Вы находитесь на странице: 1из 12

ASUHAN KEPERAWATAN CA.

HEPAR
(Mata Kuliah: Keperawatan Medikal Bedah)

Oleh
Jhonatan Mei Diantama
(PO.62.20.1.17.330)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
D IV KEPERAWATAN REGULER IV
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
1. Tinjauan Umum
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam
dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa
lima besar kanker di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus
besar (colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan Nopember
2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan kanker dengan pertumbuhan
tercepat diantara jenis kanker yang lain di Amerika Serikat (Kerr, 2004).
Insidensi kanker hepar di Asia Selatan, Asia Tenggara, China, dan daerah Sub
Sahara sendiri lebih tinggi dibandingkan kasus kanker hepar negara industri
seperti Amerika (Anonim,2004).
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel
yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel
lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel.
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol.
Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon.
Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor
(Anonim, 2004). Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar
(hepatocellular cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari
kolon, yang menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal
dari organ hepar sering disebut sebagai kanker hepar dan merupakan jenis
kanker kelima yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang
sering berhubungan dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan
sirosis hati (Bruix dan Sherman.,2005). Tumor hati jinak (benign) yang sering
ditemui adalah hemangiomas (yaitu kumpulan dari pembuluh darah abnormal
yang membengkak), dan adenomas ( yaitu kumpulan atau benjolan jaringan
hati). Sedangkan kanker hati yang sering terjadi adalah hepatocellular
carcinoma (HCC) (80% kasus) yang muncul dari sel hati itu sendiri dan
dikenal sebagai hematoma. Cholangiocarcinoma (15% kasus) berasal dari
kelenjar empedu di hati. Klatskin tumor merupakan cholangiocarcinoma yang
terletak di perbatasan antara empedu dengan hati. Kanker hati yang jarang

1
terjadi antara lain angiocarcinoma (berasal dari pembuluh darah di hati),
Lymphomas (berasal dari sel-sel imun di hati) , dan carcinoids (berasal dari
hormon yang dibuat oleh sel hati) (Anonim, 2004).

2. Pengertian
Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah
untuk penyakit dimana sel-sel membelah secara abnormal tanpa control dan
dapat menyerang aringan di sekitarnya. Proses ini disebut metastasis.
Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat kanker
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna
hepatis kronik dalam angka pan ang yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hati.
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol.
Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon.
Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor

3. Penyebab
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan
C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor
keturunan (Fong, 2002) . Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab
kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan
juga mempunyai penyakit kronik hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur
lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai
kemungkinan besar terkena kanker hepar (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998) Gejala kanker hepar pada awalnya tanpa keluhan atau hanya sedikit
keluhan seperti lesu, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan.
Kanker hepar dapat diketahui dengan diagnosa menggunakan radiologi,
biopsi hepar, dan serologi (Bruix dan Sherman, 2005).

2
4. Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko menyebabkan kanker hati , antara lain :
a. Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang
berhubungan dengan tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma.
Biasanya disebabkan oleh hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang
menginduksi kanker) seperti aflatoksin.
b. Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis,
defisiensi Alpha 1-antitrypsin.
c. Miscellaneous irritant seperti polivinil klorida, thorotrast, dan radiasi.
(Anonim, 2004)

5. Stadium
Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu;
a) stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar.
Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara
normal,
b) stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat
lebih dari satu tumor di hepar,
c) stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke
pembuluh darah di dekat hepar,
d) stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung
namun belum mencapai limfonodus,
e) stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai
limfonodus,
f) stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal
paru-paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat
beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005) .

6. Patofisiologi
Berdasarkan etiologi dapat di elaskan bahwa virus hepatitis dan hepatitis
C, kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen),
Kebiasaan merokok, Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol),

3
Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin dapat
menyebabkan terjadinya peradangan sel hepar.
Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang menyebabkan
percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat
menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi portal terjadi akibat meningkatnya
resistensi portal dan aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan arteri
hepatik ke sistem portal. Dapat menimbulkan pemekaran pembuluh vena
esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral dinding perut. Keadaan ini
dapat menimbulkan perdarahan (hematemesis melena). Perdarahan yang
bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan arsitektur vaskuler hati
menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi penimbunan cairan
abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan volume
cairan.
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses
regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang
mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik
protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),
sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan
osmotik koloid yang rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema.
Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.
Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa amonia bila
kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat
(SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.
Kerusakan sel hepar uga mempengaruhi terganggunya metabolisme
karbohidrat. Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen sedangkan
pemakaian tetap bahkan meningkat akibat proses radang, menyebabkan depot
glikogen di hati menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan) akibat anoreksia menyebabkan turunnya produksi energi sehingga
timbul gejala lemas, perasaan cepat lelah yang dapat mengganggu aktifitas.
Peradangan hati menyebabkan pembesaran pada hati yang menimbulkan
nyeri. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan penurunan nafsu

4
makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
Berdasarkan sumber lain Patofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan
bahwa:
1. Hepatoma 75% berasal dari Sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya
yang disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang
disertai pembesaran hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat
lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50% kematian
akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran
pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan
kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara,
paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai
penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan
reseksi lokal lagi.

7. Manifestasi klinis
Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang elas pada penderita, berikut
gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu :
1. Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena tidak
nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat
tumpul atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian area hati terasa
terbebat kencang karena pertumbuhan tumor yang cepat.
2. Massa abdomen atas
Pemeriksaan fisik menemukan splenomegali kanker hati lobus kanan
dapat menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas, pemeriksaan fisik
menemukan hepatomegali di bawah arcus costae tapi tanpa nodul. Perut

5
kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan Fungsi
hati
3. Anoreksia
Timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak saluran
gastrointestinal.
4. Letih, mengurus
Dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan berkurangnya
masukan makanan.
5. Demam
Timbul karena nekrosis tumor, disertai in'eksi dan metabolit tumor,
umumnya tidak disertai menggigil.
6. Icterus
Tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah stadium lanjut,
juga karena sumbatan kanker di saluran empedu atau tumor mendesak
saluran hingga timbul icterus.
7. Ascites
Juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut membuncit
sering disertai odeme di kedua tungkai.
8. Lainnya
Selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu belakang,
kulit gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti splenomegali,
venodilatasi dinding abdomen. Pada stadium akhir sering timbul
metastase paru, tulang, dan organ lain.

8. Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan
kemoterapi dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial,
embolisasi, radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani
terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang
diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik
(Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan
kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program

6
imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun
dengan nyata (Anonim, 2003).

9. Asuhan Keperawatan Ca. Hepar


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu prosesyang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Iyer et.al., 1996 dalam
Nursalam, 2001 : 17).
Dalam pengumpulan data ada 2 tipe data yang ada pada pengkajian
yaitu data subyektif dan data obyektif (Nursalam, 2001 : 19).
Data Subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subyektif sering
didapatkan dari riwayat keperawatan termasuk persepsi pasien, perasaan
dan ide tentang status kesehatan (Nursalam, 2001 : 19).
Data Subyektif yang biasanya muncul pada pengkajian dengan Ca.
Hepar adalah Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan
berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai
muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri
tulang.
Data Obyektif adalah dan diukurata yang dapat diobservasi dan diukur
(Iyer, et.al., 1996, dalam Nursalam, 2001 : 19). Data Obyektif yang dapat
dikaji pada pasien dengan Ca. Hepar adalah : penurunan tonus otot,
distensi abdomen (hepatomegali, Splenomegali, asites), penurunan BB
atau peningkatan (cairan), edema, kulit kering, ikterik, ensefalopati
hepatik, takipnea, demam, hipoksia, pernapasan dangkal, perubahan
mental, ekspansi paru terbatas, peningkatan suhu tubuh, dan sebagainya.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
a. Ascites
b. Ikterus
c. Hipoalbuminemia
d. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.

7
Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus
kanker hati, meliputi
a. Gangguan metabolism
b. Perdarahan
c. Asites
d. Edema
e. Hipoproteinemia
f. Jaundice/icterus
g. Komplikasi endokrin
h. Aktivitas terganggu akibat pengobatan

2. Diagnosa dan Intervensi


Diagnosa 1
Tidak seimbangan nutrisi b/d anoreksia, mual, gangguan absorbsi,
metabolis me vitamin di hati.
Tujuan :
 Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah
tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda
malnutrisi
 Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan
adekuat .
Intervensi :
 Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang
makanan sesuai Indikasi
 Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan
cairan adekuat.
 Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg
dibagi bagi selama sehari.
 Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah
pemberian agent antineoplastik yang sesuai .

8
Diagnosa 2
Nyeri b/d tegangnya dinding perut ( asites )
Tujuan :
 Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas
hiburan sesuai indikasi nyeri.
 Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh
minimal pada AKS
Intervensi :
 Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan
intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan
berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah
antara perut dan dada.
 Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok
punggung.
 kaji tingkat nyeri / kontrol nilai

Diagnosa 3
Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan
kebutuhan
Tujuan :
Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.
Intervensi :
 Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya
mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas
sesuai kemampuan.
 Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada
TD/ frekuensi jantung / pernapasan.
 Beri oksigen sesuai indikasi

Diagnosa 4
Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan
pruritus,edema dan asites

9
Tujuan :
 Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondi si khusus.
 Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi /
meningkatkan penyembuhan
Intervensi :
 Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan
atau perlambatan penyembuhan
 Mandikan dengan air hangat dan sabun
 Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk.
 Balikkan / ubah posisi dengan sering
 Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan
bedak kecuali seijin dokter

3. Evaluasi
 Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi
 Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang
 Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh
 Klien dapat turut berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah
komplikasi

10
Daftar Pustaka
http://elearning.poltekkes-
mks.ac.id/pluginfile.php/1234/mod_folder/content/0/CA.HEPAR.pdf?forcedownl
oad=1
https://www.scribd.com/document/112840969/Makalah-Askp-CA-
Hepar#download
https://edoc.site/lp-ca-hepar-pdf-free.html
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=864

11

Вам также может понравиться