Вы находитесь на странице: 1из 1

2018, Neraca Perdagangan dan Transaksi Berjalan

Indonesia Defisit
5 September 2018

Sepanjang tahun ini neraca perdagangan mengalami defisit US$ 3,09 miliar dan transaksi
berjalan mencapai US$ 13,75 miliar.

Neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia sepanjang 2018 mengalami defisit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan periode Januari-Juli terjadi
defisit US$ 3,09 miliar atau sekitar Rp 46 triliun. Meningkatnya permintaan impor barang
yang lebih besar dibanding hasil ekspor membuat neraca perdagangan nasional mencatat
defisit dalam lima bulan sepanjang tahun ini.

Demikian pula transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 13,75 miliar
setara Rp 205 triliun sepanjang semester pertama tahun ini. Pada triwulan pertama terjadi
defisit US$ 5,71 miliar dan triwulan kedua sebesar US$ 8,03 miliar. Defisit transaksi berjalan
terbesar disumbang dari transaksi pendapatan primer, yakni mencapai US$ US$ 8,15 miliar
dan transaksi jasa-jasa US$ 1,79 miliar. Sedangkan transaksi pendapatan sekunder mencatat
surplus US$ 1,63 miliar dan transaksi barang US$ 286 juta. Sebagai informasi, transaksi
berjalan selalu mengalami defisit sejak triwulan IV 2011.

Terjadinya defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan membuat pasokan dolar
Amerika Serikat di pasar domestik seret. Selain karena devisa hasil ekspor berkurang, para
eksportir juga enggan melepaskan dolar AS yang mereka miliki. Ditambah lagi meningkatnya
pembayaran pendapatan investasi portofolio asing dalam bentuk dividen serta pembayaran
bunga pinjaman luar negeri membuat kebutuhan dolar AS semakin meningkat. Ini yang
menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah.

Вам также может понравиться