Вы находитесь на странице: 1из 18

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

“ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH MELAHIRKAN DAN ”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

1. Adestina 7. Bella Rahayu


2. Anes Mutiara Putri 8. Celine Feronica
3. Anggelia Intan Farmitha 9. Defi Yulian Dari
4. Annisa Aprilianthy 10. Delia Valentiana Fahrudin
5. Anita Anggraini 11. Delti Pebrianti
6. Apriza

Dosen Pembimbing :
Diah Eka Nurgaheni SST, M.Keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Denganmemanjatkanpujisyukur ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa, atas segala


limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yangmembantu dalam pembuatan makalah
ini.Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalahini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun carapenulisannya.
Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengansegala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapatselesai dengan baik dan oleh karenanya,
tim penulis dengan rendahhati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran
dan usulguna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Bengkulu, Oktober2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Penghantar .........................................................................................................

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................................

BAB II Pembahasan

A. Perubahan Sistem Pernafasan ..............................................................................


B. Perubahan Sistem Peredaran Darah .....................................................................
C. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu, Metabolisme ..............................................
D. Perubahan Sistem Ginjal ......................................................................................
E. Perubahan Sistem Reproduksi .............................................................................
F. Perubahan Sistem Mucolus Keletal .....................................................................
G. Perubahan Sistem Syaraf .....................................................................................
H. Perubahan Sistem Integument..............................................................................
I. Perubahan Sistem Internal ...................................................................................

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................

Daftar Pustaka ............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi
atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam
memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu
beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri
secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem
sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di
dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1
bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem
pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil
dan menggunakan glukosa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perubahan Sistem Pernafasan Pada Bayi Segera Setelah
Melahirkan?
2. Bagaimana Perubahan Sistem Peredaran Darah Pada Bayi Segera Setelah
Melahirkan?
3. Bagaimana Perubahan Sistem Pengaturan Suhu, Metabolisme Pada Bayi
Segera Setelah Melahirkan?
4. Bagaimana Perubahan Sistem Ginjal Pada Bayi Segera Setelah Melahirkan?
5. Bagaimana Perubahan Sistem Reproduksi Pada Bayi Segera Setelah
Melahirkan?
6. Bagaimana Perubahan Sistem Mucolus Keletal Pada Bayi Segera Setelah
Melahirkan?
7. Bagaimana Perubahan Sistem Syaraf Pada Bayi Segera Setelah Melahirkan?
8. Bagaimana Perubahan Sistem Integument Pada Bayi Segera Setelah
Melahirkan?
9. Bagaimana Perubahan Sistem Internal Pada Bayi Segera Setelah Melahirkan?

C. Tujuan
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Pernafasan Pada Bayi Segera
Setelah Melahirkan.
2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Peredaran Darah Pada Bayi
Segera Setelah Melahirkan.
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Pengaturan Suhu,
Metabolisme Pada Bayi Segera Setelah Melahirkan.
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Ginjal Pada Bayi Segera
Setelah Melahirkan.
5. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Reproduksi Pada Bayi
Segera Setelah Melahirkan.
6. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Mucolus Keletal Pada Bayi
Segera Setelah Melahirkan.
7. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Syaraf Pada Bayi Segera
Setelah Melahirkan.
8. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Integument Pada Bayi
Segera Setelah Melahirkan.
9. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perubahan Sistem Internal Pada Bayi Segera
Setelah Melahirkan.
BAB II
PEMBAHASAN

ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH MELAHIRKAN

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :

1. PerubahanSistemPenafasan
Selamadalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembanganparu-paru
Paru-paruberasaldarititik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun,
sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester
II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-
paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar


rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru -
paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam
paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan
serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan
merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan
pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya
meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus
sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan
ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa.
Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat
bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini
diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio
sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan
beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea
dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan
diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler


Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat
hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika
hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna
menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan
penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas
dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. PerubahanSistemPeredarahDarah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen
dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan
dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah
aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

 Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat


dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi
ulang.
 Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-
paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada
pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system
pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium
kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan
pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri,
foramen ovali secara fungsional akan menutup.

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat
diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi

a. sirkulasi darah fetus

 Struktur tambahan pada sirkulasi fetus


a) Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi
dari plasenta ke permukaan dalam hepar
b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai
hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami
oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat
atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d) Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc
dexter dan aorta desendens
e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah
dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal
sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal
sebagai arteri hypogastica.

 Sistem sirkulasi fetus


a) Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior
b) Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam
vena cava inferior
c) Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica
dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang
mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium
sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister
dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk
memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian
hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami
oksigenasi
e) Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas
superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa
oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam
venriculus dexter
f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang
nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena
ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi
abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,
membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak
oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal

b. Perubahan pada saat lahir

1) Penghentian pasokan darah dari plasenta


2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3) Penutupan foramen ovale
4) Fibrosis
a) Vena umbilicalis
b) Ductus venosus
c) Arteriae hypogastrica
d) Ductus arteriosus

3. PerubahanSistemPengaturanSuhu dan Metabolisme


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu
ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan
air ketuban menguap lewat kulit, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali
panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat untuk produksi panas.Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh
tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat
diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Kehilangan panas pada BBL dpt tjd mll 4 cara antara lain :
a) Konveksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan
udara yang dingin di sekitarnya.
b) Radiasi :Proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan dekat
dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya dari suhu
tubuhnya.
c) Evaporasi : Proses hilangnya panas tubuh bila bayi berada dalam
keadaan basah.
d) Konduksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung
dengan benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah.

4. PerubahanSistemGinjal
Pada BBL, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari
ginjal. Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi orang dewasa belum terbentuk
pada tahun kedua kehidupan.BBL memiliki rentang keseimbangan kimia dan
rentang keamanan yang kecil.Infeksi, diare atau pola makan yang tidak teratur
secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan,
seperti dehidrasi atau edema.
Ketidaknormalan ginjal juga membatasi kemampuan BBL untuk
mengekskresi obat.Sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih saat
lahir, tetapi bayi baru lahir ada yang tidak mengeluarkan urine selama 12
sampai 24 jam.Berkemih sering terjadi setelah periode ini.Berkemih enam
sampai 10 kali dengan warna urine pucat menunjukkan masukan cairan yang
cukup.Umumnya, bayi yang cukup bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60
ml per kilogram per hari.Ginjal sudah berfungsi, tetapi belum sempurna.BBL
harus BAK dalam 24 jam pertama, jumlah urin 20 – 30 ml/hr dan meningkat
menjadi 100 – 200 ml/hr pada akhir minggu pertama.

5. Perubahan Sistem Reproduksi


 Wanita
Saatlahirovariumbayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif.Sel-
sel ini mengandung komplemen lengkap ova yang matur karena tidak
terbentuk oogonia lagi setelah bayi cukup bulan lahir. Korteks
ovarium,yang terutama terdiri dari folikel primordial,membentuk bagian
ovarium yang lebih tebal pada bayi baru lahir daripada pada orang dewasa.
Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa
peningkatan kadar estrogen selama masa hamil,yang diikuti dengan
penurunan setelah bayi lahir,mengakibatkan pengeluaran suatu cairan
mukoid atau pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru
lahir cukup bulan,labia mayora dan minora menutupi vestibulum. Pada
bayi prematur,klitoris menonjol dan labia mayorakecildanterbuka
 Pria
Testis turunkedalamskrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki.
Pada usia satu tahun testis tidak turun berjumlah kurang dari 1%.
Prepusium yang ketat seringkali dijumpai pada bayi baru lahir.Muara
uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik ke belakang selama
tiga sampai empat tahun.Sebagai respons terhadap estrogen ibu,ukuran
genetalia eksterna bayi baru lahir cukup bulan meningkat,begitu juga
dengan pigmentasinya.

6. PerubahanSistemMuskuloletal
Padawaktulahir, tulang-
tulangpipihtengkorakdipisahkansatudenganlainnyaolehperekat tipis
darijaringanpenyambung, yaitusutura yang jugaberasaldari Krista neuralis. Di
tempat-tempatpertemuanlebihdariduatulang,
suturanyalebardandikenalsebagaiubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling
mencolokadalahubun-ubunbesar(fontanella anterior), yang
terdapatpadatempatpertemuanduatulang parietal danduatulangfrontalis.
Suturadanubun-ubunmemungkinkantulang-
tulangtengkoraksalingbertumpahtindih(suatu proses yang disebutmolase) selama
proses persalinan.segerasetelahlahir, tulang-
tulangmembranosabergerakkembalikeposisiasalnyadansehinggatengkoraktampak
besardanbulat. Sebenarnyaukurankubahsangatbesarbila di bandingkandaerahmuka
yang kecil.Beberapasuturadanubun-ubuntetapseperti membrane dalamwaktu yang
cukup lama setelahlahir.Pertumbuhantulang-
tulangkubahterusberlangsungsetelahlahirdanterutamadisebabkanolehpertumbuhan
otak.Walaupunseoranganakberusia 5-7tahun
hampirsudahmemilikisemuakapasitastengkoraknya,
beberapasuturamasihtetapterbukahinggausiadewasa.
Padabeberapatahunpertamasetelahlahir, palpasiubun-
ubunbesardapatmemberikaninformasi yang
bermanfaatmengenaiapakahpenulangantengkorakberlangsung normal
danapakahtekanan di dalam normal.
 Femoral anteversipadasaatlahirakanmemilikisudutsekitar 30⁰sampai 40⁰.
Dikarenakanintrauterinbiasanya hip eksternalrotasipositif,
makapadasaatpemeriksaaninfanakanterlihat hip lebiheksternalrotasi.
 Jaringanlunak hip eksternalrotasi yang kontrakturakanberkuranglebihdari 1
tahunpertamakehidupanseoranganakselanjutnyameningkatmenjadi internal
rotasidiharapkan femoral anteversiakanmenjadisemakinterlihat.
 Ada penurunansecarabertahap femoral anteversidari 30⁰sampai
40⁰padasaatlahirkemudianmenjadi 10⁰sampai
15⁰padaadolesenawaldanpuncakperbaikanterjadisebelumusia 8 tahun.

Perawatananak-
anakdenganmasalahmuskuloskeletalmasihmenjadibagiantakterpisahkandaribedah
ortopedi modern.Banyakfrakturdancedera yang
terjadipadaanakakibattingkataktivitasnya yang tinggidanrangka yang unik yang
belumsempurna.Perawatanfrakturpadaanakberbedadaripada orang
dewasakarenagrowth plate yang aktif di tulangmereka.Kerusakanpada growth
plate dapatmenimbulkanmasalahsignifikandenganpertumbuhantulang yang
terlambat, danfrakturrisikoharusdimonitordenganperawatan.
Perawatanskoliosisadalahaliranutamadalamortopedianak.Atasalasan yang
kurangdimengerti, pertumbuhanlengkungtulangpunggungpadabeberapaanak, yang
jikadibiarkantakterawatdapatmenimbulkancacat yang
takdiharapkandandapatterusmenyebabkannyerikronis yang
akutdanmasalahpernafasan.Perawatanskoliosiscukuprumitdanseringmelibatkanga
bunganpenjepitandanpembedahan.
Anak-anakmemilikikeadaanmuskuloskeletaluniklain yang
menjadifokusortopedisejakmasa Hippocrates, termasukkeadaanseperti kaki
pekukdandislokasipinggulkongenital
(jugadikenalsebagaidisplasiapertumbuhanpinggul). Di sampingitu,
infeksipadatulangdansendi (osteomielitis) padaanakjugaumum. Di
AmerikaSerikat, rumahsakitkhususseperti Shriners Hospitals for Children
telahmenyediakanbagiansubstansialperawatananakdengancacatdanpenyakitmusku
loskeletal.

7. Perubahan Sistem Syaraf


System persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna.Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola
pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi selama periode bayi sampai awal masa
kanak kanak. Pada akhir tahun pertama, pertumbuhan sereblum yang dimulai pada
usia kehamilan sekitar 30 minggu, berakhir. Hal ini lah yg mungkin menjadi
penyebab mengapa otak rentan terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama
masa bayi. Fungsi tubuh dan respon respon yang di berikan sebagian besar
dilakukan oleh pusat yang lebih rendah dari otak dan reflex reflex dalam medula
spinalis.
8. Perubahan Sistem Integument
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum
matang.Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis.Verniks
Caseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan
pelindung.Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah.Kulit sering
terlihat berbercak, terutama di daerah sekitar ekstremitas.Tangan dan kaki terlihat
sedikit sianotik.
a. Kaput suksedanum
Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala, yang ditemukan
dini.Tekanan verteks yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh
darah setempat mendapat penekanan, sehingga memperlambat aliran balik
vena.Aliran balik vena yang melambat membuat cairan jaringan di kulit
daerah kepala meningkat, shingga terjadi pembengkakan.Tonjolan edema,
yang terlihat saat bayi lahit, memanjang sesuai garis sutura tulang
tengkorank dan lenyap secara spontan dalam tiga sampai 4 hari.
b. Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak
berespons terhadap peningkatan suhu tubuh.Terjadi sedikit hiperplasia
kelenjar sebasea dan sekresi sebum akibat pengaruh hormon saat
hamil.Walaupun kelenjar sebasea seuda terbentuk dengan baik saat bayi
lahir, tetapi kelenjar ini tidak terlalu aktif pada masa kanak-
kanak.Kelenjar-kelenjar ini mulai aktif saat produksi androgen meningkat,
yakni sesaat sebelum pubertas.

9. Perubahan Sistem Internal-Termal (Termogulasi)


Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mereka
dapat mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk
ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Bayi baru
lahir/neonates dapat menghasilkan panas dengan tiga cara, yaitu menggigil,
aktivitas volunter otot, dan termogenesis yang bukan melalui mekanisme
menggigil.
Mekanisme menggigil saja tidak efisien dan bayi cukup-bulan tidak mampu
menghasilkan panas dengan cara ini. Aktivitas otot dapat menghasilkan panas,
tetapi manfaatnya terbatas, bahkan untuk bayi-cukup bulan dengan kekuatan otot
cukup kuat untuk tetap berada dalam posisi fleksi.Termogenesis non-menggigil
mengacu pada penggunaan lemak cokelat untuk produksi panas.Timbunan lemak
cokelat terletak pada dan di sekitar tulang belakang, klavikula dan sternum, ginjal,
serta pembuluh darah utama. Jumlah lemak cokelat bergantung pada usia
kehamilan dan menurun pada bayi baru lahir yang mengalami hambatan
pertumbuhan. Produksi panas melalui penggunaan cadangan lemak cokelat di
mulai saat rangsangan dingin memicu aktivitas hipotalamus. Pesan kimiawi akan
dikirimkan ke sel-sel lemak cokelat. Sel-sel ini menghasilkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi energy panas.
Luas permukaan kulit bayi sebanding dengan massa tubuhnya sehingga bayi
berpotensi mengalami kehilangan panas. Lapisan lemak bawah kulit yang tipis,
yang memiliki daya isolasi yang buruk, memungkinkan pemindahan inti panas ke
lingkungan.
Pusat pengaturan panas di otak bayi mampu mendorong produksi panas
sebagai bentuk reaksi terhadap rangsangan yang diterima dari termoreseptor.
Akan tetapi, hal ini sangat bergantung pada kegiatan metabolisme yang meningkat
yang akan mengurangi kemampuan bayi tersebut untuk mengendalikan suhu
tubuh, terutama dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari
keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya
terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin
dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di
dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau
lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan
sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi : Perubahan
sistim pernapasan / respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, Pengaturan
Suhu, Metabolisme Glukosa, Perubahan sistem gastrointestinal dan Sistem kekebalan
tubuh/ imun.

B. Saran
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan
yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir
sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan
yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan
yang benar terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Behrman,dkk.(2000).IlmukesehatanAnak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC

Marimbi,H.(2010).BiologiReproduksi.Yogyakarta:Nuhamedika.

Dewi,L.Nanny Vivian.(2010).Asuhan Neonatal BayidanBidan.Jakarta:SalembaMedika.

Wulandari,F.Ayu.(2011).BiologiReproduksi.Jakarta:SalembaMedika.

Tuker,M.Susan.(1997).PemantauanJaninEdisi 2.Jakarta:EGC

Dewi,S.N.(2012).BiologiReproduksi.Yogyakarta:PustakaRihana.

Sadler.T.W.(1996).EmbriologiKedokteranLangmanEdisi ke-3.Jakarta:EGC

Sudarti,dkk.(2012).AsuhanKebidananNeonatus,Bayi,danAnak Balita.Yogyakarta:Nuha
Medika

Вам также может понравиться