Вы находитесь на странице: 1из 19

Universitas Kristen Krida Wacana

Makalah Kunjungan Rumah di Wilayah Kerja Puskesmas


Wanakerta Karies Dentis

Dosen Pembimbing :
Dr. dr. Djap Hadi Susanto, Mkes

Disusun oleh :
Albert Chandra Wijaya
11-2016-215

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, Oktober 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang
ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi
organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan
jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa.1
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa
yang terlihat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir
serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur
namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja
dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk
mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu
merusak gigi.1
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam
yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,
fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi
sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami
demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses
demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih
banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah
perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk
mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum
diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga
organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah
kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.2
Bab II
Kunjungan Rumah

Puskesmas : Wanakerta, Kabupaten Karawang


Tanggal Kunjungan : 15 Oktober 2018

I. Identitas Pasien
a. Nama : Suryanti
b. Umur : 45 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
e. Pendidikan : Tamat SD
f. Alamat : Dusun Wanasari

II. Riwayat Biologis Keluarga


a. Keadaan kesehatan sekarang : Sehat
b. Kebersihan perorangan : Baik
c. Penyakit yang sering diderita : ISPA
d. Penyakit keturunan : Tidak ada
e. Penyakit kronis : Tidak adai
f. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada
g. Pola makan : Sedang (3x sehari)
h. Pola istirahat : Sedang (± 7 jam sehari)
i. Jumlah anggota keluarga : 3 orang

III. Psikologis Keluarga


a. Kebiasaan buruk : Jarang mengontrol tekanan darah
b. Pengambilan keputusan : Keluarga (melalui musyawarah)
c. Ketergantungan obat : Tidak ada
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas
e. Pola rekreasi : Kurang
IV. Keadaan Rumah / Lingkungan
a. Jenis bangunan : Permanen
b. Lantai rumah : Tehel
c. Luas rumah : 46 m2
d. Penerangan : Baik
e. Kebersihan : Baik
f. Ventilasi : Baik
g. Dapur : Ada
h. Jamban keluarga : Ada
i. Sumber air minum : Sumur bor
j. Sumber pencemaran air : Tidak ada
k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada
l. Sistem pembuangan air limbah : Ada
m. Tempat pembuangan sampah : Ada
n. Sanitasi lingkungan : Sedang

V. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah : Cukup
b. Keyakinan tentang kesehatan : Sedang

VI. Keadaan Sosial Keluarga


a. Tingkat pendidikan : Tamat SD
b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik
c. Hubungan dengan orang lain : Baik
d. Kegiatan organisasi sosial : Aktif
e. Keadaan ekonomi : Cukup

VII. Kultural Keluarga


a. Adat yang berpengaruh : Adat Sunda
b. Lain-lain : Tidak ada
VIII. Daftar Anggota Keluarga

No Nama Hub Umur Pend Pekerjaa Agama Keadaan Keadaan Imuni K Ket
n kesehatan gizi sasi B
1 Mansyur KK 54 SD Buruh Islam Sehat Baik - - -

2 Suryati Istri 45 SD IRT Islam Sehat Baik - - -

3 Siti Anak 16 SMP - Islam Sehat Baik - - -


Hasanah

IX. Keluhan utama : Nyeri gigi sejak 3 hari


X. Keluhan tambahan : tidak ada
XI. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri di gigi dirasakan hilang timbul sudah
1 minggu. Gigi terasa ngilu dan nyut-nyutan. Pasien mengatakan mengalami hal
yang sama saat giginya hampir tanggal 2 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan saat
pasien mengunyah makanan, dan saat makan makanan manis. Pasien tidak
membiasakan diri untuk menyikat gigi setiap hari, dan pasien gemar
mengkonsumsi makanan manis. Pasien tidak memiliki keluhan

XII. Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada.

XIII. Pemeriksaan fisik :


Tanda-tanda vital :
• Frekuensi nadi : 98 x/menit
• Frekuensi napas : 22 x/menit
• Suhu : 36,5 C
• Berat badan : 44 kg
• Tinggi badan : 156 Cm
• Status gizi : Normal
Pemeriksaan umum :
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)
• Hidung : Septum deviasi (-), Sekret (-)
• Telinga : Lapang, Tidak tampak kelainan dari luar
• Gigi : Keadaan Gusi : Sehat
Kebersihan gigi : Kurang, Sebagian Kotor
Keadaan gigi : Ada gigi Karies, Berlubang, Sisa akar
• Leher : Kelenjar getah bening regional dan kelenjar tiroid tidak tampak
membesar.
• Ekstremitas : Bentuk normal, edema (-), atrofi (-), Reflex fisiologis (+),
Reflex patologis (-)
XIV. Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada
XV. Diagnosis penyakit : Karies Dentis

XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit


a. Promotif
Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan cara menyikat gigi
yang baik dan benar.
b. Preventif
Membiasakan menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali
sehari.
c. Kuratif
Memeriksakan keadaan gigi ke fasilitas kesehatan terdekat agar tidak
menjadi infeksi lebih lanjut
d. Rehabilitatif
Pada pasien harus dibiasakan menjaga kesehatan gigi dengan teratur
menyikat gigi dua kali sehari, serta mengurangi makanan manis agar
tidak menambah resiko terjadinya karies gigi berulang.
XV. Prognosis
a. Penyakit : Dubia et bonam.
b. Keluarga : Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga serta
mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat
jasmani dan rohani dan prognosisnya baik untuk pasien juga keluarga.
BAB III
Tinjauan Pustaka

2.1 Etiologi Karies Gigi

Etiologi atau penyebab karies atas faktor waktu penyebab primer yang
langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang
berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi
biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti faktor
host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor
waktu, tetapi merupakan interaksi dari faktor - faktor tersebut.2
dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu :
1. Host atau tuan rumah
2. Agen atau mikroorganisme
3. Substrat atau diet dan
4. Waktu.

Gambar : Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya karies.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:


1. Keturunan
2. Ras
Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi
tumbuh tidak teratur sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkan
gigi dan ini akan mempertinggi prosentase karies pada ras tersebut.
3. Jenis kelamin
Volker. Dkk mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih
tnggi dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi
karies gigi sulung anak wanita lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-
laki.3
4. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun bertambah.
Hal ini jelas karena factor resiko terjadinya karies akan lebih lama
berpengaruh terhadap gigi.
5. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi. Terutama pada
periode pembentukan gigi.
6. Unsur kimia
Unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap tejadinya karies gigi
masih dalam peelitian. Unsur kimia yang paling berpengaruh adalah Flour.
8. Air ludah
1. Campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya
2. Derajat keasaman
3. Jumlah/ volume
4. Faktor anti bakteri
9. Letak geografis
10. Kultur social penduduk

2.3 Gejala Karies Gigi

Gejala karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejala –gejalanya sebagai
berikut :
1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis. Gigi terasa sangant
sensitive terhadap panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi
sudah sampai bagian dentin
2. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri akan
bersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat sepontan, meski
tidak ada rangsangan.
3. Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa mati maka nyeri untuk
sementara akan hilang lalu akan timbul lagi dalam beberapa jam atau hari
dan gigi akan menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar
keluar dan menyebabkan abses.3

2.4 Diagnosis

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan


gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer.
Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies
interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang.
Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada
gigi dengan eksplorer.4

Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer


untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah
mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui
eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.

Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum
berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk
membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk
sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik
direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.4

Untuk dapat mendiagnosis maka harus mengenali bentuk-bentuk karies lokasi


karies.
1. Bentuk-bentuk Karies:
A. Cara meluasnya karies
B. Dalamnya karies
C. Lokasi karies
D. Berdasarkan banyaknya permukaan yang terkena
E. Berdasarkan keparahan atau kecepatan serangan karies

Gambar : Dalamnya karies karies

A. Berdasarkan cara meluasnya karies3


a. Karies Penetriende
Karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut
perluasannya secara penetrasi merembes ke dalam
b. Karies Unterminirende
Karies yang meluas dari email ke dentin dimana pada oklusal kecil
tetapi di dalam email atau dentin sudah meluas
B. Berdasarkan dalamnya karies3
a. Karies Superfisialis
Karies yang baru mengenai lapisan email, tidak sampai dentin
b. Karies Media
Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah
dentin
c. Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -
kadang sudah mengenai pulpa
- Profunda pulpa terbuka
Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa
- Profunda pulpa tertutup
Bila karies belum mengenai pulpa

C. Berdasarkan Lokasi Karies4


a. Karies kelas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (Pits dan fissure ) dari gigi
premolar dan molar. Dapat juga terdapa ada anterior di foramen
caecum.
b. Karies kelas II
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau
premolar yang umumnya meluas sampai bagian oklusal.
c. Karies kelas III
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior tetapi
belum mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).
d. Karies kelas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior dan
sudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi )
e. Karies kelas V
Karies yang terletak di cerviks gigi anterior maupun posterior.

D. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Yang Terkena


a. Simple karies
Bila hanya satu permukaan yang terkena.
b. Kompleks karies
Bila lebih dari satu permukaan gigi yang terkena.
E. Berdasarkan Keparahan/ Kecepatan Serangan Karies
a. Rampant karies
b. Karies terhenti

2.4 Pencegahan Karies


1. Pra erupsi
Tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima
tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari leavell and clark yang
dikutip
Herijulianti (2002) didalam bukunya adalah sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)
3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis And
PromptTreatment)
4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
2. Pasca erupsi
Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari
pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
a. Pencegahan Primer
Yaitu pencegahan sebelum gejala klinik timbul yaitu dengan cara
peningkatan dan perlindungan khusus. Peningkatan kesehatan :
pendidikan kesehatan, meningkatkan keadaan sosio ekonomi
seseorang, standart nutrisi yang baik, membatasi frekuensi makanan
dan minuman yang manis-manis dan pemeriksaan berkala.3
b. Pencegahan Sekunder
Diagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi ketidak
mampuan/cacat yaitu pengobatan yang cepat untuk menghentikan
proses penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada gigi yang
terserang karies dan masih dapat dilakukan penambalan maka
dilakukan perawatan gigi/restorasi gigi. Dengan demikian, lengkung
geligi dapat dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahan
dipertahankan, infeksi dan peradangan kronis dapat dihilangkan
sehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan.
Selain itu, mempertahankan gigi anterior dapat mempertahankan
fungsi estetik, membantu fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek
psikologis bila gigi tersebut harus dicabut.3
c. Pencegahan Tertier
Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap
rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu (Tarigan, 1991). Becker
(1979) mengajukan beberapa klasifikasi perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan (Health Related Behaviour) salah satu diantaranya
adalah perilaku kesehatan (Health Behaviour), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan
untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,
sanitasi dan sebagainya.4

2.5 Perawatan Karies Gigi


Penambalan

Gambar : Gigi yang ditambal


Sumber : Wikipedia.co.id

Gigi layak untuk ditambal bila terdapat salah satu daritanda berikut :
1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.
2. Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.
3. Fungsi terganggu.
4. Estetik tergangu.
5. Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan kontak
dengan gigi yang berlubang.

Berapa jenis bahan tambal


Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam
Namun, sekarang telah dikembangkan bahan tambal sewarna gigi yaitu resin
komposit dan semen ionomer kaca dan porselen. Berdasarkan metode
peletakannya, tambalan terbagi dalam dua kategori, yaitu tambalan langsung dan
tambalan tidak langsung. Tambalan langsung adalah tambalan yang diletakkan
langsung pada gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali kunjungan.
Termasuk dalam kategori ini adalah tambalan amalgam, resin komposit.4

Pencabutan gigi
Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau kebih kedalam
lagi, maka sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.

2.6 Indeks Tooth Caries-WHO


Indeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan
pengalaman karies seseorang atau dalam suatu populasi. Semua gigi diperiksa
kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan kadang-
kadang tidak berfungsi. Indeks ini dibedakan atas indeks DMFT (decayed missing
filled teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada orang dewasa dan deft
(decayed extracted filled tooth) untuk gigi susu pada anak-anak. Pemeriksaan
harus dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar. Indeks ini tidak
memerlukan gambaran radiografi untuk mendeteksi karies aproksimal. Kriteria
pemeriksaan seperti terlihat pada Tabel 1.5. Cara perhitungannya adalah dengan
menjumlahkan semua DMF atau def. Komponen D meliputi penjumlahan kode 1
dan 2, komponen M untuk kode 4 pada subjek <30 tahun, dan kode 4 dan 5 untuk
subjek >30 tahun misalnya hilang karena karies atau sebab lain. Komponen F
hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan, mahkota khusus
atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT.4
Kode pemeriksaan karies dengan indeks WHO
Kode
GIGI GIGI PERMANEN Kondisi/Status
SUSU
Mahkota Mahkota Akar
gigi gigi gigi

A 0 0 Permukaan gigi
sehat/keras
B 1 1 Gigi karies
C 2 2 Gigi dengan tumpatan,
ada karies
D 3 3 Gigi dengan tumpatan
baik, tidak ada karies
E 4 - Gigi yang hilang karena
karies
- 5 - Gigi dengan tumpatan
silen
F 6 - Jembatan, mahkota gigi
atau viner/implan
G 7 7 Gigi yang tidak erupsi
- 8 8 T T - Trauma/fraktur
T T - T T - Trauma/fraktur
- 9 9 Dan lain-lain: gigi yang
memakai pesawat cekat
ortodonti atau gigi yang
mengalami hipoplasia
enamel yang berat

Umur indeks dan kelompok umur


WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa yaitu
kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk
gigi permanen. Jumlah subjek yang diperiksa untuk setiap kelompok umur
minimal 25-50 orang untuk setiap kelompok. 5 tahun. Anak-anak seharusnya
diperiksa di antara ulangtahun mereka yang ke 5 dan 6. Umur ini menjadi umur
indeks untuk gigi susu karena tingkat karies pada kelompok umur ini lebih cepat
berubah daripada gigi permanen sekaligus umur 5 tahun merupakan umur anak
mulai sekolah. Namun, di negara yang usia masuk sekolahnya lebih lambat, dapat
digunakan umur 6 atau 7 tahun sebagai umur indeksnya. Pada kelompok umur ini,
sebaiknya gigi susu yang hilang tidak dimasukkan ke dalam skor m (missing)
karena kesulitan membedakan penyebab kehilangan gigi, apakah karena sudah
waktunya tanggal atau dicabut karena karies. 12 tahun. Kelompok umur ini
penting untuk diperiksa karena umumnya anak-anak meninggalkan bangku
sekolah pada umur 12 tahun. Selain itu, semua gigi permanen diperkirakan sudah
erupsi pada kelompok umur ini kecuali gigi.5
KARIES GIGI: Pengukuran Risiko dan Evaluasi 18 molar tiga.
Beradasarkan ini, umur 12 tahun ditetapkan sebagai umur pemantauan global
(global monitoring age) untuk karies. 15 tahun. Pada kelompok umur ini dianggap
bahwa gigi permanen sudahterekspos dengan lingkungan mulut selama 3-9 tahun,
sehingga pengukuran prevalensi karies dianggap lebih bermakna dibandingkan
usia 12 tahun. Umur ini juga merupakan usia kritis untuk pengukuran indikator
penyakit periodontal pada remaja. 35-44 tahun (rerata = 40 tahun). Kelompok
umur ini merupakan kelompok umur standar untuk memonitor kesehatan orang
dewasa dalam hal efek karies, tingkat keparahan penyakit periodontal, dan efek
pelayanan kesehatan gigi yang diberikan. 65-74 tahun. (rerata = 70 tahun).
Kelompok umur ini lebih penting sehubungan dengan adanya perubahan distribusi
umur dan bertambahnya umur harapan hidup yang terjadi di semua negara. Data
dari kelompok umur ini diperlukan untuk membuat perencanaan pelayanan
keseahatan bagi manula dan memantau semua efek pelayanan rongga mulut yang
diberikan.5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Karies gigi adalah Penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang
ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi
organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan
jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa. Etiologi atau penyebabnya adalah host, agen, Substrata, dan waktu.

3.2 Saran

Dengan perawatan kesehatan diri yang khususnya rongga mulut, seperti


sikat gigi secara teratur . Maka resiko terjadinya karies gigi dapat dikuranggi.
Lapisan enamel gigi yang tipis mudah mengalami kerusakan terutama pada gigi
molar sebelum terjadinya karies pada gigi periksalah gigi anda ke dokter gigi
enam bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, W.A. Nenman, Kamus Kedokteran Dorland : ahli bahasa,


Huriawati H. dkk –Ed-29- Jakarta ; EGC, 2002.
2. Erni Gultom. Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut . Bandar Lampung
3. Eliza Herijuliani,dkk. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC; 2001.
H.118
4. Houwink,dkk. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Yogyakarta; Gadjah
Mada Univercity Press;2003.h.151-2
5. Edwina. Dasar-Dasar Karies. Jakarta; EGC,2004.h.80-1
Lampiran

Вам также может понравиться