Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama : Nuratun Maknun

NIM : 1606102010043

Menjadi Wirausahawan Demi Membangun Negeri

Muda, bergairah, senyum yang selalu bersemangat, dan sorot mata yang menyimpan
sejuta harapan merupakam rentetan kata yang mewakili sosok Hijrah Saputra. Hijrah atau yang
biasa di panggil Heiji adalah pria kelahiran Pulau Weh, Kota Sabang. Beliau merupakan salah
satu lulusan terbaik Universitas Brawijaya, Malang jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan
Kota (Planologi). Selepas lulus dari Universitas tersebut, Hijrah tidak memilih menjadi PNS,
Hijrah kembali ke Aceh untuk membangun kotanya.

Melalui berbagai cara Hijrah mencoba menjadi seseorang yang berguna bagi tanah
kelahirannya. Salah satunya dengan mendirikan pusat souvenir bernama Piyoh. Dengan
memanfaatkan kemampuan desain grafisnya, dia membuat berbagai kreasi oleh-oleh khas
Aceh seperti kaos, jaket, dan stiker. Melalui pusat souvenir ini dia berharap dapat
mengembangkan pusat wisata Aceh. Menurutnya, anak muda masa kini bukan hanya berpikir
peluang kerja tetapi mencari peluang usaha lalu membuka lapangan kerja. Tak sekedar menjual
merchandise kreatif tetapi dia juga ingin mengenalkan Aceh pada dunia.

“Piyoh muncul sebagai media promosi pariwisata. Saya coba cari konten lokal di Aceh
kemudian saya buat desain, dijadikan produk dan dipasarkan lewat Piyoh,” ujar Hijrah.

Selain itu, wirausahawan kreatif ini juga sukses membangun kampung wisata di
Kampung Nusa, Aceh Besar. Melalui program ini dia mengajak masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup tanpa meninggalkan budaya yang ada. Generasi muda diajak
untuk menjaga kesenian Aceh seperti seni tari agar tidak punah. Sementara itu, masyarakat
lainnya dibimbing agar memperoleh pekerjaan yang layak. Ibu-ibu bekerja sebagai koki
makanan khas Aceh yang disajikan kepada para wisatawan. Yang lainnya diberi keahlian agar
dapat mengolah sampah menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomi. Dengan demikian,
di kampung Nusa, sampah dapat menjadi karya manis yang memiliki nilai jual.

Satu lagi yang tidak boleh dilupakan dari sosok Hijrah Saputra adalah peran aktifnya
dalam perkumpulan pemuda Aceh yang bernama The Leader. Di komunitas ini, Hijrah
menjabat sebagai Creative Marketing. The Leader memiliki visi untuk menjadikan pemuda
sebagai sosok inspirasi untuk terus berkarya sesuai dengan mimpi masing-masing dan
membawa perubahan positif bagi lingkungannya. Melalui komitas ini, Hijrah dan anggota
lainnya mengadakan berbagai kegiatan, seperti aksi sosial. Pendekatan juga dilakukan pada
anak, melalui aktivitas mendongeng. Tidak sia-sia, The Leader sudah meraih berbagai
penghargaan, seperti juara I pada Program Bidang Pendidikan Kategori Organisasi
Kepemudaan 2013 dari kantor Kepresidenan untuk MDGS, program mentoring untuk 19
Project Social terbaik selama satu tahun yang difasilitasi oleh Nutrifod, GE Indonesia dan
Tempo, dan juara II sebagai organisasi Kepemudaan Berprestasi Tingkat Nasional 2015.

Aktif di berbagai bidang yang diminatinya membawa Hijrah meraih berbagai


penghargaan. Dia menjadi pemenang Entrepreneur Writing Contest 2011, MDGs Award 2013,
Wirausaha Muda Mandiri Kreatif Tahun 2013, Runner Up My Selangor Story 2013, Marketeer
Techno Start Up Icon 2014, dan Marketeers of The Year 2015. Akan tetapi, di balik
kesukseksan yang di raih Hijrah saat ini, jalan berliku terlebih dahulu diterjangnya. Keputusan
berwirausaha tidak didukung oleh kerabat bahkan orang tuanya sendiri.

“Saya dibilang bukan orang Aceh, tapi orang aneh karena saya jurusan yang bagus,
lulusan terbaik di kampus, jurusan yang dicari banyak orang di kantoran terutama untuk PNS
dan sudah dibuka beberapa lowongan tapi saya tidak mendaftar. Itu ternyata ditentang oleh
orang tua saya karena dilihat kamu sudah kuliah jauh-jauh tapi balik ke sini malah mau jualan
merchandise. Sampe teman dekat saya sendiri bilang ‘kamu nggak bakal berhasil’” jelasnya.

Merintis usaha pada usia muda kerap dipandang sebelah mata oleh orang-orang.
Namun, dia tak pantang menyerah. Justru hal itu di anggapnya sebagai tantangan dan dia
merasa harus membuktikan pada orang-orang bahwa yang dia lakukan merupakan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang banyak.

“Saya pengen buktiin kalau yang saya konsepin atau saya kerjaain itu bisa jalan.
Alhamdulillah bisa jalan tapi dengan jalan sendiri itu progress-nya lama. Nah, untuk itu
akhirnya saya bentuk komunitas, ajak teman-teman yang sevisi,” ucap Hijrah.

Sekarang, orang tua Hijrah yang sempat menginginkan anaknya menjadi PNS pun telah
merelakan anaknya menjalani pekerjaan sesuai minatnya. Bagi Hijrah, usia muda harus
berdaya dan memiliki kreativitas yang tak terbatas. Cara mewujudkan hal tersebut hanya
dengan satu cara, yaitu memulai.

Вам также может понравиться