Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sakit kepala adalah salah suatu keluhan yang sering dikemukakan dalam praktek ilmu penyakit
saraf.
International Headache Society, sakit kepala dibagi menjadi:
o Sakit kepala primer: sakit kepala tanpa penyebab yang jelas dan tidak berhubungan
dengan penyakit lain. Contohnya adalah sakit kepala tipe tension, migraine, dan cluster.
o Sakit kepala sekunder: sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit lain seperti akibat
infeksi virus, adanya massa tumor, cairan otak, darah, serta stroke.
DEFINISI
Migraine adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam.
Karakteristik: nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat
dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan/atau fotofobia dan fonofobia.
Migraine secara umum dibagi menjadi 2 yaitu
o Migraine klasik (Migraine Dg Aura)
o Migraine umum (Migraine Tanpa Aura)
Dimana migraine umum 5 kali lebih sering terjadi daripada migraine klasik.
EPIDEMIOLOGI
Migraine dapat terjadi pada 18% dari wanita dan 6% dari pria sepanjang hidupnya, dengan
prevalensi tertinggi berada diantara umur 25-55 tahun.
Migraine lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan sebelum
usia 12 tahun, tetapi lebih sering ditemukan pada wanita setelah pubertas, yaitu paling sering
pada kelompok umur 25-44 tahun.
Onset migraine muncul pada usia di bawah 30 tahun pada 80% kasus dan jarang terjadi setelah
usia 40 tahun.
Wanita hamil pun tidak luput dari serangan migraine yang biasanya menyerang pada trimester I
kehamilan.
Risiko mengalami migraine semakin besar pada orang yang mempunyai riwayat keluarga
penderita migraine.
ETIOLOGI
Penyebab pasti tidak diketahui, namun 70-80% penderita migraine memiliki anggota keluarga
dekat dengan riwayat migraine juga.
Risiko migraine meningkat 4 kali lipat pada anggota keluarga para penderita migraine dengan
aura.
Dalam migraine tanpa aura tidak ada keterkaitan genetik yang mendasarinya, walaupun secara
umum menunjukkan hubungan antara riwayat migraine dari pihak ibu.
Migraine juga meningkat frekuensinya pada orang-orang dengan kelainan mitokondria seperti
MELAS (mitochondrial myopathy, encephalopathy, lactic acidosis, and strokelike episodes).
Pada pasien dengan kelainan genetik CADASIL (cerebral autosomal dominant arteriopathy with
subcortical infarcts and leukoencephalopathy) cenderung timbul migrane dengan aura.
PATOFISIOLOGI
Teori Vaskular
Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks berperan dalam terjadinya migren
dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri kepala disertai denyut yang sama
dengan jantung. Pembuluh darah yang mengalami konstriksi terutama terletak di perifer otak
akibat aktivasi saraf nosiseptif setempat.
Teori ini dicetuskan atas observasi bahwa pembuluh darah ekstrakranial mengalami
vasodilatasi sehingga akan teraba denyut jantung. Vasodilatasi ini akan menstimulasi orang untuk
merasakan sakit kepala. Dalam keadaan yang demikian, vasokonstriktor seperti ergotamin akan
mengurangi sakit kepala, sedangkan vasodilator seperti nitrogliserin akan memperburuk sakit
kepala.
KLASIFIKASI
Migraine klasik/Migraine dengan aura
Diawali dengan adanya gangguan pada fungsi saraf, terutama visual, diikuti oleh nyeri
kepala unilateral, mual, dan kadang muntah, kejadian ini terjadi berurutan dan manifestasi nyeri
kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit yaitu sekitar 5-20 menit.
Migraine Umum/Migraine tanpa aura
Sakit kepalanya hampir sama dengan migraine dengan aura. Nyeri kepala unilateral dan
bersifat pulsatil dengan disertai mual, fotofobia dan fonofobia. Nyeri kepala berlangsung selama
4-72 jam.
DIAGNOSIS
Migraine tanpa aura
o Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
o Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil
diobati).
o Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:
Lokasi unilateral
Kualitas berdenyut
Intensitas nyeri sedang atau berat
Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari
aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
o Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:
Mual dan/atau muntah
Fotofobia dan fonofobia
o Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menyingkirkan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit struktural,
metabolik, dan kausa lainnya yang memiliki gejala hampir sama dengan migraine. Selain itu,
pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan apakah ada penyakit komorbid yang dapat
memperparah sakit kepala dan mempersulit pengobatannya. 5
Pencitraan
CTscan dan MRI dapaT dilakukan dengan indikasi tertentu,
Pungsi Lumbal
Indikasinya adalah jika pasien baru pertama kali mengalami sakit kepala, sakit kepala
yang dirasakan adalah yang terburuk sepanjang hidupnya, sakit kepala rekuren, onset cepat,
progresif, kronik, dan sulit disembuhkan. 5
PENATALAKSANAAN
Mengurangi Faktor Resiko / Pencetus
Terapi Farmakologi
Terapi Non-Farmakologi
Terapi Abortif
dilakukan antara lain dengan pemberian terapi farmakologis sebagai berikut:
o Sumatriptan
o Zolmitriptan
o Eletriptan
o Rizatriptan
o Naratriptan
o Almotriptan
o Frovatriptan
o Analgesxik opioid seperti meperidin
o Cafergot yaitu kombinasi antara ergotamin tartat 1 mg dan kafein 100 mg.
Pada terapi abortif para penderita migraine pada umumnya mencari tempat yang tenang dan
gelap pada saat serangan migraine terjadi karena fotofobia dan fonofobia yang dialaminya.
Serangan juga akan sangat berkurang jika pada saat serangan penderita istirahat atau tidur. 4,5,6
Terapi Profilaktif
Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk mengurangi frekuensi berat dan lamanya
serangan, meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan, serta pengurangan disabilitas.
Terapi preventif yang dilaksanakan mencakup
pemakaian obat dimulai dengan dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan
sampai dosis efektif. Efek klinik tercapai setelah 2-3 bulan pengobatan,
pemberian edukasi supaya pasien teratur memakai obat,
diskusi rasional tentang pengobatan, efek samping obat.
Pasien juga dianjurkan untuk menulis headache diary yang berguna untuk
mengevaluasi serangan, frekuensi, lama, beratnya serangan, disabilitas dan
respon terhadap pengobatan yang diberikan. 4,5,6
Pasien harus memperhatikan dan menghindari pencetus dari serangan migraine yang
dialami, seperti kurang tidur, setelah memakan makanan tertentu misalnya kopi, keju, coklat,
MSG, akibat stress, perubahan suhu ruangan dan cuaca, kepekaan terhadap cahaya terang, kelap
kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain.
Pasien dianjurkan untuk berolahraga secara teratur untuk memperlancar aliran darah.
Olahraga yang dipilih adalah yang membawa ketenangan dan relaksasi seperti yoga dan senam.
Olahraga yang berat seperti lari, tenis, basket, dan sepak bola justru dapat menyebabkan
migraine.
PROGNOSIS
Untuk banyak orang, migraine dapat remisi dan menghilang secara utuh pada akhirnya,
terutama karena faktor penuaan/usia.
Penurunan kadar estrogen setelah menopause bertanggungjawab atas remisi ini bagi
beberapa wanita.
Migraine dapat meningkatkan faktor risiko terkena stroke, baik bagi pria maupun wanita
terutama sebelum usia 50 tahun. Sekitar 19% dari seluruh kasus stroke terjadi pada orang-orang
dengan riwayat migraine.
Migrain dengan aura lebih berisiko untuk terjadinya stroke khususnya pada wanita.
Migraine juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Para peneliti menemukan bahwa
50% pasien dengan Patent Foramen Ovale menderita migraine dengan aura dan operasi
perbaikan pada pasien Patent Foramen Ovale dapat mengontrol serangan migraine.8