Вы находитесь на странице: 1из 5

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT UMUM BUNDA MARGONDA

NOMOR : 132/SK/KEP/RSUMGD/IV/2017

TENTANG
KEBIJAKAN ICRA RENOVASI DAN KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA MARGONDA

Menimbang : a. Bahwa untuk meminimalisasi risiko Infeksi RS (IRS) pada pasien yg


mungkin bisa terjadi ketika ada penyebaran jamur atau bakteri di udara
dengan debu atau aerosol atau air selama konstruksi dan renovasi di RS.
Dan untuk mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan
selama renovasi di RS maka dibuat penetapan renovasi dan konstruksi di
rumah sakit;
b. Bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dengan Surat Keputusan
Kepala Rumah Sakit .

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentangPraktek kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009
tentangKesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
4. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 436/Menkes/SK/VI/1993
tentang standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis.
5. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 382 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan Kesehatan lainnya.
6. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 270 Tahun 2007 tentang
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG RENOVASI DAN KONSTRUKSI DIRUMAH


SAKIT
KEDUA : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan
penetapan renovasi dan konstruksi diRS disusun oleh Komite PPIRS
KETIGA : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan renovasi dan
konstruksiRumah Sakit yang sesuai dengan pedoman PPI.
KEEMPAT : Keputusan ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Depok
Pada Tanggal : 10 April 2017

dr, Imelda Rachmawati, MARS


Kepala RSU Bunda Margonda
Lampiran
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RSU BUNDA MARGONDA
NO. 132/SK/KEP/RSUMGD/2017

KEBIJAKAN ICRA
RENOVASI DAN KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT

1. Dalam melakukan renovasi atau konstruksi di dalam RS, RS harus berkoordinasi dengan
komite PPI dalam penetapan ICRA. ICRA adalah suatu proses menetapkan risiko potensial
dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas selama
konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance. Kegiatan tsb merupakan multidisiplin,
proses kolaborasi yg mengevaluasi jenis/macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko
untuk klasifikasi penetapan tingkat.

2. ICRA renovasi atau konstruksi dilakukan penilaian mulai dari identifikasi jenis atau tipe
renovasi/konstruksi lalu disesuaikan dengan kelas yang sudah ditetapkan.

3. Apabila dalam penilaian didapatkan ICRA dengan kategori 1 dan 2 maka komite PPI tidak
harus memberikan surat rekomendasi akan tetapi bila dari hasil penilaian didapatkan
kategori 3 atau 4 maka komite PPI harus membuat surat rekomendasi beserta dengan
pertemuan dengan manajemen RS untuk membahas hal-hal yang perlu dilakukan selama
renovasi dan konstruksi.

4. Komite PPI melakukan pengawasan selama terjadi renovasi/konstruksi.

5. Sebelum dilakukan konstruksi atau renovasi Rumah Sakit harus dilakukan ICRA konstruksi
atau renovasi.
a. Melakukan identifikasi untuk menentukan tipe/jenis konstruksi atau renovasi.
b. Mengidentifikasi kelompok yang beresiko.
c. Menyesuaikan jenis atau tipe konstruksi atau renovasi dengan kelompok yang
beresiko.
d. Mendeskripsi kegiatan sesuai kelas.
e. Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan, ruang
farmasi/obat, dst
f. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik dalam hal
terjadinya kemungkinan pemadaman.
g. IdentifIkasi langkah-2 pencegahan , menggunakan penilaian sebelumnya, apa
jenis bariernya (misalnya bariernya dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA
filter diperlukan.
h. Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat
merusak kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon)
i. Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayanan
pasien.
j. Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran udara
negatif yang memadai.
k. Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci tangan.
l. Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan
tersebut.
m. Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan bersih
dan kotor.
n. Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim proyek
(misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing (bagaimana dan
kapan).

6. Persiapan pemakaian ruangan baru paska konstruksi/renovasi RS.


a. Melakukan analisis dampak renovasi dan konstruksi terhadap kualitas udara,tingkat
kebisingan.
b. Melakukan edukasi (pemasangan rambu2 atau gambar diarea renovasi) kepada
petugas ,pengunjung dan pasien.
c. Melakukan pembersihan menyeluruh dan dekontaminasi semua permukaan,
termasuk dinding, langit-langit, jendela dan sistem ventilasi berisiko tinggi.
d. Swab ruangan dan uji kualitas udara, khususnya di area berisiko tinggi sebelum
ruangan digunakan tidak dilakukan dikarenakan Rumah Sakit belum memiliki
sarana dan prasarana yang memadai.
Ditetapkan di Depok
Pada Tanggal : 10 April 2017

dr, Imelda Rachmawati, MARS


Kepala RSU Bunda Margonda

Вам также может понравиться