, lobul)
• Liang telinga
✓ Kanalis auditorius eksterna
✓ Meatus auditiva eksterna
o Bagian tulang rawan : 1/3 lateral ( fol. Rambu,
kel. Sudorifera, kel. Sebacea, kel. Seruminosa
o Bagian tulang : 2/3 medial (rambut -,
kelemjar -)
o Penyempitan/ isthmus (junctura kartilago-
ossea)
• Membran timpani
✓ Pars flacida : stratum kutaneum, stratum mukosum
✓ Pars tensa : s. kutaneum, s. fibrosum (sirkuler,
radier), s. mukosum
✓ Umbo : bagian penonjolan bag bawah maleolus pada
MT
– Nasofaring :
a. Tonsila nasofaring/adenoid
b. Muara tuba eustachii
c. Fossa Rossenmuller
I. Nasofaring :
a. Batas :
– Batas depan : koana
– Batas atas : basis cranii
– Batas belakang : vertebra cervical
– Batas lateral : dinding medial leher
– Batas bawah : palatum mole
b. Bangunan :
– Ostium tuba
– Adenoid
– Fossa Rosenmuller
– Isthmus nasofaring
– Torus tobarius
II. Orofaring :
a. Batas :
– Batas depan : kavum oris
– Batas atas : palatum mole
– Batas belakang : vertebra cervical 2, 3
– Batas lateral : dinding medial leher
– Batas bawah : epiglotid
b. Bangunan :
– Tonsila palatina
– Fossa supratonsil
– Tonsila lingualis
– Punggung bukalis (mukosa), palatum durum
IV. Mukosa :
a. Faring : superior (kolumner pseudokomplek +
silia), inferior ( transisional kompleks)
b. Orofaring : skuamous kompleks
c. Laringofaring : skuamous kompleks
V.Jaringan limfe :
a. Adenoid : tonsila luskha, tonsila nasofaringeal
b. Tonsila palatina : fausial tonsil, amandel
c. Tonsila lingualis
Fisiologi suara :
Generator (paru-paru) aliran udara pita suara bergetar (vibrator) – intonasi dan
resonansi indivisualruang 3 dimensi (resonator) – orofaring-nasofaring-sinus-
cavum nasi suara dibentuk oleh lidah, pipi, gigi-geligi, dan bibir (artikularis)
Keluhan subjektif (telinga):
1. Tersumbat
– Deviasi septum
– Hipertrofi konka
– Tumor sinonasal
– Corpal hidung (benda asing)
– Alergi(tersumbat, bersin, sekret bening, gatal), pd Rinoskopi anterior
ditemukan Konka Livide
– Polip
2. Bersin
– Rhinitis (alergi, vasomotor, medika)
– Benda asing/corpal
3. Rhinorhea
– Rhinitis akut atau kronik
– Sinusitis akut atau kronik
– Corpal hidung
4. Gangguan penciuman
– Kakosmia
– Hiposmia
– Dll
5. Epistaksis
– Fraktur os nasal, tumor sinonasal, tumor nasofaring, hipertensi
– Lokal : trauma, infeksi, neoplasma, kelainan kongenital
– Sistemik : kardiovaskuler, kelainan darah (leukemia, hemofilia),
perubahan tek. atmosfer, gangguan endokrin
6. Nyeri hidung
– Abses hidung
– Trauma
7. Bindeng (nasolalia)
– Tumor
– Kelainan anatomi (palatoschisis)
1. Sistem respirasi
Sesak (distress respirasi)dyspnoe
o Tumor (laring, nasofaring, sinolaring)
o Alergiedema
o Benda asingkorpal
o Inflamasiinfeksi laringitis akut
o trauma
Serak (hoarsness)
o Tumor laring
o Laringitis akut
o Faringitis
o Nodul plika vokalis
o Gangguan neurologi : post stroke
o Parese plika vokalis
Batuk (cough)
orFaringitis
o Tonsilitis
o Korpal laring
2. Sistem pencernaan
Nyeri menelan (odinofagia)
o Tonsilitis
o Faringitis akut
o Laringitis akut
o Tumor
o Ca nasofaring
o Gangguan sistemik
o Abses peritonsil
Sulit menelan (disfagia)
o Laringitis akut
o Tonsilitis
o Faringitis
o Kelainan anatomis (striktur, akalasia)
o Ca. nasofaring
o Alergi
Muntah
o AktifTIA meningkat
o PasifGERD (regurgitasi)
V.Reposisi os nasal
1. Pasien terlentang dengan GA
2. Lakukan desinfeksi
3. Reposisi os nasal
4. Pasang tampon
5. Jahit
6. Evaluasi perdarahan
7. Operasi selesai
Resep dasar :
– CK : cefadroxil/ ciprofloxacin + kalium Diklofenak
– CK + Nutriflam
– CK + Cetirizine
– CK + Rhinos
– CK + Vectrin
* keterangan : resep normal 10 tab, 2 x 1 tab
Racikan :
Obat 25 kg 16 kg Instruksi
Paracetamol 0,5 tab 0,3 tab 15 buah, bungkus
Dexametason 0,5 tab 0,3 tab 3x1
Tremenza 0,5 tab 0,3 tab pagi-siang-malam
Ambroxol 0,5 tab 0,3 tab
Tindakan :
– Ekstraksi serumen (75 ribu)
– Hisap/ sedot lendir (40 ribu)
– Irigasi hidung – spuit 50 cc
– Cuci sinus – pasien sedot air hangat, lalu buang
– Sumbatan tuba eustachius – pasien menelan ludah
2. Faringitis kronis
– Vectrin 300mg, 10 tab, 2x1
– Nutriflam 6 tab, 2x1 / Kalium Diklofenak
– Cetirizin 2x1
Pemeriksaan Laboratorium :
– Hematoanalyzer + diff
– CT, BT
– HbsAg
– HIV1
7. Assesment Pra Op :
– Data subjektif : nyeri tenggorokan berulang tiap bulan sejak 5 tahun
yang lalu disertai sulit menelan
– Data objektif : T4, muara kripta melebar, detritus (+), hiperemis (-)
– Diagnosis pra op : ATK + dyspaghia
– Rencana : ATE
– Nutrisi : BBS
– Terapi obat : cefadroxil syr 2 x IIC, PCT syr 3 x IIC
10. Lembar Tabel Data identitas : Dx, kompikasi, nama prosedur, nama dokter
12. Pengkajian Awal pasien rawat inap (anamnesis lihat no. 7 : keluhan utama,
RPS, RPD)
Catatan:
1. Semua objektif di CPPT (RM 4) harus digambar sesuai dengan anatomi
2. Template perintah rawat inap:
a. Awasi KU, VS
b. Lengkapi Informed Consent + DL
c. Konsul TS Anestesi
d. Puasa sesuai TS Anestesi
Terapi :
– Cefadroxil 2x500mg
– K. diklofenak 2x50 mg
Data subjektif : nyeri telinga kanan, terasa buntu, keluar cairan
Data objektif : terlihat massa di telinga kanan, mudah berdarah
d) Karsinoma nasofaring
Tindakan : eksisi dan Biopsi endoskopi
✓ Desinfeksi area operasi, pasang duk steril
✓ Identifikasi dengan endoskopi tampak massa nasofaring kanan –
kiri, mudah berdarah
✓ Lakukan eksisi biopsi kanan dan kiri
✓ Atasi perdarahan dengan tampon padat hidung kanan dan kiri
✓ Evaluasi perdarahan (-)
✓ Op selesai
Hiposmia :
1. Obstruksi hidung :
– Rhinitis
– Hipertrofi konka
– Polip
– Tumor
2. Penyakit sistemik : DM, gangguan ginjal, obat-obatan
Anosmia
– Susuri jaras penciuman yang terganggu
– Gangguan penghidu :
• Trauma area frontal oksipitalis
• Pasca infeksi virus
• Osteoma/meningioma
• Degenerasi
• Tumor cavum nasi, hipertrofi konka
Sindrom syok septik – bisa karena tampon yang tidak dilepas sebelum pulang
Nyeri pada wajah : sinusitis [nyeri ketuk, nyeri saat dipegang (-)]
Rhinolith : benda asing dihidung terbungkus epitel seperti batu – kelainan seperti
pilek dan bau
Anamnesis nyeri hidung – arah ke infeksi hidung akut (abses, selulitis, dll)
– Nyeri mulai kapan
– Sebelah mana
– Riwayat korek/cabut bulu hidung
– Riwayat demam dan pilek
Otorhea : OMSK
Angiofinrom :
• tumor pada pembuluh darah – perdarahan massif
• juveline angiofibrome – mudah
LED – kronisitas
Eusinofil – alergi
7. Anatomi KOM
– batas :
o medial : konka media
o lateral : lamina papirosea
– struktur yang termasuk :
o konka media, prosesus uncinatus, bulla etmoid,
infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, ostium sinus
maxillaris, resesus frontal, sel-sel ager nasi
8.Indikasi tonsilektomi :
– Absolut :
o Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obs. saluran nafas,
disfagia berat, gangguan tidur, dan komplikasi kardiopuloner
o Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan
medis dan drainase
o Tonsil diduga sumber infeksi yang dapat menyebabkan
kejang demam
o Dicurigai tumor ganas stadium awal
o Tonsilitis kronis
▪ 7x </= dalam 1 tahun
▪ 5x </= dalam 2 tahun
▪ 3x </= dalam 1 tahun dan berurutan selama 3 tahun
– Relatif :
o Rekurensi tonsilitis dengan antibiotik adekuat
o Halitosis (bau mulut) karena ATK tidak membaik dengan terapi
medis
o ATK berulang pada karier strptokokus yang resisten
dan betalaktamase
– Kontra indikasi :
o Gangguan perdarahan
o Resiko anestesi berat/ penyakit berat
o Anemia
o Infeksi akut berat
Tes Penala
Dix-Hallpike
Manuver Epley
Spina Nasal
/Crus Medial