Вы находитесь на странице: 1из 30

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“ AREA KESEHATAN KERJA”

Disusun Oleh :

 FIAN RISKIY UTAMA


 HENDRI LESTARI
 HERLANGGA SURENDRA MURTI
 IAS CANDRA ISMONO
 ILHAM HUTAM
 ISMIYATI
 KARMELIA TUTO LANANG
 KRISTANTI WIDAYAT
 LAILA NURROHMA
 LATRI SUSANTI
 LUZY RATNA SARI
PROGRAM STUDI SARJANAKEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian sehat dapat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental
dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya (perry, potter. 2008).
Pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi
sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan
pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat
mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan
tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang
terganggu kesehatannya. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara
kapasitas, beban, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya,
agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-undang kesehatan).
Adanya undang-undang kesehatan kerja di setiap negara mempunyai dampak
yang begitu besar untuk kondisi kesehatan di tempat kerja. Tujuan dari hukum ini
adalah untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih aman dan lebih sehat bagi para
pekerja (suddarth. 2008).
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan
sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada
upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health
of all at work). Sebenarnya hal ini merupakan keuntungan bagi pemilik lapangan
pekerjaan atau para pengusaha untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman
karena hasilnya adalah pengurangan biaya yang berhubungan dengan absennya
pekerja, perawatan pekerja di rumah sakit dan kecacatan (suddarth. 2009).
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari
sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
budaya dan karyanya.
Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan
semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan
pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi
beban, bukan kebutuhan. Direktur Operasi dan Pelayanan PT Jamsostek (Persero),
Djoko Sungkono menyatakan bahwa Data angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu
mencapai, 99.491 kasus. Jumlah tersebut kian meningkat dibanding tahun
sebelumnya. Pada tahun 2007 terjadi sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008
sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010
sebanyak 98.711 kasus. Untuk pada 2011 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414
kasus kecelakaan kerja per hari.
Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1
juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat
hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan
dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana
diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap
tahunnya (Pusat Kesehatan Kerja, 2005)
B. Tujuan
1. Konsep area kerja
2. Masalah kesehatan yang dialami area kesehatan kerja
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Area Kesehatan Kerja


1. Pengertian Kesehatan Kerja Dan Keselamatan Kerja
Menurut Sumakmur kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,


pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur). Keselamatan
kerja menyangkut segenap proses produksi distribusi baik barang maupun jasa
(dermawan, deden. 2012).

2. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja


Upaya kesehatan kerjaadalah upaya penyesuaian antara kapasitas, beban,
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU kesehatan).
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari
pekerjaitu sendiri (effendi, ferry. 2009).

3. Faktor Resiko Di Tempat Kerja


Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat
dipengaruhi oleh (effendi, Ferry. 2009):
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan.
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya
3. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik,
kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.
4. Ruang lingkup kesehatan kerja
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis, dalam hal
cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk (effendi,
Ferry. 2009):

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja


disemua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun
kesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungannya.
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
5. Tujuan keselamatan kerja
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakuakn
pekerjaan atau kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas
nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
6. Dasar Hukum
Dasar hukum tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah Undang-
undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 86 (dermawan,
deden. 2012: 190):
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Kecelakaan kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud
dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan
yang terjadi pada waktu bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karena
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesenjangan, lebih-lebih dalam
bentuk perencanaan (dermawan, deden. 2012: 189).
Penyebab kecelakaan kerja
Secara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab dasar
(basic causes) dan penyebab langsung (immediate causes)
1. Penyebab dasar
a. Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya
kemampuan fisik, mental, dan psikologis, kurang atau lemahnya
pengetahuan dan keterampilan (keahlian), stress, dan motivasi yang
tidak cukup atau salah.
b. Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan/ atau pengawasan, rekayasa
(engineering), pembelian atau pengadaan barang, perawatan
(maintenance), alat-alat, perlengkapan, dan barang-barang atau bahan-
bahan, standart-standart kerja, serta berbagai penyalahgunaan yang
terjadi di lingkungan kerja.
2. Penyebab langsung
a. Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standart/ unsafe condition)
b. Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standart/ unsafe act)
c. Kerugian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja
3. Kecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian, antara lain:
1. Kerusakan: Kerusakan karena kecelakaan kerja antara lain bagian
mesin, pesawat alat kerja, bahan, proses, tempat, & lingkungan
kerja.
2. Kekacauan Organisasi: Dari kerusakan kecelakaan itu, terjadilah
kekacauan dai dalam organisasi dalam proses produksi.
3. Keluhan & Kesedihan: Orang yang tertimpa kecelakaan itu akan
mengeluh & menderita, sedangkan kelurga & kawan-kawan
sekerja akan bersedih.
4. Kelainan & Cacat: Selain akan mengakibatkan kesedihan hati,
kecelakaan juga akan mengakibatkan luka-luka, kelainan tubuh
bahkan cacat.
5. Kematian: Kecelakaan juga akan sangat mungkin merenggut
nyawa orang & berakibat kematian.
4. Pencegahan kecelakaan akibat kerja
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan:
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat tekni
5. Riset medis
6. Penelitian psikologis
B. Masalah Kesehatan yang dialami di area Kesehatan kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat
kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease (dermawan,
deden. 2012).
WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja
(dermawan, deden. 2012: 193):

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya


Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
karsinoma bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di
antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronkhitis kronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah
ada sebelumnya, misalnya asma.

Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor: PER-


01/MEN/1981 dicantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan pada keputusan
Presiden RI Nomor 22/1993. Jenis-jenis penyakit akibat kerja tersebut adalah
sebagai berikut:
 Pneumokoniosis disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan
parut (silikosis, antrakosiliksis, asbestosis) dan silikotuberkulosisyang
silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
 Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
 Penykit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) atau byssinosis
yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, hnep (serat yang diperoleh dari
batang tanaman cnnabis sativa), dan sisal (serat yang diperoleh dari
tumbuhan agave sisalana, biasanya dibuat tali).
 Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
 Alveolitis alergica yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
 Penyakit yang disebabkan oleh berilium (Be) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh kadmium (Cd) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh fosforus (P) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh kromium (Cr) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh mangan (Mn) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh arsenik (As) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh merkurium/ raksa (Hg) atau
persenyawaannya yang beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh timbel (Pb) atau persenyawaannya yang
beracun.
 Penyakit yang disebabkan flourin (F) atau persenyawaannya yang beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
 Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang bercun.
 Penyakit yang disebabkan oleh benzema atau homolognya yang beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
 Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
 Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol, atau keton.
 Penyakit yang disebabkan olehgas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti CO, hidrogen sianida, hidrogen sulfida atau derivatnya
yang beracun, amoniak, seng, braso, dan nikel.
 Kelainan pendengarayang disebabkan oleh kebisingan.
 Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot,
urat, tulang persendian dan pembuluh darah tepi atau saraf tepi).
 Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
tinggi.
 Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengIon.
 Penyakit kulit atau dermatosis yang disebabkan oleh fisik, kimiawi atau
biologis.
 Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh Ter, Pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk dan residu dari zat-
zat tersebut.
 Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan resiko kontaminsai khusus.
 Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah, panas radiasi, atau
kelembapan udara yang tinggi.
 Penyakit yang disebabkan oleh bahan lainnya termasuk bahan obat.

Menurut (dermawan, deden. 2012: 197-199) penyakit akibat


kerja/penyakit akibat hubungan kerja:
1. Penyakit Saluran Pernapasan
2. Penyakit Kulit
3. Kerusakan Pendengaran
4. Gejala pada Punggung dan Sendi
5. Kanker
6. Coronary Artery Disease
7. Penyakit Liver.
8. Masalah Neuropsikitarik
9. Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
i. Faktor penyebab penyakit akibat kerja
Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan :
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan
yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,
maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu,
uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus, jamur
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan/ddesain
tempat kerja dan cara kerja/beban kerja.
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stres
psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan dan lain-lain.
1. Alat pelindung diri (PEE)
Persyaratan umum penyediaan alat pelindung diri (personal protective
equipment–PPE) tercantum dalam personal protective equipment at work
regulation 1992. Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas
pertama seorang majikan adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan
daripada individu (Ridley. 2009)

Contoh-contoh perlindungan PPE (Ridley. 2009)

Bagian tubuh PPE


 Kepala  Helm keras , helm empuk, topi,
harnet, atau pemangkasan rambut.
 Telinga  Tutup telinga (ear murf) dan
sumbat telinga (ear plug)
 Mata  Kacamata pelindung (googles),
pelindung wajah, goggles khusus.
 Paru  Masker wajah, respirator, alat
bantu pernafasan.
 Tangan  Sarung tangan pelindung, sarung
tangan tahan bahan kimia, sarung
tangan insulasi.
 Kaki  Sepatu pengaman, selubung kaki
 Kulit (gaiter) dan sepatu pengaman.
 Krim pelindung.
 Pelindung yang kedap seperti
 Torso dan tubuh sarung tangan dan celemek.

 Pakaian bertekanan udara


 Keseluruhan tubuh (pressurized suits)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN KERJA

ANGKET PENGKAJIAN KOMUNITAS**


(COMMUNITY AS A PARTNER)
DI KELURAHAN .....
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ......
PROGRAM STUDI SARJAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TA 2018/ 2019
Tanggal Pengkajian :
Petunjuk : Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan yang sebenarnya.
A. DATA INTI KOMUNITAS
1. Data Demografi (dalam 1 tempat kerja/ orang )

No Nama Usia Pendidikan Jabatan Alamat Suku


Bangsa

B. DATA SUB SYSTEM KOMUNITAS


1. Lingkungan Fisik
Rumah
a. Jenis lokasi : ( ) Petak ( ) Tersendiri ( ) Lain-
lain…………..
b. Jenis Bangunan : ( ) Permanen ( ) Non permanen ( ) Semi
permanen
c. Luas bangunan :………
d. Luas pekarangan :……..
e. Status bangunan : ( ) Kontrak ( ) Milik sendiri ( ) Lain-
lain….
f. Atap bangunan : ( ) Genteng ( ) Seng ( ) Asbes
( )Lain-lain….
g. Apakah di bangunan terdapat jendela/ lubang angin : ( ) Ya ( )
Tidak
h. Apakah jendela dibuka setiap hari : ( ) Ya ( ) Tidak
i. Jika ya, berapa luas jendela/ lubang angin seluruhnya : ( ) < 20% luas
lantai ( ) > 20% luas lantai
j. Pencahayaan : ( ) kurang, > 25 cm dari jarak baca ( ) baik, < 25
cm dari jarak baca
k. Penerangan : ( ) Listrik ( ) Lampu tempel ( ) Petromaks
( ) Lain-lain
l. Lantai : ( ) Ubin( ) Tanah ( ) Plester ( ) Papan ( )
Lain-lain….
m. Vektor yang banyak di sekitar bangunan dan membahayakan
kesehatan :
( ) Lalat ( ) Nyamuk ( ) Kecoa ( ) Limbah ( ) Burung
( ) Kucing ( ) Lain-lain………
n. Kebersihan di dalam bangunan : ( ) Bersih ( ) Cukup bersih
( ) Tidak bersih
o. Bila tidak dibersihkan, disebabkan oleh : ( ) Limbah sisa ( ) Debu
( ) Sampah ( ) Lain-lain….
p. Kebersihan halaman : ( ) Bersih ( ) Tidak bersih

Sumber air

a. Apakah mempunyai sumber air sendiri : ( ) Ya ( ) Tidak


b. Jika iya, apa jenisnya : ( ) Sumur gali ( ) Sungai ( ) Mata air
( ) Ledeng ( ) Sumur pompa ( ) Sumur bor ( ) Lain-
lain, sebutkan……
c. Jika tidak mempunyai sumber air sendiri, darimana sumbernya……
d. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut : ( ) Ya
( ) Tidak
e. Jika tidak, bagaimana memperolehnya….
f. Tempat penyimpanan air : ( ) Tertutup ( ) Terbuka
g. Pengurasan tempat penampungan air : ( ) < 3 hari ( ) > 3 hari
( ) Tidak pernah
h. Penggunaan air minum : ( ) Dimasak ( ) Tidak dimasak

Pembuangan air limbah

a. Apakah bangunan memiliki saluran pembuangan air limbah : ( ) Ya


( ) Tidak
b. Jika iya, jenisnya : ( ) Got ( ) Sungai ( ) Selokan
( ) Tidak ada ( ) Lain-lain…
c. Bagaimana kondisi pembuangan air limbah : ( ) Tertutup lancar
( ) Tertutup tergenang ( ) Terbuka lancar ( ) Terbuka
tergenang

Pembuangan sampah

a. Cara pembuangan sampah:


( ) Dibakar ( ) Ditimbun ( ) Dibuang ke sungai
( ) Dibuang di sembarang tempat
b. Keadaan tempat penampungan sampah :
( ) Terpelihara ( ) Tidak terpelihara

2. Pelayanan kesehatan dan sosial


a. Apakah ada pekerja yang sakit dalam satu bulan terakhir :
( ) Ya ( ) Tidak
Jika ada, sebutkan pekerja yang sakit………
b. Sebutkan jenis penyakitnya ………
( ) Demam Berdarah
( ) TBC
( ) Demam Thypoid (Tipes)
( ) Asma
( ) Infeksi Menular Seksual
( ) Batuk pilek
( ) Hipertensi
( ) Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
( ) Penyakit jantung
( ) Lain-lain…….
c. Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan tersebut :
( ) berobat ke Puskesmas
( ) berobat ke RS
( ) berobat ke Dokter Umum
( ) berobat ke Dokter Spesialis
( ) berobat ke Perawat/ Bidan
( ) berobat ke dukun
( ) dibiarkan
( ) Lain-lain….
d. Apakah pekerja perlu mendapatkan pengarahan, penyuluhan/
informasi kesehatan : ( ) Ya ( ) Tidak

Masalah Kesehatan Ibu Hamil

a. Apakah ada pekerja dalam kondisi hamil :


( ) Ya ( ) Tidak
b. Usia ibu hamil……..
c. Hamil yang ke berapa ……..
d. Hamil yang sekarang, usianya…………….. (minggu)
e. Apakah ibu hamil melaksanakan pemeriksaan selama kehamilan :
( ) Ya ( ) Tidak
f. Dimana ibu hamil melaksanakan pemeriksaan selama kehamilan :
( ) Puskesmas ( ) Posyandu ( ) Dokter umum ( ) Dokter
spesialis
( ) Lain-lain, sebutkan…..

Masalah Kesehatan Ibu Menyusui

a. Apakah ada ibu menyusui


( ) Ya ( ) Tidak
b. Bila Ya, apakah ibu menyusui anaknya
( ) Ya ( ) TidakBila
c. Bila Ya, lama menyusui…
( ) kurang dari 1 bulan ( ) 1-6 bulan ( ) 6 bulan -1 tahun ( )1
-2 tahun ( ) lebih dari 2 tahun
d. Bila Tidak menyusui alasannya….
( ) Pekerjaan ( ) Tidak Tahu ( ) Sakit ( )
Lainnya…..

Balita

a. Apakah ada pekerja yang membawa balita (bawah lima tahun)


( ) Ya ( ) Tidak
b. Apakah setiap hari balita dibawa ke tempat kerja
( ) Ya ( ) Tidak
c. Bila Ya, alasannya
( ) Tidak ada yang menjaganya ( ) Mudah mengontrol balitanya
( ) Lain-lain, sebutkan….
d. Apakah anak diberi APD
( ) Ya ( ) Tidak
e. Jenis APDi yang diberi
( ) Masker

Anak dan Remaja

a. Apakah masih ada pekerja yang mempunyai usia anak sekolah/ remaja
( ) Ya ( ) Tidak
b. Jika Ya, usia anak saat ini
( ) 6 – 10 tahun ( ) 11 – 15 tahun ( ) 16 – 21 tahun
c. Pendidikan anak berada pada tingkat
( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) PT
d. Apakah ada anak yang menderita penyakit
( ) Ya ( ) Tidak
e. Jika Ya, sudahkah berobat
( ) Sudah ( ) Belum, alasannya…………………
f. Jika sudah, berobat kemana
( ) Medis, sebutkan…………….( ) Non medis, sebutkan….
g. Kebiasaan anak
( ) Merokok ( ) Alkohol ( ) Narkoba
( ) Lain-lain, sebutkan……..

Usia Lanjut

a. Apakah pekerja ada yang berusia lanjut (lebih dari 60 tahun)


( ) Ya, usia……. ( ) Tidak

b. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit


( ) Ya ( ) Tidak

c. Jika Ya, jenis penyakitnya


( ) Osteoporosis
( ) TBC
( ) Demam Thypoid (Tipes)
( ) Asma
( ) Katarak
( ) Rheumatik
( ) Hipertensi
( ) Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
( ) Penyakit jantung
( ) Lain-lain…….

d. Upaya yang telah dilakukan


( ) berobat ke Puskesmas
( ) berobat ke RS
( ) berobat ke Dokter Umum
( ) berobat ke Dokter Spesialis
( ) berobat ke Perawat/ Bidan
( ) berobat ke dukun
( ) dibiarkan
( ) Lain-lain….

e. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat kerja


( ) Ada ( ) Tidak ada

f. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut


( ) Tidak ( ) Ya…….kali/bulan

g. Jika tidak, alasannya


( ) Tidak tahu ( ) Tidak mau

3. Ekonomi
a. Berapakah penghasilan rata-rata pekerja setiap bulan :
( ) < Rp. 500.000
( ) Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
( )> Rp. 1.000.000
b. Apakah pekerja mempunyai asuransi kesehatan :
( ) Ya ( ) Tidak
c. Jumlah pengeluaran rata-rata per bulan :
( ) < dari penghasilan ( ) sama dengan penghasilan
( ) > dari penghasilan

4. Komunikasi
a. Apakah ada tempat khusus pekerja berkumpul :
( ) Ya ( ) Tidak
Jika ada, dimana sebutkan…
b. Bahasa yang digunakan sehari-hari :
( ) Jawa ( ) Indonesia ( ) Lain-lain, sebutkan…
c. Melalui apakah pekerja menerima informasi tentang kesehatan :
( ) TV ( ) Koran/ majalah ( ) Edaran dari desa ( ) Radio
( ) Penyuluhan di Puskesmas/ Posyandu ( ) Papan
pengumuman di RW/ Desa

5. Keamanan dan Transportasi


a. Sarana trasnportasi umum yang digunakan oleh pekerja :
( ) Kendaraan pribadi ( ) Bus ( ) Angkutan Umum ( )
Andong ( ) Becak ( ) Lain-lain, sebutkan….
b. Cara pekerja pergi ke sarana pelayanan kesehatan :
( ) Jalan kaki ( ) Naik sepeda ( ) Naik sepeda motor (
) Naik mobil ( ) Naik andong ( ) Angkutan umum

6. Politik dan Pemerintahan


a. Perkumpulan yang diikuti oleh pekerja:
( ) Pertemuan rutin ( ) Perkumpulan pekerja ( ) Lain-lain,
sebutkan…..
b. Apakah ada perkumpulan khusus untuk pekerja :
( ) Ya ( )Tidak
7. Pendidikan
a. Sistem pendidikan yang diikuti oleh pekerja :
( ) Formal ( ) Non formal
b. Rata-rata pendidikan pekerja :
( ) SD ( )SMP ( ) SMA ( )Perguruan tinggi
8. Rekreasi
a. Dimana pekerja menghabiskan waktu rekreasi :
( ) Tempat ganti
( ) Tempat istirahat/kantin
( ) Lain-lain, sebutkan……

** : Kuesioner dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan


oleh mahasiswa
BAB IV

SATUAN ACARA PENYULUHAN


APD (ALAT PELINDUNG DIRI)

Pokok bahasan : Keperawatan Komunitas


Subpokok Bahasan : Kesehatan Kerja
Topik : Alat Pelindung Diri dan Penyakit Akibat Kerja
Sasaran :
Tempat :
Waktu :
Penyuluh : Mahasiswa Sarjana Keperawatan Stikes Kusuma Husada

I. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu menjelaskan
kembali pengertian, syarat, dan macam-macam APD
Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu memahami
dan mengetahui tentang penyakit yang ditimbulkan selama bekerja
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian APD
2. Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
3. Menjelaskan macam-macam APD
4. Menyebutkan kembali macam-macam penyakit yang timbul selama
bekerja
5. Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan penyakit akibat kerja
II. Metode dan Media
Ceramah dan tanya jawab
Leaflet
III. Kegiatan
No Komunikator Komunikan
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam (2 menit)
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
3 Apersepsi dengan menanyakan tentang Mendengarkan dan
pengertian dan fungsi APD. Tentang macam- Menjawab (3 menit)
macam penyakit akibat kerja dan upaya
pencegahannya
Isi
4 Menjelaskan materi penyuluhan mengenai Mendengarkan (20 menit)
pengertian, syarat, dan macam-macam APD
Menjelaskan materi penyuluhan tentang
macam-macam penyakit akibat kerja dan
upaya pencegahannya
5 Memberikan kesempatan kepada komunikan Mengajukan pertanyaan (10
untuk bertanya tentang materi yang menit )
disampaikan
6 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab (2 menit)
evaluasi
7 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan Menjawab salam (2 menit)
salam

IV. Lampiran Materi


A. Pengertian
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-
hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya harus cukup menarik
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya
Suma’mur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut bagian
tubuh yang dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya terbentur
dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores, terpotong,
tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga melindungi
kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan bahan-bahan kimia
korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya
berupa topi pengaman yang terbuat dari plastik, fiberglass, bakelite.
2. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata, oleh karena
biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman yang dianggapnya
mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata pengaman diperlukan untuk
melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau
kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif partikel melayang, atau kena radiasi
gelombang elektromagnetik.
3. Alat Pelindung Muka
Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh partikel-
partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan logam pada saat
melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus pula dapat melindungi
mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan berupa tameng muka atau
perisai muka seperti goggles, helm pengelas dan topi penutup.
4. Alat Pelindung Telinga
Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan sering
dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat pelindung
telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga dalam. Selain itu, alat
ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas misalnya
pada saat pengelasan. Alat pelindung telinga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena langsung
dimasukkan ke dalam telinga
Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge untuk
memberikan perlindungan yang baik
5. Alat Pelindung Pernafasan
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 alat yaitu :
Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang telah terkontaminasi
yang akan dihirup oleh pemakainya
Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau oksigen kepada
pemakainya
6. Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena
kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai pelindung tangan ketika terdapat
kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka tangan karena benda-benda
keras, luka gores, terkena bahan kimia berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.
7. alat pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan
benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki, kepercikan
larutan asam dan basa yang korosif atau cairan panas, menginjak benda
tajam. Sepatu pelindung dan boot harus memiliki ujung sepatu yang terbuat
dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja di tempat
yang mengandung aliran listrik, maka harus digunakan sepatu tanpa logam
yang dapat menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja di tempat biasa maka
harus vdigunakan sepatu yang tidak mudah tergelincir, sepatu yang terbuat
dari karet harus digunakan ketika bekerja dengan bahan kimia.
8. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian dari tubuh
yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang menutup seluruh badan.
Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari percikan cairan,
api, larutan bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja (panas, dingin, dan
kelembapan). APRON dapat dibuat dari kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain
yang dilapisi aluminium. Perlu diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai di
tempat-tempat kerja yang terdapat mesin berputar.

Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja. Beberapa kemungkinan penyakit yang dapat terjadi dapat
digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
a. Fisik : Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis, heat rash,
kejang-kejang, panas, radang dingin, gangguan penglihatan, kanker.
b. Kimia : pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut
c. Biologis/infeksi : antraksis, kulit
d. Fisiologis : luka, Flaktur/trauma
e. Psikologis : Stress
Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat kerja
Substitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan
yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya karbon
tetraklorida diganti triklor-etilen
Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke dalam
ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang
membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas
Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja tertentu, agar
bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan keluar
Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja
Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm, sarung
tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan tertentu
Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah calon
pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan baik fisik maupun,
mentalnya
Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap pekerja,
apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang dilakukan.
Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau disesuaikan dengan
kebutuhan
Daftar Pustaka

Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Widya

Medika.

Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta

Knollmueler.1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah. Jakarta.

EGC.

MPR RI. 1999. GBHN 1999 – 2004. Jakarta.

Summamur. 1994. Kesehatan Kerja. Jakarta. Widya Medika


BAB V

SAP MUSAH WARAH DESA I II III

SAP MMD I
PENGENALAN MAHASISWA

TOPIK : Pengenalan mahasiswa


Subtopic : Pengenalan mahasiswa dengan perangkat desa dan warga
desa
Sasaran : Pada perangkat desa dan warga desa
Tempat : Rumah Kepala Desa
Hari/tanggal :
Waktu : 19:30 sampai selesai
Tujuan umum : Mengenalkan mahasiswa pada perangkat desa dangan
warga desa.
I. Pelaksanaan
NO KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1 Pembukaan Ø Mengucapkan Ø Menjawab
salam salam
Ø Memperkenalkan Ø Menyimak
diri moderator
Ø Sambutan kepala
desa
Ø Sambutan Kordes
2 Puncak Ø Memperkenalkan Ø Menyimak
kegiatan diri masing-
masing
mahasiswa KKP
Ø Menjelaskan
maksud dan
tujuan
pelaksanaan KKP
tahun 2015
Ø Mengevaluasi
kembali hasil
KKP tahun 2014
3 Penutup Ø Memberikan Ø
kesempatan pada Memberika
peserta untuk n
bertanya pertanyaan
Ø Menjawab Ø Menyimak
pertanyaan jawaban
Ø Mengucapkan Ø Menjawab
terima kasih salam
Ø Salam penutup.

II. Media
- LCD
III. Metode
· Ceramah
· Diskusi
IV. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
· SAP sudah siap sebelum dilaksanakannya kegiatan
· Alat dan tempat siap
· Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian peran.
· Pemateri dan peserta siap
2. Evaluasi proses.
· Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana
· Peserta mau dan bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan
· Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi hasil
· peserta mengikuti kegiatan MMD1
KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD II)

Hari/Tanggal :
Waktu :
Topik kegiatan :
1. Presentasi hasil pengumpulan data didesa , Kecamatan .
2. Menentukan Prioritas Masalah kesehatan bersama masyarakat didesa,
Kecamatan
3. Membuat rencana kegiatan bersama dengan masyarakat

A. Latar Belakang Kegiatan


Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan,
dibutuhkan peran serta aktif dalam seluruh proses perubahan sejak pengenalan
masalah kesehatan sampai penangulangan sebagai fokus masalah komunitas
berupa promotif dan preventif.
Menindaklanjuti hasil pengumpulan data dari desa, Kecamatan, maka
sebagai proses penentuan prioritas masalah, perencanaan, dan pelaksanaan
diperlukan kesepakatan masyarakat, berhasil tidaknya penanganan masalah
kesehatan bergantung dari peran serta masyarakat yang difasilitasi oleh
petugas kesehatan maupun dukungan dari lintas program dan lintas sektoral.
Dengan demikian musyawara masyarakat desa, dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran dan peran serta masyarakat umumnya, dan
khususnya masyarakat didesa , Kecamatan, sehingga dapat memecahkan
permasalahan kesehatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dan masyarakat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
Desa, Kecamatan dan menyusun rencana kegiatan berdasarkan prioritas
masalah kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat bersama dengan mahasiswa dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan didesa, Kecamatan .
b. Masyarakat Memahami dan Menyadari Masalah kesehatan
diwilayahnya,
c. Mahasiswa bersama masyarakat dapat menetapkan prioritas masalah
kesehatan
d. Mahasiswa bersama masyarakat dapat merumuskan dan menyusun
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
C. Peserta
1. Kepala desa kecamatan
2. Sekretaris Desa
3. Kaur-kaur
4. Kepala Dusun
5. Ketua RT
6. Ketua BPD beserta anggotanya
7. Ketua LTMD beserta anggotanya
8. Ketua lembaga adat beserta anggotanya
9. Imam mesjid
10. Pegawai sara
11. P3N
12. Ketua PKK beserta anggotanya
13. Bidan desa
14. Kader Posyandu
15. Pembimbing pendidikan
16. Masyarakat
17. Mahasiswa praktik lapangan 15 orang
D. Kepanitiaan
1. Ketua
2. Sekertaris
3. Bendahara
4. Seksi acara
5. Seksi HUMAS
6. Seksi evaluasi
7. Seksi perlengkapan
8. Seksi konsumsi
E. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan pembicara Penanggung
jawab
1 5 menit Pembukaan Kepala Desa
Kepala Dusun
Kordes
2 10 Sambutan Kordes Kepala Desa
menit Kepala Dusun
Kordes
3 30 Pemaparan hasil Mahasiswa Kordes
menit pengumpulan data

4 45 Hearing
menit
5 20 Problem Solving Kepala desa
menit Mahasiswa
6 10 Kesimpulan Notulis
menit
7 5 menit Doa Tokoh Agama
penutup
F. Rencana Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum kegiatan dan undangan disebarkan
1 hari sebelum kegiatan/acara.
2. Evaluasi Proses
Diharapkan acara berjalan lancar dan kehadiran 80-100% dari jumlah
undangan.
3. Evaluasi Hasil
a. Mahasiswa mampu berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan
masyarakat di desa , Kecamatan
b. Masyarakat Menyadari akan kesehatan diwilayah desa , Kecamatan .
c. Masyarakat mengerti masalah kesehatan yang dihadapi dan ikut
berperan aktif merencanakan kegiatan sesuai dengan prioritas masalah
kesehatan diwilayah desa , Kecamatan.

Вам также может понравиться