Вы находитесь на странице: 1из 10

PENGENDALIAN RISIKO

DISUSUN OLEH

ALFADLY JUARSA 7163210004


M. ARIFIN 7163210023
NIA ARTIKA MELINDA 7163210004
PRISKA M HUTAGALUNG 7162210011
KILLA GUSNELYN 7153210031

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yg maha esa atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “pengendalian resiko” yang
disusun untuk memenuhi tugas manajemen resiko di fakultas ekonomi universitas negeri medan.

kami berterima kasih kepada Dosen Manajemen Resiko yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk berdiskusi sehingga membantu kami dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul “pengendalian resiko” ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
membutuhkan saran dan kritik untuk memperbaiki makalah ini untuk kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, September 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai
dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Seseorang menyatakan bahwa ada risiko
yang harus ditanggung jika mengerjakan pekerjaan tertentu. Memahami konsep risiko secara
luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen
risiko. Oleh karena itu dengan mempelajari berbagai definisi yang dikemukakan dalam berbagai
literatur diharapkan pemahaman tentang konsep risiko semakin jelas.

Menurut Hermanto Darmawi (1997 : 78) ada dua pendekatan dasar dalam menangani
risiko, yaitu : Pengendalian risiko (risk control) dan Pembiayaan risiko (risk financing).

Pengendalian risiko dijalankan dengan metode berikut :


a. Menghindari risiko
b. Mengendalikan kerugian
c. Pemisahan
d. Kombinasi atau pooling
e. Pemindahan risiko

1.2. Rumusan masalah

a) Apa yang dimaksud pengendalian resiko?


b) Bagaimana cara mengendalikan resiko?
c) Bagaimana metode pengendalian resiko?

1.3. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian pengendalian resiko
b) Untuk mengetahui cara mengendalikan resiko
c) Untuk mengetahui metode pengendalian resiko
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengendalian resiko

Pengendalian resiko (risk Control) merupakan tahapan terakhir yang harus seseorang atau
perusahaan lakukan setelah mereka mengetahui resiko yang akan dihadapi dan menganalisis
resiko tersebut. Disinilah letak Asuransi bekerja untuk membantu seseorang atau perusahaan
mengantisipasi resiko yang akan dihadapi.

Pengendalian resiko (risk Control) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

A. Pengendalian resiko secara fisik (physical)

Pengurangan dan pencegahan resiko saling berkaitan erat dan pada dasarnya dapat
dicapai dengan cara mengurangi maupun menyingkirkan sebagian atau sepenuhnya resiko
yang akan timbul. Dalam pelaksanaanya terdapat 2 (dua) cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi resiko yang akan terjadi diantaranya adalah :

1. Pengurangan Resiko (Risk Reduction)


a. Eliminasi

Menghapuskan atau mengurangi kemungkinan terjadinya resiko yang akan dihadapi.

Contohnya:

Pak ari yang ingin membuat pabrik baru pasti memiliki resiko. Resiko tersebut bisa
dieliminasi dengan tidak membuat pabrik baru tersebut. Namun dalam bisnis, tidak
semua resiko bisa dihilangkan. Contohnya seperti pabrik diatas, walaupun ada resiko
terbakar, namun karena seluruh nasib perusahaan tergantung pada pabrik baru tersebut
dan karenanya pabrik tersebut harus dibangun, maka berarti resiko terhadapnya tidak bisa
dielimanasi seluruhnya. Namun, bisa diminimize dengan membangun pabrik di tempat
yang aman/tidak rawan kebakaran.

b. Minimisasi

Terdapat dua cara untuk memperkecil resiko yang akan dihadapi, yaitu :

 Pre Loss Minimisation

Dampak dari kerugian diantisipasi dan langkah-langkah yang diambil adalah untuk
meyakinkan bahwa frequency/severity telah ditekan seminimum mungkin. Dalam artian
adalah melakukan suatu tindakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko yang
akan dihadapi.
Contoh

 Penggunaan seat bealt di mobil pribadi


 Menyediakan alat pemadam kebakaran.
 Menyediakan tangga darurat bila terjadi kebakaran.
 Menempatkan alat pendeteksi kebakaran.

 Post Loss Minimisation

Bahkan setelah resiko terjadi, masih ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk
meminimumkan kerugian. Dalam artian melakukan suatu tindakan untuk memperkecil
terjadinya suatu resiko yang dilakukan sesudah terjadinya kerugian.

Contoh

Menyelamatkan barang pada saat kebakaran dan harta benda lain yang memiliki nilai sisa
dapat dijual untuk mengurangi kerugian, sprinkler untuk meminimalkan dampak
kebakaran.

2. Penghapusan Resiko (Risk Avoidance)


Penghapusan Resiko (Risk Avoidance) adalah menghapus sama sekali peluang atau
kemungkinan terjadinya resiko (totally eliminate).
Contoh : Ani takut menaiki sepeda motor karena pernah terjatuh, maka ani jangan
menaiki sepeda motor lagi agar tidak terjatuh.

Keuntungan menggunakan metode Penghapusan Resiko (Risk Avoidance)


 Kemungkinan terjadinya kerugian dapat diturunkan hingga titik nol, jadi tidak perlu
lagi teknik Risk Management lebih lanjut. Karena kemungkinan terjadinya kerugian
sudah dihapuskan sama sekali.
 Hati menjadi lebih aman dan damai karena tidak ada kemungkinan resiko dengan
dampak kerugian yang akan dihadapi.

Kerugian menggunakan metode Penghapusan Resiko (Risk Avoidance)


 Kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan yang tidak
dilakukan.

B. Pengendalian resiko secara finansial (financial)

Terdapat 2 (dua) cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian resiko secara finansial. Yaitu
:

1. Retensi Resiko (Risk Retention)


Retensi resiko sebagian atau seluruhnya. Dengan cara melakukan retention
(penyimpanan) dana untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian secara
penuh ataupun sebagian. Retensi resiko dilakukan biasanya untuk mengantisipasi resiko-
resiko yang memiliki tingkat kerugian yang tidak terlalu besar
2. Transfer Resiko (Risk Transfer)

Metode kedua adalah di mana perusahaan mengalihkan dampak kerugian kepada


organisasi/perusahaan lain. Contohnya adalah asuransi atau kontrak sewa rumah di mana
pemilik mengalihkan tanggung jawab atas.

Dalam prakteknya keempat cara atau metode diatas dapat digunakan secara terpisah dan
dapat juga digunakan secara kombinasi antara 2 metode atau lebih. Contohnya :

 Untuk resiko yang mempunyai dampak kerugian kecil bisa menggunakan keempat
metode tersebut. Memilih satu diantara keempat metode tersebut untuk
menanggulangi resiko.
 Untuk resiko yang dampak kerugiannya cukup besar dapat melakukan metode
transfer resiko (risk transfer)

Dari cara pengendalian resiko secara finansial dengan metode transfer risk dimana resiko
tersebut di transfer ke perusahaan asuransi, maka dapat dikatakan bahwa asuransi
merupakan salah satu mekanisme pengalihan resiko (Risk Transfer Mechanism).

2.2. Metode Pengendalian Risiko

Pengendalian resiko merupakan langkah menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko.


Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi risiko dapat ditentukan apakah suatu risiko dapat
diterima atau tidak. Jika risiko dapat diterima, tentunya tidak diperlukan langkah
pengendalian lebih lanjut. Misalnya perusahaan telah memilih menerima risiko penggunaan
suatu peralatan mekanis dalam proses produksinya.

Karena itu harus dilakukan tindakan pengendalian yang dapat dilakukan dengan beberapa
pilihan yaitu :

A. Menghindari Risiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau
kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :

 Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk
sementara.
 Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan
begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko berarti
menghilangkan risiko itu.

Karakteristik Dasarnya
Beberapa karakteristik penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :

 Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang dihadapi,
maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau ingin menghindari
semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
 Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu harta,
memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan
hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.
 Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta
risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal dan
menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan dengan
pengangkutan darat.

B. Mengendalikan Risiko ( Pengendalian Kerugian)

Pengendalian kerugian dijalankan dengan :

 Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.


 Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan itu dapat
diklasifikasikan dalam berbagai cara :
 Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.
 Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.
 Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
 Menurut timing-nya.

Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya

Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut pendekatan yang


dilakukan :

a. Pendekatan engineering

Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal dan mekanikal
misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi syarat, pembuangan limbah yang
tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan
sebagainya.

b. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )

Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal dari faktor
manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak memakai alat
pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis.

c. Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi


Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi daripada kondisi
yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan
keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :

 Orang yang mempergunakan jalan


 Kendaraan
 Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti desain,
pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan.

d. Pengendalian Menurut Timming

Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :

 Sebelum kecelakaan.
 Selama kecelakaan terjadi.
 Sesudah kecelakaan itu.

Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan antara
minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan definisi) semuanya
dilaksanakan sebelum kejadian.

C. Pemisahan

Yang dimaksud dengan pemisahan disini ialah menyebabkan harta yang menghadapi risiko
yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi.

Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan
menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang persediaan
tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau lebih. Maksud pemisahan ini
adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa. Dengan menambah banyaknya
independent exposure unit maka probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki
kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.

D. Kombinasi Atau Pooling

Kombinasi atau Pooling menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat
diramalkan, jadi risiko dikurangi.

Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan perkembangan internal.
Misalnya, perusahaan angkutan memperbanyak jumlah truknya ; satu perusahaan merger
dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni dengan jalan
menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.

E. Pemindahan Risiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :

 Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak
lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
Contoh :
Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan sendirinya telah
memindahkan risiko yang berhubungan dengan pemilikan gedung itu kepada pemilik
baru. Ada perusahaan yang menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada
kontraktor, dengan tujuan untuk memindahkan segala risiko yang berhubungan
dengan pekerjaan itu.
 Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
Contoh :
Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin sanggup mengalihkan kepada
pemilik berkenaan tanggung jawab kerusakan gedung karena kealpaan si penghuni.
Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari tanggung
jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.
 Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk transferee.
Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam
risk control transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak bertanggung jawab
secara hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk dibayar.

2.3. Pengendalian Risiko Pembiayaan


1 Bank harus menetapakan suatu sistem penilaian yang idependen dan berkelanjutan
terhadap efektifitas penerapan proses manajemen risiko pembiayaan.
2 Bank harus memastikan bahwa satuan kerja pembiayaan dan transaksi pembiayaan
telah dikelola secara memadai dan eksposur risiko pembiayaan tetap konsisten
dengan limit yang ditetapkan dan memenuhi standar kehati-hatian.
3 Bank harus memiliki prosedur pengelolaan penangan pembiayaan bermasalah,
termasuk sistem deteksi pembiayaan bermasalah secara tertulis dan menerapkannya
secaraefektif. Apabila bank memiliki pembiayaan bermasalah yang cukup signifikan,
bank harus memisahkan fungsi penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut dengan
fungsi yang memutuskan penyaluran pembiayaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengendalian risiko merupakan tahapan terakhir untuk dapat meminimalisir kerugian


dalam suatu perusahaan. Metode pengendaian risiko adalah sebagai berikut :

1 Menghindari risiko
2 Mengendalikan risiko
3 Pemisahan risiko
4 Kombinasi
5 Pemindahan risiko

3.2 Saran

Semog makalah ini dapat membantu pembaca guna menambah pengetahuan tentang
pengendalian risiko. Jiika terdapat saran dan kritik penulis menerimanya demi perbaikan di
pembuatan makalah kedepannya.

Вам также может понравиться