Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik.
karena kebutuhan dan dirancang untuk mencapai ketertiban dan perdamaian dunia.
perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan
internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti
masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak tidak dibawah kekuasaan lain sehingga
yang sederajat.
Hal itulah yang sangat menarik untuk kita amati, bagaimana peranan yang
1
tercapainya perdamaian dunia. Namun saat ini masih banyak orang yang belum
memahami dan juga menyadari hakikat dan juga sumber hukum internsional itu
sendiri. Oleh karena itu perlunya menyusun makalah ini guna memberikan tambahan
internasional.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni untuk mengetahui sebagai
berikut:
Tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk menjawab semua pertanyaan yang
2
BAB II
PEMBAHASAN
negara dengan negara serta negara dengan subjek hukum lain buksn negara atau
defenisi yang dibuat oleh Charles Cheny Hyde: “Hukum Internasional dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-
prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh
karena itu juga hrus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan
fungsi lembaga atau antara organisasi internasional dengan negara atau negara-
individu-individu.
dan subyek-subyek hukum bukan negara (non states entities) sepanjang hak-hak
3
dan kewajiban-kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara tersebut
Secara garis besar, hukum internasional dapat dibagi menjadi dua , yaitu
diplomatik, hukum laut, hukum ruang angkasa, hukum humaniter, dan hukum hak
dalam hukum internasional. Terdapat beberapa asas hukum beberarapa asas hukum
internasional, antara lain: Asas territorial, asas kebangsaan dan asas kepentingan
orang dan atau barang yang berada dalam wilayah negaranya. Berkenan dengan
hal tersebut, maka semua orang dan atau barang yang berada diluar dari wilayah
4
kekuasaan suatu negara akan diberlakukan hukum asing atau hukum
internasional.
terhadap warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga negara dimanapun dia
disuatu negara tetap dapat berlaku terhadap warga negaranya meskipun warga
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang didasarkan pada pengakuan terhadap
Lanjut menurut Nur (2015), selain tiga asas hukum internasional sebagaimana
diuraikan diatas, terdapat juga beberapa asas hukum internasional yang dikenal dalam
a. Asas pasca sunt servanda, yakni asas yang berlaku dalam perjanjian
internasional. Menurut asas pasca sunt servanda perjanjian yang telah dibuat
dalam suatu hubungan internasional berlaku dan mengikat para pihak yang telah
b. Asas egality rights, yakni para pihak yang mengadakan hubungan dalam
5
c. Asas reciprositas, yakni segala tindakan yang dilakukan oleh suatu negara
terhadap negara lainnya, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif
d. Asas countesy, yakni asas untuk saling menghormati dan saling menjaga
e. Asas rebuc sic stantibus, yakni asas yang dapat digumnakan dalam perubahan
yang berdaulat. Asas ini sangat penting mengingat dalam hubungan internasional
juga terdapat negara-negara yang secarara ekonomi masih jauh dibawah negara
lainnya.
rasa keadilan. Dengan demikian, para pihak dalam hubungan internasional dapat
memahami secara jekas hak dan kewajiban serta manfaat yang dapat diperoleh
h. Asas nebis in idem, yakni tidak seorang pun dapat diadili karena suatu kejahatan
yang untuk itu telah diputuskan bahwa orang tersebut bersalah atau tidak. Bahwa
tidak seorang pun dapat diadili dipengadilan lain untuk suatu kejahatan dimana
orang tersebut telah diputuskan bersalah atau dibebaskan oleh pengadilan pidana
6
internasional. Bahwa tidak seorang pun yang telah diadili oleh suatu pengadilan
disuatu negara mengenai perbuatan yang dilarang berdasarkan pasal 6,7 dan 8
boleh diadili berkenaan dengan perbuatan yang sama yang telah diadili
sebelumnya.
hukum material dan sumber hukum formal. Sumber hukum dalam arti material
sedangkan sumber hukum dalam arti formal member jawaban dari pertanyaan
mengapa hukum itu mengikat. Untuk menjawab pertanyaan ini ada dua aliran, yaitu
dalam semua sistem hukum berasal dari prinsip-prinsip hukum alam (hukum tahan)
7
antarnegara merupakan prinsip-pinsip yang dibuat oleh negara-negara atas kemauan
mereka sendiri.
dapat diterapkan sebagai kaidah dalam suatu persoalan yang konkret. Sumber hukum
internasional dalam arti formal merupakan sumber hukum internasional yang paling
utama dan memiliki otoritas tertinggi serta otentik yang dapat dipergunakan oleh
sebagaimana tercantum dalam pasal 38 ayat (1) statute mahkamah internasional, yaitu
yang mengandung ketentuan-ketentuan hukum yang diikuti secara tegas oleh negara-
suatu kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum, (c) asas-asas hukum
umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradap, (d) keputusan pengadilan dan
ajaran sarjana-sarjana yang paling termuka dari berbagai negara sebagai sumber
Menurut Starke, subjek hukum internasional terdiri atas negara, tahta suci,
8
1. Negara
Sejak lahirnya hukum internasional, negara sudah diakui sebagai subjek hukum
internasional. Bahkan, hingga sekarang pun masih ada anggapan bahwa hukum
bagian (state) mempunyai hak dan kewajiban yang terbatas atau melakukan hal
yang biasanya dilakukan oleh pemerinta federal. Sebagai contoh, dalam sejarah
seperti Byelo-Rusia dan Ukraina untuk mengadakan hubungan luar negeri sendiri
disamping USSR.
2. Takhta Suci
Disamping negara, sejak dulu Takhta Suci (Vatikan) merupakan subjek hukum
internasional. Hal ini merupakan peninggalan sejarah masa lalu. Ketika itu, Paus
bukan hanya merupakan kepala gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan
Takhta suci merupakan suatu subjek hukum dalam arti yang penuh. Oleh karena
itu, takhta suci mempunyai kedudukan sejajar dengan negara. Kedudukan seperti
itu terjadi terutama setelah diadakannya perjanjian antara Italia dan Takhta suci
pada tanggal 11 Februari 1929, yang dikenal sebagai Perjanjian Lateran (Lateran
9
Treaty).Berdasarkan perjanjian itu, pemerinta Italia antara lain mengembalikan
sebidang tanah di Roma kepada Takhta Suci. Dalam sebidang tanah itulah
internasional sebagai subjek hukum internasional lahir karena sejarah masa lalu.
Pada umumnya, kini Palang Merah Internasional diakui sebagai subjek hukum
internasional, walaupun dengan ruang lingkup terbatas. Dengan kata lain, Palang
yang penuh
4. Organisasi Internasional
tidak diragukan lagi. Memang, pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal
dapat dikaakan bahwa PBB dan organisasi international semacam itu merupakan
10
Orang perseorangan juga dapat sebagai subjek hukum internasional, meskipun
dalam arti yang terbatas. Dalam perjanjian perdamaian Versailles tahun 1919,
yang mengakhiri Perang Dunia I antara Jerman dengan Inggris dan Perancis
Arbitrase Internasional. Dengan demikian, sejak itu sudah ditinggalkan dalil lama
bahwa hanya negara yang bisa menjadi pihak di depan suatu peradilan
internasional.
dan Tokyo, bekas para pemimpin perang Jerman dan Jepang dituntut sebagai
baru tersebut memiliki cirri lain yang khas. Perkembangan baru tersebut adalah
Palestina (PLO)
11
Pengakuan terhadap gerakan pembesaran sebagai subjek hukum internasional
diri pada pemahaman, bahwa bangsa-bangsa mempunyai hak asasi seperti hak
membentuk nasib sendiri, hak secara bebas memilih sistem ekonomi, pollitik,
dan sosial mandiri, dan hak menguasai sumber kekayaan alam di wiilayah yang
didalaminya.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka saran dan kritik yang bisa diberikan
adalah dengan adanya makalah ini maka pembaca dapat mengetahui tentang teori
kesempurnaan hanya milik Allah ‘Azza wa jalla semata. Maka dari itu penyusun siap
13
DAFTAR PUSTAKA
Diara, Kt. 2014. Sistem Hukum Internasional Dan Peradilan Internasional Jurnal
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Semarang: Universitas Negeri
Malang. 27(1).
14
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, serta tak lupa pula kita
panjatkan salawat dan salam kepada junjunagan besar kita Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya, sehingga penyusun
akhirnya dapat menyelasaikan makalah ini. Makalah “Hukum Internasional” ini
penyususn susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen
Kolaborasi”.
Pada kesempatan ini izinkan penyusun menyampaikan rasa hormat dan
ucapan trimakasih kepada Dosen Pembimbing, yang telah membantu . Penyusun
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam bentuk, isi
maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu kritik yang bersifat membangun
penyusun terima dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
Penulis
15
MAKALAH MANAJEMEN KOLABORASI
“Hukum Internasional”
OLEH :
NAMA : KELANA
KELAS :A
16
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 2
C. Tujuan dan Manfaat………………………………………………. 2
17