Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik

Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan sumber-sumber


energi primer, pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam
didasari dengan potensi batubara yang melimpah di daerah Tanjung Enim
Kabupaten Muara Enim, maka dibangunlah PLTU Buktit Asam dengan
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sebelum pembangunan
terlebih dahulu dilakukan study kelayakan oleh konsultan JICA (Japan
International Cooperation Agency) pada bulan Mei 1984, Study ini dilanjutkan
dengan study yang lebih mendalam oleh konsultan dari Perancis yakni
SOFRELEC (Societe Francaice d’Etudes et de Realisation d’Equepments
Electrique) tahun 1980.
PLTU Bukit Asam unit I dan II dibangun pada tahun 1982 dengan
kapasitas terpasang 2 x 65 MW oleh kontraktor ALSTHOM ATLANTIQUE yang
berasal dari Perancis dan beroperasi pada tahun 1987, dimana PLTU ini
diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 9 Febuari 1988, setelah itu
dibangun Unit III dan IV dengan kapasitas 2 x 65 MW pada 16 April 1991.
Pembangunan awal dilakukan dengan pemasangan tiang pancang dari bagian-
bagian utama pembangkit, yaitu :
1. Pelaksanaan Tiang Pancang Jembatan Masuk :
30 Januari 1984 sampai dengan 05 Agustus 1984
2. Pelaksanaan Tiang Pancang Bangunan Utama :
20 April 1984 sampai dengan 18 Desember 1984
3. Pelaksanaan Tiang Pancang Boiler :
1 Juni 1984 sampai dengan 31 September 1984
4. Pelaksanaan Tiang Pancang Cerobong / Stack :
1 Juni 1984 sampai dengan 19 Desember 1984
5. Pelaksanaan Tiang Pancang Cooling Tower :
03 Desember 1984 sampai dengan 05 Agustus 1985

1
2

Pembangunan empat unit PLTU Bukit Asam dengan kapasitas 4 x 65 MW


ini dilakukan dalam dua tahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaan pembangunannya
adalah sebagai berikut :
1. Survei pendahuluan pada tahun 1978 oleh konsultan dari Jepang (JICA).
2. Study kelayakan pada tahun 1980 oleh konsultan dari Prancis (SOFRELEC).
3. Persiapan lahan pada tahun 1981.
4. Tahap pertama pembangunana Unit I dan II (2 x 65 MW) tahun 1982.
5. Tahap kedua pembangunan Unit III dan IV (2 x 65 MW) tahun 1991.
Berdasarkan SK Direksi No.038/dir/86 tanggal 3 Juni 1983 dibentuk sektor
bukit asam pada perusahaan listrik negara wilayah IV Palembang, kemudian pada
tahun 1966 terdapat perubahan status dan struktur organisasi perusahaan dimana
perusahaan umum listrik negara berubah menjadi PT. PLN (Persero) dan
dibentuknya PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatra Bagian
Selatan, maka sejak itu pengelolahan sektor Bukit Asam berada di bawah PT. PLN
(Persero) Pembagkitan dan Penyaluran Sumatra Bagian Selatan dengan nama PT.
PLN (Persero) kultur Sumbagsel Sektor Bukit Asam. Berkaitan dengan perubahan
organisasi di lingkungan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel, maka sejak tanggal
27 Januari 2005 berubah menjadi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit
Asam.

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor


Pembangkitan Bukit Asam berada di jalan lingga raya, Kecamatan Tanjung Enim,
Kabupaten Muara Enim, yang berjarak ±187 km sebelah Barat kota Palembang
dengan ketinggian 30 meter di atas permukaan laut dan Luas lahan sekitar ±6
hektar. Lokasi pembangkit berada persis di tepi Sungai Enim yang digunakan
sebagai sumber bahan baku pembangkit. Air digunakan sebagai sumber
penggerak turbin yang akan di ubah terlebih dahulu menjadi steam, air sungai
enim juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar untuk media pendingin
mesin-mesin pembangkit. Dengan survey secara seksama yang menyakini bahwa
3

sumber air Sungai Enim tidak akan pernah kering, maka dibangunlah pusat
pembangkitan Bukit Asam ini.
Karena letaknya persis di tepi Sungai Enim jadi harus melewati jembatan
utama yang merupakan satu-satunya akses untuk masuk dan keluar lokasi
pembangkit, setelah melewati jembatan utama terdapat bangunan colling tower
unit 1& 2 dan waste water treatment plant disebelah kiri dan terdapat settling
basing di sebelah kanan, lalu di depan bangunan colling tower unit 1&2 adalah
kantor utama, disebelah kiri kantor utama terdapat bangunan K3 yang juga
digunakan sebagai perpustakaan, di sebelah perpustakaan terdapat kantin, gudang
penyimpanan dan bengkel, lalu di sebelah kanan kantor utama terdapat
laboratorium dan water treatment plant yang terhubung dengan bangunan power
house unit 1&2 dan power house unit 3&4, persis didepan power house terdapat
gardu induk, lalu di sebelah kiri gardu iduk terdapat bangunan colling tower unit
3&4, selanjutnya di bagian paling kiri area pembangkit terdapat kantor
pemeliharaan dan di bagian belakang terdapat kawasan pertambangan batubara
PT. Bukit Asam.
PT. Bukit Asam merupakan perusahaan pertambangan batubara yang
mempunyai kontrak kerja sama dengan PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Bukit Asam dalam hal penyediaan
bahan bakar. Lokasi pembangkit juga terletak di sebelah tambang batubara Bukit
Asam sehingga mengefisiensikan biaya transportasi, Lokasi PLTU Bukit Asam
sangat strategis karena mendekati dua sumber bahan baku utamanya yaitu air
sebagai penggerak dan pendingin serta batubara sebagai bahan bakarnya. Peta
lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor
Pembangkitan Bukit Asam dapat dilihat pada gambar 1.
4

1. TPS Fly Ash 12. Kantor


2. Kantor Pemelihraan 13. Bengkel
3. Cooling Tower 3 & 4 14. Setling Pit 1 & 2
4. Gardu Induk 15. Gudang Limbah B3
5. Power House Unit 3 & 4 16. Setling Pit Junction
6. Power House Unit 1 & 2 17. Setling Pit 3 & 4
7. Cimney 18. Setling Pit Coal Handling
8. WTP & LABOR 19. Coal Storage 1 & 1
9. Cooling Tower 1 & 2 20. Coal Storage 3 & 4
10. Setling Basin 21. Setling Pit Crusher Area
11. Gudang

Gambar 1. Lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbagsel Sektor


Pembangkitan Bukit Asam
Sumber : Bagian Personalia PT. PLN (Persero)Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor
Bukit Asam (2014)
5

1.3 Produk
Produk PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam adalah
penyediaan energi listrik yang diperoleh dari pengoperasian 4 unit PLTU dengan
daya terpasang sebesar 4 x 65 MW. Produksi listrik yang dibangkitkan sesuai
dengan permintaan dari PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) wilayah
Sumatera Bagian Selatan dan disalurkan melalui jaringan Transmisi dan Gardu
Induk Bukit Asam yang terhubung dengan sistem interkoneksi Sumatera.

1.4 Sistem Pemasaran

PLTU PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan


Pembangkitan Sektor Bukit Asam menghasilkan listrik dengan daya 65 MW per
unit, jadi total daya terpasang sebesar 4 x 65 MW = 260 MW. Tenaga listrik yang
dihasilkan PLTU Bukit Asam melalui generator dengan tegangan 11 KV dinaikan
menjadi 150 KV melalui trafo utama. Tenaga listrik ini dihubungkan ke sistem
interkoneksi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, serta Riau.
Dalam penyalurannya 10%nya dimanfaatkan sendiri oleh pihak industri.
Sehingga yang didistribusikan hanya 90% sesuai dengan bebannya. listriknya
disalurkan ke beberapa daerah dengan ditransmisikan menjadi tiga jalur, yaitu
yang pertama Baturaja, Lampung, yang kedua Lahat, Prabumulih, Palembang, dan
yang ketiga ditransmisikan menuju Bengkulu. Untuk saat ini PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Pembangkitan Sektor Bukit Asam
memiliki beban produksi listrik 50-60%, yaitu dengan beban puncak 60%.

1.5 Manajemen Staf

Organisasi merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang dilakukan


untuk meningkatkatkan kegunaan dalam menentukan sumber berhasilnya suatau
proses dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi dalam mencapai
tujuan. Dalam suatu organisasi diperlukan struktur yang merupakan kerangka
untuk mencapai tujuan yang lebih efektif. Ada beberapa jenis organisasi, yaitu:

1. Line Organization
6

Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan
yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal yang
sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh karena itu
didalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah.
Memang untuk organisasi sejenis ini, khususnya didalam institusi-institusi
yang lebih kecil sangat efektif karena keputusan cepat diambil dan pelaksanaan
keputusan juga cepat.
2. Staff Organization
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan
staff pelaksana. Peran staff bukanlah sekedar pelaksana perintah pimpinan
namun staff berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam
ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga
pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan
bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan
pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
3. Staff and Line Organization
Organisasi ini merupakan gabungan antara kedua jenis organisasi diatas.
Dalam organisasi ini staff bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga
memberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan
secara baik. Demikian juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tetapi
juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut.

1.5.1 Struktur organisasi


Struktur organisasi PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam tergolong
kedalam organisasi garis (line organization) dimana organisasi dijalankan
berdasarkan perintah sesuai dengan garis vertikal dari atas sampai ke bawah. PT
PLN (Persero) Sektor Bukit Asam dipimpin oleh Kepala Sektor yang bertugas
merumuskan rencana dan program kerja, membina bawahan, mengkoordinasikan
dan mengarahkan kegiatan di lingkungan sektor.
Sesuai dengan Surat Keputusan No. 013.K/DIR/2005 tanggal 27 Januari
2005 tentang Organisasi PT. PLTU Sektor Pembangkitan Bukit Asam pada PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, struktur organisasinya
dipimpin oleh Manajer, yang dalam pelaksanaan tanggung jawab dan
7

wewenangnya di dukung oleh Asisten Manajer. Manajer ini membawahi 4 bagian


sebagai berikut:
1. Bagian Engineering, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan
tugas, memberi petunjuk, mengkoordinasikan penyusunan rencana
pengoperasian dan pemeliharaan termasuk minyak pelumas dan suku cadang
pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, mengendalikan pengelolaan
lingkungan, safety, diklat dan asuransi.
2. Bagian Operasi, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan tugas,
memberi petunjuk dan mengendalikan kegiatan bagian operasi,
mengkoordinasikan, pengopersian unit pembangkit, menyusun program
pengendalian operasi pembangkit, menetapkan prosedur operasi dan
perbaikan gangguan.
3. Bagian Pemeliharaan, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan
tugas dan mengendalikan kegiatan bagian pemeliharaan, mengkoordinasikan
pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan unit pembangkit berdasarkan
rencana kerja sector.
4. Bagian Tata Usaha, bertugas menyusun rencana kerja bagian tata usaha
sebagai pedoman kerja, mengkoordinasikan dan menyediakan tugas-tugas
seksi di lingkungan tata usaha, mengkoordinasikan penyususnan rencan
anggaran operasi, usulan anggaran investasi dan inventaris tahunan serta
menyusun konsep usulan pengangkatan pegawai.
Bagian-bagian tersebut dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
manajer sebagai pimpinan tertinggi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumatera
Bagian Selatan Sektor Bukit Asam. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dapat
dilihat pada gambar 2.
8

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbagsel


Sektor Pembangkitan Bukit Asam
Sumber : Bagian Personalia PT. PLN (Persero)Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor
Bukit Asam (2014)

1.5.2 Manajemen Perusahaan


9

Manajemen dan tanggung jawab PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam
adalah membuat dan menyusun rencana ketatausahaan untuk menunjang dan
mengendalikan pengoperasian PLTU Bukit Asam dengan seefisien mungkin dan
menjamin kelangsungan pemasokan daya listrik Sumatera Bagian Selatan.
1.5.2.1 Peraturan Kerja
A. Peraturan Tata Tertib Karyawan adalah:
1. Waktu Kerja
a. Waktu kerja di perseroan ditetapkan dengan memperhatikan peraturan dan
perundang-undangan yaitu 7 (tujuh) jam satu hari atau 8 (delapan) jam
satu hari dengan ketentuan tidak melebihi 40 (empat puluh) jam dalam
satu minggu.
b. Waktu istirahat tidak termasuk waktu kerja dan tidak dihitung sebagai jam
kerja.
c. Bagi pekerja yang memerlukan kesinambungan kerja secara bergilir (shift)
diatur dan ditetapkan sesuai dengan kebutuhan unit masing-masing. Ada 3
shift di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, yang
pertama dari pukul 10.00 WIB sampai 16.00 WIB, yang kedua dari pukul
16.30 WIB sampai 22.30 WIB, dan yang ketiga dari pukul 23.00 WIB
sampai 07.30 WIB
2. Keselamatan Kerja dan Perlengkapan Kerja
a. Setiap pegawai wajib menjaga keselamatan dirinya dan pegawai lainnya
dan wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh
perseroan serta mengikuti/memenuhi ketentuan mengenai keselamatan
kerja dan perlindungan kerja yang berlaku.
b. Perseroan menyediakan alat-alat keselamatan kerrja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dalam hal pegawai menemui hal-hal yang dapat membahayakan
keselamatan pegawai dan perseroan, maka pegawai yang bersangkutan
harus segera melaporkan kepada kepada pemimpin.
d. Pegawai wajib memelihara alat-alat keselamatan kerja dengan baik dan
cermat sesuai petunjuk-petunjuk dan wajib mematuhi ketentuan
keselamatan kerja dan dalam hal pegawai menemui hal-hal yang dapat
mengancam keselamatan baik bagi pegawai sendiri maupun perseroan.
10

e. Pegawai dilarang memakai atau menggunakan alat-alat perlengkapan


kerja/keselamatan kerja untuk kepentingan pribadi.
f. Perseroan memberikan tanda pengenal dan pakaian dinas kepada seluruh
pegawai dan wajib dipakai sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Pegawai dengan tugas-tugas tertentu selain diberikan pakaian dinas dan
atau pakaian kerja juga diberikan perlengkapan kerja yang diwajibkan
untuk memakainya.
h. Ketentuan lebih lanjut tentang keselamatan kerja dan perlengkapan kerja
ditetapkn oleh direksi.

B. Kedisiplinan Pegawai adalah sebagai berikut:


1. Setiap pegawai wajib mematuhi ketentuan yang berlaku di lingkungan
perseroan yang ditetapkan dalam peraturan disiplin pegawai.
2. Setiap pegawai yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
nomor 1 dapat dijatuhi hukuman sesuai dengan berat ringannya kesalahan
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan disiplin pegawai. Peraturan
disiplin pegawai sebagaimana dimaksud dalam nomor 1 ditetapkan oleh
direksi.

1.5.2.2. Fasilitas Karyawan


Salah satu faktor penunjang produksi adalah kesejahteraan karyawan baik
itu berupa peningkatan pendapatan maupun fasilitas lainnya. Cara lain untuk
memenuhi kesejahteraan karyawan adalah penyediaan sarana perumahan, ibadah,
olahraga, transportasi, kesehatan, pendidikan dan mini market.
a. Perumahan Karyawan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan primer bagi karyawan dan keluarga,
maka perusahaan menyediakan fasilitas perumahan yang terletak satu kilometer
dari pabrik yang memiliki lahan seluas 3 hektare dengan jumlah rumah ± 200
buah tipe 100 dan 54.
b. Sarana Ibadah
Dalam rangka ibadah peningkatan produksi perusahaan tentunya juga akan
bergantung pada kualitas karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan
mengadakan kegiatan pembimbing rohani dengan tujuan untuk memiliki
11

karyawan yang ideal yakni karyawan yang sehat baik rohani maupun jasmani. PT
PLN (persero) Sektor Bukit Asam mendirikan mushola baik dalam pabrik maupun
di kompleks sendiri.
c. Sarana Olahraga
Sarana olahraga bagi karyawan memanfaatkan lahan di kompleks
perumahan PT PLN (Persero) dan di samping pabrik. Adapun lapangan olahraga
yang dikelola adalah lapangan tenis, basket, kolam renang dan lapangan senam.
d. Sarana Transportasi
Untuk memperlancar kegiatan yang ada di lingkungan pabrik dan di
lingkungan kompleks, maka sarana transportasi sangat menentukan sekali, salah
satunya adalah bis yang disediakan oleh pabrik untuk antar jemput karyawan dan
anak sekolah.
e. Poliklinik
Poliklinik khusus bagi karyawan belum ada tetapi dalam meningkatkan
kesejahtreraan karyawan khususnya di bidang kesehatan maka pihak perusahaan
menanggung biaya pengobatannya pada dokter prakter yang berada di Tanjung
Enim bagi karyawan dan keluarganya. Dengan demikian diharapkan pelayanan
kesehatan bagi karyawan dapat tercapai.
f. Pendidikan
Untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anak karyawan, maka PLN
mendirikan TK Elektrina yang dikelola oleh istri-istri karyawan PLN itu sendiri,
tetapi fasilitas pendidikan lain seperti SD, SMP dan SMA belum ada sehingga
untuk kelanjutan pendidikan bagi anak-anak karyawan di sekolahkan di Tanjung
Enim, Muara Enim dan kota-kota besar lainnya.

Вам также может понравиться

  • BAB 1 Fix
    BAB 1 Fix
    Документ11 страниц
    BAB 1 Fix
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Data Desain
    Data Desain
    Документ2 страницы
    Data Desain
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • LAMPIRAN III Gambar
    LAMPIRAN III Gambar
    Документ2 страницы
    LAMPIRAN III Gambar
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Asistensi
    Asistensi
    Документ2 страницы
    Asistensi
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Data Desain
    Data Desain
    Документ2 страницы
    Data Desain
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Data Desain
    Data Desain
    Документ2 страницы
    Data Desain
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar
    Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar
    Документ5 страниц
    Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Nnote
    Nnote
    Документ1 страница
    Nnote
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Gambar Diagram Alir Desain
    Gambar Diagram Alir Desain
    Документ1 страница
    Gambar Diagram Alir Desain
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Data Desain
    Data Desain
    Документ2 страницы
    Data Desain
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Lampiran 1 Data Aktual
    Lampiran 1 Data Aktual
    Документ2 страницы
    Lampiran 1 Data Aktual
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Mbak in
    Mbak in
    Документ4 страницы
    Mbak in
    darfil11
    Оценок пока нет
  • Paving Block
    Paving Block
    Документ4 страницы
    Paving Block
    Dara Finalda
    Оценок пока нет
  • Energi Matahari
    Energi Matahari
    Документ38 страниц
    Energi Matahari
    darfil11
    100% (1)