Вы находитесь на странице: 1из 38

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR, PERSAMAAN
GARIS LURUS, SERTA LUAS PERMUKAAN
DAN VOLUME PRISMA

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Matematika

Oleh:
Venty Emma Chahyanti
NIM. RSA1C215028

Dosen Pengampu :
Sri Winarni, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
NOVEMBER 2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii


DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah ...................................................... 1
1.2 Masalah atau Topik Bahasan ................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ................................... 5
2.2 Hasil Belajar Siswa ............................................................................. 8
2.3 Karakteristik Materi ............................................................................. 10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Bentuk
Aljabar ................................................................................................ 13
3.2 Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Persamaan Garis Lurus......... 20
3.3 Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Luas Permukaan dan Volume Prisma
............................................................................................................ 26
3.4 Perbandingan Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Dan Pembagian
Bentuk Aljabar, Persamaan Garis Lurus, serta Luas Permukaan dan Volune
Prisma .................................................................................................. 32
BAB IV PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 35
5.2 Saran ................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 37

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tes Awal Tindakan Materi Perkalian dan Pembagian bentuk Aljabar... 13
Tabel 2. Perbedaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ...................... 14
Tabel 3.Tes Akhir Tindakan Materi Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar .. 18
Tabel 4.Tes Awal Tindakan Materi Persamaan Garis Lurus .............................. 21
Tabel 5. Perbedaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ...................... 22
Tabel 6. Tes Akhir Tindakan Materi Persamaan Garis Lurus ............................. 25
Tabel 7. Perbedaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ...................... 27
Tabel 8. Tes Awal Tindakan Materi Luas Permukaan dan Volume Prisma ........ 30
Tabel 9. Perbandingan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar, persamaan garis
lurus serta luas permukaan dan volume prisma. .................................. 32

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 ........................................... 38


Lampiran 2. Jurnal Utama 1 Oleh Maryanto,dkk (2017) .................................. 41
Lampiran 3. Jurnal Utama 2 Oleh Nurul Fitra Ramdhani,dkk (2015) ............... 44
Lampiran 4. Jurnal Utama 3 Oleh Neri Sondek,dkk (2016) ............................. 47
Lampiran 5. Buku Aris Shoimin (2014) ......................................................... 50
Lampiran 6. Buku Muhammad Affandi (2013)................................................ 58
Lampiran 7. Jurnal Utama 1 Oleh Maryanto,dkk (2017) .................................. 64
Lampiran 8. Jurnal Utama 2 Oleh Nurul Fitra Ramdhani,dkk (2015) ............... 80
Lampiran 9. Jurnal Utama 3 Oleh Neri Sondek,dkk (2016) ............................. 92

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah


Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah.
Matematika merupakan mata pelajaran yang dapat mengembangkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan tujuan menunjang potensi dasar manusia. Oleh karena
itu pendidik dan peserta didik harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
efektif pada saat pelajaran matematika. Tujuan pembelajaran matematika yang
dirumuskan Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013) menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik
(ilmiah). Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 proses pembelajaran berdasarkan
pendekatan saintifik terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi (mengolah informasi), dan mengkomunikasikan.
Masalah utama dalam pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar
siswa di sekolah terutama yang paling mencolok adalah rendahnya prestasi siswa pada
mata pelajaran matematika, hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa dalam
Ujian Nasonal (UN).
Usaha meningkatkan hasil belajar matematika dapat dilakukan dengan
memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan sekumpulan
kegiatan dan serangkaian pengalaman yang dihadirkan oleh guru kepada peserta
didiknya. Guru yang kompeten dan professional akan tanggap terhadap kemampuan
siswa yang dimiliki. Dengan kemampuan tersebut, guru professional senantiasa
memiliki strategi dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didiknya.
Menurut Maryanto,dkk (2017:506) berdasarkan hasil wawancara dengan salah
seorang guru matematika SMP Negeri 18 Palu kelas VII diperoleh informasi bahwa
pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar siswa masih bingung dalam
menentukan suku-suku yang akan dikali dan dibagi, terlebih lagi perkalian atau
pembagian yang lebih dari satu suku. Menurut Nurul Fitra Ramdhani,dkk (2015:295)
berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika SMP Negeri 3
Banawa kelas VIII diperoleh informasi bahwa pada materi persamaan garis lurus siswa
mengalami kesulitan pada persamaan garis lurus akibat kurangnya pemahaman konsep
persamaan garis lurus. Menurut Neri Sondek,dkk (2016:208) berdasarkan hasil

1
wawancara dengan salah seorang guru matematika SMP Negeri 18 Palu kelas VIII
diperoleh informasi bahwa pada materi luas permukaan dan volume prisma siswa belum
mampu menggunakan rumus luas permukaan dan volume prisma serta pada saat
mengajarkan sebagian besar siswa kurang mengingat konsep bangun datar, sehingga
siswa kesulitan menentukan luas alas prisma.
Hal tersebut disebabkan oleh siswa yang pada umumnya masih suka bermain
saat pembelajaran sehingga siswa tidak sepenuhnya menerima materi pelajaran, Siswa
masih kurang aktif dalam pembelajaran, padahal guru sudah menerapkan metode yang
memungkinkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa cenderung hanya
mendengar dan mencatat materi yang ditulis di papan tulis, serta kurang memiliki rasa
percaya diri dan malu ketika diminta untuk bertanya jika ada sesuatu yang kurang
dipahami atau diminta untuk mengungkapkan jawaban mereka dari soal yang diberikan
kepada siswa yang lain di depan kelas. Tanggung jawab siswa dalam proses
pembelajaran kurang, guru hanya menggunakan model pembelajaran langsung sehingga
siswa tidak mendapat kesempatan untuk berpikir secara mandiri. Kondisi tersebut
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar, persamaan garis lurus serta luas
permukaan dan volume prisma adalah materi yang diajarkan pada tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Ketiga materi ini yang akan di bahas dalam makalah dimana
akan diterapkannya model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dirasa cukup
cocok karena model ini memberikan kesempatan siswa untuk berpikir secara individu
lalu mendiskusikan dengan pasangannya dan mempersentasikan hasil yang didapat
didepan kelas.
Penggunaaan model koopertif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dirasakan cukup efektif, siswa dapat aktif selama proses
pembelajaran, memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan
jawaban paling tepat, mendorong siswa untuk meningkatkan peran aktif serta kerjasama
mereka serta meningkatkan partisipasi siswa cocok untuk tugas sederhana, lebih mudah
dan cepat dalam pembentukan kelompok, dan dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran serta semua tingkatan anak usia didik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk
membandingkan dan mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe Think Pair

2
Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan
pembagian bentuk aljabar, persamaan garis lurus serta luas permukaan dan volume
prisma. Oleh karena itu, penulis membuat makalah yang berjudul “PERBANDINGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR
SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR, PERSAMAAN
GARIS LURUS, DAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA”

1.2 Masalah atau Topik Bahasan


Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang akan dibahas pada
makalah ini adalah :
1. Bagaimana penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bentuk
aljabar?
2. Bagaimana penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan garis lurus?
3. Bagaimana penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma?
4. Bagaimana perbandingan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bentuk
aljabar, persamaan garis lurus serta luas permukaan dan volume prisma?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Sejalan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bentuk
aljabar.
2. Mengetahui penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi materi persamaan garis lurus.

3
3. Mengetahui penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma.
4. Mengetahui perbandingan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian
bentuk aljabar, persamaan garis lurus serta luas permukaan dan volume prisma.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)


2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Aris Shoimin (2014:208) Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) adalah suatu model pembelajaran yang memberi siswa waktu untuk berpikir
dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu
berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi factor kuat dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
ini relative lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur
temapat duduk ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk
berani berpendapat dan menghargai pendapat teman.

Think Pair Share (TPS) strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank
Lyman dan koleganya dari Universitas Maryland pada tahun 1981. Think Pair Share
(TPS) mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan
dalam dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Think Pair Share (TPS)
memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu
sama lain.

Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi siswa
waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian
diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada
kelompok kecil secara kooperatif.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe


Think Pair Share (TPS) adalah suatu model pembelajaran yang memberi siswa waktu
untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain dimana dimana siswa
berpikir sendiri dalam menemukan jawaban atas permasalahan yang ditemukan, siswa
diberikan kesempatan untuk mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan dan
siswa membagikan hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama pasangannya masing-
masing kepada seluruh kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini,

5
siswa juga menyimpulkan hasil yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran
berlangsung.

2.1.2 Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Aris Shoimin (2014:210) Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) mempunyai beberapa komponen antara lain sebagai berikut :

1. Think (Berpikir)
Pelaksanaan pembelajaran Think Pair Share (TPS) diawali dari berpikir sendiri
mengenai pemecahan suatu masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih
tekun dalam belajar dan aktif mencari referensi agar lebih mudah dalam
memecahkan masalah atau soal yang diberikan oleh guru.
2. Pair (Berpasangan)
Setelah diawali dengan berpikir, siswa kemudian diminta untuk mendiskusikan
hasil pemikirannya secara berpasangan. Tahap diskusi merupakan tahap tahap
menyatukan pendapat masing-masing siswa guna memperdalam pengetahuan
mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk aktif menyampaikan pendapat
dan mendengarkan pendapat orang lain dalam kelompok serta mampu bekerja
sama dengan orang lain.
3. Share (Berbagi)
Setelah melakukan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa yang ada
diminta untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama
pasangannya masing-masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi menuntut
siswa untuk mampu mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab,
serta mampu mempertahankan pendapat yang telah disampaikannya.

2.1.3 Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS)
Menurut Aris Shoimin (2014:211) Langkah – langkah model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah sebagai berikut :

1. Tahap satu, Think (Berpikir)


Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran.
Proses Think Pair Share (TPS) dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan

6
pertanyaan yang menggalakkan berpikir keseluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya
berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan berbagai macam
jawaban.
2. Tahap dua, Pair (Berpasangan)
Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa untuk
berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru
dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan berdasarkan pemahaman guru
terhadap siswanya, sifat pertanyaannya, dan jadwal pembelajaran. Siswa diarahkan
untuk menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya.
3. Tahap tiga, Share (Berbagi)
Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama
untuk melaporkan hasil diskusinya keseluruh kelas. Pada tahap terakhir ini siswa
seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai
ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan denagn cara yang berbeda oleh
individu yang berbeda.

2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS)
Menurut Aris Shoimin (2014:211-212) Kelebihan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) antara lain sebagi berikut :

1. Think Pair Share (TPS) mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dan dalam
setiap kesempatan.
2. Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respons siswa
3. Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran.
4. Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.
5. Siswa dapat belajar dari siswa lain .
6. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau
menyampaikan idenya.

Menurut Aris Shoimin (2014:208-212) Kekurangan model pembelajaran


kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) antara lain sebagi berikut :

1. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

7
2. Lebih sedikit ide yang muncul.
3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

2.2 Hasil Belajar


Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap
baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar,
terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kan kemampuan peserta
didik ditentukan oleh hasil belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Hamalik dalam
Muhammad Afandi,dkk (2013:4), bahawa perubahan tingkah laku pada orang dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari belum mampu kearah
sudah mampu. Hasil belajar akan tampak pada beberapa aspek antara lain: pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis
atau budi pekerti, dan sikap. Seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar maka
akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau bebarapa aspek tingkah laku
sebagai akibat dari hasil belajar.
Selanjutnya Sanjaya dalam Muhammad Afandi,dkk (2013:4) mengemukakan
bahwa hasil belajar tingkah laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk
kemampuan dan kompetensi yang dapat diukur atau dapat ditampilkan melalui
performance siswa. Istilah-istilah tingkah laku dapat diukur sehingga menggambarkan
indikator hasil belajar adalah mengidentifikasi (identify), menyebutkan (name),
menyusun (construct), menjelaskan (describe), mengatur (order), dan membedakan
(different). Sedangkan istilah-istilah untuk tingkah laku yang tidak menggambarkan
indikator hasil belajar adalah mengetahui, menerima, memahami, mencintai, mengira-
ngira, dan lain sebagainya. Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.
Menurut Sudjana dalam Muhammad Afandi,dkk (2013:5) kriteria keberhasilan
pembelajaran dari sudut prosesnya (by process):

8
1. Pembelajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan
melibatkan siswa secara sistematik, ataukah suatu proses yang bersifat otomatis dari
guru disebabkan telah menjadi pekerjaan rutin.
2. Kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar
dengan penuh kesadaran, kesungguhan, dan tanpa paksaan untuk memperoleh
tingkat penguasaan pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari
pembelajaran itu sendiri.
3. Siswa menempuh beberapa kegiatan belajar sebagai akibat penggunaan multi metode
dan multi media yang dipakai guru ataukah terbatas kepada satu kegiatan belajar saja
4. Siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil belajar
yang dicapainya ataukah ia tidak mengetahui apakah yang ia lakukan itu benar atau
salah.
5. Proses pembelajaran dapat melibatkan semua siswa dalam satu kelas tertentu yang
aktif belajar.
6. Suasana pembelajaran atau proses belajar-mengajar cukup menyenangkan dan
merangsang siswa belajar ataukah suasana yang mencemaskan dan menakutkan
7. Kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi laboratorium
balajar ataukah kelas yang hampa dan miskin dengan sarana belajar sehingga tidak
memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar yang optimal.

Adapun hasil belajar menurut Bloom dalam Purwanto dalam Muhammad


Afandi,dkk (2013:6) yang menggolongkan kedalam tiga ranah yang perlu diperhatikan
dalam setipa proses belajar mengajar. Tiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, efektif,
dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan
ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual. Ranah efektif mencakup hasil belajar
yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan, dan minat. Ranah psikomotor
mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerak yang
ditunjang oleh kemampian psikis.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar hasil belajar
merupakan proses perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau
emosi (afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik.
Perubahan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam satuan

9
pendidikan dasar diharapkan sesuai dengan tahap pekembangannnya yaitu pada tahapan
operasional kongrit.

2.3 Karakeristik Materi


2.3.1 Materi Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang standar isi mata pelajaran
matematika, kompetensi dasar sesuai dengan materi perkalian dan pembagian bentuk
aljabar adalah menentukan hasil dari perkalian dan pembagian bentuk aljabar.
Menentukan berarti sudah sampai pada tahap penerapan (C3). Indikator yang ingin
dicapai yaitu :
1. Menentukan hasil dari perkalian bentuk aljabar.
2. Menentukan hasil dari pembagian bentuk aljabar.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu :
1. Siswa dapat menentukan hasil dari perkalian bentuk aljabar.
2. Siswa dapat menentukan hasil dari pembagian bentuk aljabar.
Materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar yaitu materi yang menggunakan
tanda-tanda, symbol-symbol dan huruf - huruf untuk menggambarkan atau mewakili
angka-angka (a,b,c sebagai pengganti bilangan yang diketahui dan x,y,z untuk bilangan
yang diketahui).
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada
materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar adalah dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa, siswa juga memberikan respon positif terhadap implementasi model
pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) mengalami peningkatan.

2.3.2 Materi Persamaan Garis Lurus


Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang standar isi mata pelajaran
matematika, kompetensi dasar sesuai dengan materi persamaan garis lurus adalah
menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus. Menentukan berarti sudah sampai
pada tahap penerapan (C3). Indikator yang ingin dicapai yaitu:
1. Menentukan persamaan garis lurus yang melalui satu titik denagn gradient tertentu.
2. Menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik.

10
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu :
1. Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus yang melalui satu titik dengan
gradient tertentu.
2. Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik.
Materi persamaan garis lurus adalah perbandingan antara selisih dan koordinat x
dan koordinat y dari dua titik yang terletak pada sebuah garis. Persamaan garis lurus dapat
dituliskan dalam bentuk 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 dengan 𝑚 dan 𝑐 suatu konstanta.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada
materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar dapat mengaktifkan siswa, mendorong
rasa ingin tahu, ingin mencoba dan bersikap mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan garis lurus.

2.3.3 Materi Luas Permukaan dan Volume Prisma


Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang standar isi mata pelajaran
matematika, kompetensi dasar sesuai dengan materi luas permukaan dan volume prisma.
Menentukan berarti sudah sampai pada tahap penerapan (C3). Indikator yang ingin
dicapai yaitu :
1. Menentukan luas permukaan prisma.
2. Menentukan volume prisma
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu :

1. Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma


2. Siswa dapat menentukan volume prisma
Materi luas permukaan dan volume prisma adalah prisma merupakan salah satu
bentuk bangun ruang yang dibatasi oleh dua bangun datar yang kongruen (sama dan
sebangun) dan sejajar, dua bangun yang membatasi tersebut disebut dengan bidang alas
dan bidang atas / tutup. Luas permukaan prisma adalah 2 dikali luas alas prisma ditambah
dengan (keliling alas dikali tinggi) sedangkan volume prisma adalah luas alas prisma
dikali dengan tinggi prisma
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi luas
permukaan dan volume prisma adalah dapat membiasakan siswa pada proses belajar
mandiri, bekerjasama dalam kelompok, dan presentasi sehingga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Siswa mampu meningkatkan hasil belajar dengan cara meningkatkan

11
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, setiap anggota kelompok diberikan tanggung
jawab untuk memecahkan masalah dalam kelompoknya, sehingga melalui cara seperti ini
diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maryanto,dkk (2017) mengenai


penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi perkalian dan
pembagian bentuk aljabar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan dalam 2
siklus. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran dengan tahap-tahap model
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dilakukan tes pra tindakan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa yaitu pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
serta faktor persekutuan terbesar (FPB).
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I materi
yang diajarkan yaitu perkalian bentuk aljabar dan pada siklus II materi yang diajarkan
yaitu pembagian bentuk aljabar. Pelaksanaan tindakan setiap siklus sama yaitu terdiri
dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal terdiri dari
tahap penyampaian tujuan, memotivasi siswa, menyajikan informasi serta
perorganisasian. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap berpikir (think), berpasangan
(pair), dan berbagi (share). Pada kegiatan penutup yaitu pemberian kesimpulan dan
tugas rumah.
Sebelum melaksanakan kegiatan awal akan dilakukan tes awal untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa. Materi yang diberikan yaitu penjumlahan,
pengurangan bentuk aljabar serta faktor persekutuan terbesar (FPB). Banyaknya soal
yang diberikan sebanyak 3 soal. Salah satu soal tersebut adalah soal nomor 2 berikut ini.
Tabel 1 : Tes awal tindakan pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

Sederhanakan bentuk aljabar dari (3𝑎2 + 5) − (4𝑎2 − 3𝑎 + 2). Jawaban yang


diharapkan adalah (−𝑎2 + 3𝑎 − 3). Namun beberapa siswa melakukan kesalahan.
Salah satunya adalah siswa SRR sebagaimana jawabannya ditunjukkan pada
gambar berikut

13
Gambar diatas menunjukkan bahwa siswa SRR menghilangkan tanda kurung
pengurang tanpa mengubah tanda bilangan. Pada jawaban tersebut SRR
menuliskan 3𝑎2 + 4𝑎2 − 3𝑎 + 5 + 2 (SRR02TAW01). SRR melakukan
kesalahan pada 4𝑎2 , −3𝑎 dan 2. Jawaban seharusnya (−4𝑎2 ), (3𝑎), dan (−2).
Pada langkah selanjutnya SRR menuliskan 7a4 −3𝑎 + 7 (SRR02TAW02) sebagai
bentuk sederhana dari soal yang diberikan. Kesalahan SRR yaitu menjumlahkan
3𝑎2 dengan 4𝑎2 yang menghasilkan 7a4 sedangkan yang seharusnya dikurangkan,
pada suku 3𝑎 adalah positif, tetapi SRR menuliskan negatif, begitu pula 5+2 yang
seharusnya 5-2.

Tabel 2: Perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II pada materi
perkalian dan pembagian bentuk aljabar :

SIKLUS I SIKLUS II

1. Sebagian besar siswa 1. Siswa lebih antusias dalam


memperhatikan penyampaian mengikuti kegiatan
guru dan memberikan respon pembelajaran.
yang cukup baik.

KEGIATAN
AWAL 2. Melakukan apersepsi dengan 2. Melakukan apersepsi dengan
cara tanya jawab tentang cara tanya jawab tentang
materi prasyarat yaitu operasi materi prasyarat yaitu
bilangan bulat. respon siswa perkalian bentuk aljabar suku
dalam mengungkapkan satu. Respon siswa lebih
pengetahuan awal juga sudah antusias hal ini ditunjukkan

14
cukup baik, meskipun yang dengan perhatian sebagian
memberikan respon adalah besar siwa ketika guru
siswa yang berkemampuan menjelaskan dan menjawab
tinggi. ketika diberi pertanyaan.

3. Memotivasi siswa untuk 3. Memotivasi siswa untuk


bersemangat dan aktif serta bersemangat dan aktif serta
memberi penjelasan bahwa memberi penjelasan bahwa
sangat penting mempelajari sangat penting mempelajari
perkalian bentuk aljabar. Siswa pembagian bentuk aljabar.
memiliki dorongan dan Siswa memiliki dorongan dan
keinginan dalam mengikuti keinginan dalam mengikuti
pembelajaran dengan pembelajran dengan
memperhatikan hal-hal yang memperhatikan hal-hal yang
telah disampaikan. telah disampaikan.

4. Menyampaikan tujuan 4. Menyampaikan tujuan


pembelajaran dan menjelaskan pembelajaran dan
secara singkat tentang model menjelaskan secara singkat
kooperatif tipe Think Pair tentang model kooperatif tipe
Share (TPS) yang akan Think Pair Share (TPS) yang
diterapkan dalam akan diterapkan dalam
pembelajaran. Siswa terlihat pembelajaran. Siswa lebih
kebingungan karena model serius mengikuti
kooperatif tipe Think Pair pembelajaran hal ini
Share (TPS) merupakan model ditunjukkan pada siswa yang
yang baru bagi mereka. memperhatikan guru saat
menerangkan.

5. Mengelompokkan siswa 5. Mengelompokkan siswa

menjadi 13 kelompok, masing- menjadi 13 kelompok,

masing kelompok beranggota 2 masing-masing kelompok


beranggota 2 siswa. Siswa

15
siswa. Siswa yang hadir yang tidak hadir 2 orang
berjumlah 25 siswa sehingga sehingga kelompok yang
kelompok yang terbentuk 12 terbentuk 12 kelompok. Siswa
kelompok dengan 1 kelompok langsung bergabung dengan
beranggota 3 siswa. Pada kelomponya tanpa protes
pembagian kelompok beberapa sehingga kelas tetap kondusif
siswa tidak menyukai
pasangan kelompoknya
sehingga suasana kelas tidak
kondusif.

1. Think 1. Think

Memberikan kesempatan Memberikan kesempatan


kepada siswa untuk kepada siswa untuk

mempelajari serta memahami mempelajari serta memahami

materi perkalian bentuk aljabar materi pembagian bentuk


𝑘𝑎 𝑛
ax(bx+cy) dan (ax+b)(cx+d). aljabar (𝑙𝑏𝑚 ). Siswa terlihat
Siswa kurang antusias dalam antusias dan siswa mau
mempelajari materi yang bertanya apabila ada yang
diberikan, hal ini ditunjukkan belum dipahaminya.
ketika guru meminta siswa
KEGIATAN untuk memberi tanggapan
INTI terkait pertanyaan yang
diajukan siswa.

2. Pair
2. Pair Bergabung bersama
Bergabung bersama pasangannya dan mulai
pasangannya dan mulai mengerjakan LKS yang telah
mengerjakan LKS yang telah diberikan. Semua siswa serius
diberikan. Saat mengerjakan pada saat mengerjakan LKS.
LKS sebagian besar siswa Semua kelompok berdiskusi
hanya diam hanya siswa yang dengan tenang bertukar
dianggap mampu yang pikiran.

16
mengerjakannya dan hanya
beberapa kelompok yang
berdiskusi dengan baik.

3. Share 3. Share
Mempersentasikan hasil Mempersentasikan hasil
diskusi didepan kelas. diskusi didepan kelas. Siswa
Keterampilan siswa dalam lenih berani dan lebih percaya
mempersentasikan sudah diri dalam mempersentasikan
cukup baik, pemahaman siswa hasil diskusinya dan seluruh
dalam menguasai materi kelompok yang lain
cukup, tetapi keberanian dan memperhatikan dan saling
percaya diri siswa masih memberikan tanggapan.
kurang.

Tidak ada kegiatan menyimpulkan Kegiatan menyimpulkan materi


KEGIATAN materi yang telah diajarkan dan yang telah diajarkan dilakukan
PENUTUP tidak adanya pemberian pekerjaan dengan baik dan adanya
rumah. pemberian pekerjaan rumah.

Berdasarkan tabel perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan


silkus I dan II yaitu pada kegiatan inti tahap Pair. Pada tahap Pair siklus I saat
mengerjakan LKS sebagian besar siswa hanya diam hanya siswa yang dianggap mampu
yang mengerjakannya dan hanya beberapa kelompok yang berdiskusi dengan baik, guru
melakukan perbaikan di siklus II yaitu guru mengubah metode yang digunakan sehingga
pada tahap Pair siklus II semua siswa serius pada saat mengerjakan LKS dan semua
kelompok berdiskusi dan bertukar pikiran dengan tenang.
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yaitu pada tahap Think
(berpikir) diawali dengan siswa dapat berpikir sendiri mengenai pemecahan suatu
masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif
mencari referensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan
oleh guru sehingga hasil belajar siswa megalami peningkatan.

17
Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Selanjutnya pada pada
pertemuan kedua setiap siklus melaksanakan tes akhir tindakan. Pada silkus I tes akhir
tindakan dilakukan secara mandiri untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal perkalian bentuk aljabar. Terdiri dari 5 butir soal dan sebanyak 26
siswa yang mengikuti tes (9 siswa tuntas dan 17 siswa tidak tuntas). Pada siklus II tes
akhir tindakan dilakukan secara mandiri untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal pembagian bentuk aljabar. Terdiri dari 5 butir soal dan sebanyak 27
siswa yang mengikuti tes (22 tuntas dan 5 tidak tuntas).
Tabel 3 : Tes akhir tindakan pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar.
Berikut adalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tes akhir tindakan materi
perkalian dan pembagian bentuk aljabar.
Pada siklus I

Berdasarkan gambar 11, terlihat bahwa MFD melakukan kesalahan perkalian pada
koefisiennya yaitu pada perkalian (3) (-4) = 12 (MFD01TAS101). Kesalahan pada
(3𝑥. 2𝑦) (MFD01TAS102) yaitu pada koefisien 2𝑦 yang bernilai positif yang
seharusnya negatif. Kesalahan selanjutnya pada penulisan tanda (− + )
(MFD03TAS102) dan koefisien −4𝑥𝑦 (MFD03TAS102). Hal ini mengindikasi bahwa
siswa MFD belum paham terhadap perkalian yang berbeda tanda serta perkalian suku-
suku yang terdapat pada suku dua.Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa siswa
MFD tidak memahami proses perkalian bentuk aljabar, terutama pada perkalian yang
berbeda tanda.

Pada siklus II

18
Bedasarkan gambar 12, terlihat bahwa RX melakukan kesalahan pada pembagian
2𝑦²𝑧 2𝑦³
berlanjut yaitu pada (RX04TAS01) yang seharusnya adalah . Meskipun hasil
2𝑦³ 2𝑦²𝑧²

pembagian yang diperoleh RX benar namun karena terjadi kesalahan diawal sehingga
jawabannya menjadi salah. Kesalahan selanjutnya yaitu pada variabel y yang
1
seharusnya adalah 𝑦. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa RX secara umum

umum sudah paham dengan materi yang diajarkan, namun ada kesalahan pada nomor
4. Penyeb kesalahannya karena pembagiannya sudah berlanjut sehingga RX
kebingungan dan tidak mengerti.

Hasil pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
melakukan kesalahan perkalian beda tanda serta suku-suku yang akan dikali terutama
perkalian aljabar suku dua dengan suku dua. Pada siklus II menunjukkan bahwa siswa
tidak terlalu bermasalah pada operasi pembagian dan sebagian besar sudah mampu
membagi aljabar yang sederhana.
Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran di dalam kelas dan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan semua aspek minimal berkategori baik.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi perkallian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VII SMP
Negeri 18 Palu.

3.2 Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Garis Lurus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fitra Ramdhani,dkk (2015)
mengenai penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi
persamaan garis lurus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan dalam 2 siklus.
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran dengan tahap-tahap model kooperatif tipe

19
Think Pair Share (TPS) dilakukan tes pra tindakan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa tentang materi prasyarat menentukan persamaan garis lurus.
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I materi yang
diajarkan yaitu persamaan garis lurus yang melalui satu titik dengan gradient tertentu dan
pada siklus II materi yang diajarkan yaitu persamaan garis lurus yang melalui dua titik.
Pelaksanaan tindakan setiap siklus sama yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Pada kegiatan awal terdiri dari tahap penyampaian tujuan, memotivasi
siswa, menyajikan informasi serta perorganisasian. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap
berpikir (think), berpasangan (pair), dan berbagi (share). Pada kegiatan penutup yaitu
pemberian kesimpulan dan tugas rumah.
Sebelum melaksanakan kegiatan awal akan dilakukan tes awal sebanyak 5 nomor
yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi prasyarat
menentukan persamaan garis lurus. Salah satu soal tersebut adalah soal berikut ini :
Tabel 4 : Tes awal tindakan pada materi persamaan garis lurus.

Pada soal nomor 1 Semua siswa sudah mampu menuliskan bentuk umum
persamaan garis lurus yaitu 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 0. Pada soal nomor 2 siswa masih
mengalami kekeliruan dalam menyatakan sebuah pernyataan persamaan 2𝑦 − 5 =
20𝑥 kedalam bentuk 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 = 0. Satu contoh kekeliruan siswa yaitu dengan
5 7
menjawab 𝑦 = 2 𝑥 − 2 (MV2TA01), padahal jawaban yang benar adalah 20𝑥 −

2𝑦 + 5 = 0. Selanjutnya pada soal nomor 3, semua siswa sudah mampu


menuliskan arti gradien dengan benar. Pada soal nomor 4, siswa masih mengalami
kekeliruan dalam menentukan gradien garis yang melalui dua titik. Satu contoh
kekeliruan siswa yaitu dengan menjawab 𝑚 = 0 (AN5TA01), padahal jawaban
yang benar adalah 𝑚 = 1.

20
Tabel 5: Perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II pada
materi persamaan garis lurus :
SIKLUS I SIKLUS II
1. Mempersiapkan siswa 1. Mempersiapkan siswa
untuk belajar dan untuk belajar dan
memberikan informasi memberikan informasi
mengenai materi mengenai materi
persamaan garis lurus persamaan garis lurus
yang melalui satu titik yang melalui dua titik.
dengan gradient tertentu.

2. Melakukan apersepsi 2. Melakukan apersepsi


melalui tanya jawab untuk melalui tanya jawab
mengetahui pemahaman untuk mengetahui
siswa pada materi pemahaman siswa pada
KEGIATAN prasyarat tentang bentuk materi sebelumnya yaitu
AWAL umum persamaan garis persamaan garis lurus
lurus, arti gradient dan yang melalui satu titik
cara menentukan nilai dengan gradient tertentu.
gradient.

3. Memotivasi siswa dengan 3. Memotivasi siswa dengan


menjelaskan manfaat menjelaskan manfaat
mempelajari persamaan mempelajari persamaan
garis lurus yang melaui garis lurus melalui dua
satu titik pada gradient titik pada kehidupan
tertentu pada kehidupan sehari-hari.
sehari-hari.

21
4. Menyampaikan tujuan 4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak pembelajaran yang
dicapai yaitu siswa dapat hendak dicapai yaitu
menentukan persamaan siswa dapat menentukan
garis lurus yang melalui persamaan garis lurus
satu titik dengan gradient yang melalui dua titik
tertentu yaitu dengan yaitu dengan
menggunakan rumus yang menggunakan rumus
tepat. yang tepat.

5. Memberikan penjelasan 5. Memberikan penjelasan


dan menyajikan materi dan menyajikan materi
persamaan garis lurus persamaan garis lurus
yang melalui satu titik yang melalui dua titik.
dengan gradient tertentu.

1. Think 1. Think
Memberikan LKS kepada Memberikan LKS
semua siswa dan meminta kepada semua siswa dan
siswa mengerjakan secara meminta siswa
mandiri. Beberapa siswa mengerjakan secara
mengalami kesulitan mandiri. Semua siswa
dalam memahami maksud telah memahami maksud
KEGIATAN soal yang terdapat pada dari soal yang diberikan
INTI LKS sehingga pada LKS.
memerlukan bimbingan
dari guru.

2. Pair 2. Pair
Mengorganisasikan siswa Mengorganisasikan
kedalam 12 kelompok siswa kedalam 12
masing-masing kelompok kelompok masing-

22
terdiri dari 2 siswa untuk masing kelompok terdiri
saling berdiskusi tentang dari 2 siswa. Tidak ada
jawaban yang diperoleh. siswa yang protes
Beberapa siswa tidak mengenai pasangan
menerima pasangan kelompoknya dan semua
kelompoknya sehingga siswa berdiskusi dengan
suasana kelas menjadi baik.
kurang kondusif.

3. Share 3. Share
Mempersentasikan hasil Mempersentasikan hasil
diskusi masing-masing diskusi masing-masing
kelompok kedepan kelas. kelompok kedepan kelas.
Beberapa kelompok Semua siswa berani dan
jawabannya masih keliru percaya diri saling
karena kurangnya memberi tanggapan
ketelitian. kepada kelompok yang
lain.

Kegiatan menyimpulkan Kegiatan menyimpulkan


materi yang telah diajarkan materi yang telah diajarkan
KEGIATAN
dilakukan dengan baik dan dilakukan dengan baik dan
PENUTUP
adanya pemberian pekerjaan adanya pemberian pekerjaan
rumah. rumah.

Berdasarkan tabel perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan


silkus I dan II yaitu pada kegiatan inti tahap Pair. Pada tahap Pair siklus I beberapa siswa
tidak menerima pasangan kelompoknya sehingga suasana kelas menjadi kurang
kondusif, guru melakukan perbaikan di siklus II yaitu guru mengubah metode yang
digunakan sehingga pada tahap Pair siklus Tidak ada siswa yang protes mengenai
pasangan kelompoknya dan semua siswa berdiskusi dengan baik.

23
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yaitu pada tahap Think
(berpikir) diawali dengan siswa dapat berpikir sendiri mengenai pemecahan suatu
masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif
mencari referensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan
oleh guru sehingga hasil belajar siswa megalami peningkatan.
Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Selanjutnya pada pada
pertemuan kedua setiap siklus melaksanakan tes akhir tindakan. Pada silkus I tes akhir
tindakan dilakukan secara mandiri yang terdiri dari 2 butir soal, dan sebanyak 24 siswa
yang mengikuti tes (10 siswa tuntas dan 14 siswa tidak tuntas). Pada silkus II tes akhir
tindakan dilakukan secara mandiri yang terdiri dari 2 butir soal, dan sebanyak 24 siswa
yang mengikuti tes (20 siswa tuntas dan 4 siswa tidak tuntas).
Tabel 6 : Tes akhir tindakan pada materi persamaan garis lurus.
Berikut adalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tes akhir tindakan materi
persamaan garis lurus.

Pada siklus I

Hasil tes akhir tindakan siklus I menunjukkan bahwa umumnya siswa dapat
menentukan persamaan garis yang melaui satu titik dengan gradien tertentu, namun
masih ada siswa yang keliru dalam operasi hitung pecahan. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh bahwa siswa melakukan kesalahan dalam operasi hitung pecahan
(KMSI12S), namun siswa tersebut sudah dapat mengetahui letak kesalahan yang
dilakukan dan dapet memperbaiki jawabannya (KMSI14S).

Pada siklus 2

24
Hasil tes akhir tindakan siklus II menunjukkan bahwa umumnya siswa sudah dapat
menuntukan persamaan garis yang melalui dua titik yang benar. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh bahwa siswa masih melakukan kesalahan operasi hitung aljabar
(MIS217S), namun siswa tersebut dapat memperbaiki kesalahan pada jawaban
(MIS219S).

Hasil pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa siswa telah dapat


menentukan persamaan garis luus yang melalui satu titik dengan gradien tertentu.Namun
ada beberapa siswa yang masih kurang teliti dalam menentukan persamaan garis dan
melakukan kesalahan operasi aljabar dan operasi hitung pecahan. Pada siklus II
menunjukkan bahwa siswa telah dapat menentukan persamaan garis yang melalui dua
titik sebarang. Namun ada beberapa siswa masih melakukan kesalahan operasi hitung
aljabar.
Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran di dalam kelas dan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I berkategori baik dan
mengalami peningkatan pasa siklus II menjadi berkategori sangat baik. Begitupula pada
aktivitas siswa pada siklus I berkategori baik dan mengalami pengingkatan pada siklus II
menjadi berkategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 3 Banawa.

3.3 Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Permukaan Dan Volume Prisma.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Neri Sondek,dkk (2016) mengenai
penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi luas permukaan dan
volume limas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan dalam 2 siklus. Sebelum
melakukan tindakan pembelajaran dengan tahap-tahap model kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) dilakukan tes pra tindakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa yaitu
pada materi luas dan keliling bangun datar segitiga dan segiempat.

25
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I materi yang
diajarkan yaitu luas permukaan prisma dan pada siklus II materi yang diajarkan yaitu
volume prisma. Pelaksanaan tindakan setiap siklus sama yaitu terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal terdiri dari tahap penyampaian
tujuan, memotivasi siswa, menyajikan informasi serta perorganisasian. Pada kegiatan inti
terdiri dari tahap berpikir (think), berpasangan (pair), dan berbagi (share). Pada kegiatan
penutup yaitu pemberian kesimpulan dan tugas rumah.
Sebelum melaksanakan kegiatan awal akan dilakukan tes awal tentang materi
prasyarat yaitu luas dan keliling bangun datar segitiga dan segiempat dengan tujuan
mengetahui kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa dan sebagai acuan untuk
membentuk kelompok belajar yang heterogen. Berdasarkan hasil analisis tes awal
diperoleh informasi bahwa dari 24 siswa yang mengikuti tes, terdapat 11 siswa yang tidak
tuntas. Umumnya siswa salah menghitung luas daerah dan keliling segitiga, persegi
panjang serta penggunaan rumus phytagoras untuk menentukan luas daerah segitiga siku-
siku.

Tabel 7 : Perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II pada materi
luas permukaan dan volume prisma.

SIKLUS I SIKLUS II

1. Siswa terlihat kebingungan saat 1. Siswa sudah memahami


model kooperatif tipe Think model kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) diterapkan Pair Share (TPS) yang akan
karena merupakan model yang diterapkan.
baru bagi mereka.
KEGIATAN
2. Melakukan apersepsi dengan
AWAL 2. Melakukan apersepsi dengan
cara tanya jawab tentang
cara tanya jawab tentang materi
materi sebelumnya yaitu luas
sebelumnya yaitu pengertian
permukaan prisma.
prisma dan jarring-jaring
prisma.

26
3. Memotivasi siswa dengan 3. Memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya menyampaikan pentingnya
mempelajari materi luas mempelajari materi luas
permukaan dan volume prisma permukaan dan volume
dalam kehidupan sehari-hari. prisma dalam kehidupan
sehari-hari.

4. Menyampaikan tujuan
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu siswa
pembelajaran. Siswa dapat
dapat menghitung volume
menghitung luas permukaan
prisma tegak segitiga dan
prisma tegak segitiga dan
segiempat denagn tepat dan
segiempat dengan tepat serta
siswa dapat menyelesaikan
siswa dapat menyelesaikan
masalah nyata yang berkaitan
masalah nyata yang berkaitan
denganmenghitung volume
dengan luas permukaan prisma.
prisma.

5. Memberikan penjelasan singkat 5. Memberikan penjelasan


singkat mengenai materi
mengenai materi luas
volume prisma.
permukaan prisma.

1. Think 1. Think
Memberikan LKS yang harus Memberikan LKS yang harus
dikerjakan individu kepada dikerjakan individu kepada
seluruh siswa. Siswa dapat seluruh siswa. Siswa

KEGIATAN menemukan rumus luas memahami permasalahan

INTI permukaan prisma dan sebagian yang diberikan dalam LKS


besar siswa sudh mengetahui tentang materi volume
langkah-langkah untuk prisma dan siswa terlihat
menyelesaikan soal tetapi lebih aktif dan berani
sebagian besar siswa belum bertanya selama proses
berani bertanya. pembelajaran berlangsung.

27
2. Pair 2. Pair
Mengorganisasikan siswa Mengorganisasikan siswa
kedalam 12 kelompok masing- kedalam 12 kelompok
masing kelompok terdiri dari 2 masing-masing kelompok
siswa. Sebagian besar siswa terdiri dari 2 siswa. Semua
dapat berdiskusi dengan baik. siswa dapat menyelesaikan
Siswa menggunakan rumus soal dengan menggunakan
luas permukaan prisma untuk rumus volume prisma dan
menyelesaikan soal, hanya kegiatan berdiskusi berjalan
beberapa siswa yang masih dengan baik.
mengalami kesulitan.

3. Share 3. Share
Mempersentasikan hasil diskusi Mempersentasikan hasil
dari masing-masing kelompok diskusi dari masing-masing
didepan kelas. Siswa aktif kelompok didepan kelas.
dalam mempersentasikannya Siswa aktif dalam
dan kelompok lain berani untuk mempersentasikannya dan
menanggapi. kelompok yang lain berani
untuk menanggapi.

Kegiatan menyimpulkan materi Kegiatan menyimpulkan materi


yang telah diajarkan yaitu luas yang telah diajarkan yaitu
KEGIATAN permukaan prisma dilakukan volume prisma dilakukan dengan
PENUTUP dengan baik dan adanya pemberian baik dan adanya pemberian
pekerjaan rumah serta adanya pekerjaan rumah serta adanya
pemberian penghargaan. pemberian penghargaan.

Berdasarkan tabel perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan


silkus I dan II yaitu pada kegiatan inti tahap Pair. Pada tahap Pair siklus I sebagian besar
siswa dapat berdiskusi dengan baik siswa menggunakan rumus luas permukaan prisma

28
untuk menyelesaikan soal, hanya beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan., guru
melakukan perbaikan di siklus II semua siswa dapat menyelesaikan soal dengan
menggunakan rumus volume prisma dan kegiatan berdiskusi berjalan dengan baik.
Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yaitu pada tahap Think
(berpikir) diawali dengan siswa dapat berpikir sendiri mengenai pemecahan suatu
masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif
mencari referensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan
oleh guru sehingga hasil belajar siswa megalami peningkatan.
Tabel 8 : Tes akhir tindakan pada materi luas permukaan dan volume prisma.
Berikut adalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tes akhir tindakan materi luas
permukaan dan volume prisma.

Pada Siklus I

Analisis tes akhir tindakan siklus I menunjukkan bahwa kebanyakan siswa melakukan
kesalahan pada nomor 3, satu diantaranya yaitu ME sesuai dengan gambar 4 diatas.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa siswa ME sudah memahami cara
menentukan luas permukaan prisma (MES136S), tetapi siswa ME juga masih bingung
menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan menghitung luas permukaan
prisma (MES134S) dan karena terburu –buru siswa ME salah menuliskan apa yang
ditanyakan (MES132S).

Pada Siklus II

29
Berdasarkan gambar 4 siswa ME melakukan kesalahan karena tidak menuliskan yang
diketahui dan yang ditanyakan serta tidak menulis rumus volume prisma. Berdasarkan
hasil wawancara diperoleh bahwa secara umum siswa ME sudah paham dengan materi
yang sudah diajarkan setelah mendapat penjelasan (MES230S). Selain itu, ME paham
dengan kekeliruannya dan bisa memberikan jawaban yang benar (MES225S) dan
(MES227S).

Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Selanjutnya pada pada
pertemuan kedua setiap siklus melaksanakan tes akhir tindakan. Pada silkus I hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes, terdapat 11 siswa yang
tuntas. Pada siklus II hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 23 siswa yang
mengikuti tes, terdapat 19 siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
peningkatan hasil tes akhir tindakan dari siklus I ke siklus II.
Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran di dalam kelas dan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan dan berkategori baik.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma di kelas VIII SMP Negeri
18 Palu.

3.4 Perbandingan Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Bentuk
Aljabar, Persamaan Garis Lurus, Serta Luas Permukaan Dan Volume Prisma.

Berdasarkan hasil penelitian dari Maryanto,dkk (2017), Nurul Fitra


Ramdhani,dkk (2015), dan Neri Sondek,dkk (2016) dapat dilihat perbandingan penerapan
model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar, persamaan garis lurus, dan luas
permukaan dan volume prisma oleh siswa kelas VII dan kelas VIII SMP dilihat dari

30
penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
yang akan dipaparkan yaitu sebagai berikut:
Table 9 : Perbandingan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar, persamaan garis lurus serta luas
permukaan dan volume prisma.
Langkah-
Langkah
Model Materi Materi
Materi
pembelajaran Perkalian dan Luas Permukaan
Kooperati Persamaan Garis
Pembagian dan Volume
Tipe Think Lurus
Bentuk Aljabar Prisma.
Pair Share
(TPS)

Menyajikan materi Memberikan soal Mengarahkan siswa


perkalian dan latihan materi untuk berpikir secara
pembagian bentuk persamaan garis lurus individu mengenai
aljabar secara melalui satu titik penyelesaian masalah
singkat dan dengan gradien yang disajikan dalam
mengarahkan siswa tertentu dan yang LKS. Sehingga
Langkah 1 untuk berpikir melalui dua titik yang dengan berpikir
Think secara individu disajikan dalam LKS secara individu siswa
(Berpikir) mengenai kepada masing- memperoleh
penyelesaian masing siswa yang pengalaman yang
masalah yang dikerjakan secara digunakan untuk
disajikan dalam mandiri. menyelesaikan
LKS. masalah yang sama.

Langkah 2 Mengarahkan siswa Mengorganisasikan Mengarahkan siswa


Pair untuk bekerja siswa kedalam untuk bekerja
(Berpasangan) bersama kelompok yang bersama pasangannya

31
pasangannya saling terdiri atas dua siswa saling bertukar
bertukar pendapat berdasarkan pendapat dan
dan berdiskusi kemampuan yang berdiskusi
menyelesaikan berbeda, dan menyelesaikan
masalah pada LKS meminta siswa masalah pada LKS
sehingga setiap masing-masing sehingga setiap
pasangan siswa kelompok pasangan siswa lebih
lebih mengingat mendiskusikan mengingat konsep
konsep tentang jawaban yang telah tentang materi yang
materi yang diperoleh. diajarkan.
diajarkan.

Menginformasikan Meminta beberapa Menginformasikan


kepada setiap kelompok untuk maju kepada setiap
kelompok untuk mempersentasikan kelompok untuk aktif
aktif dalam hasil diskusi dalam mengerjakan
mengerjakan LKS. kelompoknya kepada LKS dan
Dan memilih satu kelompok lain dan mengarahkan siswa
Langkah 3
kelompok secara memberikan untuk berdiskusi
Share
acak untuk kesempatan kepada saling bertukar
(Berbagi)
mempersentasikan siswa untuk jawaban yang telah
hasil diskusi menanggapi jawaban ditemukan pada tahap
kelompoknya yang dipersentasikan pair agar setiap
didepan kelas. sehingga terjadi kelompok
interaksi antar memperoleh suatu
kelompok. kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa dengan menerapkan


langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yaitu : 1)
Langkah 1 Think (Berpikir), 2) langkah Pair (Berpasangan), dan 3) Langkah 3 Share
(Berbagi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian
bentuk aljabar, persamaan garis lurus, serta luas permukaan dan volume prisma.

32
BAB VI
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bentuk aljabar di kelas VII SMP
Negeri 18 Palu yaitu dengan mengikuti langkah-langkah : 1). Menjelaskan langkah-
langkah metode pembelajaran yang digunakan, 2). Membentuk kelompok 2-3 peserta
didik denagn heterogen, 3). Think, 4). Pair, 5). Share
2. Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 3 Banawa
yaitu dengan mengikuti langkah-langkah:1) pemberian orientasi, 2) Think , 3) Pair ,
4) Share dan 5) penghargaan.
3. Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma di kelas VIII SMP
Negeri 18 Palu yaitu dengan mengikuti langkah-langkah: 1) menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa, 2) menyajikan informasi, 3) mengorganisasikan siswa dalam
kelompok, 4) mengajukan permasalahan, 5) Think, Pair, Share, 6) evaluasi dan 7)
penghargaan.
4. Perbandingan Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bentuk
aljabar, persamaan garis lurus, dan luas permukaan dan volume prisma dapat dilihat
dari :1). aktivitas guru dan siswa 2). Hasil tes akhir tindakan.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis memberikan saran yaitu bahwa


dalam menerapkan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ini dalam
meningkatkan hasil belajar siswa harus memperhatikan karakterisktik masing-
masing materi, karena tidak semua topik cocok dengan menerapkan model kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) ini.

33
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad,dkk.2013. Model dan Metode Pembelajaran Disekolah. Semarang


:Unissula Pres.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.81A Tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud.2016. Permendikbuud No. 24 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Maryanto,dkk. 2017. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Permukaan dan Volume
Prisma di Kelas VIII SMP Negeri 18 Palu. Jurnal Pendidikan Matematika.
Volume 04 Nomor 04
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta:A-Ruzz Media
Sondek, Neri,dkk. 2016. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan garis Lurus di
Kelas VIII SMP Negeri 3 Banawa. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 04
Nomor 02.
Ramdhani, Nurul Fitria,dkk. 2015. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Dan
Pembagian Bentuk Aljabar di Kelas VII SMP Negeri 18 Palu. Jurnal Pendidikan
Matematika. Volume 02 Nomor 03.

34

Вам также может понравиться