Вы находитесь на странице: 1из 9

Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS EKSTRAK ETANOL


KULIT BUAH SALAK PONDOH (Salacca affinis Griff.) TERHADAP
KADAR BLOOD UREA NITROGEN (BUN) DAN HISTOLOGI GINJAL
MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN

Toxicity Test of Subchronic Ethanol Skin Fruit Extract


of Pondoh Snake Fruits (Salacca affinis Griff.) Toward on
The Blood Urea Nitrogen (BUN) levels and Renal Histology
of White Mice (Mus musculus L.) Males
Ade Syafarullah1, Nofri Hendri Sandi1*
1
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas subkronis ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) terhadap kadar Blood
Urea Nitrogen (BUN) dan histologi ginjal mencit (Mus musculus L.) jantan. Percobaan terdiri dari 4 kelompok, satu kelompok kontrol yang diberikan
Na CMC 1% dan tiga kelompok uji yang diberikan ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dengan dosis 200, 400, dan 800
mg/kgBB. Parameter uji meliputi perubahan berat badan, rasio berat organ ginjal, kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) dan histologi ginjal. Pengukuran
kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) dilakukan dengan metoda Urease – Glutamat Dehidrogenase Enzymatic UV Test menggunakan alat fotometer
(Mindray@ BA-88A) pada panjang gelombang 340 nm. Preparat histologi ginjal dibuat menggunakan metode parafin dengan pewarnaan
hematoksilin dan eosin. Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) , rasio berat organ ginjal, persentase kerusakan glomerulus dan pengukuran diameter
glomerulus dianalisis dengan analisis statistik ANOVA satu arah dan perubahan berat badan dengan statistik ANOVA dua arah. Kadar Blood Urea
Nitrogen (BUN) dan rasio berat organ ginjal pada kelompok dosis 200,400, dan 800 mg/kgBB tidak berbeda signifikan (p>0,05) terhadap kontrol.
Perubahan berat badan pada dosis 200 mg/kgBB tidak berbeda signifikan (p>0,05) terhadap kontrol, tetapi dosis 400 dan 800 mg/kgBB berbeda
signifikan (p<0,05) terhadap kontrol dan dosis 200 mg/kgBB. Hasil pengamatan preparat histologi menunjukkan persentase kerusakan dan diameter
glomerulus baik ginjal kanan maupun kiri dosis 800 mg/kgBB menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kontrol. Pengamatan
histopatologi organ ginjal kelompok kontrol dan dosis 200 mg/kgBB struktur glomerulus dan ruang bowman normal. Sedangkan dosis 400 mg/kgBB
struktur glomerulus dan ruang bowman masih dapat dikatakan normal, meskipun terjadi sedikit kerusakan. Pada dosis 800 mg/kgBB struktur
glomerulus mengalami pembesaran sehingga ruang bowman terlihat terjadi penyempitan. Untuk setiap dosis menunjukkan tubulus proksimal dan
tubulus distal normal.

Kata Kunci : Toksisitas Subkronis, Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.), Blood Urea Nitrogen (BUN), Histologi Ginjal

ABSTRACT

The research was done about subchronic toxicity test of ethanol extract of snake fruits skin (Salacca affinis Griff.) toward on the blood urea nitrogen
(BUN) levels and renal histology of white mice (Mus musculus L.) males. The experiment consist of 4 groups that was gave ethanol extract of snake
fruits skin (Salacca affinis Griff.) with control group was gave 1% of Na CMC and doses of 200, 400, and 800 mg/kgBB. Parameter test include of
weight changed, renal weight ratio, blood urea nitrogen (BUN) levels and renal histology. Measurement of blood urea nitrogen (BUN) levels done by
test method with photometric Urease-Glutamat Dehidrogenase method using mindray@ and photometers instrument (Mindray@ BA-88A) at the
wave’s length 340 nm. Histology of preparat made by using paraffin method and done coloring hematoxylin and eosin. Blood urea nitrogen (BUN)
levels, renal weight ratio, percentage glomerular damage and glomerular diameter measurement analyzed by one-way ANOVA statistics and weight
changed by two-way ANOVA statistic. Blood Urea Nitrogen (BUN) levels and renal weight ratio in dose group 200, 400, and 800 mg/kgBB were not
significantly different (p>0.05) to control. Weight changed of the doses 200 mg/kgBB did not significantly different (p>0.05) towards control, but
doses 400 and 800 mg/kgBB significantly different (p<0.05) towards control and doses 200 mg/kgBB. The result of histological preparation showed
that the percentage of glomerular damage and glomerular diameter in right and left of renal at doses 800 mg/kgBB was significantly different
(p<0.05) towards control. Histopathological observation of renal organs in the control group and doses 200 mg/kgBB showed normal glomerular and
bowman space. While the doses group of 400 mg/kgBB the glomerular structure and bowman space still showed normal, although there is little
damage. At doses of 800 mg/kgBB the glomerular structure undergoes an enlargement, so that the bowman space appears to be constricted. In
general, proximal and distal tubules appear normal at all test doses.

Keywords: Toxicity of Subchronic, Skin Fruit of Snake Fruits (Salacca affinis Griff.), Blood Urea Nitrogen (BUN), Renal Histology

PENDAHULUAN jamu dalam berbagai macam pengobatan (Agoes,


Pengobatan dengan bahan alam (tanaman, 2007). Perkembangan menunjukkan bahwa
hewan, mineral) telah dikenal sejak awal keberadaan penggunaan obat-obatan alami ini cenderung semakin
manusia. Di Indonesia, kita mengenal penggunaan meningkat seiring timbulnya berbagai pengaruh buruk

*Corresponding Author: Nofri Hendri Sandi


Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau,
Email: nofhensan@yahoo.com
Telp. +6285355848355
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

penggunaan obat kimiawi sintesis (Prasetyo dan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
Inorah, 2013). terhadap kontrol pada dosis 600 dan 900 mg/kgBB
Indonesia memiliki kekayaan alam yang (p<0,05). Akan tetapi, pada dosis 300 mg/kgBB
melimpah, terutama dari jumlah tanaman obat. Namun, menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05)
sebagian besar tanaman obat tersebut belum dibuktikan (Dewi, 2015).
secara ilmiah. Salah satu tanaman obat tersebut adalah Uji toksisitas ini bertujuan untuk memberikan
salak. Di Indonesia terdapat beberapa jenis salak yang informasi terkait efek toksik yang ditimbulkan akibat
meliputi salak pondoh (Salacca affinis Griff), salak paparan zat tertentu terhadap organ vital hewan yang
Bali (Salacca amboinensis Becc.) dan salak Padang bersangkutan, salah satunya adalah organ ginjal. Ginjal
Sidempuan (Salacca sumatrana (Becc.). Salak memiliki fungsi untuk mengekskresikan senyawa asing
merupakan buah khas Indonesia yang mudah diperoleh seperti obat, makanan, pestisida dan bahan-bahan
dan termasuk buah yang disukai masyarakat. Salak eksogen non nutrisi lainnya yang masuk ke dalam
tidak hanya untuk dimakan daging buahnya saja, tetapi tubuh. Dengan demikian, ginjal berpotensi dapat
bagian lain dari buah ini dapat dimanfaatkan juga oleh dipengaruhi oleh senyawa toksik dalam dosis tinggi
masyarakat seperti kulit buah (Nazaruddin dan (Price dan Wilson, 2005).
Kristiawati, 1992). Pemeriksaan biokimia klinis untuk uji
Beberapa penelitian terdahulu yang telah toksisitas subkronis terhadap fungsi ginjal meliputi
dilakukan bahwa ekstrak etanol kulit buah salak Blood Urea Nitrogen (BUN), kreatinin, total-bilirubin.
pondoh (Salacca affinis Griff.) terbukti memberikan Sedangkan parameter utama minimal yang harus
efek farmakologi yang diarahkan menjadi sediaan dilakukan adalah pemeriksaan Blood Urea Nitrogen
herbal terstandar. Penelitian yang dilakukan oleh (BUN) dan kreatinin (Anonim, 2014).
Harahap (2014) ekstrak etanol kulit buah salak pondoh Blood Urea Nitrogen (BUN) merupakan
(Salacca affinis Griff.) memiliki kandungan senyawa produk akhir nitrogen yang secara normal
metabolit sekunder yang terdiri atas senyawa alkaloid, diekskresikan kedalam urin dari metabolisme protein
fenolik, flavonoid, terpenoid, dan saponin. Dalam (Price dan Wilson, 2005). Dalam beberapa keadaan
penelitiannya juga disebutkan bahwa ekstrak etanol kadar BUN dapat mengalami peningkatan dalam darah
kulit buah salak pondoh tersebut memiliki efek seperti hipovolemia, dehidrasi, gagal jantung kongestif,
farmakologi yang mampu menurunkan kadar glukosa infark miokard, mengkonsumsi protein yang tinggi,
darah mencit putih (Mus musculus L.) jantan pada dan gagal ginjal. Sedangkan kadar BUN menurun
dosis 200, 300 mg/kgBB secara signifikan (p<0,05) terjadi karena kerusakan hati, hipervolemia, malnutrisi,
yang diinduksi oleh aloksan. Sedangkan fraksi etil kehamilan dan sindrom nefrotik (Pagana dan Pagana,
asetat dan fraksi butanol kulit buah salak pondoh 2014). Maka dari itu, tingginya kadar BUN merupakan
(Salacca affinis Griff.) juga mampu menurunkan kadar indikasi adanya gangguan dari fungsi ginjal (Anonim
glukosa darah pada dosis 100, 200, 300 mg/kgBB 2014).
(Rahmawati, 2014; Sari, 2014). Pada penelitian ini juga akan dilakukan
Penelitian oleh Kanon dkk, (2012) pengamatan secara histologi ginjal. Dengan tujuan
membuktikan bahwa, ekstrak etanol kulit buah salak memberikan gambaran pengaruh dari paparan zat
pondoh dengan dosis 150 mg/kgBB dapat menurunkan tertentu terhadap organ ginjal. Dimana histologi
kadar glukosa darah tikus putih jantan galur wistar mencakup semua aspek biologi jaringan yang berfokus
(Rattus norvegicus L.) yang diinduksi oleh sukrosa. pada mekanisme susunan dan struktur sel dalam
Selain itu juga, ekstrak etanol kulit buah salak pondoh mengoptimalkan fungsi yang spesifik untuk setiap
memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar organ (Mescher, 2011).
229,27 ± 6,35 µg/mL (Fitrianingsih, 2014). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
Pendekatan penilaian keamanan obat dapat tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji
dilakukan dengan uji toksisitas. Pengujian keamanan toksisitas subkronis terhadap parameter Blood Urea
toksisitas terdiri dari uji toksisitas akut, toksisitas Nitrogen (BUN) dan histologi ginjal untuk mengetahui
subkronis dan toksisitas kronis (Priyanto, 2009). Pada pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit salak pondoh
penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian (Salacca affinis Griff) pada mencit putih (Mus
toksisitas akut ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan musculus L.) jantan selama 60 hari dengan
fraksi butanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis menggunakan dosis 200, 400 dan 800 mg/kgBB.
Griff,) dengan nilai LD50 diatas 5000 mg/kgBB yang Disamping itu, adapun parameter histologi
tidak menyebabkan kematian pada mencit putih (Mus ginjal yang akan diamati meliputi pengamatan
musculus L.) jantan (Kartina, 2015; Ulum, 2015; Yuni, makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan secara
2015). Sedangkan pada penelitian uji toksisitas makroskopis yang diamati adalah tekstur dan warna
subkronis ekstrak etanol kulit buah salak pondoh ginjal, sedangkan secara mikroskopis terdiri dari
(Salacca affinis Griff.) telah dilakukan terhadap mencit parameter kuantitatif dengan menghitung persentase
putih (Mus musculus L.) jantan dengan parameter yang kerusakan glomerulus yang mengalami penyempitan
diamati berupa pengaruh terhadap nilai SGOT (Serum ruang filtrasi dan diameter glomerulus. Parameter
Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT kualitatif dengan mengamati ruang bowman
(Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

(sempit/tidak sempit), tubulus proksimal (lisis/utuh), Monitoring kenaikan berat badan dilakukan seminggu
dan tubulus distal (lisis atau/utuh). 2 kali. Hewan ditimbang setiap hari untuk menentukan
volume sediaan uji yang akan diberikan.
METODOLOGI Pengambilan Sampel Serum dan Organ Ginjal
Alat dan Bahan Darah mencit diambil dengan cara memotong
Alat-alat yang digunakan pada saat penelitian pembuluh darah di leher, darah ditampung dengan
yaitu alat pengukur waktu, alat suntik, batang tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit. Darah
pengaduk, beaker glass, blog plate, botol gelap, disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 3000
corong, cover glass, erlenmeyer, fotometer (Mindray rpm, serum dipisahkan. Selanjutnya, dilakukan
BA-88A), gelas ukur, gunting bedah, hot plate, pembedahan untuk pengambilan organ ginjal kemudian
inkubator, kaca objek, kaca arloji, kain kasa, kandang dilakukan pengamatan secara makroskopis,
hewan, kapas, kertas saring, kertas perkamen, penimbangan dan perendaman dengan Formalin 10%.
keranjang, kuas, label, lemari pendingin, meja bedah, Pengukuran Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN)
mikroskop Olympus BX-53, mikrotom, mortir dan Metode pengukuran yang digunakan
stamfer, parafin embedding center, pinset, pisau bedah, berdasarkan metode “Urease - Glutamat
pisau cutter, pipet mikro, pipet tetes, rotary tissue Dehidrogenase”: Enzymatic UV Test. Serum (bagian
processor, seperangkat alat destilasi, sentrifus, silet, yang jernih) dari darah yang telah diperoleh dipipet
sonde oral, sudip, spatel, tabung reaksi, timbangan sebanyak 5 L lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi
analitik, timbangan hewan, tisu, tissue cassete, vaccum kemudian dicampur dengan reagen 1 sebanyak 500 L
rotary evaporator, vial, wadah pewarnaan, waterbatch. dan inkubasi selama 2 menit pada suhu 370C.
Bahan yang digunakan pada saat penelitian Kemudian tambahkan reagen 2 sebanyak 125 L lalu
yaitu asam asetat anhidrat, asam klorida, asam sulfat dihomogenkan. Campuran diinkubasi selama 30 detik
2N, asam sulfat (p), aquadest, canada balsem, etanol pada suhu 370C, setelah itu baca nilai absorbansi yang
absolut, etanol 70%, etanol 80%, etanol 96%, eosin, terlihat 1–2 menit. Pengukuran yang dilakukan dengan
formalin 10%, hematoksilin, kloroform, kloroform menggunakan alat fotometer (Mindray BA-88A) pada
amoniak, kulit buah salak pondoh, larutan besi (III) panjang gelombang 340 nm. Hasil pengukuran yang
klorida, logam magnesium, makanan standar mencit diperoleh yaitu kadar urea. Untuk mendapatkan kadar
(Pellet CP 552 Produksi PT. Chareon Pokphand Blood Urea Nitrogen (BUN), kadar urea harus
Indonesia), meyer albumin (gliserin + putih telur), dikonversikan menjadi BUN dengan faktor
natrium carboximethyl cellulosa, natrium klorida konversinya. Adapun perhitungan faktor konversi
fisiologis, norit, parafin, reagen meyer, reagen urea sebagai berikut:
(Mindray BA-88A), xylol. Urea [mg/dL] x 0,467 = BUN [mg/dL] (BUN: Blood
Pembuatan Ekstrak Urea Nitrogen)
Kulit buah salak dibersihkan dan Pembuatan Preparat Histologi dan Pewarnaan
dikeringanginkan. Sampel yang sudah kering disortir Setelah dilakukan pembedahan terhadap
untuk menghilangkan kotoran yang terdapat selama hewan uji organ ginjal diamati secara makroskopis
proses pengeringan. Kemudian sampel dirajang lalu yaitu warna dan tekstur organ ginjal. Preparat histologi
ditimbang berat keringnya. Sampel yang telah kering dibuat menggunakan metode parafin dengan
tadi dimasukkan ke dalam botol yang berwarna gelap pewarnaan hematoksilin dan eosin. Pembuatan preparat
lalu direndam dengan pelarut etanol yang telah histologi dengan metoda parafin ini terdapat beberapa
didestilasi hingga sampel terendam seluruhnya. Wadah tahapan kerja yaitu fiksasi dan pemotongan, dehidrasi,
sampel disimpan pada temperatur kamar dan terlindung penjernihan (clearing), infiltrasi, penanaman
dari cahaya matahari langsung. Proses perendaman (embedding), penyayatan (sectioning), pewarnaan
tersebut berlangsung selama 5 hari sambil sesekali (staining) dan penutupan (mounting). Setelah
diaduk. Sari etanol disaring dan ampasnya dimaserasi pembuatan preparat histologi selesai, maka dilanjutkan
dengan cara yang sama selama 5 hari hingga 3 kali dengan pemeriksaan preparat histologi di bawah
pengulangan. Hasil maserasi dikumpulkan, kemudian mikroskop cahaya Olympus BX-53.Secara mikroskopis
dipekatkan dengan vaccum rotary evaporator. ada dua parameter yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Persiapan Hewan Uji Parameter kualitatif dengan mengamati ruang bowman
Sebelum percobaan dimulai hewan (sempit/tidak sempit), tubulus proksimal (lisis/utuh),
diaklimatisasi dahulu selama lebih kurang 7 hari untuk dan tubulus distal (lisis atau/utuh) sedangkan parameter
pengadaptasian lingkungannya. Hewan uji yang kuantitatif dengan menghitung persentase kerusakan
digunakan adalah mencit putih jantan (Mus musculus glomerulus yang mengalami penyempitan ruang filtrasi
L.) dengan berat rata-rata diatas 20 gram berat badan. dan diameter glomerulus.
Hewan dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu Analisis Data
kelompok kontrol, dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB Untuk mengevaluasi dan menganalisis data
dan 800 mg/kgBB. Pengelompokkan dilakukan secara hasil pengukuran kadar Blood Urea Nitrogen (BUN),
acak sedemikian rupa sehingga penyebaran berat badan berat relatif organ ginjal, gambaran histologi ginjal
merata untuk semua kelompok dengan variasi berat yang mewakili dari kontrol dan perlakuan data
badan tidak lebih 20% dari rata-rata berat badan. persentase kerusakan glomerulus dan diameter
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

glomerulus organ ginjal dapat dilakukan dengan gizi seperti protein, lemak dan serat kasar. Sehingga
statistik Analysis of Variance (ANOVA) satu arah, nutrisi mencit terpenuhi yang ditunjukkan dengan
sedangkan pengamatan kenaikan berat badan dilakukan pertambahan berat badan mencit.
dengan Analysis of Variance (ANOVA) dua arah. Jika Menurut Anonim (2014), salah satu parameter
hasil analisis bermakna, maka analisis lanjut digunakan utama yang harus dilakukan dalam pemeriksaan
statistik Wilayah Berganda Tukey (Tukey Multiple biokimia klinis terhadap fungsi ginjal adalah nitrogen
Range Test). urea atau lebih dikenal dengan Blood Urea Nitrogen
(BUN). Indeks klinis yang paling sering ditentukan
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk memperkirakan fungsi ginjal bergantung pada
Ginjal merupakan salah satu organ vital yang konsentrasi urea dalam serum. Peningkatan kadar BUN
berpotensi dipengaruhi oleh toksikan atau senyawa berhubungan dengan penyakit/gagal ginjal,
asing. Sebab organ ginjal memiliki fungsi ekskresi penyumbatan saluran kemih akibat adanya batu ginjal,
yakni mengeluarkan toksikan yang masuk kedalam gagal jantung kongestif, dehidrasi, komsumsi protein
tubuh. Toksikan tersebut dapat berasal dari makanan yang berlebih dan lain-lain (Gowda, 2010). Apabila
yang dikonsumsi, pestisida dan bahan-bahan eksogen kadar BUN melebihi 100 mg/dL maka menunjukkan
non nutrisi lainnya serta obat-obatan (Price dan pada kerusakan dari fungsi ginjal. Sementara apabila
Wilson, 2005). Dengan katakan lain, memungkinkan BUN mengalami penurunan disebabkan karena
fungsi dari organ ginjal akan terganggu dengan adanya kelebihan cairan, malnutrisi, kerusakan hati, kehamilan
paparan toksikan yang melebihi batas kemampuan dan sindrom nefrotik (Pagana and Pagana, 2014).
organ ginjal untuk menjalankan aktivitas sebagaimana Pengukuran kadar Blood Urea Nitrogen
mestinya. (BUN) menggunakan metode Urease Glutamat
Menurut Lu (2010), Parameter efek toksik Dehidrogenase (GLDH)- Enzymatic UV Test. Metode
dapat juga dilihat dari mortalitas, pertambahan berat ini dipilih karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas
badan dan rasio berat organ hati dan ginjal. Pengukuran yang tinggi terhadap urea. Pengukuran yang dilakukan
berat badan merupakan salah satu parameter penelitian dengan menggunakan alat fotometer (Mindray BA-
yang biasa digunakan untuk mengetahui kondisi fisik. 88A) pada panjang gelombang 340 nm (Anonim,
Berat badan mencerminkan gambaran kasar keadaan 2014). Dalam penelitian ini untuk mendapatkan kadar
kesehatan secara umum, sekaligus data penunjang yang BUN, kadar urea yang merupakan hasil yang diperoleh
menggambarkan kesehatan pada hewan percobaan dari proses fotometri harus dikonversikan dengan cara
(Nugroho, 2007). perhitungan faktor konversinya.
31 Tabel 1. Data Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN)
30
29 BUN (mg/dL)
28 No. Hewan Dosis 200 Dosis 400 Dosis 800
Berat Badan (gram)

27 Kontrol
mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
26
25
1 21,165 19,741 33,172 25,235
Kontrol
24 2 18,316 27,270 25,032 23,607
Dosis 200 mg/kgBB
23
Dosis 400 mg/kgBB 3 29,509 30,527 34,597 36,428
22
Dosis 800 mg/kgBB
21 27,474 33,986 26,253 36,836
4
20
1 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 5 20,351 22,183 24,625 31,544
Waktu (Hari ke-) Rata- 23,363 26,741 ± 28,735 ± 30,730 ±
rata±SD ± 4,848 5,849 4,764 6,151
Gambar 1. Grafik Rata-rata Perubahan Berat Badan
Mencit Putih Jantan Selama 60 Hari 35 30,730
28.735
30 26.741
Hasil analisis statistik ANOVA dua arah 23.363
BUN (mg/dL)

25
menunjukkan ada perbedaan signifikan (p<0,05). 20 Kontrol
Berdasarkan hasil uji Tukey kelompok dosis 200 15
200 mg/kgBB
mg/kgBB tidak berbeda signifikan (p>0,05) terhadap 10
400 mg/kgBB
kelompok kontrol. Pada dosis 400 dan 800 mg/kgBB 5
menunjukkan hasil yang berbeda signifikan (p<0,05) 0 800 mg/kgBB
Kontrol 200 400 800
dibandingkan dengan kelompok kontrol dan dosis 200 mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
mg/kgBB. Akan tetapi, secara umum memperlihatkan Perlakuan
kenaikan berat badan mencit.
Hal ini mungkin disebabkan karena
pertambahan berat badan pada suatu individu Gambar 2. Diagram Batang Kadar Blood Urea
dipengaruhi oleh faktor nutrisi (Mardiati dan Agung, Nitrogen (BUN) Mencit Putih (Mus musculus L.)
2016). Sebagaimana diketahui, pakan CP 552 yang Jantan
diberikan kepada hewan uji mengandung nutrisi atau Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA
satu arah diperoleh bahwa kadar blood urea nitrogen
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

(BUN) mencit putih (Mus musculus. L) jantan setelah menunjukkan hasil yang normal, seperti berwarna
pemberian ekstrak etanol kulit buah salak pondoh merah pekat dan memiliki tekstur yang licin baik untuk
(Salacca affinis Griff.) dosis 200, 400 dan 800 ginjal kanan maupun kiri. Hasil yang diperoleh
mg/kgBB tidak berbeda signifikan (p>0,05) terhadap tersebut, terlihat secara visual tidak ada kerusakan dari
kontrol. Kadar BUN yang diperoleh pada penelitian ini jaringan organ ginjal akibat pemberian ekstrak etanol
masih berada dalam rentang normal untuk mencit kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.).
jantan yaitu 15-45 mg/dL (Gad, 2016). Hasil penentuan rasio berat organ ginjal
mencit jantan (Mus musculus L.) yang diberi ekstrak
etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.)
diperoleh kelompok kontrol, dosis 200, 400 dan 800
mg/kgBB berturut-turut adalah 0,0136; 0,0142; 0,0145
dan 0,0149. Berdasarkan analisis statistik ANOVA satu
arah berat relatif organ ginjal pada dosis 200, 400 dan
800 mg/kgBB tidak memberikan perbedaan secara
signifikan (p>0,05) terhadap kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah salak
pondoh (Salacca affinis Griff.) tidak mempengaruhi
Ginjal Kanan Ginjal Kiri rasio berat organ hati dan tidak menimbulkan efek
Gambar 3. Makroskopis organ ginjal kelompok toksik yang terlihat nyata pada hewan uji.
kontrol
0.0149
0.015
Rasio Berat Relatif Organ Ginjal
0.0145
0.0145
0.0142

0.014
0.0136 Kontrol

0.0135 200 mg/kgBB

400 mg/kgBB
0.013
800 mg/kgBB

Ginjal Kanan Ginjal Kiri 0.0125


Kontrol 200 400 800
Gambar 4. Makroskopis organ ginjal kelompok dosis mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
200 mg/kgBB Perlakuan

Gambar 7. Diagram Batang Rasio Berat Organ Ginjal


Rata-rata Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan
Pengamatan histologi ginjal secara
mikroskopis dilakukan dengan cara pembuatan
preparat histopatologi ginjal dengan metode parafin.
Metode parafin merupakan suatu metode yang paling
umum digunakan karena pembuatannya lebih mudah
Ginjal Kanan Ginjal Kiri dan lebih cepat serta material kering dapat disimpan
lebih lama. Kelebihan metode ini adalah irisan jauh
Gambar 5. Makroskopis organ ginjal kelompok dosis
lebih tipis dari pada menggunakan metode beku atau
400 mg/kgBB
metode seloidin. Tebal irisan dengan metode beku rata-
rata diatas 10 mikron, tetapi dengan metode parafin
tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron
(Kiernan, 1981).
Pada pemeriksaan histologi ginjal dilakukan
pengamatan secara kuantitatif yaitu dengan
menghitung persentase kerusakan glomerulus.
Glomerulus merupakan bagian unit anatomi ginjal
yang menjalankan fungsi filtrasi. Glomerulus
bertanggungjawab sebagai ultrafiltrasi plasma melalui
Ginjal Kanan Ginjal Kiri serangkaian proses tertentu secara selektif (Anderson,
2009). Apabila ginjal mengalami kerusakan tetapi
Gambar 6. Makroskopis organ ginjal kelompok dosis
fungsi ginjal masih dapat berfungsi dengan baik bisa
800 mg/kgBB
disebabkan karena jumlah nefron yang rusak lebih
Pengamatan secara makroskopis pada
sedikit dibandingkan nefron yang tidak mengalami
kelompok kontrol, dosis 200, 400 dan 800 mg/kgBB
gangguan, sehingga nefron yang masih utuh
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

mengambil alih fungsi nefron yang telah rusak. Hal ini Hasil persentase kerusakan glomerulus
menyebabkan ginjal masih dapat berfungsi dengan menunjukkan bahwa persentase kerusakan ginjal kiri
baik. Penyakit ginjal akan tampak secara klinis sampai lebih tinggi bila dibandingkan dengan persentase
terjadi penurunan fungsi ginjal yang bermakna kerusakan ginjal kanan. Perbedaan ini diduga karena
(O’Callaghan, 2006). secara anatomis ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari
ginjal kanan (Irianto, 2012), sehingga aliran darah yang
40
35.545
mengandung zat toksik lebih banyak menuju ginjal
35 kiri. Hal inilah yang menyebabkan persentase
Persentase (%) Kerusakan Glomerulus

30.691
29.389 kerusakan ginjal kiri lebih tinggi.
30
25.404 Pemeriksaan secara kualitatif parameter yang
25 21,380 diamati adalah kondisi ruang bowman, tubulus
17,830
19.455 proksimal dan tubulus distal. Berdasarkan hasil
20 Persentase (%) Kerusakan
15,829 Glomerulus Ginjal Kanan pengamatan pada kelompok kontrol dan dosis 200
15
Persentase (%) Kerusakan mg/kgBB struktur glomerulus dan kondisi ruang
10
Glomerulus Ginjal Kiri bowman terlihat normal yang ditandai dengan tidak
terjadinya pembesaran dari struktur glomerulus
5 sehingga ruang bowman tidak mengalami
0
penyempitan. Pada dosis 400 mg/kgBB struktur
Kontrol 200 400 800 glomerulus sedikit mengalami pembesaran sehingga
mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
Perlakuan
ruang bowman terlihat sedikit mengalami
penyempitan. Namun dalam hal ini kondisi dari
glomerulus masih dapat dikatakan normal, sebab ruang
Gambar 8. Diagram Batang Persentase (%) Kerusakan
bowman secara keseluruhan tidak mengalami
Glomerulus Organ Ginjal Kanan dan Kiri
penyempitan. Sedangkan pada dosis 800 mg/kgBB
Dari data yang diperoleh, persentase struktur glomerulus mengalami pembesaran sehingga
kerusakan glomerulus pada ginjal untuk kelompok ruang bowman mengalami penyempitan. Untuk
kontrol yaitu 15,829% (kanan) dan 17,830% (kiri); Tubulus proksimal dan tubulus distal pada kelompok
dosis 200 mg/kgBB 19,455% (kanan) dan 21,380% kontrol, dosis 200, 400 dan 800 mg/kgBB tidak
(kiri), 400 mg/kgBB 25,404% (kanan) dan 29,389% mengalami kerusakan/lisis dimana sel-sel dan lumen
(kiri), 800 mg/kgBB adalah 30,691% (kanan) dan tubulus terlihat utuh. Pada tubulus proksimal terlihat
35,545% (kiri). Berdasarkan hasil analisis ANOVA jelas sel-sel yang masih utuh dan adanya brush border
satu arah didapat bahwa persentase kerusakan pada lumen tubulus. Sedangkan pada tubulus distal
glomerulus organ ginjal mencit setelah pemberian terlihat sel-sel dan lumen tubulus dalam keadaan utuh.
ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Disamping itu, untuk membedakan tubulus proksimal
Griff.) dosis 200 dan 400 mg/kgBB tidak berbeda dan tubulus distal yaitu pada lumen tubulus distal tidak
secara signifikan (p>0,05) terhadap kontrol, akan tetapi terdapat brush border.
dosis 800 mg/kgBB berbeda secara signifikan (p<0,05)
terhadap kontrol.
Hal ini bermakna bahwa pemberian ekstrak
etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.)
pada dosis 200 dan 400 mg/kgBB tidak berpengaruh
terhadap persentase kerusakan glomerulus organ ginjal
mencit putih (Mus musculus L.) jantan. Sedangkan
pada dosis 800 mg/kgBB menunjukkan adanya
pengaruh terhadap persentase kerusakan glomerulus
organ ginjal mencit putih (Mus musculus L.) jantan.
Meskipun pada dosis 800 mg/kgBB memberikan
pengaruh terhadap persentase kerusakan glomerulus,
namun tidak mempengaruhi fungsi dari organ ginjal
tersebut. Hal ini didukung oleh data kadar Blood Urea
Nitrogen (BUN) yang masih dalam rentang normal Keterangan:
serta nilai persentase kerusakan glomerulus yang tidak 1. Struktur glomerulus normal
melebihi 50%. Artinya, jumlah glomerulus yang tidak 2. Ruang bowman normal
mengalami kerusakan lebih dominan dibandingkan 3. Tubulus proksimal normal
jumlah glomerulus yang mengalami kerusakan 4. Tubulus distal normal
sehingga fungsi ginjal masih dapat berfungsi dengan
baik. Menurut Sherwood (2011), penurunan fungsi Gambar 9. Gambaran Mikroskopis Kelompok Kontrol
ginjal mencapai 90% maka ginjal telah mengalami (400x)
kerusakan.
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

Keterangan:
1. Struktur glomerulus mengalami pembesaran
2. Ruang bowman terlihat mengalami penyempitan
3. Tubulus proksimal normal
4. Tubulus distal normal
Gambar 12. Gambaran Mikroskopis Kelompok Dosis
800 mg/kgBB (400x)

Adanya kerusakan pada glomerulus mungkin


disebabkan karena adanya radang pada glomerulus
sehingga merangsang proliferasi sel, infiltrasi leukosit
atau ketebalan membran basal. Hal ini menyebabkan
terjadinya pembesaran diameter glomerulus yang
berdampak pada penyempitan ruang bowman (Calado,
Keterangan:
2013). Selain itu, kerusakan yang terjadi kemungkinan
1. Struktur glomerulus normal
disebabkan karena adanya senyawa alkaloid,
2. Ruang bowman normal
sebagaimana yang teridentifikasi pada uji metabolit
3. Tubulus proksimal normal
sekunder. Menurut Yakubu (2012), senyawa alkaloid
4. Tubulus distal normal
dapat menyebabkan kerusakan pada nefron apabila
Gambar 10. Gambaran Mikroskopis Kelompok Dosis penggunaan dosis yang tinggi. Hal ini diduga mengacu
200 mg/kgBB (400x) pada kerusakan glomerulus.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
kerusakan ginjal adalah stres. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bruce (2016) yang menyatakan bahwa salah
satu faktor pemicu kerusakan pada ginjal adalah stres
yang secara patologis mempengaruhi saraf-saraf yang
ada pada ginjal. Selain itu, juga dilihat dari kondisi
mencit yang sebelumnya tidak terdeteksi. Meskipun
secara fisik tidak terlihat cacat dan tidak menunjukkan
tanda-tanda abnormal yang spesifik, akan tetapi kondisi
anatomi fisiologi organ dalam mencit tidak diketahui.
Sebab tidak bisa dipastikan organ dalam mencit
tersebut mengalami kerusakan atau berfungsi dengan
baik sebagaimana mestinya.
Pemeriksaan mikroskopis ginjal secara
kuantitatif selanjutnya adalah pengukuran diameter
Keterangan: golmerulus. Pengukuran ini bertujuan untuk
1. Struktur glomerulus terlihat sedikit mengalami mengetahui keadaan diameter glomerulus, dimana
pembesaran glomerulus yang mengalami pembesaran menunjukkan
2. Ruang bowman sedikit mengalami penyempitan berbagai penyakit.
dan dapat dikatakan normal
3. Tubulus proksimal normal
1600 1410,00
4. Tubulus distal normal 1289,401379,00
1400 1224,00
1198,40 1203,80
Gambar 11. Gambaran Mikroskopis Kelompok Dosis 1182,80
1200 1115,00
400 mg/kgBB (400x)
Diameter Glomerulus

1000

800 Diameter Glomerulus


Ginjal Kanan
600
Diameter Glomerulus
400 Ginjal Kiri

200

0
Kontrol 200 400 800
mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
Perlakuan

Gambar 13. Diagram Batang Diameter Glomerulus


Ginjal Mencit Putih Jantan (Mus musculus L.)
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

Hasil rata-rata diameter glomerulus kelompok Fitrianingsih, S.P., Lestari, F., dan Aminah, S., 2014.
kontrol dan kelompok dosis 200, 400 dan 800 Uji Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah
mg/kgBB berdasarkan hasil uji statistik ANOVA satu Salak (Salacca zalacca (Gaertner) Voss) Dengan
arah pada kelompok dosis 200 dan 400 mg/kgBB tidak Metode Perendaman DPPH. Prosiding
memperlihatkan perbedaan yang signifikan (p>0,05) SnaPP2014 Sains, Teknologi dan Kesehatan,
terhadap kontrol, baik pada ginjal kanan maupun kiri. Universitas Islam Bandung, Bandung, 49-54.
Sedangkan dosis 800 mg/kgBB memperlihatkan
perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kontrol Gad, S.C., 2016. Animal Models in Toxicology, Third
pada ginjal kanan maupun kiri. Hal ini ditunjukkan Edition, CRC Press, Boca Raton.
melalui hasil rata-rata diameter glomerulus pada ginjal
kelompok kontrol yaitu 1115,00 m (kanan) dan Gowda, S., Desai, P.B., Kulkarni, S.S., Hull, V.V.,
1198,40 m (kiri), dosis 200 mg/kgBB 1182,80 m Math, A.A.K., and Vernekar, S.N., 2010.
Markers of Renal Function Test, North American
(kanan) dan 1224,00 m (kiri), dosis 400 mg/kgBB
Journal of Medical Sciences, 2 (4), 170-173.
1203,80 m (kanan) dan 1289,40 m (kiri), 800
mg/kgBB 1379,00 m (kanan) dan 1410,00 m (kiri). Harahap, M.S., 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes
Pengukuran diameter glomerulus ini sedikit Ekstrak Etanol Kulit Buah Salak Pondoh
mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan (Salacca affinis Griff.) Terhadap Mencit Putih
ketidakkonsistenan dalam hal bentuk dan ukuran (Mus musculus L.) Jantan Diabetes, Skripsi,
glomerulus pada korpus ginjal (Kotyk, 2015). Menurut Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
O’Callaghan (2006), kelainan glomerulus dapat dilihat
dari keadaan diameter yang mengalami perubahan. Hal Irianto, K., 2012. Anatomi dan Fisiologi, Penerbit
ini dapat disebabkan karena terjadinya penebalan Alfabeta, Bandung.
membran basal glomerulus, proliferasi sel oleh
disebabkan adanya peradangan. Kanon, M.Q., Fatimawali., dan Bodhi, W., 2012. Uji
Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Salak (Salacca
KESIMPULAN zalacca (Gaertn.) Voss) Terhadap Penurunan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur
bahwa pemberian ekstrak etanol kulit buah salak Wistar (Rattus norvegicus L.) yang Diinduksi
pondoh (Salacca affinis Griff) selama 60 hari terhadap Sukrosa, FMIPA UNSRAT, Manado.
mencit putih (Mus musculus L.) jantan pada dosis 200,
400 dan 800 mg/kgBB memberikan kadar Blood Urea Kartina, L., 2015. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol
Nitrogen (BUN) yang tidak berbeda signifikan Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.)
(p>0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan. Karya
Persentase kerusakan glomerulus dan pengukuran Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
diameter glomerulus dosis 800 mg/kgBB menunjukkan
perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kontrol. Kiernan, J.A., 1981. Histologycal and Histochemical
Pengamatan secara histopatologi pada dosis 800 Methode: Theory and Practice, Pergamon Press,
mg/kgBB memperlihatkan pembesaran glomerulus Oxford, New York.
sehingga ruang bowman terjadi penyempitan.
Kotyk, T., Ashour, A.S., Timar, D.B., Chakraborty, S.,
Tavares, R.S., 2015. Measurement of the
DAFTAR PUSTAKA Glomerulus Diameter and Bowman’s Space
Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam, Penerbit ITB, Thickness of Renal Albino Rats, Ukraina.
Bandung.
Lu, F.C., 2010. Toksikologi Dasar, Asas, Organ
Anderson, D.J., 2009. Clinical Chemistry of the Kidney Sasaran dan Penilaian Resiko, Edisi II,
and Renal Associated Physiology, Clinical Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Chemistry Division, Cleveland State University.
Mardiati, S.M. dan Agung, J.S., 2016. Pertambahan
Anonim, 2014. Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) Setelah
Secara In Vivo, Badan Pengawas Obat dan Perlakuan Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica
Makanan Republik Indonesia, Jakarta. papaya Linn.) Secara Oral Selama 21 Hari,
Buletin Anatomi Fisiologi, 1 (1): 75-80.
Bruce, M.A., Griffith, D.M., and Roland, J.T.J., 2016.
Stress and Kidney, Adv Chronic Kidney Dis, Mescher, A.L., 2011. Histologi Dasar Junqueira, Edisi
PMC, 22 (1): 46-53. 12, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Calado, A., 2013. Introduction to The Renal Nazaruddin dan Kristiawati, 1992. 18 Varietas Salak,
Histopathology The Glomerular Evaluation by Penebar Swadaya, Jakarta.
Routine Optic Microscopy, Experimental
Pathology and Health Sciences, 7 (1): 19-24. Nugroho, Y.A., Budi, N., dan Winarno, M.W., 2007.
Artikel Ilmiah STIFAR Riau 2017

Kolesom (Talinum triangulare Wild.) Tumbuhan


Berkhasiat Afrodisiak yang Aman, Buletin
Penelitian Kesehatan, 35 (3): 108-114.

O’Callaghan, C., 2006. Sistem Ginjal, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

Pagana, K.D and Pagana, T.J., 2014. Mosby’s Manual


Of Diagnostic and Laboratory Tests, Fifth
Edition, Mosby.

Prasetyo dan Inorah, E., 2013. Pengelolaan Budidaya


Tanaman Obat-Obatan (Bahan Simplisia), Badan
Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu.

Price, S.A dan Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi


Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6
Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Priyanto, 2009. Toksikologi, Mekanisme, Terapi


Antidotum dan Penilaian Resiko, Penerbit
Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi
(Leskonfi), Jakarta.

Rahmawati, D., 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi


Etil Asetat Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca
affinis Griff.) Terhadap Mencit Putih (Mus
musculus L.) Jantan Diabetes, Skripsi, Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau.

Sari, W.P., 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi


Butanol Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca
affinis Griff.) Terhadap Mencit Putih (Mus
musculus L.) Jantan Diabetes, Skripsi, Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau.

Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke


Sistem, Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Ulum, M.B., 2015. Uji Toksisitas Akut Fraksi Etil


Asetat Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca affinis
Griff.) Terhadap Mencit Putih (Mus musculus L.)
Jantan, Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau.

Yakubu, M.T. and Musa, I.F., 2012. Liver and Kidney


Functional Indices of Pregnant Rats Following
the Administration of the Crude Alkaloids from
Senna alata (Linn. Roxb) Leaves, Iranian
Journal of Toxicology, 6 (16): 615-625.

Yuni, R., 2015. Uji Toksisitas Akut Fraksi Butanol


Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.)
Terhadap Mencit Putih (Mus musculus L.),
Karya Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Riau.

Вам также может понравиться