Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara memberikan
pertolongan agar bisa mempertahankan kehidupan korban saat korban mengalami keadaan
yang mengancam nyawa, dengan Bantuan Hidup Dasar.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Bantuan hidup dasar merupakan usaha yang pertama kali dilakukan untuk
mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalamai kegawatdaruratan. (siti
rohmah.2012)
Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk mempertahankan kehidupan saat penderita
mengalami keadaan yang mengancam nyawa(rido.2008)
Bantuan Hidup Dasar atau Basic Life Support (BLS) adalah usaha yang dilakukan u
ntuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang
mengancam nyawa.(Deden Eka PB at 1:10:00)
Keadaan darurat yang mengancam nyawa bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana pun.
Kondisi ini memerlukan bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk
mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa.
Tujuan dari Bantuan Hidup Dasar sebagai berikut:
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
3. Menyelematkan nyawa korban.
4. Mencegah cacat.
5. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Waktu sangat penting dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar. Otak dan jantung bila
tidak mendapat oksigen lebih dari 8-10 menit akan mengalami kematian, sehingga korban
tersebut dapat mati. Dalam istilah kedokteran dikenal 2 istilah untuk mati yaitu mati klinis dan
mati biologis.
Mati klinis memiliki pengertian bahwa pada saat melakukan pemeriksaan korban,
penolong tidak menemukan adanya pernafasan dan denyut nadi yang berarti sistem pernafasan
dan sistem peredaran darah berhenti. Pada beberapa keadaan, penanganan yang baik masih
memberikan kesempatan kedua sistem tersebut fungsi kembali. Tidak ditemukan adanya
pernafasan dan denyut nadi,bersifat reversibel, korban punya kesempatan waktu 4-6 menit
untuk dilakukan resusitasi tanpa kerusakan otak
Mati Biologis (kematian semua organ) merupakan proses nekrotisasi semua jaringan,
dimulai dengan neuron otak yang menjadi nekrotik, biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit
2
dari henti jantung, dimulai dengan kematian sel otak, bersifat irreversibel (kecuali berada di
suhu yang ekstrim dingin).
3
2.2.3 Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)
Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah penolong
menilai pernafasan korban apakah cukup adekuat? Untuk menilainya maka korban harus
dibaringkan terlentang dengan jalan nafas terbuka.
Airway control
Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus korban
dewasa tidak ada respons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-otot akan
menjadi lemas termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas jadi
tertutup. Penyebab lainnya adalah adanya benda asing terutama pada bayi dan anak.
Penguasan jalan nafas merupakan prioritas pada semua korban. Prosedurnya sangat
bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit dan penanganan bedah.
Tindakan-tindakan yang lain kecil peluangnya untuk berhasil bila jalan nafas korban masih
terganggu.
Beberapa cara yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas
a. Angkat Dagu Tekan Dahi :
4
b. Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver)
5
2.2.4 BREATHING SUPPORT (BANTUAN PERNAFASAN)
Bila pernafasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan
bantuan pernafasan.
Breathing Support
Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:
a. Menggunakan mulut penolong:
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Mulut ke mulut / hidung
6
menyebabkan muntah dan mungkin akan menimbulkan kerusakan pada paru-paru. Jika terjadi
penyumbatan jalan nafas maka lakukan kembali Airway Control seperti yang dijelaskan diatas.
Beberapa tanda-tanda pernafasan:
Adekuat (mencukupi)
- Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernafasan
- Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut / hidung
- Korban tampak nyaman
- Frekuensinya cukup (12-20 x/menit)
Kurang Adekuat (kurang mencukupi)
- Gerakan dada kurang baik
- Ada suara nafas tambahan
- Kerja otot bantu nafas
- Sianosis (kulit kebiruan)
- Frekuensi kurang atau berlebihan
- Perubahan status mental
Tidak Bernafas
- Tidak ada gerakan dada dan perut
- Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
- Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung
Teknik pemberian bantuan pernafasan.
Bila menggunakan masker atau APD, pastikan terpasang dengan baik dan tidak mengalami
kebocoran udara saat memberikan bantuan pernafasan.
7
Circulatory Support
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung
iga kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
- Dewasa : 4 - 5 cm
- Anak dan bayi : 3 - 4 cm
- Bayi : 1,5 - 2,5 cm
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka
pernafasan akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya.
Seseorang mungkin hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung masih
berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan
oksigen.
Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis.
Berbekal pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kami peroleh,kami dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya
pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar,kami dapat memberikan pertolongan pertama
kepada siapapun yang mengalami keadaan yang akan mengancam nyawa penderita.
3.2 SARAN
Kami menyarankan kepada pembaca agar siapapun yang mengetahui adanya korban
yang memerlukan Bantuan Hidup Dasar untuk segera ditolong dengan cepat agar nyawanya
bisa tertolong dengan cepat. Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.