Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum
Kebutuhan akan pembuatan kertas (paper) yang dibutuhkan pada
setiap daerah akan terus meningkat hal ini akan memacu industri
kertas untuk meningkatkan produksinya. Proses pembuatan kertas
(paper) dibagi menjadi 4 tahap yaitu Process Stock Preparation, Process
Stock Approach, Process Board Machine (BM), dan Process Finishing /
Converting.

Gambar 2.1 Paper Rolls


(Sumber: Dokumentasi Pribadi P.T Surya Pamenang, 2018)

Alur Process Stock Preparation


Untuk bahan baku pembuatan kertas di PT. Surya Pamenang
memiliki 4 bahan baku yaitu sbb:
 OCC (Old Corrugated Container/Waste)
Pulper -> HD Cleaner -> Screen -> Deflaker -> DDR (Double
Disk Refainer)
 CTMP (Chemical Thermo Mechanical Pulp)
Pulper -> HD Cleaner -> Deflaker -> DDR (Double Disk Refainer)
 NBKP (Northern Bleached Kraft Pulp)
Pulper -> HD Cleaner -> Deflaker -> DDR (Double Disk Refainer)
 LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp)

4
5

Pulper -> HD Cleaner -> Deflaker -> DDR1 (Double Disk


Refainer) -> DDR2 (Double Disk Refainer)

Gambar 2.2 Flow Pembuatan Kertas


(Sumber: ilocis.orgdocumentschpt72e.htm)

Dalam operasinya, dalam Process Board Machine (BM) pada proses


dreyers untuk mengeringkan kertas membutuhkan steam yang
digunakan untuk mengeringkan paper. Yang menyediakan steam
adalah boiler pada unit pendukung utility, pada sistem tersebut di PT
Surya Pamenang boiler terbagi menjadi 2 blok, yaitu:
1. Blok low pressure boiler pada PT. Surya Pamenang ada
sebanyak tiga buah, beroperasi pada tekanan 13 bar dengan
kapasitas steam 20 ton/jam, steam ini digunakan untuk kompresor,
gloss calendar dan lain – lain.
2. Blok high pressure boiler pada PT. Surya Pamenang ada
sebanyak empat buah, beroperasi pada tekanan 20 bar, dengan
kapasitas steam 7 ton/jam. Steam ini digunakan untuk dryer.
Boiler yang digunakan memiliki tipe fire tube boiler (boiler dengan
tekanan operasi < 30 bar).
6

B. Proses Pembuatan Steam Pada PT Surya Pamenang


Pembuatan Steam merupakan suatu siklus yang terdiri dari
komponen – komponen peralatan utama yang dihubungkan untuk
menghasilkan karateristik termodinamika yang optimum seperti
temperatur, tekanan, dan kapasitas massa uap yang diintegrasikan
untuk menghasilkan uap yang dibutuhkan oleh Board Machine (BM).
Komponennya terdiri dari boiler, kondenser, dan pompa air umpan
(Feed Water).

Gambar 2.3 Siklus Pembuatan Steam pada PT Surya Pamenang


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Proses konversi energi berlangsung dalam satu tahap yaitu energi


kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi didalam boiler.
Kemudian uap bertekanan tadi (steam) akan disalurkan ke Board
Machine (BM) melalui pipa – pipa bertekanan tinggi.
7

1. Siklus Rankine Sederhana


Pada instalasi pembangkit daya dengan memanfaatkan uap
bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin uap digunakan suatu
acuan siklus kerja yang menjadi dasar dari pengoperasian instalasi
tersebut. Siklus kerja yang digunakan adalah siklus rankine, ciri utama
silkus rankine adalah fluida kerja yang digunakan yaitu air.
Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk pembangkit daya uap.
Pada siklus rankine ideal sederhana terdiri dari 4 proses yang dapat
dilihat pada gambar diagram T-s dibawah ini: Pada proses 1-2 terjadi
kompresi isentropik yang terjadi di dalam pompa, hal ini
mengakibatkan tekanan fluida kerja menjadi naik. Pada proses 2-3
terjadi penambahan panas dengan tekanan konstan di dalam boiler.
Pada proses 3-4 terjadi ekspansi isentropik di dalam turbin yang
menyebabkan tekanan menjadi turun. Pada proses 4-1 terjadi
pembuangan panas ke lingkungan oleh kondensor pada tekanan
konstan.

Gambar 2.4 Siklus Rankine Sederhana


(Sumber: Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles, 1994)

2. Siklus Rankine Sederhana Reheat Ideal


Pada siklus Rankine reheat ideal terjadi 2 kali proses ekspansi. Pada
ekspansi pertama (high-pressure turbine), uap diekspansikan secara
isentropik ke tekanan medium dan dikirimkan kembali ke boiler untuk
dipanaskan kembali dengan tekanan konstan. Lalu pada proses ekspansi ke
kedua (low-pressure turbine) uap diekspansikan secara isentropik ke tekanan
kondenser.
8

Gambar 2.5 Siklus Rankine Reheat Ideal


(Sumber: Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles, 1994)

Penggunaan dari pada reheat tunggal pada pembangkit listrik


modern menaikkan efisiensi siklus menjadi 4 sampai 5 persen dengan
cara meningkatkan suhu rata-rata uap yang ditransferkan kembali.
Siklus reheat diperkenalkan pada pertengahan tahun 1920, tapi
kemudian ditinggalkan pada tahun1930an karena tingkat kesulitan
yang tinggi dalam pengoperasiannya. Karena kenaikan tekanan boiler
yang stabil seiring berkembangnya waktu maka siklus reheat tunggal
kembali diperkenalkan pada tahun 1940 an dan reheat ganda pada awal
tahun 1950an.

3. Siklus Rankine Regeneratif Ideal


Salah satu cara untuk menaikkan efisiensi siklus adalah dengan
meningkatkan suhu air (feedwater) sebelum masuk ke dalam
boiler.Salah satu cara menaikkan suhu ini adalah dengan mengirimkan
panas ke feedwater dari uap ekspansi turbin yang dialirkan kembali
sebagian yang disebut dengan proses regenerasi.
Proses regenerasi pada pembangkit tenaga uap didapatkan dari
ekstraksi uap dari turbin pada titik atau stages tertentu. Uap ini
digunakan untuk memanaskan feedwater. Alat untuk memanaskan
feedwater pada regenerasi disebut dengan feedwater heater.Proses
regenerasi tidak hanya berfungsi untuk menaikkan efisiensi siklus, tapi
9

juga dapat melakukan proses deaerasi (membuang kandungan gas


pada air) pada feedwater yang akan mencegah korosi pada boiler.

 Open Feedwater Heaters


Open Feedwater Heaters pada dasarnya adalah mixing chambers,
dimana uap hasil ekstraksi dari turbin dicampur dengan feedwater.
Skema dari pembangkit listrik tenaga uap dengan satu open feedwater
heater dan diagram T-s ditunjukkan oleh gambar 2.5 berikut ini :

Gambar 2.6 Siklus Rankine Regeneratif dengan Open Feedwater


Heater
(Sumber: Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles, 1994)

Pada siklus regeneratif Rankine ideal, uap masuk ke turbin pada


tekanan boiler (kondisi 5) dan diekspansikan secara isentropik ke
tekanan medium (kondisi 6). Beberapa uap akan diekstraksi dan
dikirim kembali ke feedwater heater, sementara uap yang tersisa
diekspansikan lanjut secara isentropik ke tekanan kondenser (kondisi
7). Air kondensasi yang juga disebut dengan feedwater dipompakan
kembali ke feedwater heater, dimana disana akan dicampur dengan uap
ekstraksi dari turbin. Fraksi dari uap ekstraksi meninggalkan heater
sebagai uap saturasi pada tekanan heater (kondisi 3). Pompa kedua
meningkatkan tekanan air hingga mencapai tekanan boiler (kondisi 4).
Siklus berakhir dengan dipanaskan air pada boiler hingga kondisi
masuk turbin (kondisi 5).
10

 Closed Feedwater Heaters


Tipe feedwater heater lainnya yang biasa digunakan adalah Closed
Feedwater Heaters, dimana panas yang ditransfer dari uap ekstraksi ke
feedwater tanpa dicampur terlebih dahulu. Kedua aliran dapat berada
pada tekanan yang berbeda karena mereka tidak bercampur. Skema
dari pembangkit listrik tenaga uap dengan satu closed feedwater heater
dan diagram T-s dari siklus ditunjukkan oleh gambar 2.6 berikut ini:

Gambar 2.7 Siklus Rankine Regeneratif dengan Closed Feedwater


Heater
(Sumber: Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles, 1994)

Pada Closed Feedwater Heater yang ideal, feedwater dipanaskan hingga


suhu keluar dari uap ekstraksi, dimana idealnya meninggalkan heater
sebagai cairan jenuh pada tekanan ekstraksi. Pada sistem pembangkit
tenaga aktual, feedwater meninggalkan heater dibawah suhu keluar dari
uap ekstraksi karena perbedaan suhu beberapa derajat diperlukan
untuk efektifitas perpindahan panas. Uap kondensasi baik yang
dipompakan ke aliran feedwater maupun dikembalikan lagi ke heater
lainnya atau ke kondenser disebut dengan trap. Trap dapat membuat
cairan dipompakan ke tekanan yang lebih rendah.

C. Pengertian dan Prinsip Kerja Boiler


Menurut Djokosetyardjo (2003) [9], boiler atau juga biasa disebut juga
ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan
ke air sampai terbentuk uap. Uap (steam) pada tekanan tertentu
11

kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air


adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke
suatu proses.
Uap panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah
media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumenya akan
meningkat sekitar 1.600 kali.[3]

Sistem boiler terdiri dari : sistem air umpan, sistem uap dan
sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai valve
disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem uap
mengumpulkan dan mengontrol produksi uap dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan uap diatur menggunakan valve dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan
bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem.

Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi uapdisebut air


umpan. Dua sumber air umpan adalah: kondensat atau uap yang
mengembun yang kembali dari proses dan make uap water (air baku
yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan
plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi,
digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan
menggunakan limbah panas pada gas buang. Bahan baku yang
digunakan untuk membuat steam adalah air bersih. Air yangtelah
diproses di alirkan menggunakan pompa ke deaerator tank
hingga pada level yang sudah ditentukan. Pemanasan dalam
deaerator adalah dengan menggunakan uap sisa yang berasal dari
hasil pemutaran turbin. Dalam hal ini terdapat beberapa tahap sirkulasi
steam untuk pemanasan awal daerator.
12

D. Klasifikasi Boiler
Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan
teknologi dan evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang
dipengaruhi oleh gas buang boiler yang mempengaruhi
lingkungan dan produk uap seperti apa yang akan dihasilkan.
Berdasarkan fluida yang mengalir didalamnya :

• Boiler Pipa Api ( Fire Tube)


Tipe Boiler Pipa Api (Fire Tube) memiliki karakteristik :
menghasilkan kapasitas dan tekanan uap yang rendah. Lah tipe
boiler ini lah yang tersedia pada P.T Surya Pamenang, di P.T Surya
Pamenang tidak tersedia boiler pipa air (Water Tube).
Cara kerja : proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas
yang dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi
air. Besar dan konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan
tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.

Gambar 2.8 Boiler Pipa Api


(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Fire-tube_boiler)

• Boiler Pipa Air (Water Tube)


Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik : menghasilkan kapasitas
dan tekanan steam yang tinggi.
Cara kerja : proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas
yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan
sebelumnya air tersebut dahulu dikumpulkan di dalam sebuah
drum uap. Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap
13

secondary superheater dan primary superheater baru uap dilepaskan


ke pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus
dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut.

Gambar 2.9 Boiler Pipa Air


(Sumber: :http://en.wikipedia.org/wiki/Water-tube_boiler)

E. Komponen Utama Boiler

Gambar 2.10 Boiler Pipa Api (Fire Tube)


(Sumber: en.indotrading.com)

Komponen utama terdiri dari:


1) Dapur (furnace) atau disebut juga combustion chamber, sebagai alat
untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas. Didalam
14

dapur ini terjadi pembakaran bahan bakar bercampur dengan


udara. Dapur terdiri dari ruang pembakaran dan ruang gas
panas.

Gambar 2.11 Dapur Api (Furnace)


(Sumber: en.indotrading.com)

2) Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran


(energi panas) menjadi energi potensial uap. Alat ini terdiri dari
pipa atau tabung penguap (riser tube), drum uap (steam drum)
dan drum air (water atau mud drum) serta pipa penyalur turun
(down comer tube). Pada bagian ini terjadi proses perpindahan
panas (heat transfer) antara gas panas dari tungku dengan air
dalam pipa-pipa yang mengubah air menjadi uap. Sistem
pemipaan tergantung tipe boiler, seperti pipa api pada boiler
pipa api, dan pipa air pada boiler pipa air

Gambar 2.12 Eveporator, Steam Drum, dan Mud Drum


15

(Sumber: draimen.co.za)

3) Pemanas Lanjut (Super heater)


Uap yang berasal dari penguapan di dalam drum atas belum
dapat dipergunakan oleh turbin uap, oleh karenanya harus
dilakukan pemanasan uap lanjut melalui pipa uap pemanas lanjut
(Super heater Pipe), hingga uap benar-benar kering dengan
temperatur 260 oC – 340 oC. Pipa-pipa pemanas uap lanjut dipasang
di dalam ruang pembakaran kedua, hal ini mengakibatkan uap
basah yang dialirkan melalui pipa tersebut akan mengalami
pemanasan lebih lanjut.

4) Economizer
Economizer merupakan alat yang berfungsi sebagai pemanas
air umpan sebelum masuk ke drum boiler. Sisa panas gas hasil
pembakaran yang akan dibuang ke atmosfer melalui stack terlebih
dahulu dilawatkan ke economizer sehingga mengurangi panas gas
buang sisa pembakaran dan menaikkan temperatur air umpan
boiler.

Gambar 2.13 Economizer


(Sumber: Manual Book Boiler Weishaupt P.T Surya Pamenang)
16

Konstruksi economizer adalah berdasarkan tipenya, ada tipe


economizer yang tidak menyatu dengan boiler, dan ada juga
economizer yang menyatu dengan boiler. Perbedaan kedua nya
hanyalah pada peletakkan tempat pada penyusunan komponen
dalam suatu pabrik. Pada economizer yang dihubungkan langsung
dengan boiler, dan terpasang langsung saat dikeluarkan dari
pabrikan nya. Dalam hal ini, spesifikasi alatnya bukan lah dari type
economizer melainkan type dari boiler itu sendiri yaitu boiler
recovery atau bisa juga disebut boiler economizer.

Kinerja economizer ditentukan oleh fluida yang mempunyai


koefisien perpindahan panas yang rendah yaitu gas. Kecepatan
perpindahan panas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
koefisien perpindahan panas total dengan cara mengatur susunan
tubing/properti fin dan meningkatkan luas kontak perpindahan
panas. Respon yang dihasilkan oleh economizer adalah efektifitas
perpindahan panas dan biaya operasi. Efektifitas perpindahan
panas adalah besarnya energi yang dapat terambil dari total
jumlah energi yang dapat diserap.

Semakin besar efisiensi perpindahan panas pada economizer, maka


panas gas sisa yang terambil akan semakin banyak. Semakin
besar efektivitas perpindahan panas yang terjadi, maka alat
tersebut semakin efisien.

Gambar 2.14 Penampang Economizer


17

(Sumber: :http://artikel-teknologi.com, 2017)

5) Penyala (Burner)
Burner adalah salah satu komponen dari boiler yang
menyediakan input panas dengan pembakaran bahan bakar fosil
(solar, batubara dll) termasuk gas alam, dengan hembusan udara
atau oksigen. Bahan bakar dikabutkan melalui semprotan
bertekanan melalui nozzle. Semprotan kabut ini biasanya
dinyalakan oleh percikan listrik.

Gambar 2.15 Penyala (Burner)


(Sumber: Manual Book Weishaupt P.T Surya Pamenang, 2018)

a. Peralatan Pengaman Boiler (Apendages)


Apendages ketel adalah peralatan ketel yang di gunakan untuk
menjamin keselamatan ketel pada waktu beroperasi/bekerja.
Apendages ketel sudah ditetapkan oleh Undang-Undang. Berbagai
appendages yang bersinggungan dengan uap tidak boleh
menggunakan bahan dari besi tuang karena terlalu rapuh.
Berdasarkan Undang-Undang Uap tahun 1930 pasal 12
pesawat uap harus dilengkapi dengan alat pengaman yang
disesuaikan dengan penggolongan ketel uapnya. Dengan adanya
alat pengaman, maka boiler yang dioperasikan akan aman bagi
operator dan lingkungan. Alat-alat pengaman yang ada pada boiler:

1) Katup pengaman (safety valve)


18

Alat ini bekerja membuang uap pada tekanan yang telah


ditentukan sesuai dengan penyetelan klep pada alat ini. Umumnya
pada katup pengaman tekanan uap basah (saturated steam) disetel
pada tekanan 21 kg/cm2, sedangkan pada katup pengaman
tekanan uap lanjut (superheated steam) di setel pada tekanan 20,5
kg/cm2. Penyetelan hanya dilakukan bersama hanya dengan
petugas Badan Pembina Normal Keselamatan Kerja (BPNKK)
setelah adanya pemeriksaan berkala atau revisi besar.

Gambar 2.16 Katup Pengaman (Safety Valve)


(Sumber: Manual Book Boiler, 2018)

Terdapat empat macam jenis katup pengaman, yaitu:

 Lever safety valve


Berfungsi untuk menjaga tekanan boiler tetap aman. Jika ada
tekanan yang melebihi seting, maka katup akan terangkat dari
kedudukannya dan uap akan keluar secara otomatis,sehngga
tekanan dalam air akan turun.
 Dead weight safety valve
Umumnya dipakai pada boiler yang diam. Pada tekanan
normal pemberat akan menyebabkan katup terletak pada
kedudukannya. Jika tekanan melebihi seting, katup akan
terangkat dari kedudukannya dan uap akan keluar sehingga
19

tekanan normal lagi. Jumlah pemberat disesuaikan dengan


tekanan perencanaan.
 High steam and lower safety valve
Katup ini terletak di puncak pada ketel uap Cornish dan
Lancashire. Katup ini digunakan jika tekanan kerja uap lebih
besar daripada seting, dan jika level air dalam boiler terlalu
rendah.
 Spring loaded safety valve
Biasanya dipakai pada boiler yang bergerak, misalnya pada
kereta api. Terdapat dua katup yang di tempatkan pada
dudukan katup. Jika tekanan melebihi seting, maka uap
mendesak katup.

2) Gelas penduga (sight glass)

Gambar 2.17 Gelas Penduga (Sight Glass)


(Sumber: Manual Book Boiler, 2018)

Gelas penduga atau disebut juga water level indicator adalah


alat untuk melihat tinggi air didalam drum atas, untuk
memudahakan pengontrolan air dalam ketel waktu operasi. Agar
tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan pada kran-kran uap dan
air pada alat ini, maka perlu diadakan spui air secara priodik pada
semua kran minimal setiap 3 (tiga) jam. Gelas penduga ini
dilengkapi dengan alat pengontrol air otomatis, bel akan berbunyi
dan lampu merah akan menyala pada waktu kekurangan air.
20

3) Kran penguras (blow down valve)


Berfungsi untuk membuang air beserta endapan-endapan
yang terjadi pada dasar drum ketel, atau digunakan untuk
mengosongkan air pada saat ketel akan over houl (perbaikan
keseluruhan).

4) Pengukur tekanan (manometer)


Manometer adalah alat pengukur tekanan uap di dalam ketel
yang dipasang satu buah untuk tekanan uap di panasi lanjut dan
satu buah lagi untuk tekan uap basah. Untuk menguji kebenaran
penunjuk alat ini, pada setiap manometer di pasang kran cabang
tiga yang digunakan untuk memasang manometer
penera (manometer tera).

Gambar 2.18 Pengukur Tekanan (Manometer)


(Sumber: Dokumentasi Pribadi P.T Surya Pamenang, 2018)

5) Pluit bahaya (Flute)


Berfungsi untuk memberikan tanda peringatan kepada
operator apabila permukaan air dalam boiler turun sampai batas
minimum agar operator dapat mengambil tindakan pengamanan.

b. Komponen Pendukung (auxiliaries)


1) Kran Uap Induk
Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka dan
menutup aliran uap keluar ketel yang terpasang pada pipa induk.
Alat ini dibuat dari bahan tahan panas dan tekanan tinggi.
21

2) Pemipaan
Sistem pemipaan, seperti pipa-pipa penyalur uap, pemipaan
yang pada sistem pengumpan air, dan sistem pembakaran dengan
bahan bakar minyak dan gas.

3) Pompa dan Kran pemasukan air


Pompa ini bertugas selain mengisi air kedalam boiler, juga
berfungsi untuk menaikkan tekanan air dan uap sesuai dengan
ekanan kerja boiler.
Kran pemasukan air terdiri 2 (dua) buah kran yaitu satu buah
kran ulir dan satu buah lagi kran arah (non return valve). Kedua alat
ini terbuat dari bahan yang tahan panas dan tekanan tinggi.

4) Pemanas Udara (Air Heater)


Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan
bakar. Prinsip kerja air heater yaitu memanaskan udara yang lewat
disela-sela pipa dialiran udara yang dihembus oleh forced draft fan
(FDF). FDF merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai
penghembus bahan bakar supaya mendapatkan udara penghembus
yang bersuhu tinggi antara 250 - 350 derajad celsius. FDF boleh
dioperasikan setelah induced draft fan (IDF) dioperasikan terlebih
dahulu. Dengan adanya udara penghembus yang bersuhu tinggi,
maka keuntungan yang di dapatkan antara lain:
 Mempercepat terbakarnya bahan bakar, yang berarti pula
memeprcepat pembuatan uap atau steam
 Mengurangi jumlah bahan bakar persatuan uap, yang berarti
boiler efficiency bertambah.
 Produksi uap lebih tinggi

5) Sistem Gas Buang (Flue Gas)


Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh
blower isap (IDF) melalui saringan abu (Dast Colector) kemudian
dibuang ke udara bebas melalui cerobong asap (Chimney).
Pengaturan tekanan didalam dapur dilakukan pada corong keluar
Blower (Exhaust) dengan katup yang diatur secara otomatis oleh alat
hidrolis (Furnace Draft Control).
22

6) Air Pengisi Ketel (Boiler Feed Water)


Air pengisi ketel terdapat 2 sumber antara lain : Air kondensat
dan Air bebas mineral (demineralized water).
Air kondensat, di dapatkan dari hasil kondensasi uap bekas
(exhaust steam) yang telah di gunakan sebagai pemanas pada proses
produksi yang lain. Terjadinya pengembunan uap bekas adalah
sebai berikut: Steam sebagai media dalam bentuk uap kering (super
heated steam), setelah digunakan sebagai penggerak utama, masih
dalam bentuk uap, sehingga disebut uap bekas (exhaust steam).
Exhaust steam masih dapat di manfaatkan sebagai pemanas dalam
proses produksi yang lain. Dari hasil pertukaran panas tersebut uap
bekas mengalami penurrunan temperatur dan tekanan, sehingga
terjadi proses kondensasi yang mengubah exhaust steam menjadi air
kondensat.
Kondensat tersebut di tampung dan dialirkan ke stasiun
boiler, sebagai air pengisi ketel. Air kondensat yang memenuhi
persyaratan sebagai air pengisi ketel adalah sebagai berikut:
- pH :8.5-9.5
-Total Hardness as Ca CO3(ppm) :<2
-Iron as Fe (ppm) :0.002 (max)
-Oxygen as O2 (ppm) : 0.02 (max)

7) Deaerator
Dearator adalah pesawat pemisah udara dari air kondensat
dan pemanas air sebelum di pompa ke dalam ketel sebagai air
umpan (boiler water). Media pemanas adalah exhaust steam pada
tekanan kurang lebih 1 kg/cm2 dengan suhu kurang lebih 105-
1100C. Fungsi utama dearator adalah menghilangkan oksigen (O2),
untuk menghindari terjadinya karat pada diding ketel. Setelah
melalui dearator gas O2 dalam air umpan yang diizinkan adalah <
0.05 ppm. Keuntungan penggunaan dearator adalah dengan
kenaikan suhu air pengisi ketel menjadi antara 105-1100C, hal
tersebut akan dapat mempercepat pembuatan uap (efisiensi boiler
bertambah). Dengan penempatan dearator pada tempat yang tinggi,
hal tersebut akan dapat menambah head pompa air pengisi ketel.
23

Gambar 2.19 Daerator


(Sumber: Manual Book Boiler, 2018)

8) Water treatment Plant


Air yang akan dipompa kedalam boiler, sebelumnya telah diolah di
Water Treatment Plant (WTP) sehingga air memiliki konduktifitas
nol dan kandungan SiO2 rendah, biasanya disebut demineralized
water.

F. Pembakaran

Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan


energi adalah pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan
bakar dengan oksigen yang disertai terjadinya api. Bahan bakar
utama ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam, minyak bumi,
dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan sisa
organisme, baik tumbuhan atau hewan. Pembentukan bahan bakar
fosil ini memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun.

Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa


hidrokarbon, yaitu senyawa yang hanya terdiri atas karbon dan
hidrogen. Gas alam terdiri atas alkana suku rendah terutama
metana dan sedikit etana, propana, dan butana. Seluruh senyawa
itu merupakan gas yang tidak berbau. Oleh karena itu, kedalam gas
24

alam ditambahkan suatu zat yang berbau tidak sedap, yaitu


merkaptan, sehingga dapat diketahui jika ada kebocoran. Gas alam
dari beberapa sumber mengandung H2S, suatu kontaminan yang
harus disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai bahan bakar
karena dapat mencemari udara. Beberapa sumur gas juga
mengandung helium.

Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan


macam senyawa, terutama alkana, dari metana hingga yang
memiliki atom karbon mencapai lima puluhan. Dari minyak bumi
diperoleh bahan bakar LPG (Liquified Petroleum Gas), CNG
(Compress Natural Gas), bensin, minyak tanah, kerosin, solar dan
lain-lain. Pemisahan komponen minyak bumi itu dillakukan
dengan destilasi bertingkat. Adapun batu bara adalah bahan bakar
padat, yang terutama, terdiri atas hidrokarbon suku tinggi. Batu
bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa dari oksigen,
nitrogen, dan belerang.

Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut


berasal dari bahan bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar
yang konversial. Tetapi saat ini sedang dikembangkan penggunaan
energi nuklir atau energi surya. Jika proyek itu berhasil, maka dunia
tidak perlu khawatir akan kekurangan energi. Matahari
sesungguhnya adalah sumber energi terbesar di bumi, tetapi
tekonologi penggunaan energi surya belumlah komersial. Salah
satu kemungkinan penggunaan energi surya adalah menggunakan
tanaman yang dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian diperoleh
dengan membakar tumbuhan itu. Komposisi gas CNG (Compress
Natural Gas) tabel berikut.

Tabel 2.1. Komposisi CNG PT Surya Pamenang Juli 2018

No. Item Satuan Nilai


1. Methane CH4 % Mole : 979.366
2. Ethane C2H6 % Mole : 0.6337
3. Propane C3H8 % Mole : 0.3064
4. I - Butane i-C4H10 % Mole : 0.0923
n-
5. N - Butane % Mole : 0.0732
C4H10
25

6. I - Pentane i-C5H12 % Mole : 0.0296


n-
7. N - Pentane % Mole : 0.0191
C5H12
8. Hexane C6+ % Mole : 0.0355
9. Nitrogen N2 % Mole : 0.5241
10. Carbon Dioxide CO2 % Mole : 0.3496
Total ( %
1.000.000
Mole )

11. Specific Gravity : 0.5707


Gross Heating Value
12. : 1,021.5766
(btu/scf)

Nilai GHV = 1,021.5766 BTU/SCF

1
1,021.5766 𝑥 35.3147
𝑚3
(---------------------)
1 MMBTU = 1000000
1 MMBTU = 2.771.874 𝑚3

Вам также может понравиться