Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB III

JENIS PENUTUP LAHAN DI LERENG MERAPI SLEMAN


3.1 Keanekaragaman Taksa dan Tipe Perawakan

2,7
2,6
2,5
H' 2,4
2,3
2,2
2,1
Gandok TW Kaliurang
Lokasi Penelitian

Gambar 3 Indeks keragaman (H’) tumbuhan bawah yang ditemukan di Gandok dan Taman Wisata
Kaliurang, Taman Nasional Gunung Merapi

Taman Wisata Kaliurang. Adanya kanopi pohon dapat mengurangi intensitas cahaya di
permukaan tanah sehingga intensitas cahaya di Taman Wisata Kaliurang cenderung lebih rendah
daripada Gandok (Tabel 1). Selain itu, pasir dan debu vulkanik lebih banyak menutupi tanah di
Gandok daripada di Taman Wisata Kaliurang. Tekstur tanah di Gandok lebih berpasir (77,06%)
dibandingkan dengan Taman Wisata Kaliurang (64,18%). Tanah yang lebih berpasir menyebabkan
panas tidak tersimpan dalam waktu yang lama dan dipantulkan dari tanah dengan lebih cepat
sehingga menaikkan suhu udara di sekitarnya dan menyebabkan suhu udara dan tanah di Gandok
cenderung lebih tinggi daripada Taman Wisata Kaliurang (Tabel 1). Suhu udara yang tinggi dapat
berhubungan dengan kelembapan yang lebih rendah di Gandok dari Taman Wisata Kaliurang
(Tabel 1).
Banyak tumbuhan bawah, seperti kebanyakan jenis dari suku Araceae menyukai habitat
dengan penutupan serta kelembapan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan jenis-jenis dari suku
Araceae yang lebih sedikit di Gandok. Sebaliknya jenis-jenis yang menyukai habitat terbuka
seperti dari suku Asteraceae dan Poaceae lebih banyak dijumpai di Gandok. Selain itu, kecepatan
angin yang lebih tinggi (Tabel 1) juga memudahkan persebaran biji tumbuhan dari suku
Asteraceae dan Poaceae yang membutuhkan bantuan angin.
Salah satu tumbuhan khas pegunungan Indonesia adalah edelweiss jawa (Anaphalis
longifolia). Tumbuhan ini umumnya ditemukan pada keadaan tanah yang tidak subur, terbuka,
datar atau lereng pasir berbatu. Edelweiss jawa merupakan tumbuhan pionir khas berumur
panjang pada endapan abu vulkanik. Edelweiss jawa umumnya ditemukan pada ketinggian lebih
dari 2.000 – 3600 mdpl (Steenis 2010), tetapi dalam penelitian ini edelweiss jawa ditemukan
juga di lokasi Gandok (970-985 mdpl). Hal ini dapat terjadi karena biji tumbuhan tersebut
terbawa oleh angin yang cukup kuat sehingga sampai ke daratan pada ketinggian tersebut.
Tumbuhan herba lebih banyak tersebar dibandingkan dengan tumbuhan semak karena
tumbuhan herba memiliki daur hidup dan persebaran yang cepat (Mataji et al. 2010). Tumbuhan
herba memiliki jaringan yang lunak tanpa jaringan kayu sehingga membutuhkan waktu yang lebih
singkat untuk mencapai fase dewasa dan menghasilkan biji. Keberadaan pohon pada lokasi
Taman Wisata Kaliurang merupakan faktor penghambat bagi persebaran tumbuhan herba dan
semak di lokasi tersebut. Keberadaan pohon terkait dengan kebutuhan cahaya tumbuhan.
Tertutupnya cahaya matahari oleh pepohonan mengurangi intensitas cahaya yang dibutuhkan
tumbuhan bawah untuk hidup dengan baik.

3.1 Jenis Dominan


Daftar jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) lima tertinggi pada lokasi
Gandok disajikan pada Tabel 3. Tumbuhan bawah dengan INP tertinggi di lokasi Gandok adalah
Digitaria nuda dengan nilai INP 25,78%, sedangkan jenis yang mempunyai INP ke-5 tertinggi
adalah Pennisetum polystachyon (9,98%).
Daftar jenis tumbuhan bawah yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) lima tertinggi di lokasi
Taman Wisata Kaliurang disajikan pada Tabel 4. Tumbuhan bawah dengan INP tertinggi di lokasi
Taman Wisata Kaliurang adalah Brachiaria reptans dengan nilai INP 34,12%, sedangkan
tumbuhan yang mempunyai INP ke-5 tertinggi adalah
Tabel 2 Suku, jenis, serta perawakan tumbuhan yang ditemukan di Gandok dan Taman
Wisata Kaliurang, Taman Nasional Gunung Merapi.

Kemunculan Jenis

Suku Nama Jenis Perawakan

Gandok TW Kaliurang

Acanthaceae Thunbergia fragrans Herba 2 -

Amaranthaceae morfospesies 1 Herba - 2

Amaryllidaceae Crinum asiaticum Herba - 1

Apiaceae Centella asiatica Herba 5 1

Araceae Caladium bicolor Herba - 6

morfospesies 2 Herba 1 1

morfospesies 3 Herba - 5

morfospesies 4 Herba - 2

Asteraceae Ageratum conyzoides Herba 3 1

Anaphalis longifolia Semak 2 -

Blumea lacera Herba 1 -


Blumea mollis Herba 1 -

Blumea tenella Herba 1 -

Egeron sumatrensis Herba 3 -

Elephantopus mollis Herba - 1

Eupatorium linulifolium Herba 1 -

Eupatorium odoratum Herba 2 -

Eupatorium riparium Herba 2 7

Gynura aurantica Herba 2 -

Launaea sarmentosa Herba 1 -

Porophyllum ruderale Herba 1 -

Prenanthes steenisii Herba 2 -

Sphaerantus sp. Herba 1 -

morfospesies 5 Semak 1 -

Balsaminaceae Impatiens platypetala Herba 11 1

Brassicaceae Capsella bursa-pastoris Herba

Commelinaceae Cyanotis cristata Herba 1 -

Costaceae Cheilocostus speciosus Herba 2 -

Cucurbitaceae Tricosanthes sp. 1 Herba 3 1

Tricosanthes sp. 2 Herba 1 -

Cyperaceae Carex baccans Herba 1 -

Cyperus cyperoides Herba 8 -

Cyperus kyllingia Herba 1 1

Cyperus rotundus Herba 8 2

Dioscoreaceae Dioscorea alata Herba - 1

Euphorbiaceae Phyllantus debilis Herba 3 - Fabaceae Desmodium heterophyllum Semak 1 -

morfospesies 6 Semak 1 -

Lamiaceae Coleus galeatus Herba 1 -

Hyptis capitata Herba - 3

Leucas marrubioides Herba 1 -


Ortosiphon aristatus Herba 2 -
Scutellaria discolor Herba 1 -
morfospesies 7 Herba 1 -
Lindsaeaceae Lindsaea ensifolia Herba 1 -
Malvaceae Sida sp. Herba 1 -
Melastomaceae Clidemia hirta Semak - 5
Melastoma affine Herba 1 1
Mimosaceae Mimosa pudica Herba 2 -
Moraceae morfospesies 8 Herba 1 -
morfospesies 9 Herba - 1
morfospesies 10 Herba - 1
Oxalidaceae Oxalis colymbosa Herba - 1
Oxalis corniculata Herba 1 -
Papilionaceae Crotalaria retusa Semak 4 -
morfospesies 11 Herba 1 -
morfospesies 12 Herba 1 -
morfospesies 13 Herba 2 -
morfospesies 14 Semak 2 -
morfospesies 15 Semak 1 -
morfospesies 16 Semak 1 -
Passifloraceae Passiflora sp. Herba 1 -
Poaceae Brachiaria reptans Herba 2 10
Digitaria longiflora Herba 1 -
Digitaria nuda Herba 7 2
Digitaria setigera Herba - 1
Echinochloa cruss-gali Herba 1 -
Eragostis tenella Herba 1 -
Eragostis uniloides Herba 1 -

H. capitata (7,45%). Daftar nilai INP setiap jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di kedua lokasi
dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3 Tumbuhan bawah dengan INP lima tertinggi yang ditemukan pada lokasi Gandok.
FR DR INP
(% ) (% ) (% ) Jenis

Digitaria nuda 4,19 21,59 25,78


Polygala paniculata 7,19 5,69 12,88
Pityrogramma austroamericana 5,39 6,55 11,94
Impatiens platypetala 6,59 4,08 10,67
Pennisetum polystachyon 3,59 6,38 9,98

Tabel 4 Tumbuhan bawah dengan INP lima tertinggi yang ditemukan pada lokasi Taman
Wisata Kaliurang

Jenis FR DR INP (%)


(%)
Brachiaria reptans 24,77 34,12
Deparia petersenii 7,48 19,07 26,55
Eupatorium riparium 6,54 5,39 11,93
Caladium bicolor 5,61 4,22 9,83
Hyptis capitata 2,80 4,64 7,45
Berdasarkan Indeks Shannon, didapatkan nilai keragaman (H’) 2,63 di lokasi Gandok.
Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan Taman Wisata Kaliurang dengan nilai 2,28
(Gambar 3). Nilai ini mengindikasikan bahwa keragaman di kedua lokasi tergolong
sedang.
Jenis dominan ditandai dengan nilai INP paling tinggi di lokasi tersebut. Jenis dengan
INP tertinggi di Gandok adalah D. nuda dari suku Poaceae yang merupakan gulma umum
pada daerah tandus dan menyukai tanah yang berpasir. Tumbuhan ini tersebar hingga
ketinggian 900 mdpl (Soerjani et al. 1987). Jenis dengan INP ke-2 tertinggi adalah P.
paniculata dari suku Polygalaceae yang umum ditemukan pada daerah pegunungan.
Tumbuhan ini dikenal dengan nama lokal akar wangi dan dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman obat (Sutomo 2007).
Jenis dengan INP ke-3 tertinggi adalah P. austroamericana tumbuhan ini termasuk suku
Pteridaceae dan biasa dikenal dengan nama lokal paku emas. Tumbuhan ini hidup pada
daerah yang kering hingga lembap dengan sedikit penaungan (Pigott 1988). Jenis dengan
INP ke-4 tertinggi adalah I. platypetala dari suku Balsaminaceae yang hidup di tempat-
tempat terbuka atau sedikit ternaungi. Tumbuhan ini dapat hidup hingga ketinggian 1300
mdpl (Steenis 2010). Jenis dengan INP ke-5 tertinggi adalah P. polystachyon dari suku
Poaceae yang umum ditemukan di daerah tandus. Jenis ini ditemukan hingga ketinggian
900 mdpl. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lokal rumput gajah dan merupakan gulma,
tetapi tumbuhan ini dianggap sebagai pakan ternak yang baik saat muda (Soerjani et al.
1987).
Jenis dengan INP tertinggi di Taman Wisata Kaliurang adalah B. reptans dari suku
Poaceae. Tumbuhan ini sering ditemukan pada lahan yang lembap hingga kering dan dapat
tersebar hingga ketinggian 1200 mdpl (Soerjani et al. 1987). Jenis dengan INP ke-2
tertinggi adalah D. petersenii dari suku Pteridaceae yang hidup pada daerah lembap
berbatu dan membutuhkan penaungan (Backer & Brink 1968). Jenis dengan INP ke-3
tertinggi adalah E. riparium dari suku Asteraceae yang hidup pada daerah yang
membutuhkan sedikit penaungan. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lokal teklan dan
daunnya seringkali dijadikan pestisida alami untuk nyamuk Aedes aegypti (Yunita et al.
2009). Jenis dengan INP ke-4 tertinggi adalah C. bicolor dari suku Araceae. Caladium
bicolor sering ditemukan pada ketinggian 0 – 1000 mdpl dan membutuhkan tempat
tumbuh dengan kelembapan yang tinggi serta penaungan (Backer & Den Brink 1987).
Tumbuhan dengan INP ke-5 tertinggi adalah H. capitata dari suku Lamiaceae. Tumbuhan
ini ditemukan hingga ketinggian 700 mdpl pada lokasi yang lembap di hutan, perkebunan
jati dan pinggir perairan (Backer & Brink 1987).
Dua dari daftar tumbuhan bawah dengan INP lima tertinggi di Gandok merupakan
tumbuhan dari suku Poaceae (Tabel 3). Hal ini karena suku Poaceae membutuhkan area
terbuka untuk dapat tumbuh dan menyebar dengan baik. Intensitas cahaya yang tinggi
memacu produktivitas tumbuhan dari suku Poaceae (Mappaona et al. 1987).
Komposisi tumbuh-tumbuhan dengan INP lima tertinggi di kedua lokasi (Tabel 3 dan
Tabel 4) berbeda. Meskipun D. nuda memiliki INP tertinggi di Gandok, D. nuda hanya
memiliki INP yang rendah di Taman Wisata Kaliurang. Hal ini karena D. nuda tidak dapat
tumbuh dengan baik pada lokasi yang memiliki intensitas cahaya yang rendah seperti di
Taman Wisata Kaliurang. Sebaliknya, E. riparium membutuhkan kelembapan dan
penaungan yang tinggi sehingga tumbuhan ini memiliki INP yang tinggi di Taman Wisata
Kaliurang, tetapi hanya memiliki INP yang rendah di Gandok.
Begitu pula dengan P. paniculata yang hanya ditemukan di Gandok dan memiliki INP
terbesar kedua di lokasi tersebut, tetapi tidak ditemukan di Taman Wisata Kaliurang. Hal
ini dikarenakan tumbuhan ini membutuhkan keadaan lingkungan yang terbuka. Keadaan
lingkungan di Taman Wisata Kaliurang yang lembap dan teduh di sisi lain membuat C.
bicolor dari suku Araceae mampu tumbuh dengan baik di lokasi tersebut dan tidak
ditemukan di Gandok yang memiliki keadaan lingkungan yang lebih kering.
3.2 Keragaman dalam komunitas
Nilai keragaman di Gandok dan Taman Wisata Kaliurang tergolong sedang.
Suksesi yang terjadi pada 1,5 tahun setelah erupsi Gunung Merapi termasuk ke dalam
suksesi sekunder tahap satu. Lokasi suksesi sekunder pada tahap satu dihuni oleh banyak
tumbuhan herba dan semak (Corlett 1991). Cepatnya persebaran dari tumbuhan herba dan
semak dapat dikarenakan adanya simpanan biji di lokasi. Tumbuhan dari suku Poaceae
memiliki simpanan biji yang banyak dan mampu bertahan hingga 12 bulan sebelum
tumbuh di daerah persawahan. Simpanan biji tersebut akan tumbuh apabila kondisi
lingkungan sudah mulai dapat dihuni serta cocok untuk perkecambahan (Begum et al.
2006).
3.3 Kemiripan komposisi jenis
Kemiripan komunitas tumbuhan bawah di Gandok dan Taman Wisata Kaliurang
adalah 23,65%. Nilai IS ini menunjukkan bahwa kemiripan antar kedua komunitas
tersebut rendah. Komposisi tumbuhan berbeda dikarenakan terdapat beberapa suku yang
hanya terdapat di Taman Wisata Kaliurang seperti dari suku Amaranthaceae,
Amarylidaceae, Commelinaceae, Dioscoreaceae, Passifloraceae, Selaginellaceae dan
Urticaceae yang menyukai kondisi lingkungan yang ternaungi dan lembap.
Kerusakan yang terjadi di Taman Wisata Kaliurang tergolong ke dalam kerusakan
ringan, karena kerusakan yang terjadi tidak mengubah komposisi tumbuhan di lokasi
tersebut (Dedi 1 Maret 2012, komunikasi pribadi). Tumbuhan tersebut diasumsikan
sebagai vegetasi asli di daerah Kaliurang. Kemiripan komposisi jenis yang rendah antara
Gandok dan Taman Wisata Kaliurang dan tingginya keragaman tumbuhan bawah di
Gandok dapat menunjukkan pemulihan komposisi jenis yang lambat. Hasil ini sebanding
dengan proses suksesi hutan sekunder (Kennard 2002), meskipun peningkatan
keanekaragaman tumbuhan berlangsung dengan cepat, pemulihan komposisi jenis kembali
seperti kondisi awal berjalan lebih lambat.

Вам также может понравиться