Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
IDENTITAS BUKU
ISBN : 978-602-0895-95-6
Penerbit : Kencana
Buku ini di tulis oleh Dr. Backy Krisnayuda , S.H., M.H. yang berjudul Pancasila & Undang
Undang. Buku ini diterbitkan oleh Kencana dengan tahun terbit tahun 2017. Tebal buku ini
berjumlah 282 halaman.
Dalam buku ini terdapat 7 BAB pembahasan yang tentunya pembahasannya berbeda dari Bab I
sampai Bab XII walaupun memang ada keterkaitan antara pembahasan yang satu dengan yang
lainnya . Adapun isi buku ini terdiri dari :
KATA PENGANTAR
PENGANTAR PENULIS
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
TENTANG PENULIS
A. Latar Belakang
Hukum sejatinya dapat mengubah suatu peradaban menuju keteraturan, keadilan dan
kemakmuran, serta kemandirian. Semangat founding father Negara Republik Indonesia
telah ditransformasikan kedalam konstitusi yang menyebutkan Negara Indonesia adalah
Negara Hukum yang berarti nahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara
yang berdasarkan atas hukum (reschtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan (machtsstaat),
dan pemerintah berdasarkan system konstitusi (Undang-Undang Dasar), bukan
absolutism (kekuasaan tiada batas). Sebagai konsekuensinya terdapat tiga prinsip dasar
yang wajib dijunjung tinggi oleh setiap warga negra, yaitu : supremasi hukum, kesetaraan
di hadapan hukum, dan penegakan hukum dilaksanakan dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan hukum.
Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan atas hukum perlu memiliki
peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan. Tepatnya pada tanggal
22 Juni 2004 disahkanlah Undang- Undang no 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan. Peraturan Perundang- Undangan ini menjadi perhatian
untuk dilakukan penyempurnaan, karena terdapat kelemahan-kelemah, yaitu :
1. Materi dari Undang- Undang no10 tahun 2004 banyak yang menimbulkan keracunan
atau multi tafsir sehingga tidak memberikan suatu kepastian hukum
2. Teknik penulisan rumusan banyak yang tidak konsisten, dan
3. Terdapat materi baru yang perlu diatur sesuai dengan perkembangan atau kebutuhan
hukum dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.
Sebagai upaya penyempurnaan ,pada tanggal 12 Agustus 2011 disahkan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan, sebagai
pengganti dari Undang- Undang no 10 tahun 2004.
B. Nilai- Nilai Pancasila
Bernarnd Arief Sidharta mengungkapkan bahwa pandangan hidup pancasila dirumuskan
dalam kesatuan lima sila yang masing-masing mengungkapkan dnilai fundamental dan
sekaligus menjadi lima asas operasional dalam menjalani kehidupan,termasuk dalam
penyelenggaraan kegiatan Negara dan pembangunan hukum praktis. Pancasila tidaklah
dirumuskan dalam satu pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
akan tetapi diletakkan sebagai penutup dari kata pembukaan
Perumusan Pancasila sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
Nilai dasar tidakberubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapa pun pentingnya nilai dasar
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya,
kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
C. Transformasi Dalam Undang- Undang
Undang-undang adalahperaturan perundang-undangan yang dibahas oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Dalam pembentukannya, harus
memenuhi tahap atau proses berdasarkan aturan tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan, yaitu Undang- Undang Nomor 12 tahun 2011.
Kaitannya dengan kata Transformasi ialah berasal dari dua kata dasar, tran dan
form.Menurut Dahlan Harahap, transformasi merupakan bahan dari suatu kondisi ke
kondisi lainnya.
A. Hakikat Negara
Hakikat suatu Negara yang membuatnya berbeda dengan semua bentuk perkumpulan
yang lainnya adalah keaptuhan anggota-anggotanya terhadap huku. Menurut Wirjono
Prodjodikoro, Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang bersama- sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi. Defenisi Negara tersebut
menunjukkan bahwa Negara merupakan suatu asosiaiyang mempunyai tiga unsure
pokok, yaitu : pemerintah, komunitas atau rakyat, dan wilayah tertentu.
B. Negara Hukum
1. Pengertian Negara Hukum
Negara hukum merupakan refleksi dari keinginan masyarakat secara utuh
menundukkan dirinya terhadap suatu aturan yang akan mengikat dan berlaku
tanpa kecuali kepada setiap anggotanya. Dalam konstitusi ditegaskan bahwa
Negara Indonesia adalah Negara hukum (rechtsstaat) bukan Negara kekuasaan
(machtsstaat). Dalam paham Negara hukum itu, hukumlah yang memegang
komando tertinggi dalam penyelenggaraan Negara.
2. Prinsip Dasar Negara Hukum
3. Dinamika Negara Hukum Indonesia
C. Negara Hukum Modern Indonesia
1. Pengertian Hukum Modern
2. Pembentukan Hukum Modern di Indonesia
3. Pembangunan Hukum Nasional sebagai Indentitas Negara Hukum Modern
Indonesia
D. Negara Hukum Pancasila
1. Dasar Pembentukan Negara Hukum Pancasila
Yang menjadi dasar pembentukannya adalah rasa, karsa dana sa seluruh lapisan
bangsa Indonesia yang menginginkan kebebasan dari segala bentuk ketidak
adilan, keceraiberaian, ketidakmanusiaan, ketidak bertuhanan, dan kemerdekaan.
2. Kerangka Pikir Negara Hukum Pancasila
3. Kedudukan Negara Hukum Pancasila
Pancasila merupakan kaidah penuntun dalam politik hukum nasional sehingga
hukum nasional harus dikembangkan mengarah pada (a) menjaga integrasi
bangsa, baik dari aspek ideology maupun teritori; (b) didasarkan pada upaya
membangun demokrasi dan nomokrasi sekaligus; (c) didasarkan pada upaya
membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; dan (d) didasarkan
pada prinsip toleransi beragama yang berkeadaban.
4. Refleksi Negara Hukum Pancasila
E. Negara Kesejahteraan
1. Pengertian Negara Kesejahteraan
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia
adalah menyejahterakan rakyatnya. Dalam konsep Negara kesejahteraan ini,
Negara dituntut untuk memperluas tanggung jawabnya kepada masalah sosial
ekonomi yang dihadapi rakyat banyak.
2. Tanggung Jawab Negara Kesejahteraan
Negara kesejahteraan merupakan suatu bentuk pemerintahan demokrasi yang
menegaskan bahwa Negara bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat
yang minimal, bahwa pemerintahan harus mengatur pembagian kekayaan Negara
agar tidak ada rakyat yang kelaparan, tidak ada rakyat yang menemui ajalnya
karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit.
3. Negara Kesejahteraan yang Dicita-citakan
Ide Negara hukum yang dicita-citakan bangsa Indonesia dapat dilacak dari
pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945. Tujuan Negara hukum Indonesia
sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4.
BAB 3 : PANCASILA DALAM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
A. Menghadirkan Transformasi
B. Transformasi Pembentukan Undang-Undang
1. Dasar Hukum Pembentukan Undang-Undnag
Sebelum Indonesia merdeka, dasar hukum pembentukan undang-undang
mengacu pada Algemene Bepalingen van wettgeving voor Indonesia.
2. Pengaturan Perundang-undangan yang Baik
3. Menanamkan Ruh Pancasila dalam Undang-Undnag
C. Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembentukan Undang-Undang
1. Transformasi Naskah Akademik
Naskah akademik merupakan naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan
hasil penulisan lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggung
jawbakan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu
rancangan undang-undang, rancangan peraturan daerah provinsi, atau rancangan
pperaturan daerah kabupaten/kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum masyarakat.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan mengatur tentag teknik penyusunan naskah
akademik. Adapun sistematika akademik, sebagai berikut :
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, sasaran yang akan diwujudkan, identifikasi masalah, tujuan dan
kegunaan, serta metode penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
Memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoretis, asas, praktik, perkembangan
pemikiran, serta implikasi sosial, politik dan ekonomi, keuangan Negara dari pengaturan
dalam suatu undang-undnag
BAB III EVALUASI DAN ANALISI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
A.Landasan Filosofis
Merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentukmempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum meliputi
suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undnag-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
B.Landasan Sosiologis
C.Landasan Yuridis
BAB V JANGKAUAN ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI UNDANG-UNDANG
Menguraikan ruang lingkup materi muatan, dirumuskan sasaran yang akan diwujudkan,
arah dan jangkauan pengaturan
BAB VI PENUTUP
Terdiri atas Simpulan dan Saran.
2. Transformasi Kerangka Undang-Undang
Kerangka Undang-Undang diatur dalam Undang-Undnag Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undnagan. Kerqangka Undang-
Undnag terdiri dari :
A.JUDUL
B.PEMBUKAAN
1.Frasa
2.Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan
3Konsideranss menimbang
4.Konsideranss mengingat
5.Diktum
C.BATANG TUBUH
1.Ketentuan Umum
2.Materi Pokok yang diatur
3.Ketentuan Pidana(jika diperlukan)
4.Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
5.Ketentuan Penutup.
D.PENUTUP
E.PENJELASAN (jika diperlukan)
F.LAMPIRAN (jika diperlukan)
KELEMAHAN BUKU
1. Buku ini bagus untuk memberikan informasi tentang kaitan pancasila dalam
peraturan perundang-undangan namun penjelasan kurang baik karena penjelasan
kurang mendeteil di samping itu alangkah lebih baiknya dibuat contoh kasus yang
konkrit agar mempermudah pembaca yang masih baru-baru mempelajari Ilmu
tentang Perundang-Undangan
2. Dalam Hal penulisan buku ini kurang rapi, karena ukuran tulisan hampir sama
semua terkhususnya dalam pembagian isi Bab
3. Buku ini masih lebih focus kepada Pembentukan Undang-Undang dibandingkan
kaitannya kepada Pancasila
4. Dalam setiab Bab sering dijumpai kalimat yang tidak berhubungan, sehingga sulit
di pahami.
5. Adanya kalimat yang bahasanya masih belum sesuai dengan EYD
6. Penulisan FootNote yang terkadang sepeti bagian dari BAB isi, sehingga
menyulitkan pembaca
KELEBIHAN BUKU
1. Buku ini menggunakan gambar sehingga memperjelas suatu penjelasan seperti
sitematika dari suatu proses pengajuan RUU
2. Buku ini cocok untuk mahasiswa dalam mempelajari peraturan perundang-
undangan dengan bekal pengetahuan yang walaupun sedikit
3. Defenisi-defenisi banyak dijelaskan berdasarkan pendapat para ahli
4. Catatan Kaki yang benar-benar membantu pembaca , karenan adanya pengertian
dan defenisi juga didalamnya bukan hanya seperti ibid,dll.
BAGIAN 2
IDENTITAS BUKU
ISBN : 978-602-74832-2-4
Buku ini ditulis oleh Eka NAM Sihombing yang berjudul Ilmu Perundang-Undangan. Buku ini
diterbitkan oleh Pustaka Prima pada tahun 2017 dengan tebal buku berjumlah 198 halaman.
Dalam buku ini terdapat 8 BAB yang tentunya berbeda pembahasan dari Bab I sampai Bab VIII
namun saling ada keterkaitan antara pembahasan yang satu dengan yang lainnya. Adapun isi
buku ini terdiri dari :
KATA PENGANTAR
PENGANTAR PENULIS
BAB II : NORMA
DAFTAR PUSTAKA
INDEX
GLOSARIUM
BAB II : NORMA
A. Jenis-Jenis Norma
Marcus Tulius pernah mengatakan ubi societas ibi ius, yang jika diterjemah adalah
dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Pada prinspnya hukum tersebut merupakan
sekumpulan norma. Istilah norma sendiri secara etimologi berasal dari bahasa latin.
Dalam bahasa arab istilah norma memiliki padanan arti dengan kaidah. Norma atau
kaidah terbagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Norma Agama, yaitu peraturan hidup yang diterima sebagai perintah,
larangan,dan anjuran yang berasal dari Tuhan
2. Norma Kesusilaan, yaitu peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati
sanubari manusia.
3. Norma Kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
segerrombolan manusia.
4. Norma Hukum, yaitu peraturan hidup yang bersifat memaksa dan mempunyai
sanksi yang tegas.
B. Kegunaan Bahasa dalam Pembentukan Norma Hukum
Betapa eratnya hubungan antara bahasa dengan ketertiban masyarakat. Sebab untuk
menciptakan ketertiban dalam masyarakat, anggota amasyarakat menciptakan peraturan
dan tata tertib, baik berupa oerintah-perintah maupun larangan-larangan yang harus
dipatuhi dengan penuh kesadaran oleh setiap anggota masyarakat. Tanpa Bahasa yang
sudah disepakati bersama dan dipahami maksudnya, maka aturan-aturan tersebut tidak
akan tersampaikan dan dipatuhi oleh anggota masyarakat.
Todung Mulya pernah mengatakan bahwa hukum yang membingungkan itu
menumbuhkan keangkuhan professional hukum. Dengan bahasa hukum yang
membingungkan para professional hukum ikut membodohi masyarakat pencari keadilan.
Karena itu dahulu Montesquieu mengingatkan dalam pembentukan peraturab perundang-
undangan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
1. Gaya harus padan dan Mudah
2. Istilah yang diinginkan hendaknya bersifat mutlak dan tidak relative
3. Hukum hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang riil dan actual
4. Hukum kendaknya tidak halus
5. Hukum hendaknya tidak meracunkan pokok masalah dengan pengecualian
6. Hukum hendaknya todak bersifat argumentative
7. Pembentukan hukum hendaknya dipertimbangkan masak-masak dan mempunyai
manfaat praktis.
Hukum tertulis menurut Soedjono dalam buku Pengatar Ilmu Hukum adalah hukum yang
mencangkup perundang-undangan dalam berbagai bentuk yang dibuat oleh pembuat undang-
undang dan traktak yang dihasilkan dari hubungan internasional. Untuk jenis produk hukum
tertulis dibedakan atas :
a) Peraturan Perundang-undangan
b) Peraturan kebiijakan
c) Hukum tertulis yang tidak termasuk a dan b contoh akta notaries,surat gugat, dan putusan
hakim.
A. Peraturan Perundang-Undangan
Istilah peraturan peundang-undangan digunakan oleh A. Hamid S, Attamimi, Sri
Soemantri dan Bagir Manan. Adapun pengertian Peraaturan Perundang-undangan
menurut A. Hamid S. Attamimi adalah peraturan Negara di tingkat pusat dan ditingkat
daerah yang dibentuk berdasarkan kewenangan perundang-undangan baik bersifat
atribusi maupun bersifat delegasi.
B. Peraturan Kebijakan
Selain peraturan perundang-undangan, dalam kehidupan bernegara kita juga menemukan
berbagai peraturan ebijakan seperti Surat Edaran, Pedoman Kerja, petunjuk
Teknis.Peraturan peKebijakan termasuk dalam rumpu perundang-undangan semu. Laica
Marzuki mendefenisikan peraturan kebijakan dengan mengacu pada tiga komponen
peraturan kebijakan, yaitu : pertama, peraturan kebijakan dibuat oleh badan atau pejabat
tata usaha Negara. Kedua, isi peraturan kebijakan memuat aturan umum tersendiri.
Ketiga, badan atau pejabat tata usaha Negara yang membuat peraturan kebijakan tidak
memiliki kewenangan perundang-undangan.
Suatu peraturan perundang-undangan yang baik menurut Supardan Modoengdapat dilihat dari
beberapa segi :
1) Ketepatan
2) Kesesuaian
3) Aplikatif
a) Landasan Filosofis
b) Landasan Sosiologis
c) Landasan Yuridis
1. Unsur riil, karena sifatnya yang konkrit, bersumber dari limgkungan tempat manusia
hidup
2. Unsur idiil, karena sifatnya yang abstrak, bersumber pada diri manusia itu sendiri yang
berupa akal/pikiran dan perasaan.
Kedua unsure tersebut dapat juga disebut sebagai asas-asas hukum. Menurut Chainur
Arrasjid dalam bukunya, asas adalah suatu alam pikiran atau ita-cita ideal yang
melatarbelakangi pembentukan norma hukum yang konkrit dan bersifat umum atau
abstrak. Adapun asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik
sebagaiimana tercantum dalam pasal 5 UU no 12 tahun 2011 tetang Pembentukan
peraturan Perundang-undangan, terdiri dari :
a) Kejelasan Tujuan
b) Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat
c) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
d) Dapat dilaksanakan
e) Kedayagunaan dan kehasil gunaan
f) Kejelasan rumusan, dan
g) Keterbukaan
KELEMAHAN BUKU
1. Buku ini kurang meberitahukan bagaiman proses perancangan undang-undang
secara jelas
2. Kurang menyertakan diagram, data, ataupun gambar untuk memperjelas
pernyataan
3. FootNote yang hampir menyatu dengan isi pembahasan
4. Buku ini hanya memberikan teori-teori yang hanya menyentuh bagian luarnya
saja dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Tidak mebahas secara
mendetail
KELEBIHAN BUKU
1. Adanya indeks sehingga mempermudah pembaca jika ingin mengetahui sebuah
kata terdapat dihalam apa saja
2. Disertakannya Glosarium sehingga pembaca dapat memahami makna-makn kata
yang sulit
3. Buku ini membahas tentang bentuk perundang-undangan dari masa-kemasa
dengan jelas
4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami, sehingga orang awam mampu mengerti
apa sbenarnya tujuan yang ingin dismapaikan si penulis
5. Penyampaian isi buku tersampaikankepada pembaca
PERBANDINGAN KEDUA BUKU
BUKU 1 BUKU 2
Tidak adanya Glosarium, dan Tidak membasa sistematika
Indeks tentang penulisan naskah
Kesulitan memahami tujuan akademik serta materi
yang ingin disampaikan muatan
penulis ke pembaca karena Tidak membuat Proses
kurangnya penjelasan pengajuan RUU serta
Penulisan yang masih ada pengesahannya
KEKURANGAN tidak sesuai EYD Penulisan FootNote yang
Penulisan Foot Note yang hampir menyatu dengan isi
hampir sama dengan Isi pembahasn
pembahasan Tidak adanya gambar,
Tidak membahas tentang diagram, ataupun contoh
perundang-undangan yang data untuk mempermudah
penah berlaku di Indonesia pembaca
Terdapat proses perancangan Adaya glosarium serta
udang-undang baik dari Indeks
KELEBIHAN presiden sampai Kepala desa Membahas jelas tentang
Terdapat Sistematika perundang-undangan yang
Penulisan Naskah akademi & berlaku di Indonesia dari
materi muatan jaman ke jaman
Banyak data yang Mudah Dipahami Materinya
disampaikan Terdapat pembahasn
Adanya Contoh, sehingga dimana masyarakat itu
mempermudah pembaca memiliki peran di dalam
memahami bentuk pembentukan perundang-
perundang-undanga undangan sehingga
memberikan informasi yang
baik kepada pembaca awam