Вы находитесь на странице: 1из 1

12.

THE FIFTH DISCIPLINE – PETER SENGE - RINGKASAN

Terdapat lima disiplin untuk menciptakan organisasi pembelajar, yaitu: A shared Vision, Mental
Models, Team Learning, Personal Mastery, dan System Thinking. Buku Disiplin Kelima menekankan
pada System Thinking, yang dianggap sebagai disiplin terpenting yang dapat menyatukan 4 disiplin
lain. System Thinking digunakan untuk menganalisis pola yang terjadi dalam organisasi, menggunakan
sudut pandang holistik, bukan bagian-bagian kecil yang tidak terkait. Senge menganalogikannya
seperti gajah. Jika seekor gajah dibelah dua, maka kita tidak akan memperoleh 2 gajah kecil.

Salah satu cara mengimplementasikan System Thinking adalah dengan melihat bagaimana penjelasan
karyawan terhadap suatu situasi. Terdapat 3 tingkat penjelasan, yaitu: tingkat 1 - penjelasan reaktif
berdasarkan kejadian; tingkat 2 - penjelasan responsif berdasarkan perilaku; dan tingkat 3 - penjelasan
generatif berdasarkan tingkatan struktur. Sebuah sistem (tingkat 3) menghasilkan perilaku tertentu
(tingkat 2), yang selanjutnya menghasilkan kejadian tertentu (tingkat 1). Untuk mengubah kejadian,
maka perlu mengubah sistem.

Pembelajaran harus berkesinambungan. Semakin banyak belajar, semakin tinggi nilai yang dapat
ditambahkan/diciptakan untuk perusahaan. Terdapat 7 hambatan dalam proses pembelajaran, yaitu:
I-am-my-position syndrome (fokus pada task daripada value), the enemy is there syndrome (karena
berorientasi task, tidak dapat melihat perannya terhadap tujuan organisasi), The illusion of taking
charge (tindakan yang reaktif), the fixation on events (tidak fokus pada perbaikan berkelanjutan), the
parable of the boiled frog (organisasi mati perlahan-lahan), The delusion of learning from experience
(merasa mengetahui outcome jangka panjang, karena memiliki pengalaman jangka pendek), dan the
myth of the management team (manajemen dapat menyelesaikan segala hal).

Langkah awal menerapkan system thinking adalah dengan memperhatikan 9 pola perilaku, yaitu: (1)
selalu ada delay antara tindakan dengan hasil; (2) lebih fokus pada faktor peningkat pertumbuhan
daripada mengurangi faktor pembatas pertumbuhan; (3) Memindahkan persoalan, bukan
menyelesaikan; (4) menurunkan target; (5) loop eskalasi yang menghasilkan lose-lose outcome, bukan
win-win outcome; (6) memberikan tambahan alokasi sumber daya pada kelompok yang sukses,
sehingga yang tidak sukses semakin terpuruk; (7) politik untuk memperoleh sumber daya lebih
banyak; (8) solution which do not solve, yaitu solusi jangka pendek yang menimbulkan masalah di
jangka panjang; (9) growh and underinvestment, yaitu kecenderungan untuk tidak berinvestasi karena
saat ini situasi kelihatan baik-baik saja.

Pada disiplin kelima, system thinking, Senge menyarankan agar para manajer melihat permasalahan
dari perspektif holistik. Jangan mencoba memecah-mecah masalah menjadi lebih kecil, dan
menyelesaikannya satu-persatu. Kaca yang pecah, ketika disatukan kembali menggunakan lem, tidak
akan merefleksikan hal yang sama dengan refleksi sebelum pecah.

Вам также может понравиться