Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga
terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan
oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan
gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas
dapat dikeluarkan. Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
Trakea berfungsi sebagai saluran udara pernafasan menuju ke alveolus. Trakea
merupakan organ tunggal di tengah yang memiliki panjang rata- rata pada orang
dewasa 11 cm.
6. Alveolus
Alveolus adalah saluran akhir dari alat pernapasan yang berbentuk bola-bola
mungil atau gelembung-gelembung udara yang sangat tipis. Dindingnya tipis, lembap,
dan diselimuti oleh pembuluh kapiler darah.
Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara. Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas oksigen
(O2) dan karbondioksida (CO2). Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus,
oksigen melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah.
Setelah itu darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen
digunakan untuk pembentukan energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas
karbondioksida (CO2) . Karbondioksida tersebut diikat kembali oleh hemoglobin
darah. Setelah itu darah akan membawa Karbondioksida ke paru-paru.
7. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu:
1. paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus.
2. paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang
rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang
masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-
zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang
sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1
mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia
dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu
sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena
alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
sistem pernafasan pada ibu hamil
SISTEM PERNAFASAN
Sistem respirasi ibu mengangkut oksigen ke dan membuang karbondioksida dari janin
dan plasenta serta menyediakan energy untuk sel-sel ibu itu sendiri,janin,dan plasenta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pulmonal meliputi pengaruh hormonal dan
perubahan mekanis.Perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang
lebih 4cm peningkatan 2cm pada diameter tranversal saat sudut subkostal dan iga-iga bawah
melebar,serta lingkar toraks membesar kurang lebih 6cm.Semua perubahan ini disebabkan
oleh tekanan atas akibat pembesaaran uterus.
Kebutuhan O2 ibu mengikat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan
peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Peeningkatan kadar estrogen
menyebabkan lagamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada
meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Kerangka iga bagian
bawah tampak melebar. Tinggi diafragma bergeser 4cm selama masa kehamilan. Dengan
semakin tuanya kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan
diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Vaskularisasi, sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat kapiler membesar
sehingga terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas. Kondisi ini
meliputin sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara, dll. Peningkatan ini
juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, nyeri pada telinga, atau rasa
penuh di telinga.
1. Fungsi Paru
Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal), tetapi frekuensi
nafasnya kira-kira 2 kali bernafas dalam 1menit peningkatan voleme tidal menyebabkan
peningkatan volumr nafas 1 menit sekitar 26%. Peningkatan volume nafas 1 menit disebut
hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi CO2 di alveoli menurun.
Peningkatan kadar progesteron menyebabkan hiperventilasi kehamilan. Kesadarn
wanita hamil akan kebutuhan nafas meningkat, beberapa ibu mengeluh mengalami dispnea
saat istirahat.
3. Keseimbangan Asam-Basa
Sekitar minggu ke 10 gestasi terjadi pe”lan tekanan CO2 sekitar 5 mmHg, progeteron
dapat meningkatakan sensitivitas reseptor pusat nafas sehingga volume tidal meningkat, P
CO2 menurun, kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) dan pH meningkat (menjadi lebih
basa).
Penyebab Batuk :
Iritan : Penyakit paru restriktif :
Rokok Pnemokoniosis
Asap Penyakit kolagen
SO2 Penyakit granulomatosa
Gas di tempat kerja
Infeksi :
Mekanik :
Laringitis akut
Retensi sekret bronkopulmoner Bronkitis akut
Benda asing dalam saluran nafas Pneumonia
Postnasal drip Pleuritis
Aspirasi Perikarditis
Patofisiologi Batuk
Mekanisme
Rangsang
↓
Reseptor (serabut saraf non mielin halus di dalam laring, trakea, bronkus, bronkiolus)
↓
serabut aferen pada cabang nervus vagus mengalirkan dari laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus
↓
Pusat batuk (di medula oblongata, dekat dengan pusat pernafasan dan pusat muntah) oleh
serabut eferen nervus vagus
↓
Efektor
9
Tahapan :
1. Fase iritasi
Iritasi pada salah satu saraf sensori nervus vagus di laring,trakea, bronkus / serat afferen
cabang faring dari nervus glossopharingeus dapat menimbulkan batuk. Membawa impuls ke
medula oblongata
2. Fase inspirasi
Terjadi kontraksi otot abduktor kartilago arytenoideus yang mengakibatkan glotis secara
refleks terbuka lebar. Volume udara yang diinspirasi berkisar antara 200-3500 ml di atas
kapasitas residu fungsional
3. Fase kompres
Terjadi kontraksi otot adduktor kartilago arytenoideus yang mengakibatkan tertutupnya glotis
selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan di paru dan abdomen akan meningkat 50-100 mmHg
Batuk dapat terjadi tanpa oenutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan
tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka
4. Fase ekspirasi
Glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi sehingga terjadilah
pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi disertai dengan pengeluaran
benda-benda asing.
Mekanisme Bersin
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis
tubuh akan menolak bakteri itu. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu
sebenarnya saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita
akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung.Pada saat kita bersin, secara
refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti
berdenyut. Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak
kembali.
Penyebab Bersin :
- Alergi makanan
- Gatal
- Udara dingin
- Penyakit flu
Fisiologi Bersin
Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat. Sehat dalam arti
mekanisme tubuh kita berjalan dengan lancar sempurna. Bersin sebagai sebuah reaksi adanya
ketidakberesan dalam saluran pernapasan. Mungkin ada debu atau kotoran dari udara yang
kita hirup yang tidak tersaring dan ikut masuk sehingga tubuh secara spontan bereaksi
mengeluarkan kotoran melalui bersin.
Di dalam hidung, udara yang masuk dihangatkan sampai mendekati suhu tubuh.
Kemudian diberi kandungan air sampai mendekati kejenuhan dan dibersihkan lagi sehingga
udara yang masuk ke paru-paru benar-benar bebas dari benda asing. Bila udara sangat
beredebu, sangat dingin atau mengandung uap atau zat yang merangsang, ujung syaraf
dihidung akan terangsang. Akibatnya refleks bersin segera terjadi untuk membersihkan
hidung.
15
Patofisiologi Bersin
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis
tubuh akan menolak bakteri itu. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu
sebenarnya saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita
akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung.Pada saat kita bersin, secara
refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti
berdenyut. Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak
kembali.
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis
tubuh akan menolak bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan
(rhinosinusitis), benda asing, infeksi virus, atau reaksi alergi. Reaksi alergi tersebut muncul
karena paparan terhadap bahan alergen.
Selain karena alergi, gejala pada hidung tersebut disebabkan bahan-bahan nonalergi
yang ditimbulkan faktor lingkungan. Di antaranya, perubahan udara, temperatur, suhu,
kelembapan, tekanan udara, atau bahan-bahan kimia dari obat-obat atau kosmetik tertentu.
Mungkin juga akibat polusi udara karena asap kendaraan dan lingkungan industri.
Kepantasan udara yang dilepaskan ketika bersin bisa mencapai 160 km/jam.Bersin
sebetulnya berguna menjaga agar hidung tetap bersih (cleansing effect). Udara yang
mengembus kuat dengan tekanan tinggi dari paru-paru mendorong keluar melalui hidung dan
mulut. Refleks bersin itu bisa terjadi berulang-ulang, sehingga diharapkan pembersihan bisa
maksimal.
A. Sistem Pernapasan
Kuncup paru – paru (Lung buds) janin mula – mula terbentuk pada minggu ke 4
bulan ke-6, lobulus berkembang menjadi duktus alveolus. Dan duktus berkembang menjadi
sakus alveolus, yang menjadi alveoli sebenarnya pada bulan ke 2 kehidupan postnatal.
Karena sakus alveolus berkembang, epitel yang membatasi sakus tersebut menipis.
Kapiler – kapiler paru menekan dinding sakus karena paru – paru dipersiapkan untuk
minggu terakhir kehamilan, paru – paru mengeluarkan surfaktan yang mencegah sakus
lain. Saat lahir, paru – paru berisi cairan. Cairan ini dengan cepat dihalau dan di absorbsi
Struktur tulang toraks ( Thoracic cage ) bayi yang baru lahir agak bundar. Secara
bertahap diameter transversal bertambah sampai menjadi bentuk elips seperti dada orang
dewasa, kira – kira umur 6 tahun. Struktur tulang toraks bayi juga agak lunak, yang
memungkinkan kerangka dada tertarik selama pernapasan yang memerlukan usaha besar (
Labored breathing ). Bayi mempunyai sedikit jaringan dan kartilago pada trakea dan bronkus
Jalan napas berkembang lebih cepat daripada kolumna vertebra. Pada bayi bifurkasi
Bayi hanya bernapas melalui hidung, dan rongga hidung yang dilewati lebih sempit.
Pernapasan kurang ritmik dibandingkan anak. Pada bayi dan anak usia dibawah 6 atau 7
oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak – anak lebih besar daripada yang di ekspirasikan
oleh orang dewasa.pada usia 12 tahun anak mempunyai 9x jumlah alveoli dibandingkan
ketika lahir.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.