Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan
dan melindungi terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata integumen berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan
yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh,
kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan
kimia.
Kulit atau integumen dapat terserang penyakit. Penyakit kulit adalah
penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia.
Infeksi pada kulit dapat terjadi salah satunya karena infeksi bakteri. Sebagian
besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan
efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon
terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa frekuensi
yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien
mencari nasehat medis jika menderita penyakit pada kulit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen ?
2. Apa saja fungsi dari sistem integumen ?
3. Apa saja komponen dari sistem integumen?
4. Apa saja masalah yang sering muncul pada sistem integumen ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan sistem integumen ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses
pembelajaran mahasiswa dalam memahami asuhan keperawatan pada sistem
integumen.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami :
a. Definisi sistem integumen
b. Fungsi sistem integumen
c. Komponen sistem integumen
d. Masalah yang sering muncul pada sistem integumen
e. Asuhan keperawatan sistem integumen

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin"integumentum", yang berarti
"penutup". Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap
lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana orang
dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm.
Sistem integumen meliputi kulit dan derivatnya. Kulit yang sebenarnya
adalah lapisan penutup yang umumnya terdiri atas dua lapisan utama yang
letaknya disebelah luar jaringan ikat, kendur. Sedangkan derivat integumen
meliputi struktu-struktur tertentu yang secara ontogeni berasal dari salah satu dari
kedua lapisan utama pada kulit yang sesungguhnya yaitu epidermis dan dermis.
Stuktur-struktur tersebut mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir).

B. FUNGSI INTEGUMEN
Integumen dan derivate mempunyai fungsi yang sangat luas di dalam
tubuh meliputi :
1. Pelindung atau proteksi terhadap mikroorganisme, penarikan, atau kehilangan
cairan dan zat iritan kimia maupun mekanik.
2. Eksterosepsi atau penerimaan stimuli dari lingkungan luar, misalnya rasa
sakit,gatal, panas, dingin.
3. Ekskresi atau pembuangan sisa metabolisme melalui kelenjar, misalnya
kelenjarkeringat pada mamalia.
4. Thermoregulasi atau mengatur panas tubuh pada hewan hewan endoterm
danhomoiterm (mamalia dan aves) dibantu oleh adanya rambut dan bulu.
5. Homeostatis atau mengatur kadar garam dan cairan tubuh (osmoregulasi).
6. Tempat menyimpan cadangan makanan seperti lemak di bawah kulit.
7. Tempat sintesis vitamin D.
C. KOMPONEN INTEGUMEN
Secara rinci, integumen dapat dibedakan atas :
1. Kulit
Kulit adalah bagian terluar tubuh. Beratnya ± 4,5 kg menutupi area seluas 18kaki
persegi dengan BB 75 kg. Dilihat dari strukturnya, kulit terdiri dari dua lapis,paling luar
disebut epidermis tersusun atas epithelium, skuamosa bergaris, danlapisan di bawahnya
disebut dermis. Tersusun dari jaringan ikat tidak beraturan. Kedua lapisan tersebut
berlekatan dengan erat. Tepat di bawah dermis terdapat lapisan hypodermis atau fasia
superficial yang terutama tersusun dari jaringan adiposa yang bukan bagian dari kulit.
Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh, mengikat kulit secara
longgar dengan organ yang terdapat di bawahnya.Lapisan ini mengandung jumlah sel
lemak yang beragam.
a. Epidermis
Epidermis merupakan permukaan kulit paling luar dengan tebal ± 0,07 – 0,12mm.
Epidermis tersusun dari lapisan epitelium bergaris, mengandung sel-sel pigmen yang
memberi warna pada kulit dan berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh sinar
matahari. Epidermis terdiri dari beberapa lapis sel. Lapis paling luar disebut stratum
korneum, yang disebut juga lapisan bertanduk, karena lapisan ini tersusundari sel-sel
pipih berkeratin yang merupakan sel-sel mati. Keratin adalah suatuprotein yang bersifat
tahan air, jadi lapisan ini merupakan“mantel”tubuh alami yang melindungi jaringan-
jaringan yang lebih dalam dari kehilangan air.
Lapisan ini secaraterus menerus mengalami gesekan dan mengelupas, namun
secara terus menerus pula selalu diganti oleh sel-sel yang lebih dalam.Persis di bawah
stratum korneum adalah stratum lusidium, yang nampak lebih terang disebabkan
akumulasi dari molekul keratin.Di bawah stratum lusidium adalah stratum granulosum,
merupakan daerah dimana sel-sel mulai mati karena terakumulasinya molekul bakal
keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Lapisan epidermis yang
berbatasan langsung dengan dermis adalah stratum germinativum, yang tersusun dari
stratum spinosum dan stratum basal.
Stratum germinativum tersusun dari sel-sel epidermal yang menerima nutrisi cukup
daridermis. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan dan menghasilkan berjuta-juta sel
baru setiap hari. Sel-sel yang lebih tua akan terdesak keluar menjauhi sumber
nutrisi,sehingga lambat laun akan mati dan mengalami keratinisasi. Sel utama kedua
epidermis (setelah keratinosit) adalah melanosit, ditemukan dalam lapisan basal.
Perbandingan sel-sel basal terhadap melanosit adalah 10 : 1. Didalam melanosit
disintesis granula-granula pigmen yang disebut melanosom. Melanosom mengandung
biokroma coklat yang disebut melanin.
Melanosomdihidrolisis oleh enzim dengan kecepatan yang berbeda-beda. Jumlah
melanin dalam keratinosit menentukan warna dari kulit. Melanin melindungi kulit dari
pengaruh-pengaruh matahari yang merugikan. Sebaliknya, sinar matahari
meningkatkan pembentukan melanosom dan melanin. Orang Afrika-Amerika maupun
keturunanKaukasia mempunyai jumlah melanosit yang sama. Orang Afrika-
Amerikamempunyai melanosom-melanosom besar yang tahan terhadap destruksi oleh
enzim-enzim hidrolisis, sedangkan keturunan Kaukasia mempunyai melanosom yang
kecildan lebih mudah dihancurkan.Selain produksi melanin, warna kulit juga
dipengaruhi oleh oksigenasi darah,darah dermal memasok warna merah melalui sel-sel
lapisan lebih atas yang agak transparan, sehingga kulit berwarna merah. Bila darah
dermal kekurangan oksigen atau tidak bersirkulasi dengan baik, kulit akan menjadi
kebiruan atau disebut sianotik.
b.Dermis
Dermis tersusun atas jaringan ikat, terdiri dari dua daerah utama, yaitu daerah
papilar dan daerah retikular. Seperti pada epidermis, ketebalannya tidak merata,misalnya
dermis pada telapak tangan dan telapak kaki lebih tebal daripada di bagian kulit yang
lain.
1) Lapisan papilar
Merupakan lapisan dermal paling atas, sangat tidak rata, bagian bawah papila
ini nampak bergelombang. Proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah
epidermis yang disebut papila dermal. Proyeksi tersebut diproyeksikan pada cap jari
yang merupakan pola unik yang tidak berubah selama hidup. Jaringan kapiler yang
banyak pada lapisan papilar menyediakan nutrien untuk lapisan epidermal dan
memungkinkan panas merambat ke permukaan kulit. Reseptor sentuhan juga
terdapat dalam lapisan dermal.
2) Lapisan reticular
Merupakan lapisan kulit paling dalam, mengandung banyak arteri dan
vena,kelenjar keringat dan sebaseus, serta reseptor tekanan. Baik lapisan papilla
rmaupun lapisan retikuler banyak mengandung serabut kolagen dan serabutelastin.
Adanya serabut elastis tersebut menyebabkan kuilt orang muda lebihelastis,
sedangkan kulit orang tua menjadi keriput karena serabut elastis dan lapisan lemak
subkutan menjadi sangat berkurang.Pada seluruh dermis juga mengandung
fibroblas, sel-sel adiposa, berbagai jenis makrofag yang sangat penting bagi
pertahanan tubuh dan berbagai jenis selyang lain. Dermis juga memiliki banyak
pembuluh darah, yang memungkinkan berperan melakukan regulasi suhu tubuh.
Bila suhu tubuh meningkat, arterioldilatasi, dan kapiler-kapiler dermis menjadi terisi
dengan darah yang panas.Dengan demikan memungkinkan panas dipancarkan dari
permukaan kulit keudara. Bila suhu lingkungan dingin, maka panas tubuh harus
disimpan, untuk itukapiler dermal berkontriksi sehingga darah tidak banyak menuju
permukaan kulit,dengan demikian sedikit panas tubuh dipancarkan keluar
tubuh.Dermis juga kaya akan pembuluh limfa dan serabut-serabut saraf. Banyak
ujung saraf berakhir pada dermis berubah menjadi reseptor khusus, sehingga
mampu mendeteksi perubahan perubahan yang terjadi di lingkungan yang
kemudian disampakan ke otak.
2. Derivat Kulit
Rambut, kuku, dan kelenjar kulit merupakan derivat dari epidermis
meskipun berada dalam dermis, mereka berasal dari stratum germinativum
yang tumbuh ke arah bawah ke bagian yang lebih dalam dari kulit.
a. Kelenjar kulit
Kelenjar kulit dibedakan menjadi dua macam yaitu kelenjar sebasea (kelenjar
minyak) dan kelenjar keringat.
1) Kelenjar minyak
Terdapat hampir di semua permukaan kulit kecuali di daerah-daerah yangtidak
berambut seperti telapak tangan dan telapak kaki. Saluran kelenjar minyak biasanya
bermuara pada bagian atas folikel rambut, tetapi pada beberapa terbuka langsung ke
permukaan kulit, seperti pada glans penis, glans klitoris, dan bibir. Sekresi kelenjar
minyak disebut sebum, merupakan campuran dari zat-zat berminyak dan pecahan-
pecahan sel. Sebum berfungsi sebagai pelumas yang memelihara kulit tetap halus,
serta rambut tetap kuat. Kelenjar minyak menjadi sangat aktif selama pubertas
sehingga kulit cenderung berminyak selama periodeini. Sering sebum mengumpul
pada suatu tempat, mengering, dan kadang mengandung bakteri, membentuk
gangguan kulit yang disebut “blackheads”. Kadang-kadang kelenjar minyak
mengalami infeksi aktif membentuk “ jerawat”
2) Kelenjar keringat
Merupakan kelenjar eksokrin yang ekskresinya dikeluarkan melalui pori-pori
yang tersebar luas di seluruh permukaan kulit. Kelenjar keringat dibedakanmenjadi
dua macam berdasarkan sekresinya, yaitu : kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin,
kelenjar ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh memproduksikeringat jernih
yang terutama mengandung air, NaCl, dan urea, sedangkan kelenjar apokrin
dijumpai pada ketiak dan daerah genital. Di samping mensekresikan air, NaCl, dan
urea, kelenjar ini juga mensekresikan zat dari bahandasar protein bersusu yang
merupakan medium ideal untuk mikroorganisme yang berada dalam kulit.Kelenjar
keringat berada di bawah pengendalian sistem saraf, merupakan bagian penting dari
alat regulasi suhu tubuh. Bila suhu lingkungan cukup panas, makakelenjar keringat
akan mensekresikan keringat ke permukaan tubuh untuk kemudian diuapkan
airnya. Penguapan ini menggunakan panas tubuh, sehingga penguapan keringat
berlaku sebagai sistem keadaan darurat untuk membebaskan panas apabila sistem
pendingin kapiler tidak bekerja dengan baik untuk memelihara homeostatis.
Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin : myo =
otot), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis
dibawahnya. Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret
yangs udah menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel
dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh.

b. Rambut
Rambut dijumpai di seluruh permukaan tubuh kecuali pada permukaan tangan,
permukaan kaki, dan bibir. Rambut dibungkus oleh folikel rambut, yaitu suatu
invaginasi epidermis yang terjadi selama periode pertumbuhan dengan suatu pelebaran
ujung yang dinamakan bulbus rambut. Bagian rambut yang berada didalam folikel
rambut disebut akar rambut. Rambut dibentuk oleh mitosis sel-selepithelial germinal
yang mengalami deferensiasi menjadi sel-sel yang membentuk medula rambut, korteks
rambut, dan kutikula rambut. Sel-sel yang lebih tua didesak menjauh dari daerah
pertumbuhan ini, mereka mati dan mengalami keratinisasi, membentuk bagian
membesar dari pangkal rambut.
Suatu rambut terdiri dari tiga lapis, bagian pusat disebut medula, yang dikelilingi
pertama-tama oleh korteks pelindung dan kemudian oleh kutikula. Luka pada
kutikula menyebabkan ujung rambut terbelah. Folikel rambut dipisahkan dari dermis
oleh membran hialin non seluler yang disebut membran glasi, yang merupakan
penebalan dari membrane basalis. Warna rambut ditentukan oleh jumlah pigmen dalam
korteks rambut. Bila struktur rambut diamati dengan cermat, akan nampak umumnya
tertanam miring pada kulit. Di bagian dalam dermis terdapat pita kecil dari otot polos
yang disebut pili arektor, menghubungkan salah satu sisi folikel rambut ke lapisan
papilla dermis. Bila otot ini berkontraksi pada saat dingin atau takut, maka batang
rambut akan ditarik ke atas ke posisi yang lebih vertikal. Fenomena ini pada manusia
sering disebut “tegak bulu roma”. Aktivitas otot pili arektor juga memberikan
tekanan kepada kelenjar minyak di sekitar folikel, menyebabkan sejumlah kecil sebum
dibebaskan.
3. Kuku
Kuku merupakan derivat epidermis yang berupa lempeng-lempeng zat tanduk terdapat
pada permukaan dorsal ujung jari tangan dan jari kaki. Kuku terdiri dari bagian akar dan
bagian badan. Dilihat dari atas, pada bagian proksimal badan kuku terdapat bagian putih
berbentuk bulan sabit yang disebut lunula. Warna putih lunula disebabkan epitel yang
lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga
transmisi warna pembuluh darah kurang dipancarkan.Seperti halnya rambut, kuku tersusun
atas zat-zat mati, yaitu lapisan kompak dari epitel yang mengalami pertandukan. Kuku
tumbuh ke arah distal, meluncur diatas kulit dasar kuku yang dikenal sebagai hiponikium,
yang melanjutkan diri ke epidermis yang meliputi permukaan ventral jari-jari. Perluasan
epidermis berzat tanduk pada ujung proksimal lipatan kuku adalah eponikium atau
kutikula. Kuku hampir tidak berwarna tetapi nampak kemerahan karena warna darahyang
berada di dalam kapiler di bawah kuku.

D. GANGGUAN PADA KULIT DAN KUKU


Kulit merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan
luar. Oleh karena itu sangat mungkin mengalami gangguan dan mengalami kerusakan.
Gangguan tersebut terutama berupa ganggauan mekanis, zat-zat kimia, dan mikroorganisme.
Beberapa gangguan pada kulit dan kuku antara lain: jerawat, impetigo, dermatitis, dan
onikomikosis.
1. Jerawat
Adalah suatu peradangan kelenjar minyak, terjadi biasanya mulai pada saat pubertas.
Jerawat yang umum disebut acne vulgari (jerawat vulgaris). Jerawat ini umumnya
terjadi pada individu berumur antara 14 – 25 tahun, diderita oleh hamper 80% anak muda.
Namun tidak sedikit orang dewasa yang menderita jerawat tersebut. Jenis jerawat yang lain
adalah acne cosmetika (jerawat kosmetik) yang disebabkanoleh pengguanaan
make-up dan bahan kosmetik lain dalam jangka lama.Pada masa pubertas kelenjar
minyak pada kulit di bawah pengaruh hormonandrogen tumbuh membesar dan
meningkatkan produksi sebum, yaitu berupa produk lipid kompleks. Di samping hormon
androgen, ovarium dapat menstimulus sekresi minyak kulit sama baiknya dengan hormon
androgen. Jerawat terjadi terutama padakelenjar minyak folikel, dimana kelenjar minyak
membesar dan rambutnya mengalami rudimenter. Folikel-folikel secara cepat ditempati
koloni mikroorganismeyang tumbuh dengan subur, karena lingkungan folikel kaya akan
lipid. Bila ini terjadi, maka kantung sel-sel jaringan ikat dapat rusak dan memindah sel-sel
epidermal sehingga terbentuk bekas luka yang tetap. Menghadapi jerawat harus hati-hati,
perlu menghindari memijat atau menggaruknya supaya tidak terjadi luka.
2. Impetigo
Adalah suatu infeksi permukaan atas kulit, disebabkan oleh stafilokoki atau streptokoki,
dan ditandai oleh binntil-bintil terisolasi yang mengeras kemudian pecah. Terjadi biasanya
di sekitar mulut, hidung, dan tangan. Peradangan terisolasi pada lapisan papila kulit,
melibatkan jaringan kapiler dan stratum korneum. Penyakit ini umumnya menyerang
anak-anak, dan dapat epidemik serius pada taman kanak-kanak.
3. Dermatitis
Adalah suatu peradangan kulit, ada beberapa jenis dengan penyebab yang berbeda-
beda, antara lain :
a. Dermatitis kronik, sering terjadi pada tangan atau kaki, dan terjadi karena
iritasiyang terus menerus. Ditandai oleh penebalan kulit, peradangan, dan
pengelupasan. Kadang-kadang disebabkan oleh pencucian tangan yang
berlebihan atau oleh sisa sabun atau deterjen yang berada di bawah cincin.
Kadang-kadang disebabkan oleh infeksi jamur.
b. Dermatitis kontak, adalah jenis peradangan kulit yang disebabkan oleh zat
kimiayang bersinggungan dengan kulit. Misalnya zat kimia yang keras,
deterjen, atausabun yang mengiritasi secara langsung. Dapat pula oleh
suatu zat yang menyebabkan reaksi alergi yang baru muncul setelah 5 – 6
hari setelah kontak. Penyebab utama dermatitis kontak adalah racun
sejenis tumbuhan menjalar, bahan kimia pada sepatu dan baju, rantai arloji
dari logam, salep antibiotik, dan bahan kosmetik.
c. Eksem, merupakan peradangan yang ditandai oleh melepuhnya kulit,
kemerah-merahan, keluar cairan dari peradangan ini, kerak, keropeng, rasa
gatal, dankadang-kadang mongering. Umumnya eksem terdapat pada
tempat lekukan kulit,misalnya bagian belakang lutut, dan ujung dari siku.
Terdapat beberapa macameksem, salah satu jenis yang umum dermatitis
atopik, yaitu peradangan kulit yangdisertai rasa gatal disebabkan oleh
alergi.
d. Dermatitis eksfoliatif, merupakan jenis dermatitis yang ditandai dengan
adanya pengelupasan kulit di seluruh tubuh disertai dengan rontoknya
rambut. Seluruh
e. permukaan kulit berwarna merah, berkerak, dan menebal. Pada banyak
kasustidak diketahui penyebabnya, tetapi kadang-kadang terjadi mengikuti
suatu efek samping dari obat.
f. Dermatitis seboreik, merupakan jenis dermatitis yang ditandai oleh
pengerakandan peradangan kulit kepala dan kadang-kadang kulit muka
dan bagian tubuhyang lain. Pada umumnya penyebabnya adalah ketombe.
g. Onikomikosis, merupakan peradangan kuku yang disebabkan oleh infeksi
jamur.Onikomikosis umumnya terdapat pada orang yang memiliki daya
tahan rendahterhadap infeksi,misalnya penderita diabetes atau pasien yang
menggunakan kortikosteroid atau obat hormonal yang lain. Onikomikosis
disebabkan oleh sejumlah jamur dan sering dihubungkan dengan paronisia

E. KLASIFIKASI KANKER KULIT


Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, non
malenoma maligna dan malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi
menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS)
(dalimartha, setiawan, 2005).
1. Non Melanoma Maligna
a. Karsinoma Sel Basal (KSB)
1) Definisi
Basalioma atau Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan kanker kulit yang
timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut. Kanker kulit jenis ini
tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel
kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya.
Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan
(Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah dan
leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan
kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu
mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.
Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat
timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini
bervariasi, yaitu :
a) Tipe Nodulo-Ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak
sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan
nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak nodul kecil,
transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi.
Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi
cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis
ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis
dapat menyerupai melanoma.

c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher. Lesi tampak sebagai plak sklerotik
yang cekung, berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak
transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa
nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan
halus atau noduler dengan warna yang bervariasi.
b. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
1) Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari
dalam epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar
matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi yang
sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya
invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.
Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa
(Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah
kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi
pada setiap bagian tubuh. Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada
daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di
daerah tropis lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula
dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus
dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang
kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan
dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah
bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa
bervariasi, dapat berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa
krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas.
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas
permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol,
berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna
kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas
dan mengadakan metastasis ke kelenjar limfe regional atau ke organ-
organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering
mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.
2. Melanoma Maligna
a. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-
kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002).
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling
ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan
metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke
kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam
serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit
dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga
diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi
berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah
seperti :
1) Perubahan dalam warna
2) Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3) Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4) Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5) Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi
berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah
menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja,
walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher,
pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah
berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah
bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu :
1) A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
2) B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.
3) C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya.
Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu
ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
4) D= Diameternya lebih besar dari 6 mm
c. Klasifikasi melanoma maligna
1) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh
dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini
sering ditemukan serta ektremitas bawah.
2) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh
dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka, khususnya permukaan dorsal
tangan, kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut.
3) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang
menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru
hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam
lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki
prognosis yang buruk.
4) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat
didaerah yang terlalu terpajar sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut.
Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan
membrane mukosa yang berkulit gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma
maligna dalam 5 stadium yaitu :
a) Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
b) Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
c) Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
d) Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
e) Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
f) Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi
dengan kromatin kasar.
Setiap sel mengandung butir melanin. Sel berkelompok atau bergerombol.
Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung
melanin.

Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang
digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai
berikut :
a) Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau
ke kelenjar limfe regional.
b) Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
c) Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
d. Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini
adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan,
apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk
mengangkat jaringan di sekitarnya.
Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat
anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating
agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan
pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi
radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
1) Stadium Klinik I Melanoma Malign.
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap
merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang terbaik. Stadium Klinik II
Melanoma Maligna
2) Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
3) Stadium Klinik III Melanoma Maligna
a) Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu
Dacarbazine/Dimetil Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat
diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat kemoterapeutik
sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-
25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan
adalah :
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4
minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6
minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea.
b) Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan
untuk pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke
kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup
bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem imunitas
penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan
memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien,
kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk
sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-
sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian
malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang
diperoleh dengan cara eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe,
taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang
dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan
sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang
diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan
bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.

3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.


Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan
untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah,
pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

G. PENATALAKSANAAN
Terdapat banyak alternatif pengobatan :
1. Kuretase dan elektrodesikasi.
a. Keuntungan :
1) Teknik sederhana.
2) Meninggalkan luka yang teratur dan kering.
b. Kerugian :
1) Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel
basal.
2) Tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jaringan yang
adekuat.
2. Bedah eksesi.
a. Keuntungan : penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.
b. Kerugian :
1) Membutuhkan waktu.
2) Biaya mahal.
3) Pengambilan jaringan normal dapat berlebihan.
3. Radioterapi.
a. Keuntungan :
1) Bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode
pembedahan.
2) Bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan
dilakukan anestesi umum.
b. Kerugian :
1) Memerlukan peralatan yang mahal.
2) Memerlukan kunjungan yang berulang kali.
3) Memberikan efek samping yang signifikan.
4. Bedah beku.
a. Keuntungan :
1) Tekniknya cepat.
2) Peralatan yang dibutuhkan sederhana.
3) Tidak mempengaruhi syaraf pembuluh darah besar, tulang rawan, dan
sistem saluran air mata.
b. Kerugian :
1) Rasa nyeri dan edema.
2) Dapat terjadi hipopigmentasi.
5. Bedah mikrogafik mohs.
a. Keuntungan :
1) Evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan
dengan tekinik seksi vertikal tradisional.
2) Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri
semua fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.
3) Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat
jaringan atau meminimalkan jaringan yang hilang.
b. Kerugian :
1) Memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang
terlatih.
2) Biayanya mahal.

H. KOMPLIKASI
Kecacatan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh
ada wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan
seperti halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke
otak biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat
dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya
untuk generasi dan tumbuh secara normal. Sel-sel kulit yang sehat secara normal
dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan
tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul
dirasakan tidak begitu menganggu, sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu :
Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor
Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu : Benjolan kecil yang membesar, Benjolan yang permukaannya tidak rata
dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka
yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng
menebal pada telapak kaki dan tangan.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M. G. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :


EGC.
Price, S. A. 2005. Patofisiologi. Edisi : 6. Jakarta : EGC.
Smelt. Z, Susanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddart. Edisi : 8. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidajat R. , Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Hal.
782-788. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Indrayatna. (2010). Penyakit kulit, tanda dan gejala, cara penularan,
dampak dan upaya pencegahan. Diunduh pada tanggal 16
Maret 2012 dari http://www.anneahira.com/pencegahan-
penyakit/kulit.htm

Вам также может понравиться