Вы находитесь на странице: 1из 5

Nama : M Ikhsan Ramadhan

Kelas : XI IPS 2

pengaruh hubungan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terhadap perekenomian


pendapatan nasional

Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi dalam perekonomian
Indonesia, karena itu pemerintah selalu melaksanakan pembangunan disegala bidang. Agar
lebih mudah menjalankan kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi stabilitas ekonomi harus
tercapai.

Setiap pemerintah dalam bidang ekonomi mempunyai tugas-tugas penting yang harus
dilakukan, salah satunya adalah untuk mencapai stabilitas ekonomi. Menurut Siregar, et al
(2006) bahwa stabilitas ekonomi dapat dilihat dari dampak guncangan suatu variabel
makroekonomi terhadap variabel makroekonomi yang lainnya. Apabila dampak suatu
guncangan menyebabkan fluktuasi yang besar pada variabel ekonomi dan diperlukan waktu
yang relatif lama untuk mencapai keseimbangan jangka panjang, maka dapat dikatakan bahwa
stabilitas makroekonomi rentan terhadap perubahan. Jika sebaliknya, dampak guncangan
menunjukan fluktusi yang kecil dan waktu untuk mencapai keseimbangan jangka panjang relatif
tidak lama maka dapat dikatakan bahwa kondisi makroekonomi masih stabil.

Dalam mengusahakan hal ini berkaitan dengan kebijakan, diantaranya kebijakan fiskal
dan moneter. Diantara kebijakan itu perlu dipilih kebijakan yang tepat. Besar-besaran konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor yang akan mempengaruhi pasar barang
semua itu dipengaruhi oleh kebijakan fiskal. Sedangkan, kebijakan moneter akan mempengaruhi
penawaran uang dan permintaan uang (money supply and money demand) yang terdeskripsi
dalam suatu perekonomian.

Kebijakan fiskal berkaitan dengan semua instrumen yang menyangkut penggunaan


sumber daya anggaran negara (APBN) dalam ekonomi. Sedangkan kebijakan moneter ini
dikendalikan oleh Bank Bentral (Bank Indonesia/BI), yang berhubungan dengan pengendalian
ekonomi yang memakai instrumen suku bunga, inflasi, uang beredar, nilai tukar dan lain
sebagainya.

Melalui peningkatan kapasitas perekonomian, kebijakan fiskal dapat mempengaruhi


suatu sisi permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek, dan juga dapat
mempengaruhi sisi penawaran yang bersifat jangka panjang. Kebijakan fiskal dan moneter akan
berinteraksi antara satu sama lain dalam pengelolaan stabilitas makroekonomi. Permasalahan
dalam interaksi antara kebijakan fiskal dan moneter terdapat pada terjadinya trade-off antara
penacapaian stabilitas harga dan terdapat pada pertumbuhan ekonomi terutama jangka
pendek. Kenaikan tingkat i nflasi disebabkan oleh defisit fiskal yang tinggi, dan jika
perekonomian dengan inflasi yanng tinggi maka akan memberikan dampak negatif bagi
pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan moneter selalu disesuaikan dengan kebutuhan suatu negara untuk mencapai
stabilitas ekonomi yang bersifat dinamis. Dari kebijakan moneter suatu negara kebanyakan
menganut empat ultimate target (Pohan, 2008), yaitu (1) pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan (2) kesempatan kerja (3) kestabilan harga (4) kesimbangan neraca
pembayaran. Namun Bank Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi masih banyak menimbulkan
perdebatan didalam kebijakan moneter yang digunakan. Diantaranya adalah perdebatan yang
terjadi pada para ekonom antara menggunakan kebijakan rules atau kebijakan discretion. Dalam
pendekatan rules (rulesbase money), maka implementasi kebijakan moneter didasarkan pada
pertumbuhan jumlah uang beredar yang konstan (the constant-moneygrowth rules). Sedangkan
pendekatan discretion mengacu pada otoritas moneter memiliki kebebasan dalam menjalankan
kebijakan moneter sesuai dengan kondisi akrual yang dihadapi oleh suatu perekonomian (Natsir,
2008).

Dalam menerapkan kebijakan moneter peneliti telah banyak membuktikan instrummen


tersebut dibeberapa negara dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Instrumen uang
beredar di Indonesia tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sedangkan instrumen
suku bunga SBI mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang (Julaiha
dan Isukrindo, 2004). Di negara yang berbeda seperti iran, instrumen kebijakan moneter yang di
proksikan dengan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi pertumbuhan yang terjadi di
negara tersebut (Nouri dan Samimi, 2011).

Kebijakan moneter menurut Nopirin adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (biasanya bank sentral) untuk memengaruhi jumlah u ang beredar dan kredit yang
pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Bank sentral adalah
lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk memengaruhi jumlah
uang beredar. Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi
makro. Kebijakan moneter ditunjukkan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro,
yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabiliitas harga, pemerataan bangunan, dan
keseimbangan neraca pembayaran (iswardono, 1997:126). Menurut moneteris kebijakan yang
paling tepat untuk menstabilkan perekonomian adalah kebijakan moneter. Mereka percaya
kebijakan moneter mempunyai dampak langsung terhadap kegiatan perekonomian. Pendapat
ini didasarkan pada pemikiran bahwa permintaan uang untuk spekulasi adalah tidak penting,
menurut mereka uang terutama untuk membiayai transaksi (Froyen, 2002). Stabilisasi ekonomi
makro dapat dilihat dari pengaruh guncangan kebijakan harga pangan atau variabel makro
lainnya terhadap variabel kunci indicator makro. Jika suatu guncangan menimbulkan fluktuasi
yang besar pada variabel ekonomi makro., maka dapat dikatakan stabilitas ekonomi makro
rentan terhadap guncangan tersebut. Sebaliknya, jika dampaknya menimbulkan fluktuasi yang
kecil, maka dapat dikatakan stabilitas ekonomi makro yang stabil. (N Ilham dan Hermanto S).

Kebijakan moneter meliputi semua tindakan pemerintah yang bertujuan untuk


mempengaruhi jalannya perekonomian melalui penambahan atau pengurangan jumlah uang
beredar, maka dikatakan bahwa instrument variabel adalah M, yaitu jumlah uang beredar yang
disebut juga penawaran uang (money supply). Sdangkan kebijakan fiscal adalah semua tindakan
yang dilakukan pemerintah, bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian melalui
penambahan atau pengurangan pemerintah dan atau pajak, mempunyai pajak atau Tx, atau
transfer payment atau Tr, dan pengeluaran pemerintah atau G (Teguh santoso dan Maruto Umar
Basuki). Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai komponen pengeluaran agregat yang
otonom (G0) Karena pendapatan nasional bukan merupakan factor penting yang akan
mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menentukan anggaran belanjanya. Ada tiga factor
penting yang menentukan pengeluaran pemerintah yaitu : pajak yang diharapkan akan diterima,
pertimbangan-pertimbangan politik, dan persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi (Sadono,
2005). Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-
perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang dihadapi (Sadono Sukirno, 2003). Kebijakan fiskal memiliki dua
prioritas, yang pertama adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara
(APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan
pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi stabilitas
ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain : pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi,
kesempatan kerja dan neraca pembayaran (Tulus TH Tambunan, 2006).

Dalam struktur APBN, pengelolaan keuangan Negara telah mengalami perubahan


dengan maksud mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas belanja. Dimulai pada tahun 2001,
APBN sudah mweninggalkan sistem anggaran berimbang dinamis yaitu penganggaran dimana
jumlah penerimaan Negara selalu sama dengan pengeluaran Negara. Sistem anggaran ini
mengaburkan sifat bantuan luar negeri sebagai pinjaman yang harus dibayar kembali dimasukan
sebagai item penerimaan. Oleh karena itu penganggaran berubah menjadi sistem penganggaran
surplus atau defisit. Dimana anggaran defisit ditutupi dengan pembiayaan sedangkan dalam
pembiayaan itu sendiri tercantum pinjaman luar negeri dan pengembalian pokok pinjaman.
(Berto Muharman). Yarbrough dan yarbrough (2002) mengemukakan bahwa sistem nilai tukar
yang dianut dan derajat aliran modal internasional merupakan penentu utama efektifitas
kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian terbuka. Perbedaan sistem kurs yang
digunakan dalam suatu perekonomian akan sangat mempengaruhi efektifitas kebijakan
ekonomi dan penentuan kurs mata uang.
Menurut kaum klasik, kebijakan fiskal hanya menaikkan suku bunga dan tidak
menimbulkan suatu perubahan terhadap pendapatan nasional. Kenaikan pendapatan nasional
yang tidak menimbulkan kenaikan terhadap pendapatan nasional tersebut disebut crowding out
yaitu suatu proses dalam perekonomian dimana kenaikan pengeluaran pemerintah diiikuti oleh
kemerosotan investasi swasta tersebut diakibatkan oleh kenaikan suku bunga. Dalam kondisi full
crowding out pengeluaran agregat (AE) tidak mengalami perubahan karena meskipun G
meningkat disisi lain I menjadi berkurang (Mankie, 1997). Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan
untuk menngatasi resesi ekonomi. Kebijakan fsikal ekspansif dapat dilakukan dengan
pemotongan pajak, dengan begitu akan menstimulus pasar barang dan meningkatkan output
nasional (Keynes). Dalam teori Keynes mengasumsikan bahwa hasil output nasional atau PDB
sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah untuk
membelanjakan pendapatannya. Karena semakin banyak pelaku ekonomi yang berbelanja maka
semakin banyak barang dan jasa yang dikeluarkan perusahaan. Akibat gunjangan ekonomi
kebijakan fiskal dianggap juga sebagai kebijakan stabilisasi pemerintah dalam menghadapi resesi
ekonomi. Kebijakan stabilisasi bertujuan mengurangi tekanan fluktuasi jangka pendek dan
memperkecil siklus bisnis dengan mempertahankan output dan kesempatan kerja sedekat
mungkin pada tingkat alamiahnya dalam jangka panjang. Faktor peningkatan permintaan barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan akan berdampak pada peningkatan faktor tenaga kerja,
sehingga menyebabkan menurunnya pengangguran.

Вам также может понравиться

  • Mentahan Kir
    Mentahan Kir
    Документ3 страницы
    Mentahan Kir
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Документ3 страницы
    Kelompok 3
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Demam K-Pop
    Demam K-Pop
    Документ2 страницы
    Demam K-Pop
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Biologi Uh Mid
    Biologi Uh Mid
    Документ1 страница
    Biologi Uh Mid
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Sejarah Rifqi
    Sejarah Rifqi
    Документ1 страница
    Sejarah Rifqi
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ2 страницы
    Bab V
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • ASEAN RCEP
    ASEAN RCEP
    Документ1 страница
    ASEAN RCEP
    M Rifqi Adli
    100% (1)
  • Bank Soal Biologi Kelas Xi-1
    Bank Soal Biologi Kelas Xi-1
    Документ12 страниц
    Bank Soal Biologi Kelas Xi-1
    Jaja Pratama
    100% (1)
  • Cara Membuat Nasi Goreng
    Cara Membuat Nasi Goreng
    Документ2 страницы
    Cara Membuat Nasi Goreng
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Aku Cinta Sahabatku
    Aku Cinta Sahabatku
    Документ4 страницы
    Aku Cinta Sahabatku
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • 1
    1
    Документ13 страниц
    1
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет
  • Cara Membuat Nasi Goreng
    Cara Membuat Nasi Goreng
    Документ2 страницы
    Cara Membuat Nasi Goreng
    M Rifqi Adli
    Оценок пока нет