Вы находитесь на странице: 1из 17

ANALISIS JURNAL

Disusun Oleh

Dwi Safitri

Amalia Dika Alfiofita

Aprillya Putri F

Amalia Nur Fitriati

Daffa Ibnu

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XX

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal : Pengaruh Terapi Pijat Minyak Untuk Parameter


Antropometri Dan Kenaikan Berat Badan Pada
Neonatus Dengan Berat Badan Rendah
Judul Asli Jurnal : Effect Of Oil Massage Therapy On Anthropometric
Parameters And Behavioral State Of Stable Low
Birth Weight Neonates
Penulis : Huda Shawky Mahmud, Sohier Abd Elhamid
Dabash, Elham Mohamed Ahmed, Ragia Mohamed
Kamel & Safaa Salah Ismail
Dipublikasikan : 6 Juni 2016

A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Pengambilan Jurnal
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi pada tiga minggu
atau lebih sebelum waktu kelahiran normal. Pada kondisi normal, kelahiran
akan terjadi setelah kandungan berusia 40 minggu. Dengan kata lain, sebuah
kelahiran disebut prematur jika kelahiran itu terjadi pada minggu ke-37
kehamilan atau lebih awal. Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir
dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan.
Secara fisik, bayi yang lahir prematur terlihat berbeda dari bayi yang lahir
normal. Biasanya, mereka bertubuh kecil dengan ukuran kepala yang agak
besar. Ukuran badan dan kepalanya terlihat tidak proporsional. Permasalahan
bayi prematur dan bayi BBLR ini sangat banyak dengan tingkat kematian dan
kesakitan yang tinggi.
RSUD Sragen merupakan rumah sakit yang terbagi atas beberapa
ruang. Salah satu ruang yaitu ruang perinatologi yang didalamnya merupakan
sebuah unit pelayanan khusus bayi baru lahir yang mempunyai masalah/sakit.
Terhitung dari tanggal 8 November 2018 terdapat 10 bayi dengan berat badan
dibawah normal. Dari 10 bayi tersebut yang berat badan kurang dari normal
menderita asfiksia ringan sampai sedang.
Penanganan bayi dengan berat badan dibawah normal dapat dilakukan
dengan terapi pijat bayi. Terapi pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan
lebih mendekati usapan-usapan halus atau rangsangan raba (taktil) yang
dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh
bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan system
pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Hady, 2014). Pemberian
stimulasi fisik tersebut mudah dilakukan dan hanya memerlukan waktu 5-10
menit per hari sehingga diharapkan perawat dapat mengimplementasikan
stimulasi ini kepada pasien dengan bayi BBLR.
2. Latar Belakang Penelitian Dalam Jurnal
Periode pertumbuhan dan perkembangan intrauterine adalah salah satu
periode paling rentan dalam siklus kehidupan manusia. BBLR didefinisikan
oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai neonatus yang hidup dan lahir
dengan berat kurang dari 2500 g tanpa menghiraukan usia kehamilan. Berat
lahir rendah adalah masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian
pada neonatus di Negara-negara berkembang, hamper 96,5% bbrl dari Negara
berkembang. Bayi dengan berat badan rendah rentang terkena penyakit
penyerta atau terkena infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Dalam
mengurangi permasalahan tersebut neonatus harus menerima perawatan
biomedis terbaik, serta mendapat dukungan yang tepat psikologis untuk
meningkatkan pertumbuhan mereka. Penerapan terapi pijat mulai
dimanfaatkan oleh staf keperawatan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan neonatus BBLR. Terapi ini merupakan sentuhan nyaman
dengan metode relaksasi yang bertujuan untuk membatasi stress dan
kecemasan pada neonatus dengan perawatan intensif yang rapuh.

B. Tujuan
1. Tujuan Review Jurnal
a. Sebagai referensi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
mengenai efektifitas terapi pijat minyak untuk meningkatkan
antropometri pada neonatus dengan berat bdan rendah.
b. Sebagai pemicu mahasiswa/perawat untuk mencari teknik lain guna
stabilitas fisiologis dan status perilaku pada bayi berat badan rendah.
c. Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa/perawat guna meningkatkan
wawasan dalam hal ini tindakan keperawatan mandiri.
2. Tujuan Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi pijat minyak
pada parameter antropometri dan perilaku keadaan neonatus berat lahir
rendah yang stabil.

C. Metode
1. Desain penelitian
Penelitian ini dilakukan di NICU Rumah Sakit Anak El-Manial -
Universitas Kairo. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuasi-
eksperimental.
2. Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive dengan total
sampel 60 neonatus. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
control dan intervensi. 30 neonatus yang masuk dalam kelompok control
akan menerima perawatan rutin seperti selayaknya di ruang NICU,
sedangkan 30 neonatus dalam kelompok intervensi akan dilakukan terapi
pijat dengan minyak dengan durasi pemijatan 15menit/hari.
3. Kriteria Inklusi
a. Neonatus dengan bb lahir <2500gram.
b. Kondisi bayi stabil.

D. Prosedure Penelitian
Intervensi pemijatan akan dilakukan selama 10hari berturu-turut. Terapi
pijat aakan dilakukan 3 tahap, tahap I selama 5 menit (stimulasi sentuhan
menggunakan minyak bunga matahari), tahap II 5 menit (stimulasi kinina), dan
tahap ke III 5 menit (stimulasi taktil menggunakan minyak bunga matahari)
dalam pemijatan ini bayi diposisikan terlentang. Penggunaan minyak bunga
matahari sebanyak 10ml/kg/hari. Terapi ini dilakukan selama 10 hari berturut
turut dengan evaluasi ada pada akhir terapi.

E. Protokol penelitian

Kriteria
Inklusi

Purposive sampling

Kelompok Kelompok
kontrol intervensi
n=30 N=30

Perawatan bayi di Perawatan


PICU dengan terapi
pemijatan

5menit 5menit 5menit


Stimulasi Stimulasi
Perbandingan hasil antropometri antara kelompok Stimulasi
sentuhan
Rata-rata evaluasi
control pengukuran kinani10hari
selama
dan intervensi taktil
Dilakukan selama 10hari
dalam durasi 15menit

F. Uji yang dipakai


Penelitian ini dalam melihat perbedaan dari kedua kelompok control dan
intervensi menggunakan uji t-test. Uji dilakukan untuk uji beda dua sampel
berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun
mengalami perlakuan yang berbeda .

G. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi dengan usia <3hari sejumlah 28
pada kelompok intervensi dan 27 pada kelompok kontrol. Total semua sampel
neonatus lahir kurang dari bulan, dilihat dari tabel untuk preterm pada kelompok
intervensi sebanyak 28 neonatus dan 29 neonatus pada kelompok control. 19 bayi
dalam kelompok intervensi dengan berat <1500gram dan 21 bayi pada kelompok
control dengan berat <1500gram. Berat bayi dengan 1500-< pada kelompok
intervensi sebanyak 11 dan pada kelompok control sebanyak 9. Rata-rata
sebelum dilakukan intervensi pada kelompok intervensi bayi dengan berat
1409,4±219,6 sedangkan pada kelompok control 1401,4±199,1.
Dari tabel diatas menggambarkan jumlah rata-rata asupan susu / hari selama
tidak ada statistic perbedaan yang signifikan terkait dengan rata-rata volume yang
ditentukan / hari dari hari ke-1 hari ke-10 selama periode penelitian . namun ada
perbedaan statistik yang signifikan mengenai jumlah rata-rata besar asupan susu / hari
antara intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,03).

Terdapat perbedaan yang sangat statistik yang signifikan antara intervensi dan
control kelompok mengenai total rata-rata berat badan neonatal, panjang, dan lingkar
kepala setelah sepuluh hari melakukan terapi (P = 0,00).

H. Pembahasan
1. Pembahasan jurnal
Penelitian diatas menunjukkan bahwa terapi pijat bayi lebih dengan
minyak bunga matahari efektif dilakukan untuk meningkatkan status
antropometri pada neonatus dengan bbrl. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian sebelumnya terkait pijat bayi untuk peningkatan status
antropometri. Mirmohammadali, Hosseini, Dehkordi, Berkhradi, & Delaram
(2015) dalam penelitiannya melaporkan bahwa efek terapi pijat dengan
minyak bunga matahari yang murah, sederhana, efektif mampu
meningkatkan penambahan berat badan pada bayi dan meingkatkan
pertumbuhan bayi. Khan, Malik, Avtar, khurana, Bharadwaj, & singh (2015)
dalam penelitiannya juga melakukan penelitian yang sama dan hasilnya
melaporkan bahwa efek dari pijat bayi dapat membantu meningkatkan berat
badan bayi. Fallah, Karbasi, Golestan & Fromandi (2013), yang melakukan
penelitian untuk membandingkan efikasi moderat pijat tekanan tubuh dengan
dan tanpa minyak bunga matahari pada parameter pertumbuhan (berat badan,
tinggi badan dan lingkar kepala). Neonatus premature LBW, menunjukkan
bahwa pijat dengan 10 ml / kg minyak bunga matahari lebih efektif pada
kenaikan berat badan BBLR. Ang et al. (2012) yang melakukan terapi pijat
untuk neonatus prematur melaporkan bahwa pijat dapat mengurangi stres
pada bayi seperti respon nyeri menurun dan tingkat serum kortisol naik,
motorik, perilaku dan perkembangan neurologisnya. Badiee et al. (2012)
menegaskan bahwa, penelitian neonatus prematur telah didokumentasikan
untuk peningkatan berat badan, mengurangi stres dan menangis, menurunnya
respons nyeri, peningkatan pematangan aktivitas electroencephalographic dan
fungsi visual, meningkatkan perkembangan neurologis, perilaku dan motorik,
penurunan kerewelan dan peningkatan pola tidur. Hasil penelitian ini,
menggunaan pendekatan berbasis bukti yang bersifat individual sangat kuat
dan direkomendasikan untuk membantu neonatus BBLR dalam menambah
berat badan. Bukti secara konsisten menunjukkan bahwa OMT merupakan
intervensi medis dan strategi efektif untuk meningkatkan parameter
antropometrik dan memperbaiki keadaan perilaku neonatus neonatus stabil.

2. Pembahasan kelompok
Terapi pijat yang diberikan kepada bayi selain memberikan
kenyamanan pada bayi terapi pijat juga dapat meningkatkan nafsu makan
bayi dalam mengkonsumsi ASI hal itu dikarenakan pada bayi yang dipijat
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin.
Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. aktivitas
nervus vagus meningkatkan volume ASI, penyerapan makanan menjadi lebih
baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat
lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan
lebih banyak diproduksi (Field dan Schanberg, 2006).
Air Susu Ibu (ASI) dari pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
pemijatan. Secara teori dapat dijelaskan bahwa sebagian besar sistim saraf
adalah sistim otonom, salah satu diantaranya adalah persarafan pada saluran
cerna. Suplai saraf parasimpatis dihantarkan dari abdomen melalui saraf
vagus. Saraf vagus adalah saraf ke-10 yang mengatur fungsi organ tubuh
termasuk dibagian dada dan perut. Rangsangan pada saraf vagus (saraf
parasimpatis) akan merangsang lambung untuk mengeluarkan hormon
gastrin. Hormon gastrin akan merangsang pengeluaran insulin, asam
khidroklorida, pepsinogen, enzim pankreas, mukus, peningkatan aliran
empedu hati dan merangsang motilitas lambung. Hormon gastrin juga
mempermudah relaksasi reseptif lambung (relaksasi sementara) sehingga
lambung dapat menambah volumenya dengan sangat mudah tanpa
peningkatan tekanan. Pengeluaran insulin akan mempermudah untuk
memetabolisme glukosa. Sekresi asam hidroklorida, pepsinogen, enzim
pankreas, peningkatan aliran empedu hati akan mempermudah pencernaan
makanan. Saat makanan sampai pada duodenum maka akan merangsang
pengeluaran cholecystokinin, hal ini akan merangsang motilitas usus.
Sehingga dengan adanya peningkatan motilitas lambung dan usus akan
mempermudah pencampuran, pendorongan makanan dan penyerapan nutrisi
menjadi lebih baik (Guyton, 2012; Guyton & Hall, 2006).
Kristanto (2008) menyimpulkan bahwa peningkatan panjang badan
yang signifikan disebabkan oleh adanya sekresi neurochemical
betaendorphine akibat dari dilakukannya terapi sentuh yang selanjutnya akan
menyebabkan disekresikannya hormon pertumbuhan. Pertumbuhan panjang
terjadi karena tulang rawan menjadi tulang keras. Osteoblast dan osteklas
berperan dalam proses pembentukan tulang, keduanya bekerja secara bertolak
belakang. Osteoblast memicu pertumbuhan tulang sedangkan osteoklas
menghambat pertumbuhan tulang. Setiap sel tulang akan melingkari
pembuluh darah dan serabut saraf membentuk system harvest. Matriks akan
mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Sehingga diharapkan pertumbuhan bayi osteoblast lebih banyak terbentuk
dari pada osteoklas. Osteoblast dan osteoklas ini dipengaruhi oleh hormoh
pertumbuhan (hormone growth). Hormon perumbuhan yang mempengaruhi
pertumbuhan tulang bayi dapat dirangsang oleh terapi pijat bayi yang
diberikan menyebabkn disekresikannya serotonin. Dalam fisiologi pijat bayi
disebutkan bahwa serotonin disekresikan oleh system saraf dalam
hipotalamun yang akan meningkatkan kecepata sekresi hormone
pertumbuhan yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan tulang
bayi (Rosalina, 2007).

I. Kesimpulan
Terapi pijat bayi dengan minyak Bunga matahari yang murah dapat
meningkatkan status antropometri bayi dengan bbrl, dan perilaku bayi
tersebut.

J. Kelebihan jurnal
Kelebihan jurnal ini adalah alur penelitian yang jelas serta menggunakan
desain quasi experimental sehingga dapat membandingkan dua kelompok
yang diberikan intervensi berbeda.
K. Kekurangan jurnal
Beberapa kekurangan yang diamati dalam penelitian ini:
1. Dalam jurnal tidak disebutkan intrumen untuk mengukur post test dalam
menilai hasil dari perilaku terapi pijat yang diberikan.
2. Hasil pengukuran pre-test tidak disebutkan dalam penelitian ini sehingga
pembaca tidak mengetahui berapa persen peningkatan untuk pre-test dan
post-test pada kelompok intervensi.
3. Procedure dalam pemeberian perlakuan terapi pijat tidak dijabarkan
dengan lengkap
4. Pembahasan hasil jurnal hanya terikat dengan penetian terdahulu yang
sesuai dengan judul dan tidak mengacu pada pembahasan mengapa pijat
bayi dengan minya bunga matahari secara fisiologis dapat mempengaruhi
antropometri dan perilaku bayi.
5. Penggunaan minyak untuk pijat hanya menggunakan minyak bunga
matahari, dalam penelitin tidak dijelaskan bahwa minyak tersebut dapat
diganti dengan minyak lain atau tidak.

L. Implikasi
Perawat rumah sakit maupun mahasiswa PKL dapat bekerjasama
dalam penerapan pijat bayi ini untuk membantu meningkatkan status
antropometri dan perilaku pada bayi dengan bbrl.

DAFTAR PUSTAKA
Ang Y., et al. (2010): Randomized placebo-controlled trial of massage therapy on the
immune system of preterm infants. Pediatrics, 130(6): e1549-e1558.
Badiee1 Z., Samsamshariat2 S., Pourmorshed 2P.(2012): Effect of massage on weight
gain in premature infants. Iranian Journal of Neonatology,Vol.3, No.2, Iran.
http://www.unicef.org/publications/index_24840.htm
Fallah R., Akhavan K. S., Golestan M., & Fromandi M. (2013): Sunflower oil versus
no oil moderate pressure massage leads to greater increases in weight in
preterm neonates who are low birth weight. Early Human Development, 89(9),
769-772. [In Persian]. http://dx. doi: 10.1016/j.earlhumdev.2013.06.002.
Field T, Schanberg S, Scafidi F, Bauer C, Vega-Lahr N, Garcia R, Nystrom J, Kuhn
C.2006. Tactile/kinesthetic stimulation effects on preterm neonates. Pediatrics.
Guyton, A.C. (2012). Fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Andrianto.P. Ed.3. Jakarta:
EGC.
Khan R., Malik I., Avtar R., khurana R., Bharadwaj V., singh A. (2015): Evaluation of
effect of massage with or without oil on the weight gain of low birth and very
low birth weight babies. Web medCentral PAEDIATRICS
2015;6(9):WMC004981
Kristanto, H. (2008). Pengaruh terapi sentuh terhadap antropometri pada bayi
diwilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kediri. Diperoleh tanggal 5 November
2018 dari http://eprints.uns.ac.id/10539/1/78721807200 903211.pdf.
Mohamadzadeh A., Karbandi S., Habibollah H., and Mahdi B. (2009): Effect of
tactile-kinesthetic stimulation on weight gaining of preterm infants, Medical
journal of Islamic republic of Iran, Vol. 23, No. 3, PP. 148 – 153.
Rosalina, I.(2007). Fisiologi Pijat Bayi. Bandung: Trikasa Multimedia.

Lampiran 1
Pelaksanaan Terapi Pijat Bayi
A. Persipan sebelum memberikan terapi memijat
Menurut Roesli (2001) dan Maharani (2009) sebelum melakukan pemijatan
harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Tangan bersih dan hangat
2. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit
bayi
3. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap
4. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar
5. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna
melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan
6. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang
7. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
8. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/ lotion).
9. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara
Williams,Frances. 2003).
B. Kriteria yang diberikan terapi pijat bayi
1. Bayi dalam keadaan sehat, tidak sakit
2. Bayi tidak dalam keadaan lapar
3. Jarak antara pijat dengan sesudah minum 1 jam
4. Bayi tidak memiliki kelainan bawaan
5. Bayi tidak menggunakan alat bantu nafas
C. Urutan Tehnik Pemijatan Bayi
1. Selama pemberian stimulasi taktil, bayi ditempatkan dalam posisi
tengkurap (menghadap ke bawah)

2. Bayi diberikan tekanan serta belaian pada bagian bawah jari-jari kedua
tangan.

3. Kemudian pemberian stimulasi kinestetik, bayi ditempatkan dalam posisi


telentang
4. Lakukan fleksi pasif atau tindakan ekstensi pada tangan

5. Lakukan fleksi pasif atau tindakan ekstensi pada kaki

6. Untuk terapi pijat, sebaiknya menggunakan minyak kelapa daripada


minyak mineral.

Вам также может понравиться