Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ester
juga mempunyai rumus kimia yang sama dengan asam karboksilat yaitu CnH2nO2 sehingga berisomer
gugus fungsi. Nah, nama ester agak rada-rada mirip lho sama turunan alkana “eter”, jadi harus hati-hati
saat tata penamaannya. Ciri khas dari ester adalah bau atau aroma yang dimilikinya bermacam-macam
lho, daebak kan?!
A. Sifat-sifat ester
Volatil
B. Kegunaan ester
Ester banyak digunakan sebagai esens karena mempunyai aroma khas. Nah, aroma-aroma tersebut
biasanya terdapat dalam buah. Berikut tabelnya.
KEGUNAAN ESTER
KEGUNAAN ESTER
PERATURAN NOMOR 4
PERATURAN NOMOR 4
Sama seperti turunan alkana yang lain, ester memiliki peraturan dalam tata nama IUPAC yaitu:
Gugus —COOR dalam ester terpisah dalam penamaannya, yaitu dibagi atas —COO dan —R
Gugus —COO adalah gugus alkanoat, sedangkan gugus —R adalah gugus alkil
Gugus —R selalu berada dekat oksigen (O) pada —COO
Gugus sebelah —COO (tidak —OR ; alkil) adalah rantai cabang, dan, atom C-nya bergabung dengan atom
C pada —COO (lihat gambar!)
Penamaannya adalah alkil + alkanoat. Jadi, gugus alkil dulu baru disebutkan gugus alkanoat
Dalam penamaan IUPAC ester,jika ada cabang, —COO selalu mendapatkan nomor 1 dan masuk dalam
rantai utama
CONTOH 1
CONTOH 1
CONTOH 2
CONTOH 2
CONTOH 3
CONTOH 3
CONTOH 4
CONTOH 4
CONTOH 5
CONTOH 5
Tatanama
a. IUPAC
1) Nama sistematik eter adalah alkoksi alkana. Alkil terkecil dianggap sebagai alkoksi, dan yang terbesar
dianggap alkana.
Contoh :
Contoh :
3) Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga penulisan namanya harus berdasarkan
urutan abjad huruf pertama nomor substituen.
Contoh :
4) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan
yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad.
Contoh :
b. Trivial
Contoh :
2) Tambahkan akhiran “eter” setelah nama-nama subtituen.
Contoh :
Tatanama Alkohol
a. IUPAC
1) Pemberian nama alkohol dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –ol.
contoh :
Contoh :
Contoh :
4) Penomoran substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus hidroksi (-OH) dengan nomor atom C
paling rendah.
Contoh :
5) Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda, dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad
huruf pertama nama substituen.
Contoh :
6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan
yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad.
Contoh :
Contoh :
contoh: