Вы находитесь на странице: 1из 9

MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK UNGGAS

LAYOUT DAN BIOSECURITY PADA KANDANG AYAM

Della Purnamasari
05041381621033

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
DESKRIPSI LAHAN

Luas tanah yang dimiliki itu 10.000 m2, dengan bobot akhir1,5 kg - 1,6 kg. dimana
berat akhir yang dipilih yaitu 1,5 kg.
a. Perhitungan Lahan
Luas Lahan = 10.000 m2
Dengan jarak antar kandang = 8 m2 (dimana untuk permisalan dibagian depan dibangun 3
kandang)

5m 8m 8m 5m

Lebar lahan = (Jarak kandang/ lebar kandang) + (jarak antar kandang) + (jarak pembatas)
= ( 8 x 3) + ( 8 x 2) + (2 x 5)
= 50 m
Maka, dengan rumus luas persegi panjang didapat:
Luas = Panjang x Lebar
10.000 m2 = Panjang x 50 m
Panjang = 10.000 m2 / 50 m
= 200 m
Sehingga, didapat:
- Luas lahan = 10.000 m2
- Lebar lahan = 50 m
- Panjang lahan = 200 m

b. Perhitungan Kandang
Dalam ketentuan sudah ditetapkan, bahwasannya untuk setiap kandang memiliki lebar 8 m.
berdasarkan perhitungan yang telah dibuat didapatkan hasil:
- Panjang lahan = 200 m
- Jarak antar kandang = 8 m (Dengan panjang 200 m kandang lebih baik
dibangun dengan tegak lurus agar panjang untuk 2 kandang dapat tercukupi)
Panjang 2 Kandang = Panjang seluruh – ( jarak antar sisi
+ jarak antar kandang )
5m
= 200 m – (2 x 5 + 8)

= 200 m – (18)

= 182 m

Dengan begitu didapatkan:

Panjang = 182 / 2 = 91 m

8m Lebar = 8 m

Maka, didapat untuk luas kandang = panjang x lebar

= 91 x 8

= 728 m2

Jika, akan dibangun 5 Kandang = 5 x 728 m2

= 3.640 m2
5m

Sisa lahan = Luas Lahan – Luas Kandang Keseluruhan


= 10.000 m2 – 3.640 m2
= 6.360 m2
DESAIN KANDANG
A. Biosekuriti (Layout Kandang)
Biosekuriti pada kandang ayam disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini:
Gambar 1. Layout kandang ayam

Keterangan gambar 1:
1. Gerbang depan
2. Pos Satpam
3. Area Parkir
4. Kantor
5. Gerbang ke kandang
6. Instalasi desinfeksi
7. Gudang Pakan
8. Kamar Mesin
9. Kandang Karantina
10. Mess anak kandang
11. Kandang 1
Kandang 2
Kandang 3
Kandang 4
Kandang 5
12. Sumur
13. Gudang Zeolit
14. Gudang Sekam
15. Tempat Sampah
16. Limbah
17. Pembuangan bangkai

Tata Letak sendiri dibagi menjadi 3 zona, dinataranya:


1. Zona kotor (merah):
1. Gerbang depan
2. Pos Satpam
3. Area Parkir
4. Kantor
5. Tempat Sampah
6. Limbah
7. Pembuangan bangkai

2. Zona transisi (kuning):


1. Kandang Karantina
2. Mess anak kandang

3. Zona bersih (biru):


1. Gerbang ke kandang
2. Instalasi desinfeksi
3. Gudang Pakan
4. Kamar Mesin
5. Kandang Karantina
6. Mess anak kandang
7. Kandang 1
Kandang 2
Kandang 3
Kandang 4
Kandang 5
8. Sumur
9. Gudang Zeolit
10. Gudang Sekam

Layout (Tata Letak) Kandang


Idealnya, dalam suatu peternakan perlu dilengkapi dengan pos jaga, tempat parkir,
kantor, gudang ransum, mess pegawai, dan bangunan pendukung lainnya. Penentuan letak
atau posisi kandang maupun bangunan pendukung tersebut hendaknya dilakukan secara baik.
Tujuannya agar alur distribusi ayam, personal (manusia), ransum maupun peralatan bisa
berjalan efektif.
Tata letak ini juga merupakan bagian dari biosecurity (biosecurity konseptual), karena
bisa berperan menekan rantai penularan penyakit. Sangat disarankan di satu lokasi peternakan
mengaplikasikan sistem one age farming atau all in all out (dalam 1 lokasi peternakan hanya
terdiri dari 1 jenis ayam dengan umur dan strain yang sama), karena lebih memudahkan
dalam monitoring pemeliharaan ternak secara seragam. Selain itu kemungkinan terjadinya
penularan penyakit akibat variasi umur ternak juga lebih kecil.
Namun jika peternak terpaksa tidak bisa menerapkan sistem pemeliharaan all in all
out, maka jarak kedatangan antar DOC sebaiknya jangan terlalu lama (kurang dari 1 minggu).
Jika waktu tersebut tidak dapat dipenuhi maka saat chick in perlu memperhatikan beberapa
hal berikut:
1. DOC yang berbeda umur atau waktu kedatangan jangan dipelihara dalam
kandang brooder (indukan) yang sama.
2. Jarak antar kandang ayam yang berbeda umur sebaiknya minimal 7 m (1 x lebar kandang).
3. Arus distribusi personal maupun peralatan antar kandang dengan umur dan jenis ayam
yang berbeda dibatasi, terutama pada saat masa DOC (starter) dan apabila
terjadi outbreak penyakit
4. Jadwal monitoring sebaiknya dimulai dari ayam umur muda ke ayam berumur lebih tua
(dewasa).
5. Lakukan program desinfeksi secara rutin pada masing-masing kandang dengan
menggunakan Antisep, Neo Antisep, Medisep, atau Zaldes.
6. Program vaksinasi dibuat sama untuk semua kandang ayam.

Bangunan dan Struktur Kandang yang Baik


Konstruksi kandang yang baik rata-rata bisa bertahan 10 – 20 tahun. Prinsipnya,
kandang harus dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. Untuk bagian tiangnya bisa
memakai balok kayu. Untuk penyangga atapnya bisa dari bilah bambu atau kayu. Sedangkan
dindingnya bisa memakai anyaman bilah bambu atau kawat kasa. Untuk sekat-sekat
kandangnya bisa memakai bilah bambu, lembaran seng, atau lembaran triplek.
Sedangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait struktur kandang yang baik, di
antaranya:
1. Lebar kandang
Lebar kandang terbuka sebaiknya tidak lebih dari 7 m agar sirkulasi udara optimal.
Jika lebih dari 7 m sebaiknya ditambahkan atap monitor maupun fan atau blower di tengah
kandang. Jarak antar kandang minimal 1 x lebar kandang dan usahakan di antara kandang itu
tidak terdapat tanaman yang bisa mengganggu sirkulasi udara.
2. Tinggi lantai
Ketinggian lantai idealnya ≥ 1,5 m sehingga sirkulasi udara baik dan mempermudah
proses pembersihan serta desinfeksi kandang.
3. Atap
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan terkait atap ini. Pertama, bahan yang digunakan.
Umumnya atap kandang menggunakan genting, alumunium, asbes atau seng. Pemilihan
bahan atap ini hendaknya memperhatikan suhu lingkungan, ketahanan dan biaya. Penggunaan
atap dari seng menjadi kurang efektif untuk daerah dengan suhu panas karena bisa
memicu heat stress (stres panas). Kedua, derajat kemiringan dan jarak atap dengan lantai
kandang. Kemiringan atap yang direkomendasikan ialah 30-35o. Ketiga, jarak atap dan lantai
kandang yang optimal ialah 2,5 – 3 m.

Вам также может понравиться