Вы находитесь на странице: 1из 2

Masalah dan Bahaya Air Kolam ber”KAPORIT”

Oleh : Sandy Pamungkas


Mahasiswa Teknik Lingkungan Unlam

Berawal dari sms yang ku dapat hampir tiap harinya, “Ayy ke kolam yuk ??”. Saya berfikir, “apakah
tidak apa untuk pergi berenang ke kolam tiap hari?”. Hal ini memancing saya untuk berfikir
menyelidiki ajakan refresing yang murah meriah tersebut, baik dari segi positif maupun negatif bagi
tubuh.

Calsium Hypochlorite (CaOCI2) atau Kaporit yang pada umumnya ditambahkan ke dalam air kolam
renang ternyata mempunyai efek tersendiri bagi tubuh.

Penggunaan kaporit bertujuan sebagai desinfektan bisa menjadi potensi bahaya bagi orang lain.
Desinfektan berbasis klorin seperti hipoklorit, klorin atau chloroisocyanurates berfungsi untuk
menonaktifkan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air seperti E.coli, pembasmi lumut serta
jentik nyamuk.

Penambahan kaporit ke dalam air akan menghasilkan senyawa kimia sampingan yang bernama
Trihalometana (THM). Senyawa ini banyak diklaim oleh para pakar air di luar negeri sebagai
penyebab produksi radikal bebas dalam tubuh ( mengakibatkan kerusakan sel dan bersifat
karsinogenik ).

Dan juga jika senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti urin dan keringat,
maka klorin bisa melepaskan produk campuran yang dapat mengiritasi mata, kulit dan saluran udara
atas.

Sebuah penelitian di jurnal Environmental Health Perspectives (tahun2006) menunjukkan anak-anak


yang rutin berenang di kolam yang berkaporit beresiko lebih besar untuk terkena asma, terutama
kalau sudah punya bawaan. Penelitian lain mengungkapkan adanya hubungan antara penggunaan
kolam renang berkaporit dengan berkurangnya fungsi paru-paru, erosi pada email gigi, bahkan
meningkatkan resiko kanker kandungan kemih.

Profesor Guy Marks dari Woolcock Medical Institute menuturkan saat ini masih terlalu dini untuk
mengambil kesimpulan seperti itu. Tapi anak-anak sebaiknya memilih kolam renang terbuka dan
bukan yang berada di dalam ruang (indoor), sehingga mengurangi kemungkinan terkena serangan
asma.

Meski didapatkan risiko asma yang terkait dengan penggunaan klorin, tapi kolam renang tetap
memerlukan desinfektan untuk menjaga kebersihannya. Memelihara kolam renang dengan bahan
organik lain yang berkadar tinggi juga bisa menyebabkan masalah kesehatan terutama ketika suhu
air lebih tinggi seperti saat musim panas. Menggunakan desinfektan memang telah terbukti secara
signifikan menyebabkan kematian mikroorganisme patogen.

Selama musim panas, kolam renang harus selalu dimonitor kadar klorin dan pH nya untuk mencegah
tertularnya berbagai penyakit infeksi melalui air. Namun, terkadang penyakit ini bisa tetap bertahan
terutama di kolam renang umum.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kolam renang adalah mempertahankan nilai pH
dengan benar, melakukan pembersihan filter secara rutin, memastikan sirkulasi air tetap tinggi serta
menjaga nilai ambang batas dari klorin dan bahan organik lain.

Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit dari kolam renang sebaiknya membilas diri dengan
air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang, jangan berenang jika mengalami diare atau
infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya, menggunakan baju renang yang ketat
menempel di tubuh, menggunakan kacamata renang untuk mencegah kaporit masuk ke mata,
usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet dan biasakan cuci tangan menggunakan air mengalir
dan sabun, pilihlah kolam renang outdoor karena dengan begitu gas beracun akan segera tersebar,
sedang cara terakhir adalah jangan berenang di kolam renang berkaporit setiap hari.

Вам также может понравиться