Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah masalah kesehatan yang sering ditemukan di
masyarakat dan juga termasuk faktor risiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler, seperti stroke, penyakit jantung koroner, hingga gagal ginjal.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan


satu milyar orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di
negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi
Hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena Hipertensi. Hipertensi
telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5
juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita
Hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.

Di Indonesia berdasarkan data WHO South East Asia Regional Office


(SEARO) terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 8% di tahun 1995
menjadi 32% di tahun 2008.3 Hipertensi juga merupakan salah satu masalah
kesehatan terbesar di dunia, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah ini akan
meningkat menjadi 1,6 miliar berdasarkan data Global Brden of Disease
(GBD), 50% dari penyakit jantung disebabkan oleh hipertensi. Angka
kematian akibat penyakit jantung meningkat hingga 46% pada orang dengan
hipertensi.4 Berdasarkan data di atas masalah hipertensi masih demikian besar
dan membutuhkan daya dan upaya lebih untuk dapat mengatasi masalah
tersebut.

Di provinsi DKI Jakarta menunjukkan prevalensi hipertensi yang terus


meningkat. Pada sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Koja

1
tahun 2005, didapatkan bahwa hipertensi menjadi salah satu dari sepuluh
penyakit terbanyak yang ditemukan pada rekam medik.5 Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi
di DKI Jakarta sebesar 28,8% meskipun lebih rendah dari angka nasional
yaitu sebesar 31,7%. Kejadian prevalensi yang terjadi di Jakarta Utara
berdasarkan Profil Kesehatan

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik melakukan


penelitian untuk mengetahui seberapa banyak prevalensi tingkat penderita
hipertensi di rawat jalan RSUD Koja. Alasan dilakukannya penelitian di
daerah Koja adalah karena hipertensi menjadi salah satu penyakit rawat inap
terbanyak di bagian rawat inap RSUD Koja. Dimana salah satu faktor
penyebab yag terbanyak adalah gaya hidup, mulai dari pola makan yang tidak
sehat sampai kurangnya aktivitas olahraga yang merupakan ciri khas orang
metropolitan.2 Peneliti juga ingin mengetahui riwayat kontrol para penderita
hipertensi di RSUD Koja. Diharapakan dengan menyadari prevalensi di
rawat jalan RSUD Koja ini, dapat menjadi bahan pertimbangan petugas
kesehatan serta dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengontrol
tekanan darah agar dapat menurunkan tingkat hipertensi yang tinggi di daerah
Koja.

1.2 Rumusan Masalah


Di RSUD KOJA pasien dengan hipertensi sangat banyak ditemukan.
Namun belum pernah ada penelitian yang pasti tentang proporsi pasien
rawat jalan di RSUD Koja. Karena itu peneliti ingin mengetahui seberapa
banyak pasien dengan hipertensi yang rawat jalan di RSUD Koja pada
periode 15 Oktober 2018 hingga 22 Desember 2018.

2
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Berapa proporsi pasien hipertensi terhadap jumlah pasien rawat jalan di
RSUD KOJA?
2. Berapa proporsi pasien hipertensi yang terkontrol dengan obat terhadap
jumlah total pasien hipertensi di rawat jalan di RSUD KOJA?
3. Bagaimana profil [keluhan, usia, jenis kelamin, IMT] pada pasien
hipertensi?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui jumlah proporsi penderita hipertensi pada rawat jalan
RSUD Koja.
2. Untuk mengetahui jumlah penderita hipertensi yang terkontrol di RSUD
Koja.
3. Untuk mengetahui profil [keluhan, usia, jenis kelamin, IMT] pada pasien
hipertensi di RSUD Koja.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat bagi Peneliti:
Sebagai sarana untuk menambah wawasan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan tekanan darah pada setiap pasien hipertensi.
1.5.2 Manfaat bagi fakultas:
Sebagai sarana atau acuan referensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
1.5.3 Manfaat bagi bidang Penyakit Dalam:
Sebagai tambahan referensi keilmuan untuk dapat memahami pasien
hipertensi sehingga dapat memberikan tambahan terapi yang lebih
memadai dan sebagai bahan masukan untuk dapat menentukan langkah
selanjutnya dalam menurunkan angka pasien hipertensi.

3
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang pertama kali dilakukan di RSUD Koja.
Sebelumnya penelitian serupa belum pernah dilakukan.

1.7 Hipotesis Penelitian


Pada penelitian ini bersifat deskriptif jadi tidak diperlukan hipotesis.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan pustaka

2.1.1 Definisi Hipertensi

Definisi Hipertensi atau yang disebut dengan tekanan darah tinggi


merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.6

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu


lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak
pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai
bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat
diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.2,6

2.1.2 Klasifkasi Hipertensi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on


Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.6,8 Berikut
adalah klasifikasi hipertensi menurut WHO.7

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO.7


Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99

5
Sub grup: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup: perbatasan 140-149 < 90

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee.9

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat


keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan
merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,
kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas
fisik, stres, penggunaan estrogen.2,9

Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibagi menjadi tiga golongan yaitu


hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi
sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan
pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada
arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik
merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil
pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada
anak- anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh

6
darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan
terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan
diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila
jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi
campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.9,11

Berdasarkan penyebab nya hipertensi dibagi menjadi hipertensi


primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial yaitu
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan
pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Hipertensi
Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB).8,11

2.1.3 Patofisiologi

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan


darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha
untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang
reflek kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang
bereaksi segera. Hipertroti pada ventrikel kiri merupakan kompensasi
jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor
neurohumoral yang ditandai dengan penebalan konsentrik otot jantung
(hipertrofi konsentrik).12 Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari
ganggu relaksasi ventrikel kiri kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri
(hipertrofi eksentrik). Kestabilan tekanan darah jangka panjang
dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ terutama ginjal.12,8

7
A. Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah

Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai


dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan
proses multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan
terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah.3,12
Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika
intima akan memperkecil lumen pembuluh darah, obstruksi luminal,
kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian
tubuh tertentu.31-32 Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran
penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara
memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan
peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus
hipertensi primer.8

B. Sistem renin-angiotensin

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya


angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme
(ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.8

a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus.


Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke
luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya

8
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan
volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah.
C. Sistem saraf simpatis

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.8

2.1.4 Faktor-faktor Resiko Hipertensi9

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.


Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.9 Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain:

A. Genetik
Terdapatnya faktor genetik pada keluarga tertentu dapat
menyebabkan resiko hipertensi pada keluarga tersebut. Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.4,9
B. Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for
Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks

9
Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk
wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk
wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar
internasional).9 Perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara
kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi
insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-
angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal.8,9
C. Jenis kelamin
prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause
salah satunya adalah penyakit jantung koroner.10 Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).2 Kadar kolesterol
HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya
proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita
umur 45-55 tahun.4,9
D. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin
akan meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung
memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.9
E. Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih
otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya

10
aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya
risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung
mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus
memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.4,9
F. Pola asupan garam dalam diet
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler
ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi.4,9
G. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat
dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.14 Dalam
penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and
Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan
perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8%
subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan
dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu
kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari.4,9

11
2.1.5 Diagnosis Hipertensi

Data diperoleh melalui anamnesis mengenai keluhan pasien, riwayat


penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, tes laboratorium
rutin, dan prosedur diagnostik lainnya. Hipertensi seringkali disebut silent
killer karena pasien dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala
(asimtomatik). Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan
darah. Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol
dilakukan untuk mendiagnosis hipertensi diawal. Tekanan darah ini
digunakan untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan sesuai dengan
tingkatnya.8,9 Akan tetapi, dalam penelitian ini, alat pengukuran tekanan
darah yang digunakan hanya melalui sfigmomanometer.

2.1.6 Komplikasi Hipertensi

Bila hipertensi terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, akan
muncul komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang otak, mata,
jantung, pembuluh darah, arteri serta ginjal. Hipertensi adalah faktor resiko
utama timbulnya stroke dan penyakit jantung koroner (PJK).2 Kemungkinan
terburuknya adalah terjadi kematian pada penderita.9

2.1.7 Tatalaksana Hipertensi

Penanganan hipertensi menurut JNC adalah sebagai berikut.13

1. Pada populasi umum berusia ≥60 tahun, terapi farmakologis untuk


menurunkan tekanan darah dumulai jika tekanan darah sistolik ≥150 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target sistolik <90 mmHg.
Pada populasi umum berusia ≥60 tahun, jika terapi farmakologis hipertensi
menghasilkan tekanan drh sistolik lebih rendah (misalnya ≤140 mmHg) dan
ditolerasi baik tanpa efek samping kesehatan dan kualitas hidup, dosis tidak
perlu disesuaikan.

12
2. Pada populasi umum <60 tahun, terapi farmakologis untuk menurunkan
tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik. diastolik≥90 mmHg
dengan target tekanan darah diastolik <90 mmHg (untuk usia 50-59 tahun)
3. Pada populasi umum <60 tahun, terapi farmakologis untuk menurunkan
tekanan darah sistolik≥140 mmHg dengan tearget ekanan darah sistolik
<140 mmHg
4. Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal kronik, terapi
farmaskologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target
target tekanan darah sistolik <140 mmHg dan taret tekanan darah diastolik
<90 mmHg
5. Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan penyakit diabetes, terapi
farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target
target tekanan darah sistolik <140 mmHg dan taret tekanan darah diastolik
<90 mmHg
6. Pada populasi non kulit hitam umum, termsuk mereka dengan diabetes,
terapi antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik tipe Thiazid,
calcium channnel blocker (CCB), angiotensin converting enzym inhibitor
(ACEI), atau angiotensin reseptor blocker (ARB)
7. Pada populasi kulit hitam umum, termsuk mereka dengan diabetes, terapi
antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik tipe Thiazid, calcium
channnel blocker (CCB)
8. Pada populasi berusia ≥18 dengan penyakit ginjal kronik , terapi
antihipertensi awa (aau tambahan)l sebaiknya mencakup angiotensin
converting enzym inhibitor (ACEI), atau angiotensin reseptor blocker
(ARB)
9. Tujuan utma terapi hipertensi adalah mencapai dan mempertahankan target
tekanan darah. Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam 1 bulan
perawatan tingkatkan dosis awal atau tambahkan obat kedua dari salah satu

13
kelas yang direkomendasikan dalam rekomendasi 6 (thiazid type diuretic,
CCB, ACEI atau ARB).

2.2 Kerangka Teori

Hipertensi adalah Perubahan anatomi


tekanan darah dan fisiologi
≥140 dan ≥90 pembuluh darah
Sistem renin
angiotensin
Sistem saraf
simpatis

Faktor resiko:
Obesitas
Diagnosis: Jenis kelamin
Anamnesis Kebiasaan merokok
Pemeriksaan Fisik Genetik
Pemeriksaan Penunjang Stres
Kurang olahraga
Pola asupan garam
dalam diet

Tatalaksana: Komplikasi:
Otak
Pengobatan hipertensi
Mata
dengan obat anti
jantungpembuluh
hipertensi
darah
ginjal

14
2.3 Kerangka Konsep

Faktor Resiko Hipertensi

Obesitas
Jenis kelamin
Kebiasaan
merokok Hipertensi
adalah tekanan
darah ≥140
dan ≥90
Genetik
Stres
Kurang
olahraga
Pola asupan
garam
dalam diet

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain studi yang akan digunakan adalah deskriptif cross-sectional.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta
Utara dengan periode penelitian dari 22 Oktober 2018 sampai dengan 15
Desember 2018.

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah semua orang
yang datang ke Poli Penyakit Dalam RSUD Koja dengan diagnosis
hipertensi.

3.3.2 Sampel Penelitian


Pada penelitian ini, orang-orang yang menjadi sampel adalah yang
memenuhi kriteria inklusi.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Inklusi:
 Semua pasien dengan diagnosa hipertensi di poli penyakit dalam pada
periode 22 Oktober 2018 sampai dengan 15 Desember 2018.

 Semua pasien dengan dokter penanggung jawab (DPJP) atau rawat


bersama departemen penyakit dalam.

16
3.4.2 Eksklusi:

- Pasien dengan usia kurang dari 18 tahun.

- Pasien yang sudah pernah kontrol di poli bagian penyakit dalam


pada periode 22 Oktober 2018 sampai dengan 15 Desember 2018.
dengan diagnosa yang sama.

3.5 Identifikasi Variable


1. Keluhan Utama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. IMT
5. Suku/Ras
6. Tekanan Darah

3.6 Batasan Operasional

No Variabel Alat Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


1. Penderita Pasien yang Stetoskop a. Hipertensi Ordinal
Hipertensi didiagnosis spyhygmomanometer b. Bukan
menderita air raksa hipertensi
hiertensi
karena
memiliki
tekanan darah
sistolik ≥140
mmHg dan
tekanan darah
diastolik ≥90
mmHg

17
3.6 Alur Penelitian

Pasien dengan diagnosa Hipertensi di poli penyakit dalam

Pengumpulan data menggunakan form penelitian.

Analisis Data

3.7 Cara kerja


1) Semua pasien dengan diagnosa Hipertensi di poli bagian penyakit dalam
RSUD Koja pada periode 22 Oktober 2018 sampai dengan 15 Desember
2018.
2) Pengumpulan data pasien dengan form penelitian oleh peneliti.
3) Analisis data menggunakan Microsoft Excel dengan tujuan mencari
proporsi pasien Hipertensi selama masa penelitian.

3.8 Analisis data

Analisis data menggunakan Microsoft Excel. Dihitung proporsi


pasien dengan hipertensi yang di poli bagian penyakit dalam. Semua data
numerik yang berdistribusi normal disajikan dalam mean (SD), dan bila
tidak berdistribusi normal disajikan dalam median.

3.9 Masalah Etika


Penelitian ini diawali dengan memberi penjelasan kepada pasien yang
menjadi subjek penelitian. Kemudian menanyakan kesediaan pasien untuk
dijadikan sampel penelitian.

18
3.10 Jadwal penelitian
Direncanakan tanggal 22 Oktober 2018 sampai dengan 15 Desember
2018.

Kegiatan Oktober November Desember


Proposal ✓
Pengumpulan Data ✓ ✓
Pengolahan data ✓
Analisis data ✓
Publikasi ✓

1. Proposal
a. Membentuk tim
b. Membuat judul
c. Mengumpulkan literature
d. Membuat Pendahuluan
e. Membuat Tinjauan Pustaka
f. Membuat Metoda Penelitian

2. Pengumpulan Data
a. Mengkoordinasikan kegiatan penelitian dengan internis di Koja
b. Melatih mahasiswa untuk mengumpulkan data
c. Membagi tugas mahasiswa untuk menjaring pasien di ruang rawat inap
Penyakit Dalam
d. Mendata semua pasien yang masuk kriteria inklusi

3. Pengolahan Data
a. Menginput data kedalam bentuk excel

19
b. Memproses data dengan menggunakan SPSS 20
c. Melakukan konsultasi dengan pakar statistik

4. Analisis Data
a. Membuat tabulasi hasil penelitian
b. Melakukan konsultasi dengan pakar endokrin
c. Membuat artikel penelitian

5. Publikasi
a. Menetapkan jurnal ilmiah kedokteran untuk publikasi artikel
b. Mengirim artikel

3.11 Anggaran Penelitian

Transportasi Rp. 500.000

Alat (kertas, bolpoint) Rp. 150.000

Tinta dan Cetak Rp. 200.000

Total Rp. 850.000

20
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO). Health topic: Hypertension [Internet].
Geneva: WHO;2015 [cited 2018 Oct 13]. Available from:
http://www.who.int/topics/hypertension/en/
2. Santoso M, Kurniadi I, Aprilia I. Hubungan antara Penyakit Hipertensi dengan
Stroke pada Pasien Rawat di RSUD Koja Periode 2004-2008. Artikel Penelitian.
Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana.
3. Neupane D, etc. Prevalence of Hypertension in Member Countries of South
Asian Association for Regional Cooperatio (SAARC) Systematic Review AND
Meta-Analysis.Medicine (Baltimore); WHO 2014 Sep;93(13) e74. [cited 2018 Oct
13]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4616265/
4. World Health Organization (WHO). Hypertension fact sheet [Internet].
Departmen of Sustainable Development and Healthy Environtmens: WHO;
September 2011 [cited 2018 Oct 13]. Available from:
http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/media/non_communi
cable_diseases_hypertension_fs.pdf?ua=1
5. Depkes RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatatlaksana Penyakit Hipertensi.
Jakarta: Dirjen PP & PL Depkes RI.2010
6. JNC VII. The seventh report of the Joint National Committee on
prevention,detection,evaluation, and treatment of high blood pressure.
Hypertension, 42: 1206 [cited 2018 Oct 18]. Available from:
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf
7. https://www.scribd.com/doc/139734640/Klasifikasi-Hipertensi-Menurut-WHO
8. Runge, M. S. & M. A. Greganti. Netter’s Internal Medicine. USA: Icon Learning
System.2015
9. Nuraini B. Risk Factor of hypertension.Artikel Penelitian. J Majority Vol 4 No
5, Feb 2015. Lampung: Universitas Lampung. 2015
10. Depkes RI. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.2014.
11. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009
12..http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINS
I_2016/11_DKI_Jakarta_2016.pdf
13. http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/11/9

21
22

Вам также может понравиться

  • Koloid Kristaloid
    Koloid Kristaloid
    Документ19 страниц
    Koloid Kristaloid
    afifberlian
    Оценок пока нет
  • Tugas EBM 1 Kanker Mamae CX
    Tugas EBM 1 Kanker Mamae CX
    Документ3 страницы
    Tugas EBM 1 Kanker Mamae CX
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Case PKM
    Case PKM
    Документ19 страниц
    Case PKM
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PGD11 Koloid Kristaloid Q
    PGD11 Koloid Kristaloid Q
    Документ18 страниц
    PGD11 Koloid Kristaloid Q
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • LARUTAN
    LARUTAN
    Документ21 страница
    LARUTAN
    amirah sinum
    Оценок пока нет
  • Wrap Up
    Wrap Up
    Документ2 страницы
    Wrap Up
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Notulen CBD Winda-DS
    Notulen CBD Winda-DS
    Документ3 страницы
    Notulen CBD Winda-DS
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Keunggulan Krim Penghalang Vitamin B12 Dibandingkan Dengan Krim Emolien Berbasis Gliserol
    Keunggulan Krim Penghalang Vitamin B12 Dibandingkan Dengan Krim Emolien Berbasis Gliserol
    Документ3 страницы
    Keunggulan Krim Penghalang Vitamin B12 Dibandingkan Dengan Krim Emolien Berbasis Gliserol
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Tugas Dok Arif
    Tugas Dok Arif
    Документ4 страницы
    Tugas Dok Arif
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PBL SK 1
    PBL SK 1
    Документ38 страниц
    PBL SK 1
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Daftar Kegiatan Kepaniteraan Klinik
    Daftar Kegiatan Kepaniteraan Klinik
    Документ1 страница
    Daftar Kegiatan Kepaniteraan Klinik
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PNP Klim Foma
    PNP Klim Foma
    Документ15 страниц
    PNP Klim Foma
    Restu Tux
    Оценок пока нет
  • Bedside Yarsi-2
    Bedside Yarsi-2
    Документ2 страницы
    Bedside Yarsi-2
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • CBD WD-DS
    CBD WD-DS
    Документ39 страниц
    CBD WD-DS
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PBL SK 1
    PBL SK 1
    Документ37 страниц
    PBL SK 1
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PBL SK 3 Blok Cairan
    PBL SK 3 Blok Cairan
    Документ16 страниц
    PBL SK 3 Blok Cairan
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Naskah Publikasi - Winda Afdilla. J
    Naskah Publikasi - Winda Afdilla. J
    Документ10 страниц
    Naskah Publikasi - Winda Afdilla. J
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PPKLimfoma PDF
    PPKLimfoma PDF
    Документ38 страниц
    PPKLimfoma PDF
    Asmaul Husna
    Оценок пока нет
  • Jurding Blok Cairan
    Jurding Blok Cairan
    Документ11 страниц
    Jurding Blok Cairan
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Tugas Bu Sri Utami
    Tugas Bu Sri Utami
    Документ12 страниц
    Tugas Bu Sri Utami
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Tugas Ebm Neoplasia
    Tugas Ebm Neoplasia
    Документ3 страницы
    Tugas Ebm Neoplasia
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Presentasi3 (Otomatis Disimpan)
    Presentasi3 (Otomatis Disimpan)
    Документ38 страниц
    Presentasi3 (Otomatis Disimpan)
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Sasbel 2
    Sasbel 2
    Документ4 страницы
    Sasbel 2
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • PBL SK 3 Blok Cairan
    PBL SK 3 Blok Cairan
    Документ16 страниц
    PBL SK 3 Blok Cairan
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Arsip Cairan 2015
    Arsip Cairan 2015
    Документ20 страниц
    Arsip Cairan 2015
    putraod
    Оценок пока нет
  • Arsip Cairan Revisi
    Arsip Cairan Revisi
    Документ20 страниц
    Arsip Cairan Revisi
    Darayani Amalia
    0% (1)
  • Soal Arsip Blok Cairan 2012
    Soal Arsip Blok Cairan 2012
    Документ21 страница
    Soal Arsip Blok Cairan 2012
    Ichsan
    Оценок пока нет
  • Laporan Faal Blok Cairan b-9
    Laporan Faal Blok Cairan b-9
    Документ8 страниц
    Laporan Faal Blok Cairan b-9
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет
  • Sasbel 2
    Sasbel 2
    Документ4 страницы
    Sasbel 2
    Ndha Nezz Woan
    Оценок пока нет