Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
ILHAM EDO WIJAYA S
1623047
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Gagal ginjal kronik/chronic kidney disease (CKD) penyakit gagal ginjal
tingkat akhir, progresif dan inreversibel dimana kemampuan tubuh gagal
ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
eretrolit sehingga terjadi uremia. Uremia adalah suatu sindrom kinik dan
labotarik yang terjadi pada semua organ akibatnya penurunan fungsi
ginjal pada penyakit ginjal kronik (Wijayaningsih, 2013).
2. Etiologi
1) Diabetes militus
2) Glomerolonefritis kronis
3) Hipertensi tak terkontrol
4) Fleionefritis
5) Obstruksi saluran kemih
6) Penyakit ginjal palkistik
7) Gangguan vaskuler
8) Lesi hediter
3. Patofisiologi
1) Penurunan GFR
Dapat dideteksi dengan menggunakan urin untuk pemeriksaan akibat
dari penurunan GFR kliren klatinraakan menurun kreatinin
meningkat dan hydrogen urea akan meningkat.
4) Anemia
Terjadi sebagai akibat dari produksi entprotein yang tidak adekuat
memendungnya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan cendung
terjadi pendarahan.
5) Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang
saling timbul baik, jika salah satu meningkat yang lain akan turun.
Patway
Hipertropi nefron tersisa untuk mengganti kerja nefron yang rusak peningkatan
kecepatan filtrasi, beban solute dan reabsorsi tubulus dalam tiap nefron
meskipun GFR untuk seluruh masa nefron menurun dibawah normal.
STD III
STD I STD II
GG Std akhir 190% masa
Penurunan Cadangan Ginjal Infus renal Bun, cret
nefron hancur Bun. Cret A
(asimtomatik) nokturia, poliuri
aliguti.
4. Manifestasi Klinis
a) Kardiovaskuler
Hipertensi
Piting edema
Edema periobital
Pembesaran vena leher
Biction rub perikardinal
b) Pulmener
Kekel
Nafas dangkal
Kusmaul
Sputum kental
c) Gazero inhesfinal
Anoreksia mual, muntah
Pendengaran saluran G
Untuk serasi dan pendarahan pada mulut
Konstipasi/diare
d) Muskuloskeleta
Kram otot
Kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
Fact draf
e) Integument
Warna kulit abu-abu mengikat
Paritus
Ekomosis
Kuku tipis rapuh
Rambut tipis
5. Komplikasi
a) Cairan dan natrium
b) Kalium
c) Diet rendah protein dan nutrisi
d) Anema
e) Isi dosis metabolic
f) Hiperdeliplura
g) Hiperusissemia
6. Penatalaksanaan
a) Menghilangkan obstruksi
Mengobati infeksi
Menghilangkan rasa nyeri
Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi terjadinya gagal
ginjal kronis.
Radiologi : untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi
gagal ginjal kronik.
Pato polos abdomen
Pisiografi intravena (PIV)
USG
Renogram
Pemeriksaan radiologi jantung
Pemeriksaan radiologi tulang
Pemeriksaan paru
Biopsy ginjal
Resiografi setgronrad
Pemeriksaan lab
Proses keperawatan
a) Pengkajian sanra craritis
Riwayat keluarga
Penyakit yang dialami
Obat otetan
Kebiasaan diet
Kehilangan berat badan
Manifestasi klinis
b) Diagnosa keperawatan
Kelebihan volume cairan b.d penurunan keluaran urine,
retensi cairan dan turitrium.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Kurang pengetahuan terhadap kondisi dan program
penanganan.
B. Perencanaan
No. DX. Kep Tujuan Intervensi Rasional
1. Kelebihan Setelah dilakukan Kaji status cairan Pengkajian
volume asuhan keperawatan Batasi masukan merupakan dasar
cairan bd, selama masalah cairan dan data dasar
penurunan kelebihan volume Identifikasi berkelanjutan
keluaran cairan teratasi dengan sumber potensial untuk memantau
urin, densi kriteria hasil: cairan perubahan dan
cairan dan Mempertahankan Jelaskan pada mengevaluasi
natrium: berat tubuh ideal pasien dan intervensi
tanpa kelebihan keluarga rafienat Pembatasan
cairan pembatasan cairan akan
Bantu pasien menentukan
dalam berat tubuh ideal,
menghadapi keluaran urin &
ketidaknyamanan respons terhadap
akibat terapi
pembatasan Sumber
cairan kelebihan cairan
Tingkatkan & yang tidak
dorong hygiene diketahui dapat
oral dengan di identifikasi
sering. Pemahaman
meningkatkan
kerjasama pasien
dan keluarga
dalam
pembatasan
cairan.
Kenyamanan
pasien
meningkatkan
kepatuhan
terhadap
pembatasan diet.
Hygiene oral
mengurangi
kekerasan
mukosa mulut.
2 Perubahan Setelah dilakukan Kaji status nutrisi Pola diet dahulu
nutrisi asuhan keperawatan Kaji fraktur yang dan sekarang
kurang dari selama masalah berperan dalam dapat
kebutuhan perubahan nutria mengubah dipertahankan
tubuh b.d kurang dari kebutuhan masukan nutrisi dalam menyusun
anoreksia tubuh dapat diatasi Menyediakan menu.
mual, dengan kriteria. makanan Menyediakan
muntah. Mempertahankan kesukaan pasien informasi
Pembiasaan nutrisi yang dalam batas- mengenai fraktur
diet dan adekuat. batas diet lain yang dapat
perubahan Tingkatkan diubah atau
membrane masukan protein dihilangkan
mukosa yang untuk
mulut. mengandung meningkatkan
nilai biologis masukan diet.
tinggi : telur, Mendorong
produk susu, peningkatan
daging. masukan diet.
Protein lengkap
diberikan untuk
mencapai
keseimbangan
nitrogen yang
diperlukan untuk
pertumbuhan dan
penyembuhan.
3 Kurang Setelah dilakukan Kaji pemahaman Merupakan
pengetahuan asuhan keperawatan mengenao gagal instruksi dasar
tentang selama masalah kurang ginjal untuk penjelasan
kondisi dan pengetahuan tentang Jelaskan fungsi dan penyuluhan
penanganan. kondisi dan penganan renal dan lebih lanjut
dapat teratasi dengan konsekuensi Pasien dapat
kriteria hasil: gagal ginjal belajar gagal
Meningkatkan sesuai dengan ginjal dan
pengetahuan tingkat penanganan yang
mengenal kondisi pemahaman dan mempengaruhi
dan penanganan kesiapan pasien kehidupan
untuk belajar. mereka siap
Bantu pasien untuk memahami
untuk dan menerima
mengidentifikasi diagnosis dan
cara untuk konsekuensinya.
memahami Pasien dapat
berbagai melihat bahwa
perubahan akibat kehidupannya
penyakit, tidak harus
penanganan yang berubah akibat
mempengaruhi. penyakit.
Sediakan Pasien memiliki
informasi baik informasi yang
tertulis maupun dapat digunakan
secara oral untuk klasifikasi
dengan tepat. selanjutnya
dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Tjokronegoro, A J utama, Hendra, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, (Jilid II). Jakarta
Sugianto H J Supardi, Edi (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. (Ed. IV). Jakarta