Вы находитесь на странице: 1из 3

HIRUK - PIKUK PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH


(BPKAD) DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Farha
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram
Jl. Majapahit no 62 Mataram, NTB
Farhakiting@gmail.com

PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang


otonomi daerah, Negara memberikan hak, kewajiban, dan wewenang kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemrintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Termasuk didalamnya mengenai anggran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintah
daerah yang dijabarkan dalam brntuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan dan
dkikelola dalam system keuangan daerah. Pemerintah daerah sebagai pengguna
anggaran dituntut secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, tertib, patut dan
dan taat pada peraturan undang-undang.
Dalam rangka melaksanakan tuntutan tersebut maka ditetapkan peraturan
pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah. Menurut
Undang-Undang Nomor 71 tahun 2010 standar akuntansi pemerintah berisikan
prinsip-prinsip akuntansi pemerintah yang ditetapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Selain itu Indra Bastian (2005 :134)
menyatakan bahwa Standar akuntansi pemerintah merupakan suatu ketentuan
yang dijadikan prinsip-prinsip dan di sahkan dalam menyusun laporan keuaagan
pemerintah. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah
(Lamonisi : 2016).
System pemerintah daerah terdiri dari dua subsistem yaitu SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah) dan SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah). Yang membedakan kedua subsistem adalah wilayah transaksinya,
transaksi yang terjadi di SKPD diklasifikasikan sebagai transakasi satuan kerka
sedangkan transaksi yang terjadi di SKPKD diklasifikasi sebagai transaksi satuan
kerja dan transakasi pada level pemerintah daerah yang dilakukan oleh pejabat
pengelola keuangan daerah yang memiliki tugas untuk menyusun laporan
keuangan daerahm (Singkali dan Widuri : 2014).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 kepala daerah sebagai
penanggungjawab pelaksanaan APBD harus menyampaikan rancangan perda
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Laporan
keuangan yang disampaikan berupa Laporan Raliasi APBD, neraca, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sebelum laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dilaporkan terlebih dahulu harus dilakukan pengabungan
laporan dari semua SKPD yang ada diwilayar pemerintahanya.
Kepala SKPD selaku pengguna anggaran harus melakukan pencatatan
akuntansi atas transaksi keuangan, asset, utang, dan ekuitas dana yang berda
dalam tanggung jawabnya. transaksi tersebut merupakan dasar yang akan
digunakan dalam mneyusun laporan keuangan SKPD. Laporan keuangan SKPD
terdiri dari laporan Realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan (CALK) yang harus disampaikan kepada PPKD.
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) yang terletak di
Kabupaten Lombok Barat sebagai pengguna anggran dan sekaligus sebagai
penanggungjawab laporan keuangan atas realisasi dana yang didapatkan
pemerintah daerah, harus membuat laporan keuangan pertanggungjawaban atas
kewenangan yang dilaksanakannya sesuai dengan undang-undang dan peraturan
yang mengatur pelaksanaannya khususnya untuk sistem akuntansi daerah yang
didasarkan atas SAP.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Hiruk – Pikuk Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
Pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Di Kabupaten
Lombok Barat”
Berdasarkan indentifikasi masalah diatas maka rumusan masalahnya
adalah apakah penerapan standar akuntani pemerintah (SAP) yang diterapkan
pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lombok
Barat dengan kapasitas sebagai SKPKD sudah seuai dengan SAP atau tidak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah penerapan
penerapan standar akuntani pemerintah (SAP) yang diterapkan pada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lombok Barat
dengan kapasitas sebagai SKPKD sudah sesuai dengan SAP atau tidak.

Вам также может понравиться