Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
hidung, seperti tampak pada gambar 2.2 (Burg, et al., 2016; Sinnatamby,
4
5
mendorong sepasang tonjolan nasalis medial pada minggu keenam. Fusi dari
tonjolan nasalis medial membentuk: Filtrum, bibir tengah atas, ujung hidup
ala nasalis bilateral, seperti tampak pada gambar 2.3 (Sadler, 2012; Singh &
Pal, 2007).
apabila telah terbentuk palatum primer dan palatum sekunder yang dibatasi
6
oleh foramen incisivus, seperti tampak pada gambar 2.4 (Burg, ML, et al,
2016).
a. Palatum Primer
sebelum palatum sekunder, seperti tampak pada gambar 2.5 (Dudek, 2014)
7
b. Palatum Sekunder
pada kedua sisi dari lidah, seperti tampak pada gambar 2.6 (Smith, 2013;
Dudek, 2014)
Selama minggu ketujuh, lidah pindah kebawah dan bentukan rak (shelf)
secara haluan dari depan ke bekang dan sempurna satu minggu kemudian
2.1.2.1 Bibir
Bibir berbeda dari struktur sekitarnya. Bibir atas dimulai dari lubang hidung
dan dasar ala nasi setiap sisi dan berakhir di lateral pada lipatan nasolabial. Bibir atas
dibagi menjadi subunit oleh phitral columns. Phitral columns terbentuk oleh serat m.
orbicularis oris kontralateral yang melalui garis tengah. Lekukan ditengah antar
philtral columns disebut phitral groove. Cupid’s bow merupakan bagian persimpangan
kulit dan vermilion diantara phitral columns. Bibir bagian bawah dimulai dari lipatan
8
nasolabial di lateral dan dibatasi oleh lipatan labiomental. Bibir atas dan bawah
Gambar 2.7
Anatomi bibir normal A Philtral columns B Cupid’s bow C Komisura D
White roll E Vermillion G Philtral groove
Bagian kulit dan vermilion dibatasi oleh bagian putih disebut white roll. Warna
dan lekukan white roll dibentuk oleh serat m. orbicularis oris, dimana ketebalannya
semakin berkurang ke arah komisura seperti vermillion. Vermillion terdiri dari epitel
stratified squamous di bagian luar dan transisi menjadi epitel squamous di dalam mulut
Otot daerah rahang atas yang bertanggung jawab atas elevasi bibir atas meliputi
m. levator labii superioris, dan m. levator anguli oris. Penarikan dan depresi bibir
bagian bawah oleh m. depressor anguli oris dan m. depressor labii. Otot di daerah
orbicularis oris adalah otot bibir yang paling penting, berfungsi sebagai sfingter dan
Supplai darah ke bibir berasal dari arteri karotis eksterna yang diteruskan ke
arteri fasialis. Arteri fasialis bercabang menjadi arteri labialis superior dan
Inervasi motorik otot bibir dipersarafi oleh cabang nervus fasialis (VII). Cabang
cabang infraorbital (V2) dan mental (V3) dari nervus trigeminal Invalid source
specified..
Gambar 2.8
Anatomi Bibir
10
Sumbing bibir merupakan cacat berupa celah pada bibir atas yang dapat
Etiologi sumbing bibir belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang diduga menjadi pencetus terjadinya sumbing bibir. Secara garis besar,
faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya sumbing bibir dalam 2 kelompok,
yaitu:
1. Heredity
Keluarga yang memiliki satu anak atau orang tua yang memiliki sumbing
bibir dan langit-langit, risiko anak pada kehamilan berikutnya meiliki sumbing
bibir dan langit-langit adalah 4%. Apabila dua anak sebelumnya memiliki
sumbing bibir dan langit-langit, risikonya meningkat menjadi 9%, dan jika satu
orang tua dan satu anak terkena dampak sebelumnya, risiko untuk anak-anak
dari kehamilan berikutnya adalah 17%. Untuk keluarga dengan anak yang
berikutnya adalah 2%, 6% bila satu orang tua memiliki sumbing langit-langit,
dan 15% jika satu orang tua dan satu anak sebelumnya memiliki sumbing
2. Lingkungan
antara usia ibu dengan kejadian sumbing bibir. Hasil penelitian masih
c. Penyakit ibu
Ibu dengan diabetes mellitus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
d. Nutrisi
12
pada anak telah dipelajari dengan tujuan untuk menjelaskan etiologi cacat
- Secara khusus, kekurangan vitamin B9, yang lebih dikenal dengan folat
(atau bentuk sintesisnya, asam folat), telah lama dikaitkan dengan risiko
(misalnya riboflavin), zat besi, seng, dan asam amino kolin, metionin,
risiko cacat lahir, termasuk sumbing bibir pada hewan dan manusia
2.2.4 Klasifikasi
1. Sumbing bibir satu sisi lengkap (Complete Unilateral Cleft Lip) adalah
sumbing bibir pada satu sisi bibir atas sampai ke lubang hidung, mengenai
2. Sumbing bibir satu sisi tidak lengkap (Incomplete Unilateral Cleft Lip)
adalah sumbing bibir pada satu sisi atas tanpa ada tanda-tanda anomaly
jaringan hanya pada nasal sill) atau komplit (adanya distorsi ala nasi
minim).
c. Tingkat keparahan sumbing berat yaitu sumbing bibir komplit (distorsi ala
paling kompleks dalam fisiologi manusia (Theddeus O.H., 2009). Jenis penyembuhan
yang paling sederhana terlihat pada penanganan luka oleh tubuh seperti insisi
pembedahan, dimana pinggir luka dapat saling didekatkan agar proses penyembuhan
dapat terjadi. Penyembuhan semacam itu disebut penyembuhan primer atau healing by
first intention.
Setelah terjadi luka maka tepi luka dihubungkan oleh sedikit bekuan darah, yang
fibrinnya bekerja seperti lem. Segera setelah itu terjadi reaksi peradangan akut pada
luka itu, dan sel-sel radang, khususnya makrofag, memasuki bekuan darah dan mulai
Jahitan dapat dilepas jika sudah terjadi organisasi dan regenerasi epitel pada saat
dimana tepi luka tidak akan membuka lagi, jika benang dilepas. Jadi, pada daerah kulit
dimana secara relative terdapat tegangan yang kecil, maka benang bedah dapat
dilepaskan dalam beberapa hari, lama sebelum kekuatan maksimal scar tercapai, dan
(Sabiston, 2017)
Gambar 2.10
Penyembuhan Luka Primer
Jenis penyembuhan luka yang lain adalah penyembuhan luka sekunder (penyembuhan
spontan). Penyembuhan luka sekunder yaitu penyembuhan luka yang dibiarkan tetap terbuka.
Luka akan menutup spontan dengan kontraksi dan re-epitelisasi luka. Penyembuhan sekunder
Gambar 2.11
Penyembuhan Luka Sekunder
16
Penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi,
Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan
pembuluh darah yang putus (retraksi) dan hemostasis. Hemostasis terjadi karena
trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama
dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh
yang menarik sel radang, mengaktifkan fibroblast lokal dan sel endotel serta
2010)
komplemen. Sel mast dan jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin
dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinik radang menjadi jelas berupa warna
kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor), rasa nyeri
chemotactic factor dari lokasi luka. Definisi luka, dimana terjadi rusaknya
sel inflamasi seperti leukosit PMNs, neutrofil, dan monosit untuk bermigrasi ke
Infiltrasi selular setelah cedera mengalami proses dengan urutan yang telah
ditentukan. PMNs adalah sel pertama yang menginfiltrasi lokasi luka, yang
seperti faktor komplemen, IL-1, TNF-α, TGF-β, platelet faktor 4, atau semua zat
Peran utama dari neutrofil adalah fagositosis bakteri dan debris jaringan.
PMNs juga merupakan sumber utama sitokin inflamasi selama fase awal,
dasar dalam fase awal penyembuhan luka. Selain peran mereka dalam membatasi
infeksi, sel-sel ini tidak muncul untuk memainkan peran dalam deposisi kolagen
18
atau akuisisi kekuatan luka mekanik. Sebaliknya, faktor neutrofil telah terlibat
fagositosis dan berkontribusi untuk stasis mikro melalui oksigen radikal dan
sintesis oksida nitrat. Fungsi makrofag yang paling penting adalah aktivasi dan
perekrutan sel lain melalui mediator seperti sitokin dan growth factor, serta
seperti growth factor TGF-β, VEGF, IGF, EGF, dan laktat, makrofag mengatur
peran penting dalam mengatur angiogenesis dan deposisi matriks dan remodeling
Limfosit-T adalah sel inflamasi lain yang secara rutin menginvasi luka.
sekitar 1 minggu post-injury dan sebagai jembatan transmisi dari fase inflamasi
penipisan subset helper CD4 tidak berpengaruh. Limfosit juga memberikan suatu
TNF-á, dan IL-1. Efek ini hilang jika sel-sel secara fisik terpisah, menunjukkan
19
bahwa sintesis matriks ekstraseluler diatur tidak hanya melalui faktor larutan
tetapi juga oleh kontak langsung sel antara limfosit dan fibroblast (Brunicardi, et
al., 2006)
Fase ini merupakan bagian yang esensial dari proses penyembuhan dan
tidak ada upaya yang dapat menghentikan proses ini. Jika proses ini diperpanjang
oleh adanya jaringan yang mengalami devitalisasi secara terus menerus, adanya
benda asing, pengelupasan jaringan yang luas, trauma kambuhan, atau oleh
penggunaan yang tidak bijaksana preparat topikal untuk luka, seperti antiseptik,
a. Fase Proliferasi
adalah proses proliferasi fibroblast. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang
dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan
mempertautkan tepi luka. Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan
kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung
menyebabkan tarikan pada tepi luka. Pada akhir fase ini kekuatan regangan
Fase proliferasi adalah fase kedua dari penyembuhan luka dan prosesnya
berkisar dari hari ke-4 sampai ke-12. Selama fase ini, kontinuitas jaringan
dibentuk kembali. Fibroblast dan sel endotel adalah kumpulan sel terakhir
20
adalah PDGF. Saat memasuki lingkungan luka, fibroblast yang masuk harus
ini terutama dimediasi oleh sitokin dan growth factor yang dilepaskan oleh
daripada fibroblast biasa, mereka berkembang biak lebih sedikit, dan mereka
luka kaya sitokin memainkan peran penting dalam perubahan fenotipik dan
aktivasi mediator, meskipun hanya beberapa yang diketahui. Sel endotel juga
dari venula utuh yang dekat dengan luka. Migrasi mereka, replikasi, dan
growth factor seperti TNF-á, TGF-â, dan VEGF. Meskipun banyak sel lain
penyembuhan luka, dan VEGF reseptor utamannya terletak pada sel endotel
Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan
berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri
21
dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka.
Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis.
Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab
epitel tak dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru berhenti
matriks ekstraseluler yang terdiri dari jaringan parut kaya kolagen yang relatif
kuantitas dan kualitas kolagen yang baru disimpan. Pengendapan matriks pada
lokasi luka mengikuti pola karakteristik fibronektin dan kolagen tipe III
22
matriks akhir. Setelah beberapa minggu pasca injuri jumlah kolagen dalam
luka mencapai plateau, tapi kekuatan terus meningkat selama beberapa bulan
berlanjut terus hingga 6 sampai 12 bulan pasca cedera, dengan secara bertahap
maupun lisin kolagen, keduanya dikendalikan oleh sitokin dan growth factor.
dan degradasi, adalah penentu utama kekuatan dan integritas luka (Brunicardi,
et al., 2006)
berpindah. Segera setelah itu, kolagen dikeluarkan, dimulai proses penjahitan, dan
23
proses penyatuan kuat antara tepi-tepi luka. Pada luka yang sudah sembuh. Pengukuran
hidroksiprolin tinggi pada hari ke 4-12, dan akan mulai berkurang dengan cepat.
Kekuatan tegangan luka terus meningkat bila kolagen matur. Dua proses utama yang
bekerja selama maturase: (1) ikatan dalam molekul-molekul kolagen dan antara serat-
serat kolagen serta (2) ‘remodeling’ arah berkas kolagen (Sabiston, 2017).
Untuk melakukan ‘remodeling’, berkas kolagen yang sudah ada akan dilarutkan
oleh kolagenase jaringan; jaringan baru terbentuk dan tersusun untuk menahan garis
tegangan melewati luka. Jahitan antar jaringan tepi luka menimbulkan penyembuhan
yang baik. Pada penyembuhan sederhana, kekuatan kolagen dan kecepatan mencapai
maturase bervariasi sesuai keparahan luka. Jadi luka pada kulit akan sembuh dengan
1. Faktor Lokal
a. Oksigenasi
2. Faktor Umum
a. Nutrisi
24
b. Usia
c. Steroid
dan menambah lisis kolagen. Efeknya sangat nyata selama 4 hari pertama,
operasi ataupun trauma umunya akan sulit diprediksi. Walaupun scar terdiri dari
protein yang sama (kolagen) dengan jaringan yang digantikannya, namun komposisi
serat proteinnya yang berbeda,yaitu bukannya membentuk anyaman acak dari serat
kolagen seperti yang ditemukan pada jaringan normal melainkan membentuk anyaman
satu arah pada scar. Barisan kolagen dari scar ini mempunyai kualitas fungsional lebih
Scar biasanya dibedakan dari kulit normal dari segi peninggian jaringan
bekas jahitan yang tampak pada jaringan tersebut. Kualitas adalah baik buruknya
sesuatu. Kualitas scar adalah baik buruknya scar pasca operasi. Kualitas scar dapat
d. Suture Marks (bekas jahitan yang tampak pada bekas luka operasi)