Вы находитесь на странице: 1из 13

HAL-HAL PENTING MATERI TWK

1. Pancasila  Tap MPR No. XVIII/MPR/1998


Tap MPR No. 1/MPR/2003
Tap MPR No. II/ MPR/ 1978
2. Urutan proses perumusan Pancasila  Muh Yamin
 Sukarno
 Piagam Jakarta
 Hasil BPUPKI
 Hasil PPKI
 Konstitusi RIS
 UUD Sementara
 UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
 Versi berbeda
 Versi populer yang berkembang di msy
3. Ir Soekarno yang menyampaikan gagasan tentang adanya Dasar Negara yang diberi
nama Pancasila.
4. Rumusan Pancasila pertama kali oleh Mr. Moh. Yamin, yaitu pada 29 Mei-1 Juni 1945.
5. Untuk merampungkan Pancasila, dibentuk oleh Moh Yamin Panitia Sembilan dalam
dokumen bernama Jakarta Charter yang juga akan menjadi naskah Pembukaan UUD 45.
6. BPUPKI didirikan pada 1 Maret 1945 dan diresmikan pada 29 April 1945.
7. Sidang resmi pertama BPUPKI, yaitu pada 28 Mei 1945 di Gedung Pancasila.
8. PPKI didirikan pada 7 Agustus 1945.
9. RIS pada 27 Desember 1949 berpusat di Yogyakarta.
10. UUD disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945.
11. Dasar Hukum Penetapan UUD sebagai Sumber Hukum
 Tap MPR No XVIII/MPR/1998
 Tap MPR No III/MPR/2000
12. Konstitusi ad323alah hokum dasar yang memuat aturan pokok atau aturan-aturan dasar
Negara.
13. Jenis konstitusi ada 2, yaitu konstitusi tertulis (yaitu UUD) dan tidak tertulis (yaitu
disebut konvensi).
14. Sifat konstitusi berdasarkan jumlah pasalnya  Fleksibel (luwes) & Rigid (kaku).
15. UUD 45  basic law atau dasar hokum tertulis.
16. UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amendemen).
17. UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 29 Agustus
1945.
18. Sistematika UUD 45  Pembukaan (4 alinea)
1
 Batang tubuh (16 Bab, 37 Pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan,
2 pasal Aturan Tambahan)
 Penjelasan (penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal)
19. Bentuk Negara Indonesia adalah kesatuan  Pasal 1 ayat (1) UUD 45.
20. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik  Pasal 1 ayat (1) UUD 1945.
21. System pemerintahan adalah kabinet presidensial.
22. Presiden sebagai kepala Negara & kepala pemerintahan.
23. Periodesasi sejarah pemberlakuan UUD dll
 UUD 45 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
 Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
 UUDS 1950 (17 Agsutus 1950 – 5 Juli 1959)
 UUD 1945 Dekret Presiden/ UUD 1945 Periode II (5 Juli 1959-1966)
 pengembalian UUD 1945 (5 Juli 1959 – 1966)
 UUD 45 Masa Orde Baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
 Transisi Soeharto – Habibie di sini Provinsi Timor Timur lepas (21 Mei 1998 – 19
Oktober 1999)
 Masa reformasi menuntut adanya perubahan UUD 45 (1998)
24. Tujuan perubahan UUD 45
 tatanan Negara
 kedaulatan rakyat
 HAM
 pembagian kekuasaan
 eksistensi Negara demokrasi dan Negara hokum
 segala hal mengenai aspirasi dan kebutuhan bangsa
25. Beberapa perubahan mendasar dalam system ketatanegaraan
 kedudukan Presiden dan DPR yang sejajar dan proporsional
 masa jabatan presiden
 dilaksanakannya otonomi daerah
 penyelenggaraan pemilu
26. Penyimpangan konstitusi
 UUD 45 periode (1945-1949)  kekuasaan presiden sangat luas (eksekutif,
MPR, DPR)
 pembantu presiden hanya wakil dan KNIP
 sistem kabinet berubah (presidensial – parlementer)
jadi menteri juga bertanggung jawab kepada
parlemen/ DPR
 UUD RIS 1949  bentuk Negara yang serikat
2
 penggantian UUD 45 – UUD RIS
 system parlementer tidak sesuai semangat UUD 45
 UUDS 1950  demokrasi liberal yang menyebabkan adanya kebebasan mutlak
dari setiap individu dan parpol sehingga muncul persaingan tidak
sehat.
 instabilitas akibat pergantian kabinet yang terus menerus
sehingga progam belum sempat jalan.
 UUD 1959 – 1965 (Orde lama)  presiden membubarkan DPR karena tidak
menyetujui RAPBN
 penetapan pidato presiden yang Manipol mejadi
GBHM yg bersifat tetap oleh GBHN
 pengangkatan presiden seumur hidup (Tap MPR
No. III/MPRS/1963
 pimpinan lembaga tinggi & tertinggi diangkat sbgi
menteri
 kekuasaan presiden melebihi ketetapan dlm UUD
45
 tidak berjalan Hak Bujet DPR krn pemerintah tidak
mengajukan rancangan UU APBN utk mendapat
persetujuan DPR
 UUD 45 periode 1965-reformasi 1998  sistem demokrasi justru bersifat
feodalisme.
 tidak dapat bebas berbicara mengenai
kebijakan pemerintah
 ekonomi kerakyatan  ekonomi kapitalisme
 monopoli oleh Negara  monopoli oleh
keluarga
 supremasi hokum tidak berjalan  supremasi
kekuasaan presiden
 lembaga politik tidak pro rakyat justru
melakukan rekayasa politik
 KKN
27. Amendemen adalah penambahan/ perubahan pada sebuah konstitusi yg merupakan
bagian yg tidak terpisahkan dari naskah aslinya.
28. Proses Amendemen UUD 45
 kesepakatan dasar  tidak mengubah pembukaan UUD 45
 tetap NKRI
3
 tetap sistem presidensial
 penjelasan normatif UUD 45 dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
 perubahan dilakukan secara “addendum” atau perjanjian secara
fisik terpisah namun tetap berdasar/ melekat pada perjanjian
pokok (UUD 45)
 tahapan  sidang MPR 19 Oktober 1999
 sidang MPR 18 Agustus 2000
 sidang MPR 9 November 2001
 sidang MPR 10 Agustus 2002

29. Struktur ketatanegaraan


Sebelum amendemen UUD 45

Setelah amendemen UUD 45

30. Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular.
31. Mpu Tantular adalah pujangga agung kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan
Raja Hayamwuruk abad XIV (1350-1389).
32. Bhinneka Tunggal Ika tersebut terdapat dalam karyanya, yaitu Kakawin Sutasoma.
33. 600 setelah pengungkapan itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk
menjadikan itu sebagai semboyan resmi Indonesia.
34. Pada 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan yang
terdapat pada Garuda Pancasila.
35. Awalnya adala Bhinna ika  Bhinneka.
36. Pada amendemen UUD 45 yg kedua, Bhinneka Tunggal Ika dokukuhkan sebagai
semboyan resmi yang terdapat pada lambang Negara  36A UUD 45
4
37. Peraturan pemerintah tentang lambang Negara  Peraturan Pemerintah No. 66
tahun 1951
38. Lambang Negara (Burung Garuda) terdiri atas 3 bagian
 burung garuda menengok ke atas, kepala lurus ke sebelah kanannya.
 perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher garuda
 semboyan ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda  Bhinneka Tunggal
Ika
39. Pembukaan UUD 45 alinea pertama  “seseungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa … perikeadilan”
 ini bermakna luas sampai pada harkat dan martabat manusia
 HAM
 kebebasan dalam berpikir
 bebas berkehendak dan memilih
 bebas dari rasa takut
40. Dalam era globalisasi, kemerdekaan/ kebebasan memiliki makna yang meluas
 neoliberalisme
 neokapitalisme
41. Neoliberalisme dan neokapitalisme menyebabkan penjajahan dalam hal lain, yaitu
ekonomi, politik, sosial budaya, dan bidang kehidupan yang lain.
42. Bhinneka Tunggal Ika harus diimplementasikan berdasar pada pancasila. Jadi, harus
dijiwai dengan konsep
 religiositas
 humanitas
 nasionalitas
 sovereinitas
 sosialitas
43. Isi Pembukaan UUD 45
 sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa
 kemerdekaan yang dinyatakan oleh bangsa Indonesia supaya rakyat dapat
berkehidupan kebangsaan yang bebas
 1 di antara misi Negara ialah mencerdaskan kehidupan bangsa
 1 di antara dasar Negara Indonesia adalah Persatuan Indonesia yang merupakan
wawasan kebangsaan
 ingin diwujudkannya Negara Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
44. Paham Bhinneka Tunggal Ika oleh Ir Sujamto disebut sebagai paham Tantularisme,
bukan sinkretisme.
5
45. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sectarian dan eksklusif. Paham ini akan memicu
keangkuhan yang berlebihan dengan tidak atau kurang memperhitungkan pihak
lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat.
46. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis yang hanya menunjukkan prilaku
semu. Saling percaya, menghormati, mencintai, dan rukun.
47. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen. Sikap toleran, nonsectarian,
inklusif, akomodatif, dan rukun.
48. Secara merinci, Bhinneka Tunggal Ika mendukung nilai-nilai berikut ini:
- Inklusif, tidak ekslusif
- Terbuka
- Koeksistensi damai dan kebersamaan
- Kesetaraan
- Tidak merasa yang paling benar,
- Toleransi,
- Musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.
49. Demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan). Jadi,
demokrasi adalah suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat dan rakyat memiliki
proporsi yang sangat penting.
50. Demokrasi diterapkan pertama kali di Yunani Kuno, yaitu demokrasi langsung.
51. Magna Charta (1215) di Inggris sebagai awal kebangkitan kembali demokrasi setelah
sekian lama dilupakan.
52. Tokoh demokrasi
 John Locke dari Inggris (1632-1704)  Hak atas hidup (life)
 hak atas kebebasan (liberty)
 hak atas kepemilikan (property)
 Montesquieu dari Perancis (1689-1755)  Trias Politika, yaitu suatu system yang
dapat menjamin hak-hak politik namun dengan
pembatasan agar tidak terjadi penyalahgunaan
wewenang antarlembaga Negara.
53. Prinsip-prinsip demokrasi
 pemerintahan berdasarkan konstitusi
 pemilu yang bebas jurdil.
 HAM terjamin
 persamaan kedudukan di hadapan hukum
 peradilan yang bebas dan tidak memihak
 public policy
 kebebasan berserikat/ berorganisasi/ mengeluarkan pendapat
6
 kebabasan pers/ media massa
54. Macam-macam demokrasi
 Demokrasi langsung (rakyat ikut serta dan dilibatkan dalam menyelesaikan
masalah)
 Demokrasi perwakilan/ demokrasi modern (dijalankan melalui lembaga
perwakilan)
 demokrasi barat/ demokrasi liberal/ demokrasi konstitusional (kebebasan
individu)
 demokrasi timur/ demokrasi parlementer/ demokrasi rakyat (paham yg byk dianut
oleh Negara Marxisme-Komunisme
 Demokrasi Pancasila (bernilai Pancasila)
55. Dasar hukum demokrasi pancasila
 sila ke-4
 Pembukaan UUD 45 alinea ke-4
 UUD 45 pasal 1 ayat (2)
 UUD 45 pasal 2 ayat (1)
56. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
 demokrasi liberal/ parlementer (3 Nov 1945- 5 Juli 1959)
 menteri bertanggung jawab kepada parlemen/ DPR
 system multipartai
 over power legislative/ parpol
 keterbatasan presiden/ eksekutif
 demokrasi terpimpin (1959-1965)
 over power presiden/ eksekutif
 keterbatasan pesertaan rakyat/legislative
 komunis berkembang
 TNI berperan dalam sosial politik
 Demokrasi Pancasila (1965-sekarang)
 keseimbangan tuntuan masyarakat
 keseimbangan kekuasaan kelembagaan Negara
 stabilitas masyarakat
 persamaan warga Negara dalam hukum, pemerintahan, berserikat/
berkumpul, dan berpendapat.
57. Dasar pelaksanaan pemilu  sila keempat
 UUD 45 Pasal 22E ayat 1-6
 UU No. 23 Tahun 2003
58. System pemilu  Distrik, proporsional
7
59. Kedaulatan rakyat berasal dari bahasa latin supremus yang berarti kekuasaan
tertinggi.
60. Sifat kekuasaan menurut Jean Bodin  asli, abadi, tunggal, tidak terbatas
61. Macam-macam kedaulatan  interne souvereiniteit  kedaulatan ke dalam
 externe souvereiniteit  kedaulatan ke luar
62. Teori kedaulatan  kedaulatan Tuhan  Agustinus, Thomas Aquinas, Marsillius
 kedaulatan Raja  Nicollo Machiavelli, Thomas Hobbes, Hegel
 kedaulatan Negara  Jean Bodin, George Jellinek
 kedaulatan hukum  Krabbe
 kedaulatan rakyat  John Locke, Montesquie, JJ Rousseau
63. Landasan pelaksanaan kedaulatan rakyat
 landasaan iddil  pancasila
 landasan konstitusional  UUD 1945
 Hak imunitas (hak utk tidak dituntut atas pernyataannya di sidang)
 hak mengajukan usul/ pendapat
 hak mengajukan usul RUU
 hak budget (hak untuk membahas RAPBN)
64. Tugas BPK  memeriksa tanggung jawab keuangan Negara
 melaporkan hasil pemeriksaa ke DPR, DPD, dan DPRD
65. Tugas MA  mengawasi jalannya UU
 memberi sanking pelanggaran UU
 mengadili pada tingkat kasasi
66. Tugas MK  menguji kekuatan UU terhadap UUD
 memutus sengketa kewenangan lembaga Negara
 memutuskan pembubaran parpol
 memutus perselisihan hasil pemilu
67. Tugas DPD  mengajukan RUU kepada DPR ttg otonomi daerah
 ikut membahas UU ttg otonomi daerah
 memberikan masukan kepada DPR/ RUU APBN pajak, pendidikan,
agama.
 mengawasi pelaksaan UU ttg otonomi daerah
68. Tugas KPU  merencakan penyelenggaraan pemilu
 menetapkan organisasi & tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu
 mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua
tahapan pemilu
 penetapan peserta pemilu

8
 menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR,
DPD, DPRD Prov, dan DPRD Kab/Kota
 mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pemilu
69. Tugas KY  mengawasi perilaku hakim agung
 mengusulkan pengangkatan hakim agung
 mengusulkan nama calon hakim agung
 ikut menjaga dan menegakkan kehormatan & martabat hakim
70. Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional
 UUD 1945
 Ketetapan MPR  ketetapan (putusan MPR yang mengikat ke dalam dan ke luar
MPR)
 keputusan (putusan yang mengikat di dalam majelis saja)
 UU (produk DPR dan Presiden utk melaksanakan UUD 45 dan Tap MPR)
 Perppu (krn ada kepentingan yang memaksa (pasal 22 UUD 45))
 harus diajukan ke DPR dalam persidangan
 DPR dapat menerima/ menolak
 PP
 Keppres (peraturan yang dibuat pemerintah mengenai pelaksanaan admistrasi
Negara dan administrasi pemerintahan)
 Perda (Perda Prov dibuat oleh DPRD & Gubernur, Kab/Kota dibuat oleh DPRD
Kab/Kota & bupati/ walkot, peraturan desa dibuat oleh badan permusyawaratan
desa)
71. Asas penyusun peraturan perundang-undangan
 asas hierarki
 UUD tidak dapat diganggu gugat kecuali diuji oleh DPR dan MK
 UU yg khusus menyampingkan UU umum
 peraturan yang masih berlaku hanya bisa dicabut/ diubah oleh peraturan yang
sederajat atau yg lebih tinggi
 UU tidak berlaku surut
 UU baru menyampingkan UU lama
Konsistensi (tidak ada peraturan yang bertentangan)
72. Alur proses penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Proses penyiapan rancangan
 RUU oleh Presiden diproses/dibahas oleh pembantunya/ staf ahli menjadi draf
RUU kemudian diajuka ke DPR
 RUU dari DPR diproses oleh Ad Hoc DPR dan selanjutnya diagendakan utk
dirapatkan oleh DPR
9
Proses penetapan RUU menjadi UU
 ditetapkan oleh DPR pada rapat pleno DPR
Pengesahan dan pemberlakuan UU
 setelah ditetapkan oleh DPR, UU disahkan oleh Presiden untuk diundangkan oleh
menteri sekretaris Negara dalam lembaran negara
73. Kerangka peraturan perundang-undangan
 judul berisi jenis, nomor, tahun pengundangan, dan nama peraturan perUU
 pembukaan berisi “Dengan Rahmat Tuhan YME”, jabatan pembentuk peraturan,
konsideran, dasar hukum, dan diktum
 batang tubuh/ isi terdiri atas bab, pasal pasal, ayat, ketentuan peralihan,
ketentuan penutup, pengesahan, dan pengundangan.
74. Otonomi berasal dari bahasa latin auto (sendiri) dan nomos (aturan). Jadi, artinya
adalah pengaturan sendiri. UU No. 32 Tahun 2004)
75. Kewenangan daerah dalam otonomi daerah
 pembangunan
 tata ruang
 ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
 sarana dan prasarana umum
 bidang kesehatan
 pendidikan dan alokasi SDM potensial
 fasilitas koperasi, usaha kecil, dan menengah
 lingkungan hidup
 administrasi umum pemerintahan
76. DPRD sebagai badan legislatif daerah
77. Fungsi DPRD, yaitu legislasi, anggaran, pengawasan
78. Tugas dan wewenang DPRD
 membantu Perda
 membahas dan menyetujui APBD
 melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan Peraturan
Perundangan lainnya, APBD, dan kerja sama internasional di daerah
 mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/ wakil kepala
daerah kepada presiden melalui menteri dalam negeri
 menerima LPJ dari kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
79. Hak DPRD  interpelasi
 angket
 menyatakan pendapat mengajukan rancangan Perda
 memilih dan dipilih
10
 imunitas
80. Kepala daerah, yaitu Gubernur, Walkot, Bupati.
81. Pelaksanaan kebijakan public melibatkan manusia, dana, dan sarana prasarana.
82. Urutan perumusan kebijaka public  perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hasil.
83. HAM adalah hak-hak pokok/ dasar yang dimiliki oleh manusia dari lahir. UU No. 39
Tahun 1999
84. HAM meliputi  bersifat pokok/ dasar  hak hidup
 hak kebebasan/ kemerdekaan
 hak memiliki sesuatu
 berkembang dalam kehidupan sehari-hari  hak asasi pribadi
(agama, pendapat, organisasi)
 hak asasi ekonomi (kepemilikan,
membeli-menjual, melakukan
perjanjian/ kontrak)
 hak asasi politik (kesetaraan sbg
warga, memilih/ dipilih dalam
pemilu)
 hak asasi mendapat perlakukan yg
sama di muka umum dan
pemerintahan
 hak asasi sosial budaya
(pendidikan, kebudayaan)
85. Instrument HAM (alat yang digunakan untuk melindungi dan menegakkan HAM)
 Piagam PBB (Universal Declaration of Human Rights) atau Deklarasi Umum Hak
Asasi Manusia (disahkan pada 10 Desember 1948)
 UUD 1945 pasal 27, 28, 28 A-J, 29 ayat 2, 30, dan 31
 TAP MPR No. XVII/ MPR/ 1998 ttg HAM
 UU No. 39 Tahun 1999 ttg HAM
 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
 UU No. 2 Tahun 2002 ttg Tata cara perlindungan korban dan saksi dalam
pelanggaran HAM
 PP No. 3 Tahun 2003 ttg kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi terhadap korban
pelanggaran HAM
86. Piagam yang memuat perlindungan & penegakan HAM
(1) Di Inggris
Magna Charta (Piagam Agung) tahun 1215
Petition of Rights tahun 1628
11
Hobeas Corpus tahun 1679
Bil of Rights tahun 1689
(2) Di AS
Declaration of Independence of the United States tahun 1776
(3) Di Prancis
Declaration des droits de I’hommes et du Citoyen tahun 1789
(4) Di dunia internasional (PBB)
Universal Declaration of Human Rights pada 10 Desember 1948
(5) Di Indonesia
UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945
87. Pelanggaran HAM  UU No. 39 Tahun 1999
88. Kasus pelanggaran HAM
 Tanjung Priok (1984 di Jakarta)
 Aktivis Buruh Marsinah terbunuh (1994 di Nganjuk, Jatim)
 Wartawan Bernas terbunuh (Udin, Yogja 1996)
89. Kasus HAM yang paling sering dilaporkan ke Komnas HAM
 masalah tanah
 masalah perburuhan
 masalah perbuatan oknum aparat birokrasi yang tidak terpuji
 masalah agama
90. Lembaga perlindungan HAM di Indonesia
 Komnas HAM (UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 75)
91. Fungsi Komnas Ham  Pengkajian & Peneitian ttg HAM
 Penyuluhan ttg HAM
 Pemantauan ttg HAM
 Mediasi ttg HAM
92. Pengadilan HAM (Pasal 104 UU No. 39 Tahun 1999)
93. Pelanggaran HAM yg berat
 kejahatan Genosida
 kejahatan terhadap kemanusiaan
94. Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
 relawan yang membantu pihak-pihak yang membutuhkan bantuan hukum
 pembela keadilan dan kebenaran/ HAM
 penyuluh & penyebar informasi di bidang Hukum dan HAM
95. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi

12
13

Вам также может понравиться