Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DRILLING FLUIDS
OLEH :
TIM
2016
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN 2
II. KOMPOSISI LUMPUR PENGEBORAN 9
III. SIFAT-SIFAT LUMPUR PENGEBORAN 13
IV. JENIS-JENIS LUMPUR PENGEBORAN 27
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
I. PENDAHULUAN
Lumpur pengeboran merupakan faktor yang penting dalam
pengeboran. Pada mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk
mengangkat cutting dan dengan kamajuan zaman lumpur mulai
digunakan. Pada perkembangannya untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur,
zat-zat kimia mulai ditambahkan dan akhirnya udara dan gas juga
digunakan untuk pengeboran walaupun lumpur tetap dipertahankan.
Ph = 0.052 MW D ………………………………(1-1)
keterangan :
D = kedalaman, ft
Wc = Vol c x BJ c ……………………………………………(1-2)
Keterangan
Keterangan
………………………………………..…..(1-4)
Keterangan :
) …………………………………………..(1-5)
Keterangan :
Rangkaian pemboran (pipa pemboran) terbuat dari besi baja, Berat jenis
besi baja adalah 65.5 ppg, sehingga,
Wm = W . Bf ......................................................................(1-6)
Keterangan :
Contoh Soal:
Berapakah :
a. Bouyancy factor ?
b. Berat rangkaian dalam lumpur ?
Fasa cair yang digunakan berupa minyak dan air. Air dapat pula dibagi
dua air tawar dan air asin. Sebagian besar atau hampir 75 % lumpur
pengeboran menggunakan air. Sedangkan air asin dibagi lagi menjadi
air asin jenuh dan air asin tak jenuh. Istilah oil-base digunakan bila
minyaknya lebih dari 95 %. Invert emultion mempunyai komposisi
minyak 50-70% (sebagai fasa continue) dan air 30-50% (sebagai fasa
discontinue).
Untuk salt water clay (attapulgite), swelling akan terjadi baik di air
tawar atau di air asin dan karena dipakai untuk pengeboran dengan “salt
water muds”. Baik bentonite atau attapulgite akan memberikan kenaikkan
viscositas pada lumpur. Untuk oil base mud, viscositas dinaikkan dengan
penaikkan kadar air dan penggunaan asphalt.
Inert solids atau padatan yang tidak bereaksi dengan lumpur dapat
berupa barite (BaSO4) ataupun galena atau biji besi yang digunakan untuk
menaikkan densitas. Inert solids ini dapat juga berasal dari formasi-
formasi yang dibor dan terbawa lumpur seperti chert, sand atau clay-clay
non swelling, dan padatan-padatan seperti bukan disengaja untuk
menaikkan densitas lumpur dan perlu dibuang secepat mungkin karena
dapat menyebabkan abrasi dan kerusakan pada pompa, dll.
Fasa atau zat kimia merupakan bagian dari sistem yang digunakan
untuk mengontrol sifat-sifat lumpur, misalnya dalam dispersi
(menyebarkan partikel-partikel clay) atau flocullasi (pengumpulan partikel-
partikel clay). Efeknya terutama tertuju pada peng”koloid”an clay yang
bersangkutan. Banyak sekali zat kimia yang digunakan untuk menurunkan
viscositas, mengurangi water loss, dan mengontrol fasa koloid (disebut
surface active agent).
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
Quobracho (dispersant)
Phospate
SodiumTannate (kombinasi caustic soda dan tannium)
Lignosulfonate (bermacam-macam kayu pulp)
Lignites
Surfactant (surface active agent)
Sedangkan zat-zat kimia untuk menaikkan viscositas, misalnya :
- CMC
- Starch
additive ini adalah thinner. Additive ini contohnya antara lain quebracho,
lignite, calcium lignosulfonate dan sodium tetra phosphate.
- Shale Saker
Fungsi dari shale saker adalah membersihkan lumpur dari serpihan-
serpihan atau cutting yang berukuran besar.
- Degasser
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
- Desander
Untuk membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang
berukuran kecil yang masih lolos dari shale saker
- Desilter
Fungsinya sama dengan desander, tetapi desilter digunakan untuk
membersihkan partikel-partikel yang berukuran lebih kecil.
Harga gel strength dalam 100 lb/ft2 diperoleh secara langsung dari
pengukuran dengan alat Fann VG Meter. Simpangan skala penunjuk
akibat digerakannya rotor pada kecepatan 3 RPM, langsung menunjukkan
harga gel strength 10 detik atau 10 menit dalam 100 lb/ft2 .
Analisa yang dilakukan biasanya mengenai analisa kimia dan filtrat lumpur
bor, meliputi : analisa alkalinitas, kesadahan total, kandungan ion chlor,
ion calsium, ion besi, serta pH lumpur bor (filtratnya).
Adanya ion calcium dalam jumlah yang banyak dalam lumpur bor
juga perlu dianalisis, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
kontaminasi lumpur oleh gypsum, yang akan merubah sifat-sifat fisik
lumpur, seperti besar water loss dan gel strength-nya. Begitupula dengan
analisis kandungan ion besi didalam lumpur karena ion besi yang terdapat
didalam lumpur dapat mengindikasikan terjadinya korosi pada peralatan.
Kontaminasi Gypsum
Kontaminasi Semen
Fresh water muds adalah lumpur yang fasa cairnya adalah air
tawar dengan (kalau ada) kadar garam yang kecil (kurang dari 10000 ppm
= 1 % berat garam).
A. Spud Mud
Spud mud digunakan untuk membor formasi bagian atas bagi
conductor casing. Fungsi utamanya mengangkat cutting danmembuka
lubang dipermukaan (formasi atas). Volume yang diperlukan biasanya
sedikit dan dapat dibuat dari air dan bentonite (yield 100 bbl/ton) atau clay
air tawar yang lain (yield 35 – 50 bbl/ton). Tambahan clay atau bentonite
perlu dilakukan untuk menaikkan viscositas dan gel strength bila membor
pada zone-zone loss. Kadang-kadang perlu lost circulation material.
Density yang diperlukan harus kecil.
B. Natural Mud
Natural mud dibentuk dalam bentuk pecahan-pecahan cutting
dalam fasa air. Sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari formasi yang
dibor. Umumnya tipe lumpur ini digunakan untuk pengeboran yang cepat
seperti pengeboran pada surface casing (permukaan). Dengan
bertambahnya kedalaman pengeboran sifat-sifat lumpur yang lebih baik
diperlukan dan natural mud ini ditreated dengan zat-zat kimia dan
additive-additive koloidal. Beratnya sekitar 9.1 – 10.2 ppg, dan
viscositasnya 35 – 40 detik.
F. “Red” Mud
Red mud mendapatkan warnanya dari warna yang dihasilkan dari
treatment dengan cautic soda dan guobracho (merah tua). Istilah ini tetap
digunakan walaupun nama-nama colloid yang dipakai mungkin
menyebabkan warna abu-abu kehitaman. Umumnya istilah ini digunakan
untuk lignin-lignin tertentu dan humic thinner selain untuk tannim diatas.
G. Calcium Mud
Lumpur ini mengandung larutan calcium (disengaja). Calcium bisa
ditambah dengan slaked lime (kapur mati), semen, plaster (CaSO4)
dipasaran atau CaCl 2, tetapi dapat pula karena pengeboran semen,
anhydite dan gypsum.
Calcium Salt
Selain hydrate salt dan gypsum telah digunakan tetapi tidak meluas.
Juga zat-zat kimia yang memberi suplai kation multivalent untuk base
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
Lumpur ini juga dibuat dengan menambahkan air garam yang jenuh
untuk pengenceran dan pengaturan volume.
Filtrate loss yang rendah pada saturated salt organik colloid mud
menyebabkan tidak perlunya memasang casing diatas salt beds (formasi
garam). Filtrate lossnya bisa dikontrol sampai 1 cc API dengan organic
colloid.Saturated salt water mud dapat dibuat berdensitas lebih dari 19
ppg. Dengan menambahkan organic colloid agar filtration lossnya kecil,
lumpur ini bisa untuk membor formasi dibawah salt beds, walaupun
resistivitinya yang rendah buruk untuk electical log. Gabungan dari non-
ionic surfactant menyebabkan pengontrolan filtrasi dan flow propertiesnya
lebih mudah dan murah, terutama pada densitas tinggi.
Saturated salt water mud dapat pula dibuat dari fresh water atau
brine mud. Jika dari fresh water mud maka paling tidak separoh dari
lumpur harus dibuang, diperlukan untuk pengenceran dengan air tawar
dan penambahan lebih kurang 125 lbs garam/bbl lumpur. Jika dikehendaki
pengontrolan filtrtion loss, suatu organic colloid dan presentative dapat
ditambahkan.
Jika lumpur dibuat dari saturated brine (air garam yang jenuh)
sekitar 20 lb/bbl attapulgite ditambahkan bersama dengan organic colloid
dan mungkin presentative. Densitas lumpur ini 10.3 ppg dan akan naik
sekitar 11 ppg selama pengeboran berlangsung.
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
Oil base mud ini harus ditempatkan pada suatu tanki besi untuk
menghindari kontaminasi air. Rig harus dipersiapkan agar tidak kotor dan
bahaya api berkurang.
BASIC DRILLING DURASI : JP
DRILLING FLUIDS
REVISI : 4
Oil base emultion dan lumpur oil base mempunyai minyak sebagai
fasa kontinou dan air sebagai fasa tersebar. Umumnya oil base emulsion
mud mempunyai faedah yang sama seperti oil base mud, yaitu filtratnya
minyak dan karena itu tidak menghidratkan shale / clay yang sensitif.
Perbedaaan utamanya dengan oil base mud bahwa air ditambahkan
sebagai tambahan yang berguna (bukan kontaminasi). Air yang teremulsi
dapat antara 15–50 % volume, tergantung density dan temperatur yang
diinginkan (dihadapi dalam pengeboran). Karena air merupakan bagian
dari lumpur ini, maka lumpur ini mempunyai sifat-sifat lain dari oil base
mud yaitu ia dapat mengurangi bahaya api, toleran terhadap air, dan
pengontrolan flow propertisnya dapat seperti pada water base mud.
REFERENSI