Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Munakahat”
Disusun Oleh:
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana adat pernikahan masyarakat suku jawa di sorong?
2. Bagaimana keterkaitan adat pernikahan suku jawa di sorong dengan
konsep Fikhi Munakahat?
2
C. PEMBAHASAN
3
yang telah disepakati. Namun ada pula yang memakai cara perjodohan,
dimana yang mempertemukan calon kedua mempelai adalah kedua orang tua
dari masing-masing pihak dan mempertemukan anak mereka yang apabila
saling setuju maka dilanjutkan dengan pelamaran.
Pada hari pelamaran, orang tua, mempelai laki-laki dan pihak ketiga
yakni kerabat, mereka berkunjung kerumah orang tua mempelai perempuan
membawa srah-srahan/paningset yang merupakan pemberian dari pihak pria
dapat berupa cincin, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih, buah-buahan
atau uang. Dan membicarakan tentang penentuan hari akad nikah dan resepsi
pernikahan yang penentuan hari ini menurut adat masyarakat jawa bertujuan
mencari hari baik untuk pelangsungan acara nikah.
Tahap kedua, yang dilakukan adalah Pertemuan untuk membentuk
panitia pesta pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga,
tetangga dan kenalan. Dalam tahap ini perkerjaan yang harus dijalankan oleh
panitia kegiatan, mencakup pembuatan sampai pembagian surat undangan
pernikahan Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan
para pelaksananya.1
Tahap ketiga, yakni tahap dimana upacara hajatan sehari sebelum
akad nikah dimana ada pemasangan atribut-atribut dan kegiatan dalam upacara
hajatan yang secara umum di sorong dilakukan 1 hari sebelum hari akad dan
resepsi yakni:
a. Tarub : Kemakmuran dan harapan
kegiatan ini berupa penataan ruang dan pemasangan tenda
di sekitar rumah yang punya hajat untuk dijadikan sebagai tambahan
ruang bagi para tamu maupun para rewang yang membantu jalannya
acara pernikahan. Tarub ini menunjukkan tanda bahwa keluarga
sedang mengadakan acara dan keluarga yang memiliki hajatan
tersebut akan memiliki hak-haknya. Biasanya, keluarga tersebut
1
Wardiono, Subekti. Masyarakat Suku Jawa Di Kawasan Km 12 Masuk, Kelurahan Klawuyuk.
Wawancara. 09 Oktober 2018.
4
akan diberikan jalan, tarub berisi berbagai macam tumbuhan yang
masing-masing memiliki makna, namun yang sering dipakai di
daerah sorong hanya berupa daun kelapa yang masih muda. Tarub
sendiri mempunyai lambang kemakmuran dan harapan bagi keluarga
baru.
b. Kembar Mayang : Makna akan setiap harapan baik untuk
rumah tangga .
Kembar mayang adalah sepasang hiasan dekoratif simbolik
setinggi setengah sampai satu badan manusia yang dilibatkan dalam
upacara perkawinan adat Jawa, Kembar Mayang ini terbuat dari
rangkaian janur, daun, dan ornament –ornamen lainnya dan memiliki
makna-makna yang berbeda. Diantaranya ada ornament yang
berbentuk keris bermakna pengantin harus pandai dan berhati-hati
serta bijaksana dalam menjalani kehidupan. Terdapat juga ornament
burung yang melambangkan motivasi yang tinggi dalam menjalani
hidup.
c. Siraman: Membersihkan diri menjelang “acara” besar.
Sebelum memulai upacara pernikahan pengantin melakukan
siraman dari kata siram (mandi). Hal ini dimaksudkan untuk
membersihkan diri kedua pengantin sebelum menjalankan upacara
yang sacral. Dalam hal ini ada tujuh orang yang akan menyiramkan
air kepada calon pengantin. Tujuh disini dalam bahasa jawa adalam
“ pitu” yaitu artinya pitulungan (pertolongan) kepada calon
pengantin.Nantinya sang ayah mempelai wanitalah yang akan
memyelesaikan ritual siraman kemudian ayah juga akan
mengendong mempelai wanita menuju kamar pengantinnya.
d. Adol dawet :bergotong royong dalam membina rumah tangga
(Prosesi)
Dalam prosesi ini kedua orang tua menyelengarakan acara
menjual dawet sebagai hidangan kepada para tamu undangan yang
telah hadir menyaksikan prosesi yang telah berjalan. Tetapi
5
penjualan dawet ini tidak dibayar dengan uang, melainkan dengan
kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat sebagai tanda bahwa
pokok kehidupan berasal dari bumi. Di sini sang ibu kan melayani
para pembeli dan sang ayah akan memayungi sang ibu. Artinya
adalah untuk memberikan contoh kepada anak-anaknya dikemudian
hari bahwa mereka harus saling bergotong royong dalam membina
rumah tangga.
e. Potong Tumpeng
Dalam ritual jawa tumpeng identik dengan simbol
kemakmuran dan kesejahteraan karena bentuknya menyerupai
gunung. Prosesi pemotongan tumpeng ini akan dilakukan oleh ayah
dan ibu dengan mengambil bagian puncak tumpeng dan lauk
pauknya.
f. Dulangan pungkasan (suapan terakhir)
Prosesi ini yaitu prosesi suapan terakhir oleh ayah dan ibu
kepada calon pengantin sebagai tanda tanggung jawab terakhir dari
orang tua kepada anaknya yang akan menikah.
g. Rias Manten/merias pengantin
Dimana merias pengantin ini dinamakan paes yaitu
menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar
tampak bersih dan wajah calon pengantin bercahaya,lalu merias
wajahnya dan pakaian yang di gunakan adalah pakaian adat jawa
yaitu kebaya.
h. Midodareni
Menurut pernikahan adat jawa, Midodareni adalah sebuah
prosesi menjelang acara panggih dan akad nikah. Arti kata
midodareni adalah bidadari, harapan dari ritual malam midodareni
adalah sang pengantin wanita akan terlihat cantik esok harinya Pada
malam ini pengantin wanita akan ditemani oleh seluruh anggota
keluarga dan di beri nasehat-nasehat yang berkaitan dengan
pernikahan.
6
Tahap keempat, adalah akad / ijab qobul , setelah menyelesaikan ijab
qobul maka selanjutnya yaitu upacara panggih dimana mempelai laki-laki
dipertemukan dengan mempelai perempuan dan saling menukar kembar
mayang.
Adapun prosesi pada saat resepsi ketika mempelai laki-laki
dipertemukan dengan mempelai perempuan, yaitu prosesi injak telur dimana
sang pria yang menginjak telur yang kemudian dibersihkan oleh sang
mempelai wanita, Dalam upacara ini, sang pria diharuskan menginjak telur
hingga pecah tanpa menggunakkan alas kaki lalu pengantin perempuan
membasuh kaki pengantin laki-laki yang bermakna untuk selalu patuh dan
menghormati suami.
Selanjutnya, orang tua pihak perempuan mengiring sang mempelai
menuju ke pelaminan atau dalam bahasa jawa disebut dengan iring-iringan,
kemudian setelah duduk di pelaminan terdapat prosesi yang bernama dulang-
dulangan yakni sang mempelai laki-laki menyuapi makanan kepada sang
perempuan begitu sebaliknya, setelah itu sungkeman, para mempelai meminta
restu kepada orang tua, selanjutnya prosesi kucur-kucuran. dimana sang
mempelai laki-laki menjatuhkan biji-bijian kepada sang mempelai perempuan
dan sang mempelai perempuan menadahinya yang bermakna bagaimana
seorang suami dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya dengan memberikan nafkah atau penghasilannya kepada istri
seorang suami harus pandai menafkahi istri serta anak-anaknya kelak.
Selain prosesi itu terdapat janur kuning yang merupakan gerbang
untuk memasuki resepsi pernikahan. Janur “jalarane nur” yang maknanya agar
pernikahan tersebut mendapatkan cahaya atau pencerahan untuk rumah tangga
yang baru, janur kuning juga dimaksudkan untk menandai adanya acara dan
menyingkirkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Setelah prosesi panggih
sebagiamana yang dijelaskan diatas lalu ada acara campur sari, yaitu dari
berbagai alat music dimainkan dan dengan melantunkan nyanyian jawa,
7
namun yang lebih sering di lakukan di sorong adalah sekedar memutarnya
melalui pengeras suara.
Tahap kelima, setelah semua prosesi di rumah mempelai perempuan
selesai, terkadang ada juga yang memakai acara ngunduh mantu, ngunduh
mantu berasal dari bahasa jawa yakni ngunduh dan mantu, ngunduh berarti
mendapatkan dan mantu berarti menentu jadi arti dari ngunduh mantu adalah
mendapatkan menantu, biasanya di lakukan tak berapa lama seusai pesta
pernikahan sehari atau dua hari setelahnya, akan tetapi bisa lebih lama lagi.2
2
Anjarwati, Neneng, Mahasiswa STAIN Sorong, Prodi Akhwalulsyakhsiyah, Wawancara. 15
Oktober 2018
3
Abdul Qadir Jawas, yazid bin, 2017. Panduan keluarga sakinah. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i,
Penebar Sunnah
8
Begitu pula proses selanjutnya yang masih dalam tahap pertama
yaitu pelamaran dengan membawa serta serah-serahan/paningset dari
pihak pria maka hal ini sama saja pula dengan tahapan khitbah, khitbah
artinya melamar seorang wanita untuk dinikahi, melamar bukanlah syarat
sah pernikahan namun ia merupakan sarana menuju pernikahan,
berdasarkan dalil, diriwayatkan dari Urwah Bin Az-Zubair RA, dia berkata
:“Bahwa Nabi SAW telah mengkhitbah ‘Aisyah RA melalui Abu Bakar
Ash-Shiddiq RA…” (HR. Bukhari)4
4
Pdf. Kitab Munakahat, hal 755
9
semacam ini merupakan warisan dari budaya hindu, atau animisme, atau
agama paganisme sebelum adanya agama islam di Indonesia Karena itu
tidak selayaknya bagi kaum muslimin ikut-ikutan dengan melibatkan diri
mempercayai itung-itungan semacam itu yang ini dilarang dalam islam
yang disebut oleh nabi salam dengan tathayur/thiyaroh, kita tidak boleh
menghukumi ada hari sial atau hari baik, karena dalam islam semua hari
itu baik, maka pernikahan dapat dilakukan kapan saja,
Namun kembali pada masalah hari apakah yang paling tepat bagi
saya untuk nikah ini mungkin anda perlu pertimbangkan siapa yang harus
akan anda undang kemudian siapa saja yang harus dilibatkan dalam
pernikahan tadi sehingga perlu memperhatikan kapan hari yang paling
cocok untuk mereka bisa kumpul itu diperbolehkan kembali kepada
masalah tradisi dan adat manusia misalnya dia memilih hari libur kalau di
tempat kita hari sabtu atau ahad kalau mungkin di negara yang lain dia
punya hari libur yang berbeda dipersilahkan dia boleh memilih hari libur
yang lainnya hanya saja di sana ada bulan yang kita dianjurkan untuk
melakukan pernikahan sesuai syariat menurut beberapa ulama yaitu bulan
syawal. Berdasarkan hadis dari ‘Aisyah radiallahu ‘anha istri Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan yang artinya:
5
(HR. Muslim)
10
beranggapan bulan syawal adalah bulan sial karena bagi masyarakat arab
syawal adalah bulan pantangan untuk pernikahan sehingga bagi mereka
syawal dihindari untuk melakukan pernikahan membangun keluarga
termasuk mengawali kehidupan rumah tangga dan nabi setelah melakukan
ini dalam rangka membantah merekasementara itu berkeyakinan sial
tersebut merupakan tathayur yang tathayur ini termasuk dalam kesyirikan.6
Berdasarkan hadis Shallalhu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:
“Thiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu) adalah kesyirikan.
Dan tidak ada seorang pun di antara kita melainkan (pernah
melakukannya), hanya saja Allah akan menghilangkannya dengan sikap
tawakkal” 7
6
Nur Baits, Ammi, Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh Dan Ushul Fiqh,
Website Konsultasi Syariah.com
7
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 429).
11
“sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah (yang)
diundang hanya orang-orang yang kaya (saja), (sementara) orang-orang
miskin ditinggalkan (tidak diundang).8
8
Pdf Fiqh Munakahat. Hal 791
9
https://almanhaj.or.id/2643-pandangan-islam-terhadap-kebudayaan.html
12
Jalla berfirman yang artinya “Makan dan minumlah, dan jangan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan” 10
10
[Al-A’raaf: 31]
11
Nur Baits, Ammi, Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh Dan Ushul Fiqh,
Website Konsultasi Syariah.com
12
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh Munakahat Dan Undang-
Undang Perkawinan, Jakarta: Prenada Media, 2006, Hlm. 155.
13
syirik karena menafikkan sesuatu perbuatan yaitu menginjak telur degan
adanya kebaikan.
ََّب ِبهَا ث ُ َّم قَا َم إِلَ ْيهَا فَقَ َّبلَهَا ث ُ َّم أَ َخذ
َ سلَّ َم إِذَا َرآ َها َق ْد أ َ ْقبَلَتْ َرح
َ ع َل ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللا
َ َوكَانَ النَّ ِب ُّي
سهَا فِي َمكَانِ ِه َ ِبيَ ِد َها فَجَا َء ِبهَا َحتَّى يُجْ ِل. س َّل َم َر َّحبَتْ ِب ِه ث ُ َّم
َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللاَ َوكَانَتْ ِإذَا أَتَا َها النَّ ِب ُّي
ض فِي ِه َف َر َّح َب
َ ِسلَّ َم ِفي َم َر ِض ِه الَّذِي قُب َ علَ ْي ِه َو َ ُصلَّى هللا َ ِ ع َلى النَّبِي َ ْقَا َمتْ إِلَ ْي ِه َفقَبَّ َلتْهُ وأَنَّهَا َد َخلَت
َوقَبَّلَهَا
14
mendudukkannya di tempat Beliau duduk. (Begitu juga sebaliknya-red)
Jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Fathimah
Radhiyallahu anhuma , maka Fathimah menyambut kedatanga Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia bangkit dan berjalan kearah Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mencium Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam . Dan Fathimah Radhiyallahu anhuma pernah mendatangi Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sedang menderita sakit menjelang wafat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyambut
kedatangannya dan menciumnya. 13
13
HR. Al-Bukhâri dalam Adabul Mufrad, no. 947; Abu Daud, no. 5217; At-Tirmidzi, no. 3872.
Syaikh al-Albani dalam kitab al-Misykah memandang sanad hadits ini jayyid, 3/132
14
HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabîr, 2/108, 22/100; Abu Daud dalam Sunannya, 2/777
dari asy-Sya’biy. Dalam kitab as-Silsilah ash-Shahîhah, 6/335, syaikh al-Albani rahimahullah
menilai sanad hadits ini jayyid
15
HR. Al-Bukhâri, no.1303
15
Juga disebutkan dalam hadits dari Aisyah Radhiyallahu anhuma
bahwa Abu Bakr Radhiyallahu anhu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam wafat , beliau Radhiyallahu anhu menyingkap kain penutup wajah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mencium wajah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam yaitu antara dua mata Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam .16
16
HR. Al-Bukhâri, no.1241
16
perbuatan yang semacam ini tidak ada tuntunannya dalam islam dan
sebaiknya untuk dihindari.
17
menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang
menghinakan”
Ibnu ‘Abbas radialllahu anhuma berkata ayat ini turun tentang
masalah nyanyian dan sejenisnya. Begitu pula Abdullah bin mas’ud
radiallahu anhu berkata: maksud dari “al hadisi lahwa” (percakapan
kosong) adalah lagu dan nyanyian. Demi Allah yang tiada ilah (yang
berhak di ibadahi dengan benar ) melainkan dia!” (beliau mengulangi
perkatannya tiga kali).
Sementara itu dalam konsep fiqh munakahat yang dibolehkan
adalah rebana/duff sebagaimana pada hadis yang artinya:
“Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam datang ketika acara
pernikahanku. beliau duduk di atas tempat tidurku seperti duduknya
engkau (Khalid bin dzakwaan) dariku. Datanglah beberapa anak
perempuan yang memainkan/memukul duff.
Selain itu pada prosesi resepsi yang secara umum dan bukan
termasuk dalam adat jawa namun ada beberapa yang dilakukan oleh
masyarakat jawa di sorong, ada pula yang menyalahi ketentuan syariat
seperti adanya ikhtilat (percampuran).
Ikhtilat adalah berbaurnya laki-laki dan perempuan sehingga terjadi
pandang-memandang, sentuh menyentuh, jabat tangan antara laki-laki dan
wanita. Padahal laki-laki dan perempuan diperintahkan uuntuk
menundukkan pandangan, berdasarkan firman Allah Subhana Hu Wata
Ala, dalam surat An-Nur ayat 20 yang artinya:
“katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang
mereka perbuat”
Begitu pun menyentuh dan berjabat tangan dengan wanita yang
bukan mahrom adalah diharamkan dalam syariat islam, sebagaimana
Rasulullah Sallalahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:
18
“sungguh ditusuknya kepala salah seorang di antara kalian dengan
jarum besi lebih baik baginya daripada di menyentuh wanita yang tidak
halal baginya.”
Syaikh ibnu baaz rahimahullah berkata, “di antara perkara munkar
yang diadakan manusia pada zaman ini adalah meletakkan pelaminan
pengantin di tengah-tengah kaum wanita yang menyandingkan suaminya
di sisinya, dengan dihadiri wanita-wanita yang berdandan dan bersolek.
Mungkin juga yang menghadiri adalah kerabat pengantin pria dan wanita
dari kalangan laki-laki orang yang memiliki fitrah yang selamat dan
kecemburuan terhadap agama akan mengetahui kerusakan yang besar dari
perbuatan ini, dan memungkinkan kaum pria asing melihat para pemudi
yang bersolek, serta akibat buruk yang dihasilkannya. Oleh karena itu
wajib mencegah hal itu dan menghapuskannya….”17
pajangan pengantin, meninggalkan atau menunda sholat wajib,
bagaimana pun keadaanya seorang muslim tetap wajib mengerjakan sholat
yang lima waktu. Banyaknya tamu, make up yang menempel di wajah atau
gaun pengantin yang dikenakan sesungguhnya tidak menghalangi dia
untuk melakukan sholat. Menikah bukanlah satu alasan yang
membolehkan pengantin wanita meninggalkan sholat, begitu pula
pengantin pria tidak boleh meninggalkan sholat berjamaah. Meninggalkan
sholat wajib adalah dosa besar yang paling besar! Rasulullah Sallalahu
alaihi wasallam bersabda yang artinya: “sesungguhnya (batas) antara
seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.”
Hendaklah seorang muslim memperhatikan kewajiban terhadap Rabb-nya
pada hari yang paling istimewa baginya.
keluarnya wanita menggunakan parfum, diantara kemungkaran
pesta pernikahan adalah keluarnya kaum wanita dengan memakai parfum
(minyak wangi), padahal mereka berpapasan atau melewati kaum lelaki,
tidak syak lagi bahwa ini merupakan keharaman, berdasarkan hadis Abu
17
Fataawaa al-Islaamiyyah (III/188)
19
Musa Al-Ats’ary Radiallahu Anhu Bahwa Nabi Sallahu Alaihi Wasallam
bersabda yang artinya:
“wanita mana yang memakai parfum lalu melewati kaum lelaki
agar dicium baunya maka dia adalah pezina.”18
berfoto, yang dimaksud berfoto disini yaitu dengan menghimpun
foto lalu menyebarkannya apa yang membuat mereka sangat senang
dengan perbuataan ini? Apakah mereka mengira akan ada seseorang yang
menyenangi perbuatannya? Sungguh aku tidak membayangkan akan ada
orang yang menyenanginya, bagaimama tidak!, senangkah jika foto putri,
saudari atau isteri mereka diberikan kepada siapa saja? Senangkah mereka
jika foto keluarga mereka sebagai bahan ejekan jika jelek dan bahan
pembangkit syahwat jika ternyata sebaliknya? 19
18
[HR. Tirmidzi No. 2786, Abu Daud No. 4173, Nasa’I no. 5241 dengan sanad hasan , lihat “Al
Misykah” no. 1065].
19
[Min Mungkarat al-Afrah, hal. 11]
20
Abduh Tuasikal, Muhammad, Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul,
Artikel Rumasyo.com
20
D. KESIMPULAN
Prosesi pernikahan adat jawa di sorong dimana setiap keluarga yang akan
melansungkannya, mereka berbeda beda dalam prosesi pernikahan adat jawa yang
akan di terapkan, ada yang menerapkan sedikit saja atau ada juga yang
menerapkan banyak namun tidak sampai selengkap seperti yang dilakukukan di
daerah jawa, hal ini tergantung pada perhatian mereka terhadap adat, dan dari
berbagai macam prosesi pernikahan adat jawa tersebut ada yang memiliki
kesamaan dengan konsep fikhi munakahat dan banyak pula yang tidak sesuai
dengan konsep fikhi munakahat, dan secara garis besar prosesi pernikahan adat
jawa bila dibandingkan dengan konsep fikhi munakahat maka banyak prosesi-
prosesi unik yang tidak ada ketentuannya dalam lingkup fikhi munakahat, karena
apabila yang di dalam konsep pernikahan fikhi munakahat adalah memakai
prinsip kesederhanaan dan memudahkan sebaliknya yang ada pada konsep
pernikahan adat jawa.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/2643-pandangan-islam-terhadap-kebudayaan.html
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh Munakahat Dan
Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Prenada Media, 2006,
22