Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I

PENGOLAHAN LIMBAH SECARA FISIKA

I.1 Karakteristik Limbah Cair


a. Warna
Air limbah yang masih segar umumnya berwarna abu-abu dan sebagian
akibat dari penguraian senyawa – senyawa organic oleh bakteri, maka air limbah
menjadi hitam. Hal ini menunjukan bahwa air limbah berada pada keadaan
septic.(Metcalf dan Eddy, 1991)
Warna limbah menunjukkan kekuatannya, air limbah yang masih baru
berwarna abu-abu sedang limbah yang sudah basi atau busuk berwarna gelap.
Dalam hal ini warna sering digunakan oleh orang awam untuk menilai keadaan air
limbah, namun warna tidak menunjukkan secara tegas bahaya yang
dikandungnya.(Mahida, 1984)
b. Bau
Bau dapat menunjukkan air limbah masih baru atau telah membusuk. Bau
bauan busuk menyerupai bau Nitrogen Sulfida, menunjukkan adanya air limbah
yang busuk. Banyak bau yang tidak sedap disebabkan adanya campuran nitrogen,
sulfur, dan fosfor juga berasal dari pembusukan protein serta bahan organic lain
yang terdapat di air limbah. Namun bau yang paling menyengat adalah bau yang
berasal dari Hidrogen Sulfida. Bau dapat menunjukkan konsentrasi yang sangat
kecil dari suatu zat tertentu yang terkandung dalam air limbah.(Mahida, 1984)
c. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air
limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
Total Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan
kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen.(Annas,
2011)
Baku Mutu Pengolahan Limbah Cair Secara Fisika
No Parameter Fisika Kode Nilai Satuan
1.1 Suhu 40 Celcius
1.2 Jumlah Padatan terlarut TDS 2000 Mg/l
1.3 Jumlah Padatan tersuspensi TSS 400 Mg/l
1.4 Warna 300 Pt.Co Scale

I.2 Metode Pengolahan


Metode pengolahan secara Fisika pada limbah industry PT SIER adalah :
- Ukur karakteristik awal dari air limbah sebelum diolah.
- Setelah sebelumnya dilakukan proses pengolahan limbah secara kimia, air
limbah dilakukan proses penyaringan I dengan media Sand Filter.
- Kemudian air limbah dilakukan proses penyaringan II dengan media
karbon aktif.
- Selanjutnya air limbah dilakukan proses penyaringan III dengan media
kertas saring
- Ukur karakteristik akhir dari air limbah setelah diolah.

I.3 Hasil Pengolahan

Gambar Keterangan

Pada proses penyaringan I ,


menggunakan media sand filter dengan
tujuan memisahkan flok atau padatan
tersuspensi yang terbentuk dengan air
limbah dalam larutan limbah cair.
Gambar Keterangan

Sedangkan pada proses penyaringan II ,


menggunakan media Karbon Aktif dengan
tujuan untuk menghilangkan karakteristik
bau yang terkandung dalam air limbah.

Gambar Keterangan

Pada proses penyaringan III , menggunakan


media kertas saring dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil saringan yang jernih dan
menghilangkan padatan sisa yang terbawa
saat penyaringan menggunakan sand filter.

Hasil Pengolahan Limbah Secara Fisika


Sebelum Pengolahan Setelah Pengolahan
I.4 Kesimpulan
Setelah didiamkan selama 7 hari, flok – flok yang terbentuk mengendap di dasar
botol dan membentuk dua fase.
Setelah dilakukan proses penyaringan I, karakteristik limbah menjadi : warna
jernih sedikit keruh dan tidak ada endapan , bau seperti air got namun samar-
samar.
Kemudian setelah dilakukan proses penyaringan II, karakteristik limbah menjadi :
Warna jernih keruh dan bau samar-samar.
Kemudian setelah dilakukan proses penyaringan III, karakteristik limbah menjadi
: warna jernih dan bau tetap samar – samar.
Sedangkan untuk karakteristik pH pada proses pengolahan secara fisika tidak
berubah dari awal hingga akhir yaitu pH 7
BAB II
PENGOLAHAN LIMBAH SECARA KIMIA

II.1 Karakteristik Limbah Cair


Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari
air bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber air limbah
bersifat basa. Namun air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat
asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya telah mengalami
proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau tidak menyenangkan. Komposisi
campuran dari zat-zat itu dapat berupa :
1) Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein, atau asam amino.
2) Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau karbohidrat.

Untuk gas – gas yang terdapat dalam air limbah yang belum diolah antara lain
: N2, O2, CO2, H2S, NH3 dan CH4. Dan ketiga gas yang disebut pertama, terdapat
dalam air limbah sebagai akibat dari adanya kontak langsung air limbah dengan
udara. Sedangkan ketiga gas yag terakhir dari dekomposisi zat – zat organic oleh
bakteri dalam air limbah.(Metcalf dan Eddy, 1991)
Baku Mutu Pengolahan Limbah Cair Secara Kimia
NO. Parameter Kimia Kode Nilai Satuan
2.1 Biological Oxygen Demand BOD 1500 Mg/ l
2.2 Chemical Oxygen Demand COD 3000 Mg/ l
2.3 Derajat Keasaman pH 6–9
2.4 Amonia NH3 20 Mg/ l
2.5 Deterjen MBAS 5 Mg/ l
2.6 Phenol 2 Mg/ l
2.7 Fluorida F 30 Mg/ l
2.8 Klorida Cl 500 Mg/ l
2.9 Minyak & Lemak 30 Mg/ l
2.10 Nitrat NO3 50 Mg/ l
2.11 Nitrit NO2 5 Mg/ l
2.12 Sisa Klor Cl2 1 Mg/ l
2.13 Sulfat SO4 500 Mg/ l
2.14 Sulfida S 1 Mg/ l
NO. Item Kimia Kode Nilai Satuan
2.15 Arsen As 1 Mg/ l
2.16 Barium Ba 5 Mg/ l
2.17 Besi Fe 30 Mg/ l
2.18 Kadmium Cd 1 Mg/ l
2.19 Kobalt Co 1 Mg/ l
2.20 Krom Heksavalen Cr 2 Mg/ l
2.21 Mangan Mn 10 Mg/ l
2.22 Nikel Ni 2 Mg/ l
2.23 Air Raksa Hg 0,005 Mg/ l
2.24 Selenium Se 1 Mg/ l
2.25 Seng Zn 5 Mg/ l
2.26 Tembaga Cu 5 Mg/ l
2.27 Timbal Pb 3 Mg/ l
2.28 Sianida CN 1 Mg/ l

II.2 Metode Pengolahan


Metode pengolahan secara Kimia pada limbah industry PT SIER adalah :
- Sebanyak 300 ml air limbah dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian
diukur karakteristik awal dari air limbah sebelum diolah.
- Selanjutnya air limbah ditambahkan NaOH 2N secukupnya
- Kemudian air limbah ditambahkan flokulan berupa tawas (Al2(SO4)3) 2N
secukupnya jangan terlalu banyak dan diaduk pelan.
- Ukur karakteristik akhir dari air limbah setelah diolah.
II.3 Hasil Pengolahan
Gambar Keterangan

Sebelum proses secara kimia dilakukan


karakteristik awal air limbah adalah :
pH 7 ,
warna keruh gelap ,
bau menyengat seperti air got.

Gambar Keterangan

Kemudian setelah di tambahkan NaOH pH


menjadi 13 dan warna tetap keruh gelap.
Gambar Keterangan

Selanjutnya setelah ditambahkan tawas,


terbentuk flok-flok yang mengapung.
Flok-flok yang terbentuk tersebut mengendap
dalam larutan. Sehingga karakteristik akhir dari
air limbah menjadi :
pH 9 ,
warna keruh terang dan terbentuk flok
dan waktu pengendapan 15 menit.
Air limbah olahan proses kimia dimasukkan ke
dalam botol untuk dilakukan proses selanjutnya.

II.4 Kesimpulan
Karakteristik awal air limbah sebelum diolah adalah pH 7, bau menyengat seperti
air got, warna keruh gelap
Kemudian setelah ditambahkan NaOH, larutan menjadi bersifat basa. Karena fungsi
NaOH disini adalah sebagai adjuster untuk menyeimbang kondisi larutan sebelum
ditambahkan flokulan. Kondisi sementara larutan menjadi pH 13 dan warna tetap
keruh gelap
Setelah ditambahkan tawas (Al2(SO4)3) , terdapat flok – flok yang mengapung
dalam air limbah. Hal ini diakibatkan berat jenis flokulan lebih rendah daripada
berat jenis rutan limbah. Flok-flok tersebut mengendap dalam larutan limbah.
Sehingga karakteristik akhir air limbah menjadi : pH 9 , warna keruh terang dan
terbentuk flok serta waktu pengendapan 15 menit.
BAB III
PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGI

III.1 Karakteristik Limbah Cair


Sumber air limbah yang diolah di PT. IPAL SIER (Persero) berasal dari
seluruh pabrik dan perkantoran yang berada di kawasan Rungkut dan Brebek.
Jumlah pabrik dan perkantoran yang membuang air limbah di PT. IPAL SIER
(Persero) sebanyak 393 perusahaan.
Air limbah sebelum masuk ke saluran air limbah yang ada di PT. IPAL SIER
(Persero) maka tiap – tiap industry harus memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pihak PT. IPAL SIER (Persero). Hal ini dilakukan agar tidak
merusak saluran, mesin, dan peralatan yang ada di PT. IPAL SIER (Persero),
dimana persyaratan dan ketentuan untuk karakteristik air limbah tersebut dibuat
menyesuaikan dengan design bangunan pengolahan air limbah di PT. IPAL SIER
(Persero). Ketentuan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Ketentuan umum
Bahan yang dilarang dibuang ke dalam system saluran air limbah kawasan
industry yang dikelola PT. SIER (Persero) antara lain :
a) Air hujan, air tanah, air dari talang, air dari pekarangan.
b) Kalsium karbida
c) Bahan yang mudah terbakar
d) Cairan, zat padat dan gas yang karena jumlahnya sudah cukup untuk dapat
menimbulkan kebakaran atau ledakan yang dapat menyebabkan kerusakan
system saluran air limbah.
e) Bahan baku yang karena kondisinya sendiri atau penggabungan atau reaksi
elemen dengan air limbah lainnya dapat menimbulkan gas, uap, bau, atau
bahan semacamnya yang dapat membahayakan kehidupan masyarakat.
f) Ragi, ter, aspal, minyak mentah, minyak pelumas, solar, karbon disulfida,
hidro sulfida, poli sulfida.
g) Bahan radioaktif.
h) Semua limbah yang dapat menimbulkan pelapisan keras, atau endapan di
dalam system saluran air limbah.
i) Limbah yang mengandung bahan pewarna yang tidak dapat diolah secara
biologis.
j) Bahan yang dapat merusak atau mengganggu mesin maupun peralatan yang
terpasang dalam saluran dan system pengolahan air limbah.
k) Pestisida, fungisida, herbisida, insektisida, radentisida, fumigans.
l) Limbah padat.

III.2 Metode Pengolahan


- Ukur karakteristik awal air limbah
- Masukkan air limbah ke dalam tangki aerasi
- Proses aerasi berlangsung selama 4 jam
- Setelah selesai proses aerasi, tampung air limbah di beaker glass dan ukur
karakteristik akhir dari air limbah.

III.3 Hasil Pengolahan


Gambar Keterangan

Karakteristik awal air limbah sebelum


diolah secara biologi :
Warna : Hitam keruh
Bau : menyengat, tidak sedap
pH : 7
Terdapat padatan
Gambar Keterangan

Limbah cair tahu dimasukkan ke dalam


tangkai aerasi. Kemudian dialirkan udara
dengan tekanan 4 cmHg
Proses aerasi berlangsung selama 4 jam

Gambar Keterangan

Hasil pengolahan air limbah secara biologi


masih terdapat endapan .
Kondisi akhir air limbah setelah diolah
secara biologi yaitu :
pH tetap 7
Warna tidak berubah , tetap hitam keruh
Bau menyengat tidak sedap
Kemudian tinggi gelembung atau busa
yang terbentuk saat proses aerasi
dijalankan mencapai 1 cm.
Hasil Pengolahan Limbah Secara Biologi
Sebelum Pengolahan Setelah Pengolahan

III.4 Kesimpulan
Pada pengolahan limbah secara biologi digunakan proses aerasi yang
dilakukan selama 4 jam secara berkala diinjeksikan oksigen dan setelah itu
dilanjutkan dengan menggunakan mikroba untuk memproses limbah tersebut tetapi
karena keterbatasan mikroba akhirnya kita hanya berhenti di proses aerasi saja.
Sehingga hasil yang didapatkan kurang memuaskan. Tidak banyak perubahan yang
terjadi diantaranya pH, bau, warna masih tetap sama. Namun berbeda dengan COD,
BOD, dan TSS yang mungkin berubah.
DAFTAR PUSTAKA

Annas, Nas. 2011. “Karakteristik Limbah Cair”. nas-


annas.blogspot.com/2011/01/karakteristik-limbah-cair.html
Anonim. 2012. “Karakteristik Limbah cair Industri Tahu”.
https://accurations.wordpress.com/2012/08/04/karakteristik-limbah-cair-
industri-tahu/
Kurnia, dkk. 2017. “Pengolahan Limbah Pabrik PT. SIER Surabaya”. UPN Veteran
Jawa Timur Surabaya.
Kaswinarni, Fibria. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair
Industri tahu”. Eprints Univeristas Diponeoro Semarang.
Metcalf dan Eddy, 1991. Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse.
McGrawHillBook Company, New Delhi.
Mahida, U. N. (1984). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri.
Jakarta: C. V. Rajawali.

Вам также может понравиться